• Tidak ada hasil yang ditemukan

RSUD BANGIL PASURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "RSUD BANGIL PASURUAN "

Copied!
102
0
0

Teks penuh

Institusi : Akademi Keperawatan Kerta Ilmu Sidoarjo Menyatakan bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul : “ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN DIAGNOSIS MEDIS BRONKITIS DI RUANG MELATI RSUD BANGIL PASURUAN” bukan sebagian atau seluruhnya merupakan hasil karya orang lain. bentuk kutipan yang telah dikutip.sumber. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul “ Asuhan Keperawatan Ny. S Dengan Diagnosa Medis Bronkitis Di Ruang Melati RS. RSUD Bangil Pasuruan” pada waktunya sebagai persyaratan akademik. pada akhir Program D3 Keperawatan Akademi Keperawatan Kerta Pakar Sidoarjo. Pihak-pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa artikel ilmiah ini masih belum mencapai kesempurnaan, sebagai bekal perbaikan, penulis mengucapkan terima kasih apabila para pembaca bersedia memberikan masukan, baik berupa kritik maupun saran demi kesempurnaan artikel ilmiah ini. Bronkitis kronis dapat dicegah dengan pola hidup atau pola hidup sehat, salah satunya adalah tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol.

Rumusan Masalah

Upaya pencegahan akan memberikan hasil yang lebih baik dan memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan upaya pengobatan atau rehabilitasi (Brunner & Suddarth, 2011).

Manfaat

Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan studi kasus mengenai asuhan keperawatan pada pasien bronkitis kronis. Sebagai tambahan pengetahuan bagi profesi keperawatan dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada pasien bronkitis kronis. Metode deskriptif merupakan metode yang mengungkapkan peristiwa atau gejala yang terjadi pada saat ini yang meliputi studi literatur, mempelajari, mengumpulkan data, mendiskusikan data dengan mempelajari pendekatan proses keperawatan dengan langkah investigasi, diagnosis, perencanaan dan evaluasi.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga klien atau orang terdekatnya, catatan perawat, hasil pemeriksaan dan tim kesehatan lainnya. Studi literatur adalah mempelajari buku ajar yang berkaitan dengan judul studi kasus dan masalah yang sedang dibahas.

Sistematika Penulisan

Pada bab 2 akan dijelaskan konsep penyakit dan asuhan keperawatan pada pasien bronkitis kronis secara teoritis. Asuhan Keperawatan akan menguraikan permasalahan yang timbul pada bronkitis kronik dengan melakukan Asuhan Keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

Konsep penyakit .1 Definisi .1 Definisi

  • Etiologi
  • Patofisiologi
  • Manifestasi klinis
  • Komplikasi Menurut Sa’ripah ( 2017) Menurut Sa’ripah ( 2017)
  • Pemeriksaan Diasnotik Menurut (Muttaqin,2011)
  • Penatalaksanaan
  • Dampak Fisik
  • Dampak Sosial
  • Dampak Mental

Bukti menunjukkan bahwa infeksi saluran pernapasan berulang yang sering merupakan faktor predisposisi terjadinya bronkitis kronis. Iritasi ini menyebabkan peradangan pada pohon trakeobronkial, yang mengakibatkan peningkatan produksi sekret dan penyempitan atau penyumbatan saluran udara. Efek samping lainnya termasuk peradangan yang meluas, penyempitan saluran udara, dan penumpukan lendir di saluran udara.

Pada mulanya peradangan hanya terjadi pada bronkus besar, kemudian semua saluran pernafasan yang terlibat pada saluran pernafasan tersumbat dan terjadi penyumbatan, terutama pada saat pernafasan. Penelitian terhadap persepsi pasien terhadap bronkitis menunjukkan bahwa 50% reaksi pasien terhadap suatu diagnosis adalah rasa khawatir, pasien bronkitis kronis memiliki stigma yang terus-menerus dan kualitas emosi yang rendah, bahkan setelah penyebab utama meningkatnya beban masalah antara lain: kemiskinan pada berbagai kelompok; masyarakat, misalnya di negara-negara berkembang.

Perkusi : pada klien bronkitis dengan komplikasi biasanya akan terdengar bunyi retakan yang berat dan kasar pada bronkus paru. Pada klien bronkitis yang disertai komplikasi seperti leuritis dan emfisema, akan terdengar suara tumpul hingga teredam pada sisi yang sakit sesuai dengan banyaknya cairan yang terkumpul di rongga pleura. Jika disertai dengan pneumotoraks, akan diperoleh suara bernada tinggi, terutama jika pneumotoraksnya pecah, sehingga mendorong paru-paru ke posisi sehat.

Aktivitas sehari-hari berkurang secara signifikan pada klien bronkitis, gejala yang terjadi antara lain : lemas, mudah lelah, susah tidur, gaya hidup sedentary dan jadwal olah raga yang tidak teratur. 18 Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar parotis, pada kasus bronkitis jarang terdapat masalah pada sistem endokrin atau hormonal.

Perencanaan

Diagnosa Keperawatan 2

BHSP

Diagnosa Keperawatan 5 Hipetermi b.d proses inflamasi Hipetermi b.d proses inflamasi

Rasional : memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis, menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.

Evaluasi

Untuk mendapatkan gambaran nyata pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien penyakit bronkitis, maka penulis memaparkan kasus yang penulis observasi pada tanggal 30 Januari 2020 sampai dengan 01 Februari 2020 dengan data pengkajian pada tanggal 30 Januari 2020 pukul 08:30 WIB.

Pengkajian .1 Identitas

Status cairan dan gizi Sebelum sakit nafsu makan pasien baik dan saat sakit nafsu makan baik Sebelum pasien sakit pola makannya 3 x 1 porsi Saat pasien sakit pola makannya s porsi 3x1 Sebelum pasien jatuh sakit, ketik. 29 minum teh, air putih dan saat pasien sakit, air putih apa yang diminum dan jumlahnya sebelum pasien sakit 1500 ml dan saat pasien sakit 1500 ml, tidak ada pantangan makanan, berat badan pasien sebelum sakit. 48 ketika dia sakit, mereka tidak menilai. S dengan diagnosa medis Bronkitis + HIV di Ruang Melati RSUD Bangil Pasuruan MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan.

Inspeksi : Bentuk dada simetris, posisi tulang belakang normal, penggunaan masker 10 lpm, ritme pernapasan tidak teratur, nyeri dada saat bernapas, penarikan otot-otot pendukung pernapasan. Auskultasi : Terdengar bunyi nafas ekstra atau ronki pada dada sebelah kanan (lobus atas, lobus tengah, dan lobus bawah). Yang lain: ada nyeri dada saat bernapas, warna dahak tidak ada (tidak bisa mengeluarkan cairan), pasien tampak memegangi dada.

Nyeri karena infeksi pada paru Q: Nyeri seperti disayat

Daftar Diagnoosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

1 Bersihan jalan napas yang tidak efisien berhubungan dengan peningkatan produksi sputum. 2 Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jalan nafas akibat sekret yang kental. 1 Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan relaksasi jalan nafas dapat efektif kembali sesuai dengan hasil tindakan. 3 Setelah melakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuannya dengan kriteria hasil.

Tabel 3.3  intervensi  keperawatan bronchitis   NO
Tabel 3.3 intervensi keperawatan bronchitis NO

Pengkajian

  • Identitas
  • Riwayat Keperawatan .1 Keluhan utama .1 Keluhan utama
    • Riwayat Penyakit Saat Ini
    • Riwayat kesehatan keluarga
  • Pemeriksaan Fisik

Penderita bronkitis menurut (Nurarif 2015) dalam penelitian literatur biasanya ditandai dengan keluhan batuk, produksi dahak berwarna putih dan biasanya sesak napas. Sementara itu, dalam penyidikan kasus tersebut, ditemukan informasi tentang Ny. Dalam tinjauan pustaka, teori menyatakan bahwa pasien penderita bronkitis mengeluh batuk berdahak selama kurang lebih 3 minggu, demam, nyeri dada, sesak napas, ronki, dahak berwarna kekuningan, sakit kepala, nafsu makan hilang, mual, muntah, dan penurunan berat badan.

Sedangkan hasil telaah kasus, Ny S juga sama, yakni batuk, sesak napas, nyeri dada, dan tampak lemas. Dalam tinjauan literatur, teorinya adalah ada faktor keturunan, atau apakah klien sebelumnya pernah menderita batuk mengandung darah selama kurang lebih 1 tahun. 6 bulan dan berwarna darah segar, mempunyai riwayat merokok dan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama (Nurarif, 2015). Sedangkan hasil peninjauan kasus diperoleh dari Ny. S yang menderita batuk selama 4 hari dan memiliki riwayat HIV selama kurang lebih 7 bulan.

Pada riwayat kesehatan keluarga terdapat gap antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus, yaitu pasien mengatakan tidak ada satu pun anggota keluarga yang sebelumnya menderita penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus dan penyakit menular (Nurarif, 2015). Pada pemeriksaan kasus ditemukan adanya gangguan pernafasan tidak teratur (Tachipnea), terdapat tarikan otot yang membantu pernafasan dengan perkusi normal, terdengar bunyi pada kedua lapang paru, pada auskultasi terdengar bunyi nafas tambahan (Rhonchi). di dada sebelah kanan, ada nyeri dada saat bernafas, tidak bisa menghembuskan nafas. rahasia. 64 4.1.3.2 Pemeriksaan Kardiovaskuler (B2) Tidak terdapat gap antara case review dan literatur review, hasil menunjukkan nyeri dada, irama jantung tumpul/dus dengan denyut kuat, bunyi jantung S1 tunggal dengan bunyi tunggal S2 dengan bunyi Dup CRT <.

Pada pemeriksaan bentuk alat kelamin normal, tidak ada benjolan lama, kebersihan alat kelamin bersih, frekuensi buang air kecil (mengganti popok 3-4 kali sehari), bau khas, warna kuning, dan tempat yang digunakan adalah kamar mandi, pasien tidak menggunakan kateter. Dalam terapi dan pengobatan pasien bronkitis, terapi analgesik diberikan dalam tinjauan literatur: kodein 3x1, salbutamol, lortidex, Sanmo; dalam tinjauan kasus pasien mendapat terapi infus dengan pz 14. Dalam tinjauan pustaka, penelitian yang dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan (mutaqin 2008) meliputi HB, LED, Lokasi, Eritrosit, Trombosit, Gula Darah.

Perencanaan

Sehingga pasien diajarkan batuk secara efektif, diberikan posisi setengah dan disarankan minum air hangat. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jalan napas oleh sekret yang kental. Oleh karena itu, pasien disarankan untuk minum air hangat dan mengambil posisi setengah. Kriterianya adalah otot pernafasan putus, tidak ada ronki, tidak menggunakan alat pernafasan, perkusi dada nyaring, tidak sesak nafas, RR (16-24x/menit), batas normal dan pasien tidak batuk lagi.

Rencana tindakan pada tinjauan pustaka dan studi kasus kurang begitu disengaja, mengapa pada tinjauan kasus membutuhkan waktu 3x24 jam, intervensinya sendiri disengaja pada rencana drainase postural, perkusi dan getaran untuk memobilisasi sekret. Pada tinjauan pustaka “diberikan antibiotik” sedangkan pada kasus “diberikan nebulizer”, selain itu tidak ditemukan adanya kebetulan yang signifikan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.

Implementasi

Karena diagnosis utama dalam kasus ini adalah tidak efektifnya pembersihan saluran napas, pasien disarankan untuk batuk secara efektif dan minum air hangat. Pasien dan keluarga bekerja sama dengan perawat sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan.

Evaluai

Setelah melakukan observasi dan melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien kasus bronkitis di RSUD Bangil, penulis dapat menarik kesimpulan serta saran yang dapat berguna dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada pasien bronkitis.

Simpulan

Bersihan jalan nafas yang tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum, nyeri akut berhubungan dengan obstruksi jalan nafas karena sekret yang kental, dan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi motorik dan muskuloskeletal. Berbagai tindakan perawatan diri pada pasien Bronkitis membangun hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarganya serta mencatat riwayat pasien. Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis melibatkan secara aktif pasien dan keluarganya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan karena banyak tindakan keperawatan yang memerlukan kerjasama antara perawat, pasien dan keluarga.

Pasien dan keluarga pasien memahami penyakit pasien, risiko penularan dan cara batuk yang benar.

Saran

3. Mengetahui tanda dan gejala bronkitis 4. Mengetahui cara mengobati bronkitis 5. Mengetahui pencegahan penyakit bronkitis.

Gambar

Table 3.1 pemeriksaan penunjang   Cek lab tanggal 29 Januari 2020
Table 3.2 Terapi obat  tanggal 30-01-2020
Tabel 3.2 Analisa data Bronkitis
Tabel 3.3  intervensi  keperawatan bronchitis   NO
+3

Referensi

Dokumen terkait

1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab 1 berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan kerangka penelitian yang akan menjadi dasar