Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran daya juang para mualaf yang berpindah agama pada usia remaja. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menyelidiki bagaimana daya juang seorang mualaf muncul pada saat proses pindah agama.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Keaslian Penelitian
Penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas program pengembangan moral di sekolah luar biasa di Manila terbukti efektif dalam meningkatkan moral guru. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan judul “Ilustrasi Daya Perjuangan dalam Proses Pindah Agama (Studi Fenomenologi Remaja Mualaf)”.
Saran
Bagaimana caranya membatasi diri agar kesulitan yang dihadapi tidak mempengaruhi jangkauan orang lain. Apa yang Anda miliki yang membuat Anda merasa mampu melewati setiap kesulitan yang Anda alami?
DFI Responden
Jadi di agama Katolik tidak boleh ada yang bilang, “Jadi yang sudah Tuhan persatukan, tidak bisa dipisahkan oleh tangan manusia,” tapi kenyataannya masih banyak yang tidak beranggapan demikian, Kak. Lalu tiba-tiba aku bertemu dengan seseorang, sebelumnya aku tidak terlalu mengenal banyak orang dan aku juga tidak suka jalan-jalan seperti itu. Suatu hari saya bertemu dengan seorang senior yang seorang fotografer dan saya diminta menjadi modelnya dan dia bertanya, "Itu kamu? Itu yang mualaf ya?" Aku kaget ada yang semester 8 tahu itu, katanya mendengar gosip yang beredar. Iya aku hanya takut orang mengira aku mualaf karena suatu hal, banyak orang berpikir "oh dia mualaf karena ajaran sesat, karena dia laki-laki", aku tidak mau kamu dikira seperti itu.
Hari-hari pertama [sepertinya] anak-anak perhatian banget, [jadi] aku sadar, padahal aku tidak kenal siapa-siapa, tapi kok orang tua kenal aku seperti itu, sepertinya mereka memperhatikanku seperti itu. , Kamu tahu? , lalu ada juga yang DM aku dan bertanya, awalnya hanya ngobrol kecil-kecilan saja, jadi terkesan penasaran, tapi tidak langsung [tapi] intinya tanya ke adikku, lalu aku berpikir " oh, Aku jadi bahan gosip kampus," dan kemudian juga. Dulu aku juga punya teman kuliah yang juga beragama Katolik, nah, dia itu anak kecil yang ada di kampus, lalu dialah yang bilang ke teman-temannya di kampus kalau aku mualaf, karena itu, itu saja. , itu intinya, dia banyak memfitnah saya. Banyak sekali yang melirik ke arahku dan langsung berkata, “Oh, ini dia yang masuk Islam,” lalu ada yang bertanya kepada teman sekelasku, “Kok, ini yang masuk Islam?”, sehingga banyak rumor yang beredar. . Saya mau berkorban] ketika mendengar cerita itu, saya langsung berpikir bahwa saya harus mencari kambing saat itu juga, bahkan 2 hari sebelum mendekati Idul Adha, tapi hanya itu. [Silver Lining] Saya tidak takut kehilangan kekayaan saya, seperti jika saya mendapat uang lebih mudah, saya tidak kaya sebelumnya, saya cukup baik sebelumnya. Perhitungannya mau dibelanjakan untuk apa, tidak, menurutku tidak, kalau terjadi sekarang, aku kasih saja, itu menurutku.
Saat dia mengaji, dia masih kurang pandai, tapi kemajuannya bagus sehingga dia cepat mengejar, jadi jika dia salah, dia selalu ingin memperbaikinya sampai dia benar, jadi dia ingin melakukannya dengan benar. jadi materi yang dikasih ke dia biasanya orang yang kritis banget ya? Apapun yang dia terima, dia tidak langsung menelannya seperti itu, dia pasti bertanya “kenapa begini, kenapa?”, jadi kita harus selalu berdiskusi secara detail dengan Bu. Bagus juga, kemarin saya juga disubbed di SMK 6 Namun? Dia cukup berani untuk berbicara di depan umum. Dia sangat berani. Kalau saya sendiri masuk agama Kristen Protestan, saya juga termasuk orang yang kurang paham soal agama: “Apa itu [agama]?”, jadi itu agama [menurut saya. Nah, pada saat itu saya merasa sangat sedih sehingga saya berkata, “Di mana Tuhan?
Karena] mungkin saya benar-benar mengenal Islam di Jogja, jadi ketika saya bergabung dengan lembaga dakwah fakultas itu, dan akhirnya saya benar-benar mempelajarinya ketika saya [mulai] bergabung dengan Jemaat Salahuddin, saya diberi ruang dan waktu. ruang seperti apa bagi saya untuk belajar Islam?
Verbatim Responden dan Catatan Observasi
Soalnya saya sudah mencobanya di agama Kristen, tapi di agama Kristen tidak berhasil, jadi saya tidak tertarik dengan Islam saat itu. Dulu saya berpikir, oh kenapa Islam dibom, hahaha, itu yang saya pikirkan. Jadi ibaratnya, kalau saya lihat ada yang berhijab syariah, saya bilang dia seperti ninja, dan saya bilang seperti itu. . Itu orang yang berpikiran seperti itu ya, lalu ketika saya tidur rasanya seperti saya bermimpi seperti itu.
Lalu aku mulai berpikir, jika Islam adalah jalanku dan itu berakhir, aku bilang pada ayahku bahwa aku menangis karena dia diberitahu apa yang kamu ikuti. Soalnya bapakku orang jawa asli, dia lebih ke jawa, jadi agamanya gak terlalu besar, tapi keyakinannya orang jawa lho. Tapi aku tidak pernah berani menanyakan pertanyaan seperti itu lho. Dulu saya didiamkan, jadi saya didiamkan dan saya berhijab, ibu saya kaget.
Awalnya aku juga berpikir sampai kapan aku akan menjaganya bersama ibuku, namun ternyata alhamdulillah lama kelamaan ibuku akan menerimanya. Lalu tiba-tiba saya bertemu dengan seseorang, saya tidak kenal banyak orang sebelumnya, jadi saya tidak suka bersosialisasi seperti itu.
Eh iya mbak, beberapa hari ini gitu mbak, tapi aku juga harus kuliah, jadi aku berani, kalau bisa beberapa hari, ya mbak. Lalu kami mengirimkannya. Di MCY kami tidak hanya melayani mualaf yang sudah masuk Islam, tapi juga calon mualaf. Jadi sebelum mereka masuk Islam, biasanya mereka juga bertanya-tanya dan kemudian itu juga menguatkan keinginan mereka agar mereka benar-benar seperti itu.
Lalu mereka masuk Islam dan tidak ada pengaruh apa-apa, mereka berhenti datang, itu biasa bagi kami, tapi kami tetap dipersilakan jika Anda mau, datanglah jika Anda mau. Hingga dihubungi kembali saat memutuskan masuk Islam, awalnya sulit karena ibu C kuat imannya dan ibunya lah yang agak tidak setuju dengan keputusan C, masuk Islam jika ayahnya tidak berpikir. keterlaluan, bapaknya malah datang ke shelter untuk mempercayainya C. "Tolong bimbing dia karena dia masuk Islam" jadi kalau dia percaya seperti itu, akan lebih mudah untuk mengikutinya. “Kadang-kadang kita tahu ya Kak, tapi susah banget untuk melakukan itu, susah banget, padahal kalau kita simpan dari kurban sebelumnya ke kurban berikutnya, mungkin bisa berakhir seperti ini kan? Tapi terkadang kita masih suka banyak berpikir, tapi kalau tidak ya mbak, mereka berpikir seperti ini "Allah telah memberiku banyak nikmat, tapi aku tidak mau mengorbankan sedikit pun kebahagiaan yang telah Dia berikan kepadaku," iya, beginilah hikmah yang aku dapat dari Miss C dari pengorbanan kemarin, luar biasa banget kakak, karena Allah akan membalasnya dua kali lipat, Tuhan tidak main-main ya, saksikan betapa hebatnya mereka.
Informan adalah orang yang cara berjalannya mudah, riang dan suka berbicara sehingga cukup mudah untuk didekati. Entahlah, lalu aku bertanya pada kakak, lalu aku tahu dari tanteku, ternyata Tuhan itu hanya satu, sebenarnya semua agama sama, tapi ya, kadang hanya salah tafsir saja ya kakak, setelah itu bahwa saya mulai saya gali
Wawancara pada hari itu dilakukan di ruangan yang juga merupakan kamar tidur informan sambil duduk di tempat tidur dan peneliti duduk di lantai dekat informan. Pergerakan tubuhnya tidak banyak berubah karena posisi saat itu sedang duduk dan informan juga nyaman dengan posisi tersebut. Saat itu karena Liqo sudah dimulai, maka informan dan peneliti memutuskan untuk mengikuti penelitian sampai selesai, kemudian dilakukan wawancara.
Setelah selesai sholat informan mendatangi peneliti yang sudah selesai dan menanyakan ingin pergi kemana, akhirnya peneliti memilih pojok ruangan karena pada saat itu masih cukup banyak masyarakat yang belum berangkat. tidak di rumah Kemudian informan menjawab pertanyaan sambil duduk dengan tangan di atas meja dan suaranya sedikit lebih keras karena suasana saat itu cukup bising. Tapi ya, saat itu mereka mungkin punya cara berbeda dan menunjukkan kepadaku bahwa, syukurlah aku tidak menerima tawaran itu.
Nah, waktu itu saya baru masuk lembaga dakwah kampus, nah, lalu ada pelatihan kepemimpinan dan lain-lain, lalu ada diskusi tentang silaturahmi dan sebagainya, ya, diskusi yang saya pikir. , mungkin teman-teman belum pernah mengalaminya atau bagaimana ya? lalu aku berkata “tahukah kamu, dulu aku yang non muslim, aku tahu semuanya seperti itu” jadi mungkin kemudian mereka mulai mengetahui cerita tentang perpindahan agamaku seperti itu. Peneliti menyetujuinya dan wawancara dimulai dengan peneliti menjelaskan kembali apa yang telah dibahas kemarin dan apa yang akan dibahas pada saat itu. Saat itu suasana belum terlalu ramai karena sudah masuk jam pelajaran, hanya beberapa siswa yang berjalan di sekitar kami.
Sebelumnya informan meminta maaf karena tidak bisa berbicara karena sedang sakit gigi, dan pada hari-hari tersebut sering terlihat informan memegangi pipinya yang agak bengkak.
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
RIWAYAT PENDIDIKAN
KEAHLIAN