• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

N/A
N/A
Pratisa Tawang Analintang

Academic year: 2023

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); Penataan ruang merupakan suatu sistem proses penataan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

RTRW Kabupaten Gunungkidul berkedudukan sebagai

PKLp dalam bentuk Urban Bakar; dan D. (1) Rencana kota sebagaimana dimaksud pada ayat kedua Pasal 12 huruf a disusun dengan cara: pengembangan dan peningkatan fasilitas perkotaan; dan C. pembangunan dan peningkatan infrastruktur kota. Jembatan Ngoro-oro (Desa Ngoro-oro-Jali Kabupaten Sleman) e. 3) Rencana pengembangan terminal penumpang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c meliputi:

Paragraf 5

Paragraf 6

Daerah lain yang kemiringannya lebih besar atau sama dengan 40% (empat puluh persen). Daerah rawan banjir di Sungai Oyo antara lain: Kecamatan Playen meliputi Desa Banyusoco; dan 7. Kecamatan Gedangsari meliputi Desa Ngalang. wilayah rawan angin topan di seluruh kecamatan; Daerah rawan gelombang pasang dan tsunami antara lain wilayah pesisir pantai di Kecamatan Purwosari, Kecamatan Panggang, Kecamatan Saptosari, Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Tepus dan Kecamatan Girisubo. Kecamatan Playen dengan luas kurang lebih 3.828,40 (tiga ribu delapan ratus dua puluh koma empat puluh delapan) hektar;

Kecamatan Nglipar dengan luas kurang lebih 2.164,30 (dua ribu seratus enam puluh empat koma tiga puluh) hektar; Dan. Kawasan pengembangan Bligonbok meliputi: 1. Kawasan pengembangan peternakan unggas meliputi: 1. 1) Rencana penetapan wilayah penangkapan ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (4) huruf d meliputi:. kawasan budidaya air tawar yang mencakup seluruh kabupaten; kawasan budidaya perikanan laut di Kecamatan Tepus; Dan. daerah penangkapan ikan di sepanjang pesisir pantai antara lain Kecamatan Panggang, Saptosari, Tanjungsari, Tepus dan Girisubo. Kawasan Hibah Industri Mijahan di Kecamatan Semanu seluas kurang lebih 315 (tiga ratus lima belas) hektar;

Paragraf 9

Rencana penetapan Penugasan Wilayah Pertahanan dan Keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (5) huruf c seluas kurang lebih 155 (seratus lima puluh lima) hektar meliputi: Rindam IV/Diponegoro Puslatpur -area di Desa Karangduwet Kecamatan Paliyan; kawasan instalasi militer Posal Sadeng, Kecamatan Girisubo;. kawasan instalasi militer perwakilan Rumdi, di kabupaten Wonosari; Dan. area instalasi militer fasilitas penerbangan lapangan terbang Gading di distrik Playen. Pasal Umum 46 Kawasan strategis di daerah meliputi :. kawasan strategis dari sudut pandang pertumbuhan ekonomi; kawasan strategis dari sudut pandang kepentingan sosial dan budaya; kawasan strategis dalam hal pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; Dan. kawasan strategis ditinjau dari kepentingan fungsional dan daya dukung lingkungan hidup. Kawasan strategis ditinjau dari kepentingan fungsional dan daya dukung lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf d terdiri atas: kawasan ekowisata karst di Kecamatan Purwosari, Kecamatan Panggang, Kecamatan Saptosari, Kecamatan Tanjungsari, Tepus - kecamatan, kecamatan Semanu dan kecamatan Ponjong; Kawasan Konservasi Pantai Wediombo di Kecamatan Girisubo;. kawasan potensi resapan air di Kecamatan Ponjong; Kawasan Ekowisata dan Hutan Penelitian Tahura Bunder di Kecamatan Patuk dan Kabupaten Playen, serta Hutan Wanagama I di Kecamatan Playen; kawasan konservasi Bengawan Solo Purba di Kecamatan Girisubo;. kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Hutan Tumbuhan Langka Kusnadi Hardjasoemantri di Desa Purwodadi Kecamatan Tepus;. kawasan konservasi di perbatasan Gunungkidul-Klaten, dan Gunungkidul-Bantul.

Pemanfaatan ruang pada kawasan lindung dan kawasan budi daya yang dilakukan oleh SKPD yang berwenang meliputi:. perwujudan pemanfaatan ruang kawasan lindung, meliputi: 1. penyusunan peraturan zonasi kawasan lindung; pencegahan dan pengendalian kegiatan di kawasan lindung; pengembangan kerjasama antardaerah dalam pengelolaan kawasan lindung; pengawasan dan pemantauan kawasan lindung secara berkala dan berkesinambungan; penetapan kawasan hutan lindung, daerah tangkapan air, kawasan lindung geologi, kawasan lindung lokal, kawasan suaka alam, suaka alam dan budaya, serta kawasan rawan bencana; pembangunan ruang evakuasi bencana dan jalur evakuasi bencana; rehabilitasi lahan kritis di kawasan lindung; penguatan dan peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan kawasan lindung; Perwujudan pemanfaatan ruang kawasan budidaya, meliputi: 1. penyusunan rencana induk pengembangan kawasan budidaya; penyiapan peraturan zonasi kawasan budidaya; pengembangan dan optimalisasi kawasan budidaya; penguatan dan peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan kawasan budidaya; pengendalian kawasan pertanian pangan berkelanjutan; pengendalian alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian; pengembangan kawasan agropolitan dan minapolitan; rehabilitasi lahan kritis untuk kegiatan budidaya produktif; pengembangan fasilitas wisata dan daya tarik wisata utama; pengendalian pembangunan perumahan baru; dan 17. Pemanfaatan ruang untuk penetapan kawasan strategis Pasal 57 Pemanfaatan ruang untuk kawasan strategis dilakukan oleh SKPD yang berwenang, meliputi: a. penetapan dan pengembangan kawasan strategis; penyusunan rencana induk pembangunan strategis kawasan; penyiapan peraturan kawasan untuk pengembangan kawasan strategis; Dan. penguatan dan peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan kawasan strategis.

Paragraf 1

Paragraf 2

Paragraf 3

Paragraf 7

Paragraf 8

Pasal 71

Pasal 72

Paragraf 10

Peraturan zonasi kawasan peruntukan wisata disusun dengan ketentuan sebagai berikut: pemanfaatan ruang didominasi oleh kegiatan yang mendukung pariwisata; kegiatan yang diperbolehkan meliputi permukiman, perdagangan dan jasa, pertanian, pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, perlindungan situs warisan budaya masa lalu; pembatasan pembangunan gedung yang tidak mendukung kegiatan wisata; dan D. Larangan terhadap kegiatan eksploitasi yang dapat merusak sarana dan prasarana wisata. Peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman disusun dengan ketentuan sebagai berikut: pemanfaatan ruang didominasi oleh bangunan tempat tinggal; menentukan keliling bangunan, tema arsitektur bangunan, keseluruhan bangunan dan lingkungannya, serta menentukan jenis dan syarat-syarat izin penggunaan bangunan; kegiatan yang diperbolehkan adalah perumahan, perdagangan dan jasa, industri rumah tangga; penetapan penggunaan lahan untuk bangunan pada pembangunan perumahan baru sebesar 40,40 persen) sampai dengan 60% (enam puluh persen) dari luas lahan yang ada; Peraturan zonasi bagi kawasan yang diperuntukkan bagi perdagangan dan jasa disusun dengan ketentuan sebagai berikut: pemanfaatan ruang didominasi oleh kegiatan perdagangan dan jasa; mengatur pemanfaatan ruang untuk kegiatan perdagangan dan jasa sesuai dengan tingkat pelayanannya; bangunan komersial dan jasa harus berdasarkan pada selubung bangunan; prasarana minimal yang harus disediakan adalah listrik, telepon, air bersih dan tempat parkir; penetapan keseluruhan bangunan gedung dan lingkungan; Larangan penggunaan ruang untuk berbagi kegiatan dan jasa komersial di luar kawasan yang ditentukan; melarang pembangunan gedung-gedung yang digunakan untuk kegiatan yang bertentangan dengan kegiatan komersial dan jasa; Dan. menentukan jenis dan syarat-syarat izin penggunaan bangunan gedung.

Peraturan zonasi kawasan yang diperuntukkan bagi pendidikan tinggi disusun dengan ketentuan sebagai berikut: pemanfaatan ruang didominasi untuk kegiatan pendidikan tinggi; Larangan mendirikan bangunan yang digunakan untuk kegiatan yang bertentangan dengan kegiatan pendidikan tinggi; penetapan penyelesaian dan lingkungan bangunan; Dan. menentukan jenis dan syarat-syarat izin penggunaan bangunan gedung. Peraturan zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil disusun dengan ketentuan sebagai berikut: pemanfaatan ruang didominasi untuk kegiatan yang mempunyai manfaat besar bagi pemeliharaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; pemanfaatan ruang sesuai dengan pembagian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; pengaturan zona pemanfaatan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; melarang penggunaan ruang yang digunakan untuk kegiatan yang bertentangan dengan kegiatan utama wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; larangan pembangunan fasilitas di wilayah pesisir; dan hal. menentukan jenis dan syarat-syarat izin penggunaan bangunan gedung. Peraturan zonasi ruang terbuka disusun dengan ketentuan sebagai berikut: pemanfaatan ruang didominasi untuk kegiatan rekreasi, pariwisata, pendidikan, dan penelitian; mengatur pemanfaatan ruang terbuka sesuai dengan tingkat pelayanan; setiap bangunan baru harus menyediakan ruang terbuka yang proporsional; melarang pembangunan gedung-gedung yang digunakan untuk kegiatan yang bertentangan dengan fungsi ruang terbuka; Dan. menentukan jenis dan syarat-syarat izin penggunaan bangunan gedung.

Umum

Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana diberikan pada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana perluasan tata ruang. Petunjuk pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (2) huruf d diterbitkan atas penggunaan ruang yang tidak sesuai dengan RTRW berupa: pelanggaran terhadap ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan; penggunaan ruang yang tidak sesuai dengan izin yang diterbitkan berdasarkan RTRW; pelanggaran terhadap ketentuan yang tercantum dalam permohonan izin yang diterbitkan berdasarkan RTRW; pemanfaatan ruang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan ditetapkan sebagai milik umum; dan/atau. penggunaan ruang dengan izin yang diperoleh melalui prosedur yang tidak patut. Pemantauan umum terhadap pemanfaatan ruang dan penyimpangan/pelanggaran RTRW harus dilakukan oleh aparat di unit yang lebih kecil di kecamatan dan desa bersama-sama dengan masyarakat umum;

PENYIDIKAN

UMUM

Ruang wilayah Kabupaten Gunungkidul dengan keanekaragaman ekosistemnya sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Selain sebagai sumber daya, ruang ini juga merupakan ruang untuk beraktivitas, hendaknya dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan manusia, menciptakan kesejahteraan sosial untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Tata ruang wilayah Kabupaten Gunungkidul mempunyai potensi dan keterbatasan, sehingga pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Gunungkidul baik untuk kegiatan pembangunan maupun kegiatan lainnya hendaknya dilakukan secara bijaksana, dengan memperhatikan dan memperhatikan asas keterpaduan, ketertiban, keselarasan, keseimbangan dan keberlanjutan.

Oleh karena itu, perlu adanya perlindungan terhadap ruang dan wadah kehidupan serta kelangsungan hidup sebagai suatu sumber daya agar daya dukung dan daya tampungnya bagi kehidupan manusia tetap terjaga. Agar pemanfaatan dan perlindungan ruang dapat efektif dan berhasil, perlu dirumuskan penetapan struktur dan pola tata ruang kawasan, kebijakan, strategi pengembangan dan pengelolaan RTRW Kabupaten Gunungkidul, yang merupakan pembuatan RTRW dan RTRW Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjadi acuan penyusunan rincian rencana wilayah. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan demi kepastian hukum, hendaknya ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2030.

PASAL DEMI PASAL Pasal 1

Kawasan karst yang berfungsi sebagai pelindung hidrologi dan ekologi merupakan kawasan karst yang fungsinya melindungi potensi air bawah tanah dan ekosistem karst secara keseluruhan. Situs warisan budaya dan alam adalah kawasan yang kriterianya merupakan hasil kebudayaan manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pariwisata. Kawasan yang dilindungi secara geologis adalah kawasan yang dilindungi agar tidak mengalami perubahan bentang alam karena mempunyai bentuk yang khas.

Kawasan bentang alam unik adalah kawasan yang mempunyai bentukan bentang alam yang khas serta mempunyai keistimewaan yang langka dan/atau indah untuk pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan/atau pariwisata. Kawasan proses geologi unik adalah kawasan yang pemanfaatannya untuk melindungi kawasan yang mempunyai sifat langka dalam hal proses geologi tertentu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan/atau pariwisata. Luas perkebunan kurang lebih 189 (seratus delapan puluh sembilan) hektar merupakan kawasan perkebunan monokultur.

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Retribusi terutang berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2008 tentang Retribusi Izin Trayek sepanjang tidak

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus Nomor 6 Tahun 1999 tentang Retribusi Izin Gangguan (Lembaran

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, ketentuan yang mengatur tentang Pemakaian Kekayaan Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, seluruh ketentuan peraturan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah Kabupaten

Pada saat PeraturanBupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 10 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7

21 BAB XX KETENTUAN PENUTUP Pasal 41 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka ketentuan Retribusi Perizinan Tertentu yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Purworejo Nomor 48 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pemerintahan dari

- 9 - BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 30 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 62 Tahun 2010 tentang