• Tidak ada hasil yang ditemukan

(rpjmn) 2010-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(rpjmn) 2010-2014"

Copied!
2852
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

PENGUATAN SINERGI PUSAT DAN DAERAH DAN ANTAR DAERAH” untuk mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I. Dengan demikian, RPJMN 2010-2014 merupakan pedoman bagi pemerintah pusat/daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam melaksanakan pembangunan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. negara yang tercantum dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Prioritas Regional

KONDISI UMUM

  • Latar Belakang
  • Pencapaian Pembangunan Nasional 2004-2009
  • 6 damai
  • 11 Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Bantuan Operasi Sekolah (BOS), dan Program
  • 13 GAMBAR 6
  • 15 GAMBAR 7
  • 17 yang terus meningkat, digunakan untuk merekrut tenaga dokter dan paramedis baru
    • Tantangan Pembangunan Nasional
  • 19 global yang meningkat
  • 21 dalam kancah persaingan di pasar global dan meningkatkan daya saing nasional

Melalui strategi pro-pertumbuhan, terjadi percepatan laju pertumbuhan ekonomi yang diiringi dengan perbaikan distribusi pendapatan (pertumbuhan dengan modal). Pertama, mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar 6% dalam kurun waktu tertentu tidaklah cukup untuk mewujudkan tujuan masyarakat Indonesia yang sejahtera.

ARAHAN RPJPN 2005-2025

Visi dan Misi RPJPN 2005-2025

23 pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan;

RPJM bertujuan untuk lebih memperkuat restrukturisasi Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguatan daya saing ekonomi. RPJM bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, progresif, adil dan makmur dengan mendorong pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan pada pembangunan struktur perekonomian yang sehat.

25 kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung

  • Arah Pembangunan Jangka Menengah Ke-2 (2010—2014)

PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005-2025

  • 27 serta terlaksananya pembangunan kelautan sebagai gerakan yang didukung oleh semua
    • Strategi dan Kebijakan Pembangunan Nasional .1 Visi Indonesia
  • 29 untuk memenuhi kebutuhan dasarnya terjamin
  • 31 kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa
    • Misi Pembangunan
  • 33 Misi 1: Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera
  • Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi
    • 35 penyelenggara negara dalam menjalankan kewenangan dan fungsi-fungsi yang
  • Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang
    • 37 pertanian dan kelautan; peningkatan kapasitas sumber daya manusia di perdesaan

Perlindungan sosial juga harus terus diberikan, bukan saja karena merupakan kewajiban konstitusional, namun juga karena pertimbangan strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang produktif, terdidik, terampil, dan sehat. Indonesia mempunyai potensi geografis yang strategis, yang didukung oleh sumber daya alam yang cukup, warisan budaya luhur yang kuat, dan sumber daya manusia yang hebat, serta memperoleh pendidikan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

39 Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan untuk tercapainya

Program peningkatan kesejahteraan dilaksanakan dengan mendorong sektor riil dan mendukung usaha kecil menengah dan koperasi, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi. Upaya mobilisasi sektor riil telah dan akan terus dilakukan melalui berbagai intervensi pemerintah yang konstruktif dan terukur.

Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

Kebijakan ini dapat membuahkan hasil apabila didukung oleh birokrasi yang efisien, efektif dan bebas dari konflik kepentingan. Penting juga untuk mencegah terjadinya kolusi, nepotisme, dan konflik kepentingan yang dapat mengganggu roda perekonomian.

Penegakan Pilar Demokrasi

41 Agenda IV. Penegakan Hukum

Sistem demokrasi juga harus dibarengi dengan terpeliharanya “rule of law”. Oleh karena itu, agenda penegakan hukum tetap menjadi agenda penting pada periode 2010-2014. Oleh karena itu, penegakan hukum akan berdampak positif terhadap perbaikan iklim investasi yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia.

Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan

43 4.1.4 Sasaran Pembangunan

Kombinasi percepatan pertumbuhan ekonomi dan berbagai kebijakan intervensi pemerintah yang tepat sasaran diperkirakan akan mempercepat penurunan tingkat kemiskinan menjadi sekitar 8-10 persen pada akhir tahun 2014. Untuk mencapai tujuan percepatan pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan terus menempuh kebijakan makroekonomi yang terukur dan hati-hati.

45 berinisitaif memberikan komitmen mitigasi dampak perubahan iklim berupa

  • Ekonomi
  • Kesehatan
  • Pangan
  • Infrastruktur
    • Arah Kebijakan Umum Pembangunan Nasional .1 Arah Kebijakan Umum

Arah umum kebijakan tersebut adalah memperkuat pilar demokrasi dengan memperkuat kelembagaan dan bermuara pada terpeliharanya ketertiban umum, penghapusan segala jenis diskriminasi, pengakuan dan pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan yang bertanggung jawab. Arah kebijakan umum untuk memperkuat dimensi keadilan di segala bidang antara lain mengurangi kesenjangan pendapatan, mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah (termasuk desa-kota) dan kesenjangan gender.

51 Prioritas 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Pendidikan

Kesehatan

Penanggulangan Kemiskinan

Ketahanan Pangan

Penelitian dan Pengembangan: Meningkatkan upaya penelitian dan pengembangan di bidang pertanian yang mampu menghasilkan benih unggul dan hasil penelitian lainnya menuju produk pertanian nasional yang bermutu dan produktif; Adaptasi terhadap Perubahan Iklim: Mengambil langkah konkrit mengenai adaptasi dan antisipasi sistem pangan dan pertanian terhadap perubahan iklim.

Infrastruktur

Infrastruktur: Pembangunan dan pemeliharaan sarana transportasi dan transportasi, irigasi, jaringan listrik, serta teknologi komunikasi dan sistem informasi nasional yang melayani wilayah sentra produksi pertanian untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas peluang produksi dan pemasaran; Telekomunikasi: Menyelesaikan pembangunan jaringan serat optik di Indonesia Timur pada tahun 2013 dan memaksimalkan ketersediaan akses komunikasi data dan suara bagi seluruh masyarakat;

Iklim Investasi dan Iklim Usaha

  • 57 3. Logistik nasional: Pengembangan dan penetapan Sistem Logistik Nasional yang

Transportasi: Mengembangkan jaringan infrastruktur dan menyediakan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau secara terpadu sesuai dengan Sistem Transportasi Nasional dan Cetak Biru Transportasi Multimoda serta menurunkan angka kecelakaan transportasi hingga kurang dari 50% pada tahun 2014. Pengendalian banjir: Menyelesaikan pembangunan infrastruktur pengendalian banjir, termasuk saluran banjir Jakarta Timur pada tahun 2012 dan pengelolaan terpadu DAS Bengawan Solo pada tahun 2013;

Energi

Produk ikutan dan turunan migas: Revitalisasi industri pengolahan hasil samping/turunan migas sebagai bahan baku industri tekstil, industri pupuk, dan industri hilir lainnya; Konversi ke penggunaan gas: perluasan program konversi minyak tanah ke gas untuk mencakup 42 juta rumah tangga pada tahun 2010; pemanfaatan gas alam sebagai bahan bakar angkutan umum perkotaan di palembang, surabaya dan denpasar.

Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

  • 59 Prioritas 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pasca-Konflik

Kebijakan: Menerapkan kebijakan khusus di bidang infrastruktur dan layanan sosial lainnya yang dapat merangsang pertumbuhan di daerah tertinggal, perbatasan, terluar dan pasca konflik pada tahun 2011; Integritas teritorial: Menyelesaikan pemetaan wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Timur, dan Filipina pada tahun 2010;

Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi

  • 61 (TKI) selama proses penyiapan, pemberangkatan, dan kepulangan; serta (d)
    • Arah Kebijakan Bidang-Bidang Pembangunan
    • Arah dan Kebijakan Pembangunan Kewilayahan
  • 63 2. Meningkatan keterkaitan antarwilayah melalui peningkatan perdagangan
    • Pengembangan Wilayah Pulau-Pulau Besar
  • 65 I. Pengembangan Wilayah Sumatera
  • Pengembangan Wilayah Jawa-Bali
  • 67 Pusat-pusat pengembangan di Wilayah Jawa-Bali yang merupakan Pusat
  • Pengembangan Wilayah Kalimantan
  • Pengembangan Wilayah Sulawesi
  • 69 sosial-ekonominya yang berbentuk prasarana, pusat permukiman maupun kawasan
  • Pengembangan Wilayah Nusa Tenggara
  • Pengembangan Wilayah Maluku
  • 71 VII. Pengembangan Wilayah Papua
    • Strategi Pengembangan Wilayah Laut
  • Wilayah Pengembangan Kelautan Sumatera
  • 73 Arah kebijakan dan strategi wilayah kelautan ini diintegrasikan dengan arah
  • Wilayah Pengembangan Kelautan Selat Malaka
  • Wilayah Pengembangan Kelautan Jawa
  • Wilayah Pengembangan Kelautan Makassar-Buton
  • 75 untuk mencegah aktivitas penyelundupan; (6) pengembangan lembaga pendidikan dan
  • Wilayah Pengembangan Kelautan Banda-Maluku
    • Pengembangan Kawasan

Kebijakan pembangunan daerah bertujuan untuk merangsang percepatan pembangunan di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua, dengan tetap menjaga dinamika pembangunan di wilayah Jawa-Bali dan Sumatera. Melalui pendekatan ini, kawasan pengembangan kelautan dikelompokkan sebagai berikut: (1) kawasan pengembangan kelautan Sumatera; (2) Kawasan Pengembangan Laut Malaka; (3) Kawasan Pengembangan Laut Sunda; (4) kawasan pengembangan kelautan di Pulau Jawa; (5) Kawasan pengembangan kelautan Natuna; (6) Kawasan Pengembangan Laut Makassar-Buton; (7) Kawasan Pengembangan Laut Banda-Maluk; (8) Kawasan Pengembangan Laut Sawu, dan (9) Kawasan Pengembangan Laut Papua-Sulawesi. Arah kebijakan pengembangan kawasan laut Banda-Maluks adalah memelopori pengembangan industri berbasis sumber daya kelautan dan wisata bahari.

KERANGKA EKONOMI MAKRO 2010—2014

Keadaan Ekonomi 2009

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh belanja negara dan belanja pemerintah yang tumbuh masing-masing sebesar 15,1 persen dan 5,2 persen. Di sisi produksi, tingginya pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh sektor pertanian yang meningkat sebesar 3,4 persen; dan sektor tersier yaitu sektor listrik, gas, dan air; serta transportasi dan telekomunikasi yang masing-masing tumbuh sebesar 13,9 persen dan 17,6 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tergolong kinerja ekonomi, karena banyak negara yang mengalami pertumbuhan negatif, sedangkan Indonesia tumbuh positif sebesar 4 persen, bersama dengan Tiongkok dan India yang masing-masing tumbuh sebesar 7,9 persen dan 6,1 persen pada triwulan II tahun 2009. persen.

79 mempertahankan sekaligus meningkatkan daya beli masyarakat antara lain melalui

  • Prospek Ekonomi 2010-2014
    • Peningkatan Kesejahteraan Rakyat Melalui Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

Saldo keseluruhan sampai dengan triwulan III tahun 2009 mencapai USD 8,6 miliar dengan cadangan devisa mencapai USD 62,3 miliar atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri. Dengan berkembangnya pertumbuhan ekonomi tersebut di atas, dan berbagai kebijakan ketenagakerjaan dan pengentasan kemiskinan, maka tingkat pengangguran terbuka menurun dari 8,39 persen pada bulan Agustus 2008 menjadi 7,87 persen pada bulan Agustus 2009 dan tingkat kemiskinan menurun dari 15,4 persen pada tahun 2008 (Maret) turun menjadi 14,1 persen. persen. pada tahun 2009 (Maret). IMF (Oktober 2009) merevisi prospek perekonomian global tahun 2009 dari pertumbuhan negatif dari -1,4 persen menjadi -1,1 persen;

81 TABEL 2

  • Stabilitas Ekonomi yang Kokoh

Investasi diperkirakan tumbuh rata-rata 9,1 hingga 10,8 persen, dan ekspor barang dan jasa rata-rata 10,7 hingga 11,6 persen per tahun. Di sisi manufaktur, sektor ini akan terdorong kembali sebagai motor penggerak pertumbuhan, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,1-6,7 persen, setelah rendahnya pertumbuhan pada masa pertumbuhan industri pengolahan nonmigas. Sementara itu, sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan diperkirakan tumbuh rata-rata 3,5-3,6 persen per tahun, dengan kebijakan antara lain mencapai kemandirian pangan, meningkatkan daya saing produk pertanian, dan meningkatkan pendapatan petani.

83 inflasi yang cukup rendah dan stabil tetapi tetap memperhatikan pertumbuhan

  • Pembangunan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan

Setelah pertumbuhan negatif pada tahun 2009, ekspor non-migas diperkirakan akan tumbuh sebesar 7-8 persen pada tahun 2010 menjadi 14,5-16,5 persen pada tahun 2014. Dengan defisit jasa yang diperkirakan akan tetap tinggi antara tahun 2010 dan 2014, diperkirakan akan terjadi surplus transaksi berjalan. mengalami penurunan hingga tahun 2014. Dengan penambahan angkatan kerja baru rata-rata 2 juta orang per tahun, pengangguran terbuka diperkirakan akan berkurang menjadi 5 – 6 persen pada tahun 2014.

85 kecukupan kalori. Layanan kesehatan melalui Puskesmas dan dokter juga masih

Kebijakan dan program yang berfokus pada perempuan dan anak dilaksanakan melalui kebijakan dan program Prioritas Kesejahteraan Rakyat Nasional lainnya. Kebijakan dan program yang ditujukan untuk hal tersebut seluruhnya dilaksanakan melalui prioritas pembangunan pada daerah tertinggal, daerah perbatasan, daerah terluar dan daerah pasca konflik. Berbagai kebijakan dan program yang mencakup seluruh lapisan dan kelompok masyarakat yang tersebar di berbagai daerah, akan didukung oleh perbaikan berbagai mekanisme keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

87 konsultasi yang efektif antar para pemangku kepentingan

  • Kebutuhan Investasi dan Kebijakan Pendanaan Pembangunan Nasional serta Pemanfaatannya

Sumber pembiayaan luar negeri baik dalam bentuk hibah maupun pinjaman luar negeri (PHLN) terus diupayakan dengan mengutamakan kedaulatan dan kepentingan nasional serta meningkatkan efektivitas penggunaannya sejalan dengan prioritas pembangunan nasional. Sumber pendanaan melalui hibah luar negeri dapat berasal dari mitra pembangunan internasional, baik negara maupun lembaga/lembaga internasional. Sumber pembiayaan dari pinjaman luar negeri dapat berupa pinjaman program atau pinjaman proyek dari lembaga multilateral, bilateral, dan lembaga keuangan komersial.

89 negeri, dilakukan upaya (i) penyempurnaan peraturan-peraturan perundangan

Potensi peningkatan sumber pembiayaan pembangunan nasional juga dapat diwujudkan dengan mendorong dan mengembangkan skema pembiayaan pembangunan yang melibatkan peran dan kontribusi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Berbagai skema pembiayaan yang dapat dilakukan adalah: (i) Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS)/Kerjasama Pemerintah Swasta (PPP), (ii) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR), dan (iii) Donasi/Zakat. Dalam upaya meningkatkan penggunaan skema pembiayaan Public Private Partnership (PPP), terdapat dua isu besar yang dilaksanakan, yaitu optimalisasi skema PPP dan peningkatan kualitas pemanfaatan skema PPP.

91 2. Penguatan peran kelembagaan KPS untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan

93 ditetapkan

  • Pendanaan melalui Transfer ke Daerah

Dana perimbangan yang terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan sarana pelaksanaan desentralisasi yang pengalokasiannya tidak dapat dipisahkan karena masing-masing jenis dana perimbangan bersifat saling melengkapi dan lengkap. . Dana Bagi Hasil (DBH) terdiri atas DBH pajak dan DBH sumber daya alam (SDA) yang merupakan hak daerah atas pengelolaan sumber pendapatan negara yang dihasilkan oleh masing-masing daerah, yang besarnya memperhitungkan potensi daerah penghasil (berdasarkan asal usul). ). DBH merupakan bagian dari dana perimbangan yang disisihkan untuk mengatasi permasalahan kesenjangan vertikal antara pemerintah pusat dan daerah dalam hal kapasitas keuangan (fiscal capacity).

95 Arah Kebijakan Pengalokasian Dana Alokasi Umum

DAK sebagai salah satu instrumen Dana Perimbangan terus mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun, baik dari besaran hibah, cakupan sektor DAK maupun jumlah daerah penerima hibah DAK. Berdasarkan keterbatasan dan permasalahan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai pada periode 2010-2014 adalah meningkatkan efektivitas DAK sebagai instrumen pembiayaan untuk mendorong pembangunan daerah guna mendukung pencapaian berbagai prioritas pembangunan nasional dalam RPJMN 2010-2014. Penyempurnaan rancangan konsep DAK untuk memperjelas posisi, peran dan misi DAK sebagai instrumen pembiayaan desentralisasi yang efektif untuk membantu mengurangi kesenjangan daerah dalam penyediaan pelayanan dasar publik dan memberikan insentif kepada daerah tertentu untuk meningkatkan upaya pencapaian tujuan prioritas nasional ;

97 3. Mendukung program yang menjadi prioritas nasional dalam RPJMN 2010-2014

Berdasarkan undang-undang nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, dana otonomi khusus juga dialokasikan kepada provinsi NAD dengan nilai sebesar 2 persen dari pagu DAU nasional selama 15 tahun, untuk tahun ke 16 sampai dengan 20 sebesar 1 persen dari dana otonomi khusus. plafon DAU nasional. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas Dana Otonomi Khusus Papua dan Papua Barat untuk pembiayaan pendidikan dan kesehatan; Meningkatkan efisiensi dan efektivitas Dana Otonomi Khusus NAD untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi masyarakat, pengentasan kemiskinan, serta pendidikan, sosial dan kesehatan sesuai dengan UU No. 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

99 khusus tersebut diperlukan penyempurnaan berbagai peraturan perundang-undangan

PENUTUP

101 LAMPIRAN

Peningkatan Kualitas SDM Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia • Persentase unit kerja yang mendapat pelatihan pegawai secara berkesinambungan dan pegawai yang mendapat pengembangan karir. Meningkatkan jumlah koordinasi, sinkronisasi, pengkajian serta pemantauan dan evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang integrasi kebijakan dan anggaran. Kelembagaan TKPK Meningkatkan jumlah koordinasi, sinkronisasi, pengkajian serta pemantauan dan evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang penguatan kelembagaan TKPK.

Masyarakat dan daerah Meningkatkan jumlah koordinasi, sinkronisasi, pengkajian dan pemantauan serta evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan dalam outcome masyarakat dan daerah. Meningkatkan jumlah koordinasi, sinkronisasi, pengkajian serta pemantauan dan evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang keuangan mikro dan pemanfaatan TTG.

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi melalui strategi:  Pengembangan prodi-prodi inovatif sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan industri  disertai peningkatan