• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPP DESAIN PUBLIKASI KELAS 11

N/A
N/A
Walter Pix

Academic year: 2023

Membagikan "RPP DESAIN PUBLIKASI KELAS 11"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RPP DESAIN PUBLIKASI

Nama Sekolah : SMKN 4 Kota Sukabumi Nama Pengajar : Ravly Zakaria, S.Ds.

Nama Kompetensi Keahlian : Desain Komunikasi Visual Nama Mata Pelajaran : Desain Publikasi

Materi Pokok : Menerapkan konsep desain label produk (Brand Name) Kelas/Semester : XI (Ganjil)

Pertemuan : 23 & 24

Alokasi Waktu : 2x 6JP

1. Kompetensi Int

Kompetensi Int (Pengetahuan) Kompetensi Int (Keahlian) Memahami, menerapkan, menganalisis,

dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Menerapkan konsep desain label produk (brand name) dengan desain publikasi pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional dan internasional.

Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja konsep dasar desain label produk (brand name). Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 3.12 Menerapkan konsep desain label

produk (brand name)

4.12 Membuat desain label produk (brand name)

3.12 Siswa mampu menentukan konsep nama label produk

4.12 Siswa mampu menyusun serta

membuat desain label produk

(2)

2. Tujuan Pembelajaran

a. Setelah membaca modul, menyimak materi powerpoint interaktif dan mencari informasi dari berbagai sumber, siswa dapat menguraikan konsep desain label produk (brand name) dengan Desain Publikasi dengan percaya diri.

b. Setelah membaca modul, menyimak materi powerpoint interaktif dan mencari informasi dari berbagai sumber, siswa dapat mengurutkan Langkah-langkah konsep desain label produk (brand name) dengan Desain Publikasi dengan benar.

c. Setelah membaca modul, menyimak materi powerpoint interaktif dan mencari informasi dari berbagai sumber, siswa dapat menganalisis contoh hasil konsep desain label produk (brand name) dengan Desain Publikasi dengan benar.

d. Setelah membaca materi, menggali informasi dari berbagai sumber dan menonton video yang bersumber dari youtube, siswa mampu membuat objek sederhana dengan konsep desain label produk (brand name) dengan Desain Publikasi dengan kreatif.

e. Setelah membaca materi, menggali informasi dari berbagai sumber dan menonton video yang bersumber dari youtube, siswa mampu mengkreasikan objek dengan konsep desain label produk (brand name) dengan kreatif.

3. Materi Pembelajaran

1 Pengertian label produk

2 Fungsi & tujuan pembuatan label produk 3 Unsur-unsur label produk

4 Jenis label produk

5 Pembuatan model label produk 6 Penarapan dummy mockup

4. Pendekatan, metode, dan model pembelajaran

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran adalah Saintifik: Mengamati, Menanyakan, Menegumpulkan Informasi, Mengasosiasi dan Mengkomunikasikan. sedangkan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan sintaks belajarnya sebagai berikut:

No Fase Kegiatan Guru

1 Memberikan orientasi permasalahan kepada peserta didik

Menyajikan permasalahan, membahas tujuan pembelajaran, memaparkan kebutuhan-

kebutuhan yang diperlukan untuk

pembelajaran, memotivasi peserta

(3)

didik untuk terlibat aktif 2 Mengorganisasikan

peserta didik untuk penyelidikan

Membantu / memfasilitasi peserta didik dalam mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar / penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan Konsep nama label produk (brand name) dengan desain publikasi.

3 Pelaksanaan investigasi Mendorong peserta didik untuk memperoleh informasi yang tepat, melaksanakan penyelidikan, dan mencari penjelasan solusi tentang Konsep nama label produk (brand name) dengan desain publikasi 4 Mengembangkan dan

menyajikan hasil

Membantu peserta didik

merencanakan produk yang tepat dan relevan, seperti laporan, rekaman video, dan sebagainya untuk keperluan penyampaian hasil tentang Konsep nama label (brand name) dengan desain publikasi.

5 Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelidikan

Membantu/memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi terhadap penyelididkan dan proses yang mereka lakukan terhadap Konsep label produk (brand name) dengan desain publikasi.

5. Media pebelajaran

PC, Internet, buku, smartphone, Komputer, & Layar TV 6. Sumber Pembelajaran

Berbagai sumber literasi baik cetak atau digital, youtube, & pinterest

Penilaian akan dilakukan oleh dosen menggunakan kriteria yang telah ditetapkan 7. Kegiatan Pembelajaran

Pembelajaran dibagi menjadi 2 x pertemuan. Pertemuan 1 dilaksanakan pembelajaran pemahaman Konsep branding dan komunikasi pemasaran dengan desain publikasi.

Diberikan LKPD dalam pembelajaran dalam diskusi kelompok kemudian

dipresentasikan. Pertemuan 2 dilaksanakan pembelajaran Penerapan Konsep branding dan komunikasi pemasaran dengan desain publikasi (Praktek menggunakan Canva).

a. Kegiatan Awal (10 Menit)

(4)

Menyiapkan peserta didik secara psikis (berdoa) dan fisik untuk mengikuti pembelajaran.

Memeriksa presensi peserta didik

Memberi motivasi belajar (disipilin, tanggung jawab, jujur) peserta didik sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari.

b. Kegiatan inti ( 4 JP)

Siswa mengamati tentang materi label produk

Siswa mendiskusikan hasil pengamatan mengenai materi label produk

Siswa melakukan observasi tentang materi label produk

Siswa mengolah data tentang materi label produk

Siswa membuat label produk berdasarkan data yang telah di olah c. Kegiatan akhir

Siswa mengumpulkan hasil pembuatan label produk.

Siswa memperhatikan penjelasan mengenai materi pembahasan minggu berikutnya.

Pembelajaran ditutup dengan Do’a d. Penilaian

Instrumen dan Teknik penilaian

Teknik penilaian

o

Tes tertulis

o

Penugasan

o

Praktik

Instrumen

o

Soal tes tertulis (terlampir)

o

Lembar tugas & lembar penilaian (terlampir)

o

Lembar Soal praktik dan lembar unjuk kerja siswa (terlampir)

Mengetahui Kepala Sekolah

...

Sukabumi, ...

Guru Mata Pelajaran

...

(5)

Materi

Merek / Brand (Pengertan, Bagian, Fungsi, Jenis dan Tahapan Perkembangan)

Merek atau brand adalah suatu tanda atau simbol yang terdiri dari nama, istilah, gambar, logo, lambang, desain atau kombinasi dari semua itu yang ditujukan untuk mengidentifikasi, mendefinisi atau memberi identitas kepada suatu barang atau layanan (jasa) dari suatu penjual serta membedakannya dari pesaing.

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merk dan Indikasi Geografis, menyebutkan bahwa merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Merek merupakan suatu tanda pengenal dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa yang sejenis dan sekaligus merupakan jaminan mutunya bila dibandingkan dengan produk barang atau jasa sejenis yang dibuat pihak lain. Merek mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.

Berikut definisi dan pengertian merek dari beberapa sumber buku:

Menurut Kotler dan Armstrong (2008), merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain atau kombinasi dari semua ini yang memperlihatkan identitas produk atau jasa dari satu penjual atau sekelompok penjual dan membedakan produk itu dari produk pesaing.

Menurut Tjiptono (2008), merek adalah logo, instrument legal (hak kepemilikan), perusahaan, shorthand notation, risk reducer, positioning, kepribadian, rangkaian nilai, visi, penambah nilai, identitas, citra, relasi dan evolving entity.

Menurut Simamora (2001), merek adalah nama, tanda, simbol, desain atau

kombinasinya yang ditunjukan untuk mengidentifikasi dan mendefenisi barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain.

Menurut Rangkuti (2002), merek adalah nama dan simbol yang bersifat

membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud

(6)

mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu.

Menurut Alma (2007), merek adalah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya.

Bagian-bagian Merek

Menurut Kotler dan Keller (2009), suatu merek umumnya terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Nama merek (brand name), adalah sebagian dari merek dan yang diucapkan.

2. Tanda merek (brand merk), adalah sebagian dari merek yang dapat dikenal, tetapi tidak dapat diucapkan, seperti lambang, desain, huruf, atau warna khusus.

3. Tanda merek dagang (trademark), adalah merek atau sebagian dari merek yang dilindungi hukum karena kemampuannya menghasilkan sesuatu yang istimewa.

4. Hak cipta (copyright), adalah hak istimewa yang dilindungi undang-undang untuk memproduksi, menertibkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.

Fungsi dan Manfaat Merek

Merek berfungsi untuk memberi identitas pada barang atau jasa dan berfungsi menjamin kualitas suatu barang dan jas bagi konsumen. Merek juga berfungsi sebagai penbeda dari produk barang atau jas yang dibuat oleh seseorang atau badan hukum dengan produk barang atau jasa yang dibuat oleh seseorang atau badan hukum lain. Menurut Saidin (2004), fungsi merek antara lain adalah sebagai berikut:

1. Fungsi indikator sumber. Merek berfungsi untuk menunjukkan bahwa suatu produk bersumber secara sah pada suatu unit usaha dan karenanya juga berfungsi untuk memberikan indikasi bahwa produk itu dibuat secara profesional.

2. Fungsi indikator kualitas. Merek berfungsi sebagai jaminan kualitas khususnya dalam kaitan dengan produk-produk bergengsi.

3. Fungsi sugestf. Merek memberikan kesan akan menjadi kolektor produk tersebut.

Menurut Tjiptono (2005), manfaat merek adalah sebagai berikut:

1. Sarana identifikasi untuk mempermudah proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi.

2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered trade marks), proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta (copyrights) dan desain. Hak-hak properti intelektual ini memberikan jaminan bahwa perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dalam merek yang dikembangkannya dalam meraup manfaat dari riset bernilai tersebut.

3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. Loyalitas merek seperti ini menghasilkan predictability dan security permintaan bagi perusahaan dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan perusahaan lain untuk memasuki pasar.

4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing.

(7)

5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik untuk yang terbentuk dalam benak konsumen.

6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.

Jenis-jenis Merek

Menurut Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, secara umum merek terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Merek Dagang, yaitu merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.

2. Merek Jasa, yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.

3. Merek Kolektf, yaitu merek yang digunakan pada barang dan atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama- sama untuk membedakan dengan barang dan atau jasa sejenis lainnya.

Berdasarkan wujudnya, merek dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Merek lukisan. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud lukisan atau gambar antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Contoh:

merek cat Kuda Terbang, yaitu lukisan atau gambar kuda bersayap yang terbang.

2. Merek kata. Merek ini mempunyai daya pembeda dalam bunyi kata antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Contoh: Pepsodent untuk pasta gigi, Ultraflu untuk obat flu, Toyota untuk mobil.

3. Merek huruf atau angka. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud huruf atau angka antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis.

Contoh: ABC untuk kecap dan sirup, 555 untuk buku tulis.

4. Merek nama. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud nama antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Contoh: Louis Vuiton untuk tas, Vinesia untuk dompet.

5. Merek kombinasi. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud lukisan/gambar dan kata antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis.

Contoh: jamu Nyonya Meneer yang merupakan kombinasi gambar seorang nyonya dan kata- kata nyonya Meneer.

Menurut Harahap (1996), berdasarkan tingkatannya merek dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

a. Merek biasa (normal marks)

Merek biasa adalah merk yang tidak memiliki reputasi tinggi. Merek yang berderajat biasa ini dianggap kurang memberi pancaran simbolis gaya hidup, baik dari segi pemakaian dan teknologi.

Masyarakat atau konsumen melihat merk tersebut kualitasnya rendah. Merk ini dianggap tidak memiliki drawing power yang mampu memberi sentuhan keakraban dan kekuatan mitos (mysical power) yang sugesif kepada masyarakat dan konsumen dan tidak mampu membentuk lapisan pasar dan pemakai.

b. Merek terkenal (well known mark)

Merek terkenal biasa disebut sebagai well known mark. Merek jenis ini memiliki reputasi tinggi karena lambangnya memiliki kekuatan untuk menarik perhatian. Merek yang demikian itu memiliki

(8)

kekuatan pancaran yang memukau dan menarik, sehingga jenis barang apa saja yang berada dibawah merek ini langsung menimbulkan sentuhan keakraban (familiar attachment) dan ikatan mitos

(famous mark).

c. Merek termashyur (famous mark)

Tingkat derajat merek yang tertinggi adalah merek termasyur. Derajat merek termahsyurpun lebih tinggi daripada merek biasa, sehingga jenis barang apa saja yang berada dibawah merek ini langsung menimbulkan sentuhan mitos. Oleh karena definisi tersebut bagi yang mencoba, besar sekali

kemungkinannya akan terjebak dengan perumusan tumpang tindih merek terkenal.

Tahapan Perkembangan Merek

Menurut Rangkuti (2008), sebuah merek biasanya mengalami beberapa fase atau tahapan perkembangan, yaitu sebagai berikut:

a. Produk yang tidak memiliki merek (unbranded goods)

Pada tahap ini, produk dikelola sebagai komoditi sehingga merek hampir tidak diperlukan. Kondisi ini sangat mendukung apabila permintaan (demand) lebih banyak dibandingkan dengan dengan

pasokan (supply) yang biasanya sering terjadi dalam situasi perekonomian yang bersifat monopolistic. Contoh: beras murah, BBM, obat generik dll.

b. Merek yang dipakai sebagai referensi (brand as reference)

Pada tahap ini sudah terjadi persaingan sedikit-sedikit, meskipun tingkatnya belum begitu ketat.

Persaingan ini merangsang produsen untuk membuat diferensiasi produk yang dihasilkan. Tujuannya adalah agar produk yang ia hasilkan memiliki perbedaan dari produk perusahaan lain. Contoh: sepatu olahraga, sepatu ke kantor, buku tulis, buku gambar dll.

c. Merek sebagai personality

Pada tahap ini, diferensiasi antar merek berdasarkan atribut fungsi menjadi semakin sulit menjadi semakin sulit dilakukan. Karena hampir sebagian perusahaan melakukan kegiatan yang sama. Untuk membedakan produk yang dihasilkan dari produk pesaing, perusahaan melakukan tambahan nilai- nilai personality pada masing-masing merek. Contoh: sabun mandi kesehatan, sabun mandi untuk bayi dll.

d. Merek sebagai simbol (icon)

Pada tahap ini, Merek menjadi milik pelanggan. Pelanggan memiliki pengetahuan yang lebih

mendalam mengenai merek yang ia gunakan. Pada umumnya merk yang masuk pada tahap ini sudah bersifat internasional dan pelanggan yang menggunakan merk ini dapat mengekspresikan dirinya atau dapat menunjukkan jati dirinya. Contoh: rokok Marlboro.

e. Merek sebagai sebuah perusahaan

Iklan pada tahap ini memiliki identitas yang sangat kompleks dan lebih bersifat interaktif, sehingga pelanggan dapat dengan mudah menghubungi merek. Karena merek perusahaan tersebut

merupakan wakil perusahaan sehingga merek=perusahaan, semua direksi dan karyawan memiliki persepsi yang sama tentang merek yang dimilikinya. Komunikasi yang keluar dari perusahaan telah terintegrasi ke semua lini kegiatan operasional, sehingga informasi mengalir secara lancar baik dari manajemen ke pelanggan maupun sebaliknya, dari pelanggan ke manajemen. Contohnya, Microsoft Software dimana pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung setiap saat melalui internet dengan perusahaan, begitu juga sebaliknya perusahaan dapat menginformasikan produknya kepada pelanggan kapan saja.

(9)

f. Merek sebagai kebijakan moral

Saat ini hanya ada beberapa perusahaan yang telah berada pada tahap ini, yaitu perusahaan yang telah mengoperasikan kegiatannya secara transparan baik mulai dari bahan baku yang digunakan, proses produksi, dan operasionalnya sampai produk maupun jasa dan pelayanan purna jualnya kepada pelanggan. Informasi disampaikan secara transparan, jelas dan tidak ada yang ditutup-tutupi secara etika bisnis, sosial maupun politisnya. Contohnya adalah iklan Body Shop dan Benetton.

Daftar Pustaka

 Kotler, P., dan Armstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

 Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

 Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

 Rangkuti, Freddy. 2002. The Power of Brand. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

 Alma, Buchari. 2007. Manajamen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

 Kotler, P., dan Keller, K.L. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

 Tjiptono, Fandy. 2005. Brand Management and Strategy. Yogyakarta: Andi.

 Saidin, OK. 2004. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights).

Jakarta: Rajawali Pers.

 Harahap, Yahya. 1996. Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Referensi

Dokumen terkait

Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan

Merk kolektif adalah merk yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama

Merek jasa usaha studio musik adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama- sama atau badan hukum untuk membedakan

Merek jasa usaha studio musik adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama- sama atau badan hukum untuk membedakan

o Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum

Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk

Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan

Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama- sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang jenis