• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAFETY SYSTEM INDUSTRY

N/A
N/A
Mahdan Rizqi

Academic year: 2024

Membagikan "SAFETY SYSTEM INDUSTRY"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

SAFETY SYSTEM INDUSTRY

Sistem Keselamatan Industri Berbasis Safety Instrumented System dengan Safety Integrity Level

Sumber daya manusia (SDM) secara mikro adalah individu atau karyawan yang bekerja menjadi anggota perusahaan dan merupakan aset berharga bagi suatu perusahaan agar perusahaan bisa tetap produktif (Susan, 2019). Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga kerjanya.

Perlindungan tenaga kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam keberjalanan sebuah industri proses adalah keselamatan kerja. Jika keselamatan kerja diabaikan, maka kemungkinan terjadinya kecelakaan akan meningkat. Kecelakaan dalam industri proses menimbulkan beberapa dampak yang sangat merugikan antara lain kematian, kerusakan pada peralatan dan lingkungan, kerugian secara ekonomis, serta dapat merusak reputasi dari perusahaan.

Salah satu lapisan proteksi yang dapat menjamin keselamatan kerja pada suatu industri adalah Safety Instrumented System (SIS). SIS bertugas untuk mendeteksi sekaligus meredam kondisi-kondisi kritis yang dapat memicu timbulnya kecelakaan yang lebih besar dengan cara mematikan sumber bahaya. Dengan adanya SIS, diharapkan dapat meningkatkan nilai Risk Reduction Factor (RRF) dan mengurangi dampak kondisi kritis pada kecelakaan kerja (Maesy, 2018).

Perancangan Safety Instrumented System

Dalam standar ANSI/ISA-84.00.01-2004, dijelaskan bahwa ukuran risiko dan keamanan suatu plant dikategorikan ke dalam beberapa lapis sistem proteksi. Sistem proteksi pada suatu plant yang terdiri dari dua layer yaitu prevent layer dan mitigate layer. Prevent layer memiliki fungsi untuk mencegah terjadinya kondisi berbahaya yang dapat memicu kecelakaan yang lebih besar pada plant. Mitigate layer akan meminimalisasi dampak kerusakan serta konsekuensi yang ditimbulkan jika telah terjadi suatu kecelakaan pada plant. Basic Process Control System (BPCS), Process Alarm, dan Safety Instrumented System (SIS) termasuk sistem proteksi keamanan kategori prevent layer.

Menurut Mitchell (2010), Safety Instrumented System (SIS) merupakan sistem instrumentasi dan kontrol yang mendeteksi penyimpangan pada kondisi proses dan secara otomatis akan mengembalikan proses ke dalam safe state (kondisi aman). SIS terdiri dari kombinasi komponen sensor, pengolah logika atau logic solver dan final element. SIS berfungsi untuk mengamankan sistem jika terjadi penyimpangan agar tidak membahayakan pekerja maupun lingkungan sekitar. Apabila BPCS dan operator gagal untuk mengembalikan proses ke kondisi normal, SIS akan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya insiden berbahaya.

Sistem proteksi merupakan sistem yang menjaga proses agar tetap aman ketika terjadi atau keadaan yang tidak diinginkan. Sistem kemanan terpisah dengan sistem pengendalian dan tidak bergantung satu sama lainnya, namun komponen sistemnya memilii kesamaan. Sistem proteksi biasanya disebut Safety Instrumented System (SIS) yang terdiri dari beberapa instrumen yang bekerja dalam satu sistem yang disebut sebagai Safety Instrumented Function (SIF). SIS bukan merupakan sistem pengendalian umum yang menjamin bagaimana proses dapat berjalan sesuai yang diinginkan dan

(2)

menghasilkan produk menurut desain process engineer, akan tetapi menjamin keselamatan sebagaimana didesain oleh SIL merupakan tingkat kemampuan SIF melakukan process safety engineer risk reduction yang disyaratkan. SIF suatu SIS umumnya terdiri dari sensor, programmable logic solver, dan final control elements.

Penentuan SIL dilakukan berdasarkan tingkat risiko kecelakaan, evaluasi efektivitas safeguard pada suatu proses.

Studi Kasus

Salah satu contoh perancangan Safety Instrumented System dijelaskan pada artikel Goeritno et al. (2017). Pada artikel tersebut dilakukan peningkatan sistem instrumentasi dan kontrol pada fasilitas pemurnian uap Geothermal Power Plant. Sistem Terinstrumentasi untuk Keselamatan (SIS), adalah lapisan berikutnya dari perlindungan yang mengikuti rancangan proses, Sistem Kontrol Proses Dasar (Basic Process Control System, BPCS), dan intervensi dari alarm/operator. Lapisan perlindungan berikutnya juga disediakan oleh sistem kontrol dan operator sistem. Urutan penon-aktifan (shutdown) otomatis dalam sistem kontrol proses dikombinasikan dengan intervensi operator untuk penutupan proses, adalah lapisan keselamatan.

Pada penelitian tersebut, analisis berbasis SIL (Safety Integrity Level) dilakukan berdasarkan tingkat konsekuensi terburuk yang dapat terjadi. Terdapat dua potensi bahaya yang didapatkan yaitu masuknya air kondensat ke turbin serta penurunan tekanan uap.

Konfigurasi SIS disesuaikan dengan persyaratan SIL. Berkenaan dengan hasil analisis berbasis SIL, diperoleh hasil berupa keberadaan potensi bahaya dengan indikasi SIL-2, yaitu air kondensat masuk ke turbin dan penarunan tekanan uap; sedangkan berkenaan dengan spesifikasi komponen diperoleh pertimbangan untuk pemasangan 2 aktuator atau sistem redundant. Pada pemurnian uap digunakan beberapa alat dengan sensor sebagai berikut:

No Nama Alat Jenis

Sensor

Fungsi

1 Flow

Transmitter

Orifice Untuk mengukur aliran kondensat yang dikeluarkan dari tangki pemurnian uap

2 Pressure Transmitter

Bourdon tube

Untuk mengukur tekanan uap serta sensor untuk mengontrol Programmable Logic Controller

3 Level

Transmitter

d/p Untuk mengukur ketinggian air 4 Level Switch Pelampun

g

Untuk mengetahui keberadaan air serta mengirim sinyal ke controller turbin untuk dapat dimatikan

5 Katup

Pembuangan Darurat

Solenoid- pneumatik

Sebagai tempat pembuangan air yang berlebihan dari kondensat

6 PLC Modicon Quantum

Redundant Sebagai kontrol sistem BPCS

REFERENSI

Goeritno, A., Anwar, D., Nurmansyah, D. (2017). Penerapan Konsepsi Safety Instrumented System (SIS) untuk Upgrading Sistem Instrumentasi dan Kontrol

(3)

pada Fasilitas Pemurnian Uap Geothermal Power Plant. Inovasi dan Aplikasi Teknologi Industri, 1(1): 1 - 6

Maesy., Nugraheni, N., Hadisupadmo, S., Widyotriatmo, A. (2018). Perancangan dan Implementasi Safety Instrumented System pada Miniatur Pasteurisasi

Menggunakan Programmable Logic Controller. J. Oto. Ktrl. Inst, 10 (1): 15-27 Mitchell, J.K. (2010). Kenexis Safety Engineering Handbook. Columbus: Kenexis

Consulting Corporation

Susan, Eri. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone. Sulawesi Selatan.

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan keselamatan berisi antara lain tentang komitmen manajemen senior untuk melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan ( Safety Management System ), tugas dan tanggung jawab

Berdasarkan hal tersebut, untuk mengidentifikasi kegagalan komponen dan menentukan nilai PFD dan SIL pada HRSG, maka akan dilakukan analisa performansi Safety Instrumented

Safety Instinct adalah naluri spontan akan keselamatan yang dibutuhkan oleh setiap manusia dalam menilai suatu resiko yang tidak bisa diterima atau ditoleransi yang ditimbulkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan safety management system (SMS) dan kompetensi pemandu lalu lintas penerbangan terhadap keselamatan

Naskah Publikasi : Hubungan antara Persepsi Karyawan terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) dengan Perilaku Keselamatan (Safety Behavior).. Yogyakarta : Universitas

Gambar 4 Pemetaan Pelaksanaan Safety Management System Penyedia Jasa Penerbangan Gambar 4.3 menunjukkan bahwa program keselamatan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh penyedia

MANAGEMENT | RESEARCH ARTICLE Modeling the impact of safety climate on process safety in a modern process industry: The case of the UAE ’ s oil-refining industry Mohamed Ali Al

Dalam pembahasan penelitian ini diketahui bahwa pengaturan keselamatan penerbangan berdasarkan aturan internasional di bandara dalam kaitannya dengan penerapan Safety Management