• Tidak ada hasil yang ditemukan

RSPAD GATOT SOEBROTO

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "RSPAD GATOT SOEBROTO "

Copied!
112
0
0

Teks penuh

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap tentang personal hygiene menstruasi dengan kejadian pruritus vulva saat menstruasi di Akademi Kebidanan Rspad Gatot Soebroto Tk I. Hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang vulva hygiene menstruasi dan kejadian pruritus vulvae saat menstruasi di kalangan mahasiswa tk 1 akbid rspad gatot soebroto”. Penulisan artikel ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir Diploma III di Akademi Kebidanan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.

Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis banyak mendapat arahan, bimbingan dan dukungan moril dari berbagai pihak.

HASIL PENELITIAN

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian .1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang kebersihan vulva menstruasi dengan kejadian pruritus vulva saat menstruasi pada siswa TK 1 Akbid RSpad Gatot Soebroto. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan tentang kebersihan vulva saat menstruasi pada siswi kelas 1 RSPAD Akbid Gatoto Soebroto. Untuk mengetahui sikap terhadap personal hygiene menstruasi pada remaja putri di Level 1 Akbid Gatot Soebroto RSPAD.

Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Ilmiah

Ruang Lingkup

Tingkat pengetahuan ini membangkitkan sesuatu yang spesifik dari semua materi yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan dengan benar objek-objek yang sudah dikenal dan mampu menginterpretasikan materi dengan benar. Orang yang sudah memahami objek atau materi harus mampu menjelaskan, memberi contoh, menarik kesimpulan, memprediksi dan sebagainya tentang objek yang diteliti. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah ia menerima informasi dan pada akhirnya ilmu yang diperolehnya.

Semakin tua usia Anda, pemahaman dan pola pikir Anda akan semakin berkembang, sehingga pengetahuan yang didapat akan semakin baik.

Sikap

Sedangkan faktor eksternal yang membentuk sikap meliputi pengaruh komunikasi, interaksi kelompok, dan pengaruh budaya. Komponen Sikap Sikap yang ditunjukkan individu terhadap suatu objek memiliki struktur yang terdiri dari beberapa komponen. Arah suatu hubungan manusia dapat ditentukan dari komponen-komponen hubungan yang muncul dari diri individu tersebut. Komponen afektif dalam hubungan seseorang terlihat dari perasaan suka, tidak senang, senang atau tidak puas terhadap obyek hubungan.

Komponen konatif adalah kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang menunjukkan intensitas sikap, yaitu besarnya intensitas tindakan atau perilaku seseorang terhadap objek sikap.

Remaja

Masa remaja awal ditandai dengan lebih dekat dengan teman sebaya, ingin bebas, lebih memperhatikan keadaan tubuhnya dan berpikir abstrak. Masa remaja tengah ditandai dengan pencarian jati diri, timbul keinginan untuk berkencan, memiliki rasa cinta yang mendalam, mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, berfantasi tentang aktivitas seksual. Masa remaja akhir dapat ditandai dengan keterbukaan diri, lebih selektif dalam mencari teman sebaya, memiliki citra tubuh terhadap diri sendiri.

Perkembangan fisik pada remaja adalah perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensorik dan keterampilan motorik. Perubahan tubuh ditandai dengan bertambahnya tinggi dan berat badan, pertumbuhan tulang dan otot, serta pematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Menurut Notoatmodjo (2007), kematangan seksual antara laki-laki dan perempuan muda terjadi pada usia yang agak berbeda.

Pubertas pada remaja laki-laki biasanya terjadi pada usia 10-13,5 tahun sedangkan pada remaja perempuan terjadi pada usia 9-15 tahun. Pada anak laki-laki, perubahan ini ditandai dengan perkembangan organ seksual, mulai tumbuhnya rambut kemaluan, perubahan suara, dan ejakulasi pertama melalui mimpi basah. Pubertas pada remaja laki-laki biasanya terjadi pada usia 10-13,5 tahun sedangkan pada remaja perempuan terjadi pada usia 9-15 tahun.

Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan dengan dunia dan mengekspresikan emosi secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Pencarian identitas diri adalah proses menjadi pribadi yang unik dengan peran penting dalam kehidupan.

Menarche

4. Progesteron – disekresikan oleh korpus luteum Setelah menstruasi, FSH, yang dikeluarkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis, akan merangsang ovarium untuk menghasilkan sel folikel yang matang. Selama proses pematangan, sel-sel folikel akan menghasilkan hormon estrogen yang kadarnya semakin tinggi (fase folikuler). 5. Estrogen yang disekresikan oleh sel-sel folikel akan memicu pertumbuhan endometrium menjadi lebih tebal (fase proliferatif) Semakin lama peningkatan kadar estrogen, setelah mencapai kadar tertentu, akan memicu gelombang LH (LH wave) dari adenohipofisis.

Lonjakan LH memicu pemecahan sel folikel matang di ovarium, yang dikenal sebagai proses ovulasi. Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron yang menyebabkan endometrium yang sudah tebal menjadi lembek pada akhir fase proliferasi. Progesteron juga menyiapkannya agar jika dibuahi, sel telur dapat menetap dan tertanam di lapisan rahim (fase sekresi).

Apabila telur gagal bersarang, terdapat penurunan paras estrogen dan progesteron dan datang haid seterusnya.

Kebersihan alat genetalia wanita selama menstruasi .1. Kebersihan organ reproduksi

  • Menjaga kebersihan diri saat menstruasi
  • Keluhan disekitar organ reproduksi
  • Cara mencegah infeksi selama menstruasi

5. Gunakan pembalut yang bersih dan lembut, menyerap dengan baik dan tidak menyebabkan alergi pada pakaian dalam. Alat kelamin wanita bersentuhan langsung dengan dunia luar, yang memudahkan terjadinya infeksi di luar, yang terus-menerus dapat menginfeksi selaput lendir dinding perut (peritonitis). Vagina memiliki sistem pertahanan yang cukup baik terhadap alat kelamin wanita yaitu sistem asam basa melalui lendir yang menyebabkan keluarnya bakteri berupa menstruasi.

2.Gunakan pembalut yang berbahan lembut, menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan penyebab alergi (parfum dan gel), dan melekat dengan baik pada pakaian dalam. 3. Pembalut harus diganti 4-5 kali sehari untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang berkembang biak pada pembalut di vagina. Pruritus vulvae adalah suatu kondisi yang ditandai dengan sensasi gatal yang parah pada alat kelamin luar wanita.

Pruritus vulvae biasanya terjadi pada malam hari. Saat tidur, Anda dapat menggaruk area tersebut tanpa disadari dan dapat menyebabkan memar dan berdarah. 1. Ganti jenis atau merk pembalut jika terjadi alergi atau iritasi kulit, kemungkinan iritasi tersebut karena pembalut yang digunakan. 5. Gunakan sabun cuci ringan untuk mencuci pakaian dalam dan oleskan krim anti alergi dengan lembut dan hati-hati.

Riwayat mendetail tentang kebiasaan pribadi sangat penting untuk mengidentifikasi penggunaan sabun yang mengiritasi. Produk kesehatan wanita seperti wewangian, semprotan deodoran dan cara mencuci vagina (Wolf dan Johnson, 2009) Langkah umum untuk meredakan gejala Pruritus vulvae adalah menghentikan semua produk topikal yang digunakan dan memperhatikan kebersihan.

KERANGKA KONSEP

Kerangka Konsep

Definisi Operasional

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Rancangan Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian .1 Lokasi
  • Populasi, Sample dan Teknik Pengambilan Sampel
  • Variebel yang diteliti
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisa Data
  • Etika Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa kebidanan kelas I di RS Gatot Soebroto yang berjumlah 62 mahasiswa. Instrumen penelitian merupakan alat yang dipilih dan digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar kegiatan menjadi sistematis. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kriteria positif (favorable) dengan skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah, pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban yang benar dan skor 1. untuk jawaban yang salah.

Teknik sampling adalah proses pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada sehingga jumlah sampel akan mewakili seluruh populasi yang ada (Hidayat, 2008). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel secara purposive berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti itu sendiri, berdasarkan ciri-ciri atau ciri-ciri populasi yang telah diketahui sebelumnya. Kegiatan ini dilakukan dengan menghitung data dari jawaban kuesioner survei yang diberi kode kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

Data hasil olahan kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Jika pada tabel 2x2 ditemukan nilai e (ekspektasi) kurang dari 5, maka uji yang digunakan adalah Fisher's Exact. Jika tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 3x2 dan seterusnya, maka sebaiknya digunakan uji Pearson Chi-square.

Sebelum peneliti mendapat persetujuan, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukannya serta manfaat dilakukannya penelitian tersebut. Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh peneliti dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan hasil penelitiannya.

Tabel  Uji  Validitas  butir  pertanyaan  pengetahuan  menstruasi  dan  pengetahuan personal hygine
Tabel Uji Validitas butir pertanyaan pengetahuan menstruasi dan pengetahuan personal hygine

HASIL PENELITIAN

  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat
  • hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang vulva higiene menstruasi dengan kejadian pruritus vulvae saat menstruasi
  • Hubungan sikap personal hygiene menstruasi dengan gejala pruritus vulvae saat menstruasi

Distribusi frekuensi kejadian siswi yang mengalami gejala pruritus vulva pada siswi kelas 1 RSPAD Gatot Soebroto Akbid. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa 18 siswi (60%) pernah mengalami gejala pruritus vulvae, sedangkan 12 siswi (40%) tidak pernah mengalami gejala pruritus vulvae. Distribusi hubungan antara tingkat pengetahuan vulva hygiene saat menstruasi dengan kejadian siswi yang mengalami gejala pruritus vulva.

Berdasarkan hasil tabel diatas mengenai hubungan tingkat pengetahuan vulva hygiene saat menstruasi dengan kejadian siswi yang pernah mengalami gejala pruritus vulva dari 30 responden dengan pengetahuan baik, 15 orang (50%) mengalami gejala pruritus. vulva saat menstruasi dan 12 orang (40%) tidak pernah mengalami pruritus vulva. 0,05, hal ini menunjukkan nilai lebih kecil dari α yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan personal hygiene, menstruasi dengan kejadian pruritus vulvae. Distribusi hubungan sikap vulva hygiene menstruasi dengan kejadian mahasiswi yang mengalami gejala pruritus vulva.

Berdasarkan tabel di atas mengenai hubungan antara sikap vulva hygiene menstruasi dengan kejadian mahasiswi yang mengalami gejala pruritus vulva saat menstruasi, dari 28 responden yang memiliki sikap positif 18 orang (60%) mengalami vulva gatal saat menstruasi. . , dan 10 subjek (33,3%) tidak mengalami kejadian pruritus vulva, sedangkan dari 2 responden dengan sikap negatif 6,7% tidak mengalami gejala pruritus vulva saat menstruasi. Dari hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p = 0,07 > 0,05 yang menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih besar dari α yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap personal hygiene menstruasi dengan kejadian pruritus vulva. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 responden dengan pengetahuan baik berdasarkan pengetahuan baik, 60% mengalami gejala pruritus vulva saat menstruasi, sedangkan 40% responden dengan pengetahuan baik belum pernah mengalami gatal vulva saat menstruasi, sehingga hasil penelitian ini menunjukkan nilai dari p = 0,00 <.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan vulva hygiene menstruasi dengan pruritus vulvae saat menstruasi, dengan p-value = (p-value<0,05) Responden yang memiliki pengetahuan baik, belum tentu bukan pengalaman. pruritus vulvae saat menstruasi, sebaliknya responden yang memiliki pengetahuan cukup belum tentu juga mengalami pruritus vulvae saat menstruasi. Dari hasil uji statistik chi-square didapatkan p value = 0,07 < 0,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara sikap personal hygiene menstruasi dengan gejala pruritus vulva.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gangguan pada wanita saat menstruasi sangat luas, salah satunya iritasi atau gatal-gatal di sekitar vulva dan lubang vagina (secara medis disebut Pruritus vulvae. Dari seluruh responden, sebanyak 90% mengalami Pruritus vulvae akut (berlangsung detik hingga berminggu-minggu) dan 10% mengalami Pruritus kronis (jangka panjang) vulva.

Product A

Product B

3 Sikap personal hygiene menstruasi Aktivitas remaja putri dalam menjaga kebersihan daerah genital saat menstruasi untuk mencegah infeksi. Ketahui segala hal tentang menstruasi mulai dari proses, waktu normal dan gejala yang terjadi.

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional  N
Tabel  Uji  Validitas  butir  pertanyaan  pengetahuan  menstruasi  dan  pengetahuan personal hygine

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, media informasi, peran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa nanopartikel tablet dan Ekstrak etanol daun afrika (Vernonia amygdalina Del) memenuhi standar naopartikel