• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salah satu faktor yang sangat berpengaruh tersebut adalah faktor sumber daya manusia atau dalam hal ini bisa disebut sebagai pegawai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Salah satu faktor yang sangat berpengaruh tersebut adalah faktor sumber daya manusia atau dalam hal ini bisa disebut sebagai pegawai"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK MOTIVASI, LINGKUNGAN KERJA DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA POLITEKNIK

PELAYARAN (POLTEKPEL) BAROMBONG

Ivandy Suciady Darmawan1, Asri Nur Muin2, Rohani3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of motivation, work environment and leadership on employee job satisfaction at the Shipping Polytechnic (POLTEKPEL) Barombong. To implement these objectives, data collection techniques using questionnaires. Then the data analysis used is multiple linear regression analysis. The results of the study found that work motivation, work environment and leadership had a positive and significant effect on employee job satisfaction at the Shipping Polytechnic (POLTEKPEL) Barombong.

Keywords: work motivation, job satisfaction, leadership, and job satisfaction.

PENDAHULUAN

Setiap organisasi baik itu pemerintah maupun swasta diciptakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tercapai atau tidaknya tujuan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh tersebut adalah faktor sumber daya manusia atau dalam hal ini bisa disebut sebagai pegawai. Manusia sebagai sumber tenaga kerja merupakan faktor yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan organisasi.

Kontribusi pegawai bagi organisasi sangat besar, karena pegawai adalah penghasil kerja bagi organisasi. Hal ini bisa diartikan bahwa setiap pekerjaan dalam organisasi selalu dilaksanakan oleh pegawai. Berhasil tidaknya suatu organisasi ditentukan oleh unsur manusia yang melakukan pekerjaan.

Pegawai merupakan aset organisasi yang sangat berharga yang harus dikelola dengan baik agar dapat memberikan kontribusi yang optimal. Salah satu hal yang harus menjadi perhatian utama organisasi adalah memberikan kepuasan kerja para pegawainya karena pegawai yang dalam bekerja tidak merasakan kenyamanan, kurang dihargai, tidak bisa mengembangkan segala potensi yang mereka miliki, maka secara otomatis pegawai tidak dapat fokus dan berkonsentrasi secara penuh terhadap pekerjaannya.

Kepuasan kerja menurut Rivai &

Mulyadi (2015) adalah penilaian dari pekerja tentang seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya.

Kepuasan kerja juga adalah sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan social individu di luar kerja.

Bila pegawai tidak mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya, maka semangat mereka akan turun, absensi dan keterlambatan meningkat dan menjadi suatu perubahan penting.

Oleh karena itu untuk memberikan kepuasan kerja bagi pegawai maka banyak faktor yang perlu diperhatikan, yakni motivasi, lingkungan kerja dan kepemimpinan. Motivasi dapat mempengaruhi kepuasan dan kinerja pegawai, hal ini sesuai dengan pendapat Fahmi (2017) bahwa motivasi sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan, motivasi berkaitan erat dengan kepuasan dan performansi pekerjaan. Motivasi bagi karyawan sangat penting untuk meningkatkan gairah dan semangat kerja, karyawan akan memiliki motivasi sesuai terhadap kemampuannya apabila organisasi dapat memenuhi kebutuhan karyawan. Usaha untuk memotivasi berarti memunculkan faktor-faktor (motif) yang mendorong orang berperilaku tertentu.

(2)

Kemudian lingkungan kerja mempengaruhi kepuasan kerja karyawan sebagaimana dikemukakan oleh Afandi (2018) bahwa lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting di dalam perusahaan.

Lingkungan kerja yang baik akan mendukung adanya tingkat produktivitas kerja yang tinggi, sehingga akan dapat meningkatkan produktivitas dari perusahaan yang bersangkutan. Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan akan dapat menimbulkan rasa bergairah dalam bekerja sehingga memberikan kepuasan kerja bagi karyawan.

Selain motivasi dan lingkungan kerja maka kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai, sebagaimana dikemukakan oleh Kartono (2017) bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan, atau kelompok, mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok, sehingga dengan adanya pencapaian tujuan organisasi maka akan memberikan kepuasan bagi setiap pegawai dalam menjalankan aktivitas kerja sehari-hari.

Penelitian ini dilakukan pada Poltekpel yakni salah satu lembaga pendidikan khusus pada Politeknik Pelayanan, sebagai salah satu lembaga pendidikan maka perlunya diperhatikan mengenai masalah kepuasan kerja pegawai. Permasalahan yang terjadi pada Poltekpel bahwa pegawai kurang puas, hal ini dapat dilihat dari insentif yang diberikan, selain itu kurangnya tunjangan-tunjangan, serta kondisi kerja yang tidak mendukung sehingga berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap

kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

2. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

3. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

Sedangkan tujuan diadakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh Motivasi terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

2. Untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

3. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

TINJAUAN LITERATUR

Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dapat diartikan sebagai ilmu mengatur hubungan dan peranana terana kerja secara efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan organisasi atau perusahaan. Manajemen sumber daya manusia dapat juga diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan masyarakat.

Pengertian Manajemen sumber daya manusia sebagaimana dikemukakan oleh Tegar (2019) mengatakan bahwa : Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan bersama perusahaan, pegawai dan masyarakat secara maksimal.

Sunyoto (2015) mendefinisikan pengertian manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang penting dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Disamping itu faktor lain seperti aktiva dan modal. Oleh karena itu sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektrivitas dan efisiensi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia.

Untuk meningkatkan sumber daya manusia atau karyawan maka perlu diperhatikan mengenai masalah motivasi kerja, karena motivasi untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas

(3)

organisasi. Tanpa adanya motivasi dari para pegawai untuk bekerja sama bagi kepentingan organisasi, maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya, apabila terdapat motivasi yang tinggi dari para pegawai, maka hal ini merupakan suatu jaminan atas keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Manajer atau pimpinan adalah orang-orang yang mencapai hasil melalui orang lain. Orang lain itu adalah para bawahan. Berhubung dengan itu menjadi kewajiban dari setiap pimpinan agar para bawahannya berprestasi. Prestasi bawahan, terutama disebabkan oleh dua hal yaitu : kemampuan dan daya dorong. Kemampuan seseorang ditentukan oleh kualifikasi yang dimilikinya, antara lain oleh pendidikan, pengalaman dan sifat-sifat pribadi, sedang daya dorong dipengaruhi oleh sesuatu yang ada dalam diri seseorang dan hal-hal lain di luar dirinya.

Menurut Afandi (2018) mengatakan bahwa motivasi adalah keinginan yang timbul dari dalam diri seseorang atau individual karena terinspirasi, tersemangati, dan terdorong untuk melakukan aktifitas dengan keikhlasan, senang hati dan sungguh-sungguh sehingga hasi dari aktivitas yang dilakukan mendapat hasil yang baik dan berkualitas.

Dari definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi meliputi perasaan unik, pikiran dan pengalaman masa lalu yang merupakan bagian dari hubungan internal dan eksternal organisasi sedemikian pentingnya motivasi, banyak ahli filsafat, sosiolog, psikolog maupun ahli manajemen melalukan penelitian.

Pegawai dalam melaksanakan aktivitas atau tugas-tugas yang dibebankan dan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satu faktor tersebut adalahlingkungan kerja.

Meskipun faktor ini adalah penting bagi pegawai dan perusahaan tetapi masih banyak juga perusahaan yang memperhatikan faktor lingkungan kerja ini. Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi pegawai akan dapat menimbulkan rasa senang dalam bekerja sehinga terhindar dari rasa bosan dan lelah akan lingkungan kerja yang tidak dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan kerja pegawai, yang akhir nya dapat menimbulkan kebosanan dan kelelahan sehinga akan menurunkan semangat kerja pegawai yang akhirnya pegawai tidak melaksanakan tugas- tugasnya secara efektif dan efisien.

Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan pegawai untuk dapat bekerja optimal. Jika pegawai menyenagi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut akan betah ditempat kerjanya, melakukan aktivitasnya sehingga waktu kerja dipergunakan secara efektif. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja pegawai (Siagian, 2019).

Pemimpin dan kepemimpinan organisasi di era globalisasi akan menghadapi tuntutan yang semakin kompleks dan penuh ketidakpastian. Kondisi demikian menuntut kapabilitas dan keterampilan pemimpin dalam mengelola perubahan yang ada di lingkungan strategis organisasi yang berdampak pada eksistensi organisasi melalui kepemimpinan yang efektif.

Kepemimpinan adalah masalah relasi dan pengaruh antara pemimpin dan yang dipimpin. Kepemimpinan tersebut muncul dan berkembang sebagai hasil dari interaksi otomatis di antara pemimpin dan individu- individu yang dipimpin (ada relasi interpersonal). Kepemimpinan ini bisa berfungsi atas dasar kekuasaan pemimpin untuk mengajak, mempengaruhi, dan menggerakkan orang-orang lain guna melakukan sesuatu, demi pencapaian satu tujuan tertentu. Dengan begitu pemimpin tersebut ada bila terdapat kelompok atau satu organisasi. Maka keberadaan pemimpin itu selalu ada di tengah-tengah kelompoknya (anak buah, bawahan, rakyat).

Busro (2018) mengemukakan bahwa :

“Kepemimpinan merupakan suatu pengaruh yang berhubungan antara pemimpin dan para pengikutnya yang bermuara pada perubahan dan hasil nyata yang mencerminkan tujuan bersama “

Menurut Martoyo (2015) mengatakan bahwa: “Seorang pemimpin dibandingkan pemimpin lainnya tentulah berbeda dalam sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadiannya, sehingga tingkah laku dan gayanya tentunya tidak sama di antara mereka

“.

Badeni (2017) mengemukakan bahwa : Gaya kepemimpinan mewakili kombinasi tetap dari filsafat, keterampilan sifat, dan sikap yang ditunjukkan dalam perilaku seseorang.

Setiap gaya juga merefleksikan keyakinan seorang manajer baik secara implisit maupun eksplisit tentang kapabilitas bawahan.

(4)

Berbagai penelitian tentang gaya kepemimpinan yang dilakukan para ahli mendasarkan pada asumsi bahwa pola perilaku tertentu pemimpin dalam mempengaruhi bawahan ikut menentukan efektivitasnya dalam pemimpin.

Kepuasan kerja merupakan salah satu komponen dari kepuasan hidup. Sehingga menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan dan pemeliharaan tenaga kerja. Karena bila pegawai tidak mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya, maka semangat mereka akan turun, absensi dan keterlambatan meningkat dan menjadi suatu perubahan penting.

Kepuasan menunjukkan kemampuan organisasi dalam memenuhi kebutuhan pegawainya. Pengertian kepuasan telah dikemukakan oleh beberapa ahli.

Rivai & Mulyadi (2015) mengemukakan bahwa : Kepuasan kerja adalah penilaian dari pekerja tentang seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Kepuasan kerja juga adalah sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor- faktor pekerjaan, penye-suaian diri dan hubungan social individu di luar kerja.

Menurut Robbins (2015) mendefinisikan kepuasan kerja adalah sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya, selisih antara banyaknya penghasilan yang diterima seorang pegawai dan banyaknya yang mereka yakni apa yang seharusnya mereka terima.

Kemudian pengertian kepuasan kerja menurut Badeni (2017), kepuasan kerja pegawai merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan karena kepuasan kerja personel organisasi dapat memengaruhi perilaku kerja, seperti malas, rajin, produktif dan lain-lain atau mempunyai hubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam organisasi.

Hasil penelitian sebelumnya yang menjadi acuan dalam penulisan skripsi ini adalah Anak Agung Gede Dharma Saputra, Agoes Ganesha Rahyuda (2018) meneliti mengenai Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Kontrak Sekretariat Kantor Walikota Denpasar. Hasil menunjukkan kepemim-pinan, motivasi, lingkungan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja

pegawai kontrak pada Sekretariat Kantor Walikota Denpasar. Kepemimpinan merupakan variabel dominan yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai kontrak pada Sekretariat Kantor Walikota Denpasar.

Jason Paendong, Endri Sentosa, Sarpan Sarpan (2019) yang meneliti mengenai pengaruh gaya kepemimpinan, lingkungan kerja, dan motivasi terhadap kepuasan kerja

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka maka dikemukakan hipotesis :

1. Diduga bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

2. Diduga bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

3. Diduga bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

Adapun kerangka atau model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai acuan untuk menentukan langkah- langkah yang sistematis mengenai motivasi, lingkungan kerja dan kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1. Model Penelitian

Sumber: Ivandy (2021).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan ialah metode kuantitatif Menurut Sugiyono (2016), yaitu metode penelitian yang berlandaskan terhadap filsafat positivisme, digunakan dalam

Motivasi (X1)

Lingkungan Kerja (X2) Kepemimpinan

(X3)

Kepuasan Kerja Pegawai (Y)

(5)

meneliti terhadap sampel dan populasi penelitian, teknik pengambilan sampel umunya dilakukan dengan acak atau random sampling. Dalam penelitian ini penulisi menggunakan metode deskriptif kuantitatif menggunakan metode dokumentasi dari arsip dan skala angket sebagai alat pengumpulan data. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL).

Penelitian ini dilaksanakan pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) yang berdomisili di Jalan Permandian Alam No.1, Barombong, Kec. Tamalate, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli tahun 2021.

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian yakni jenis data bersumber dari Data Kuantitatif, yaitu data yang diperoleh secara tertulis dalam bentuk angka-angka dan masih perlu di olah kembali, sedangkan Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari instansi baik secara lisan maupun tertulis yang bukan dalam bentuk angka-angka yang diperlukan, seperti sejarah singkat berdirnya perusahaan, struktur perusahaan serta data lainnya yang menunjang penelitian ini.

Sedangkan sumber daya terdiri atas dua yakni : data primer, yakni Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan survey langsung ke Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) sebagai objek penelitian.

Tujuan penelitian lapangan ini adalah untuk memperoleh data akurat. Kemudian data sekunder diperoleh melalui sejarah, literatur- literatur, serta buku-buku yang digunakan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan sebagai bahan referensi untuk menyusun kajian pustaka atau teori-teori, jurnal dan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian.

Untuk memperoleh informasi atas data yang diperlukan, dengan asumsi sasaran penulis dapat tercapai maka peneliti akan menggunakan metode penelitian melalui beberapa cara yaitu : Observasi, yakni melakukan pengamatan langsung dan mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penelitian secara langsung di lokasi penelitian yaitu Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL), dokumentasi, yaitu penelitian dengan mengumpulkan data dengan cara mengambil data-data dari catatan,

dokumentasi, yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen atau arsip-arsip dari Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) yang akan diteliti dalam penelitian ini, serta dengan melakukan penyebaran Kuisioner, yakni teknik pengumpulan data dengan melakukan penyebaran kuesioner yang berisikan angket- angket atau pernyataan tertulis untuk diisi oleh responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan indikator terpenting yang menentukan keberhasilan penelitian, sebab variabel penelitian merupakan objek penelitian atau menjadi titik perhatian suatu penelitian, maka variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi variabel bebas yaitu motivasi (X1), lingkungan kerja (X2), dan kepemimpinan (X3) dan variabel terikat yaitu kepuasan kerja pegawai (Y).

Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang tercantum dalam identifikasi masalah. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software program SPSS versi 23. Metode analisis yang digunakan dapat dilihat dibawah ini :

1. Uji Kelayakan Instrumen a. Uji Reliabilitas

Digunakan untuk mengukur kehandalan indikator. Jika angka reliabilitas Alpha Cronbach > 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan reliabel, dan jika angka reliabilitas Alpha < 0.60 maka item variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel.

b. Uji Validitas

Digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu indikator. Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan kuesionernya mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh koesioner tersebut.

2. Analisis Deskriptif adalah suatu analisis yang menguraikan tanggapan responden mengenai motivasi, lingkungan kerja dan kepemimpinan terhadap kepuasan kerja dengan menyebarkan kuesioner kepada pegawai yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

(6)

3. Analisis regresi berganda adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh motivasi, lingkungan kerja dan kepemimpinan, terhadap kepuasan kerja pegawai maka dikemukakan rumus yang dikutip dari buku Sunyoto (2015) yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Di mana :

Y = Kepuasan kerja pegawai X1 = Motivasi

X2 = Lingkungan kerja X3 = Kepemimpinan a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien regresi 4. Uji Hipotesis

a. Uji T (Uji parsial)

Uji ini adalah untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat bermakna atau tidak, pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai thitung masing-masing variabel bebas dengan nilai ttabel

dengan derajat kesalahan 5% (α = 0.05). Apabila nilai thitung ≥ ttabel, maka variabel bebasnya memberikan pengaruh bermakna terhadap variabel terikat.

b. Uji F (Uji serempak)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebasnya secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan Ftabel pada derajat kesalahan 5% (α = 0.05). Apabila nilai Fhitung ≥ dari nilai Ftabel, maka berarti variabel bebasnya secara bersama-sama memberikan pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 23.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2018).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Instrumen

Pengujian terhadap instrumen penelitian tersebut dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.

Pengukuran validitas dalam penelitian ini dinyatakan valid apabila memiliki nilai korelasi lebih besar dari 0,30. Adapun hasil uji validitas untuk masing-masing item variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

Variabel

Kode Item Pernyataa

n

Corrected Item Total Correlatio

n

Nilai rstanda

r

Keteranga n Motivasi

kerja (X1)

X1.1 0,862 0,30 Valid

X1.2 0,924 0,30 Valid

X1.3 0,841 0,30 Valid

X1.4 0,844 0,30 Valid

Lingkungan kerja (X2)

X2.1 0,702 0,30 Valid

X2.2 0,651 0,30 Valid

X2.3 0,762 0,30 Valid

X2.4 0,701 0,30 Valid

X3.1 0,778 0,30 Valid

Kepemimpina n

X3.2 0,830 0,30 Valid

(X3) X3.3 0,771 0,30 Valid

X3.4 0,826 0,30 Valid

Kepuasan Y.1 0,539 0,30 Valid

Kerja (Y) Y.2 0,381 0,30 Valid

Y.3 0,583 0,30 Valid

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa instrument penelitian untuk variabel motivasi kerja, lingkungan kerja, kepemimpinan, dan kepuasan kerja semuanya valid, alasannya karena memiliki nilai corrected item total correlation < 0,05.

Kemudian pengujian lainnya yakni uji reliabilitas, untuk mengetahui konsisten alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang maka digunakan analisis uji reliabilitas. Uji reliabilitas dikatakan signifikan apabila dilakukan pada taraf signifikan 0,05, artinya

(7)

bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60. Hasil uji reliabilitas atas variabel motivasi kerja, lingkungan kerja, kepemimpinan dan kepuasan kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Penelitian

Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha Standar

Keter angan

Motivasi kerja 0,940 0,60 Reliab

el

Lingkungan kerja 0,854 0,60 Reliab

el

Kepemimpinan 0,912 0,60 Reliab

el

Kepuasan kerja 0,678 0,60 Reliab

el

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrument penelitian, seperti yang ada pada tabel 2 maka hasil pengujian menunjukkan bahwa semua instrumen penelitian adalah reliabel. Hal ini dapat diketahui bahwa semua variabel penelitian ini mempunyai koefisien kebutuhan sosial/alpha lebih besar dari 0,60. Bila hasil uji reliabilitas ini dikaitkan dengan kriteria indeks koefisien reliabilitas menunjukkan bahwa kebutuhan sosial alpha instrument penelitian adalah tinggi. Dengan demikian data penelitian bersifat layak digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian.

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini bertujuan untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua variabel dependen atau lebih dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen. Persamaan regresi linear berganda tersebut dikaitkan dengan penelitian ini yang memiliki dua variabel bebas yaitu : motivasi kerja (X1), lingkungan kerja (X2), kepemimpinan (X3) terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong yang diolah dengan menggunakan program SPSS release 24, yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

Tabel 3. Hasil Persamaan Regresi

Model

Unstandardize d Coefficients

Stand ardize d Coeffi cients

t Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant)

-.472 .506 -.934 .35 9 Motivasi

kerja .197 .089 .253 2.222 .03

5 Lingkungan

Kerja .292 .102 .322 2.853 .00

8 Kepemimpin

an .529 .091 .633 5.846 .00

0

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan tabel tersebut di atas maka dapat dituliskan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = b0 + b1X1 + b2X2

Y = -0,472bo + 0,197X1 + 0,292X2 + 0,529X3

Dari bentuk persamaan regresi linier berganda di atas, maka dapat diberikan penjelasan yaitu sebagai berikut :

a. Nilai konstanta sebesar -0,472 menyatakan bahwa tanpa adanya motivasi kerja (X1), lingkungan kerja (X2) dan kepemimpinan (X2), maka kepuasan kerja sebesar - 0,472%.

b. Nilai koefisien regresi atas variabel motivasi kerja (X1) adalah sebesar 0,197 yang artinya motivasi kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong yakni sebesar 0,197%.

c. Nilai koefisien regresi atas variabel lingkungan kerja (X2) adalah sebesar 0,292 yang artinya bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai pada pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong yakni sebesar 0,292%.

d. Nilai koefisien regresi atas variabel kepemimpinan (X3) adalah sebesar 0,529 yang artinya bahwa kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja pegawai pada pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong yakni sebesar 0,529%.

Dari hasil persamaan regresi maka diketahui bahwa variabel yang dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai pada pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong adalah kepemimpinan, alasannya karena memiliki nilai koefisien beta yang terbesar jika dibandingkan dengan variabel motivasi kerja dan lingkungan kerja.

Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi Untuk mengetahui sejauh mana hubungan atau korelasi antara motivasi kerja,

(8)

lingkungan kerja, dan kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong maka yang dapat dilihat dari model summary melalui tabel berikut ini :

Tabel 4. Model Summary

Model R

R Square

Adjuste d R Square

Std. Error of the Estimate

1 .838 a .703 .669 .40152

a. Predictors: (Constant), Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Motivasi

b. Dependent Variable: Kepuasan kerja

Sumber: data primer diolah (2021).

Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka diperoleh nilai korelasi R = 0,838, yang berarti hubungan antara motivasi kerja, lingkungan kerja, dan kepemimpinan memiliki hubungan yang kuat terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong. Kemudian koefisien determinasi dilihat dari nilai R Square sebesar 0,703, yang berarti kepuasan kerja dipengaruhi oleh motivasi, lingkungan kerja, dan kepemimpinan sebesar 70,3%, dan sisanya sebesar 29,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

Hasil Pengujian Hipotesis

Uji simultan (uji f) dilakukan untuk menguji pengaruh secara bersama-sama atau serempak antara motivasi kerja, lingkungan kerja, dan kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong, yakni dengan cara membandingkan antara nilai signifikansi F dengan level signifikan (α) dengan nilai α = 0,05. Jika signifikansi F ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil dari pengujian secara simultan (uji f) dapat dilihat dari uji anova seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Hasil Uji Anova

Model

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression

9.916 3 3.305 20.5 01

.00 0b Residual 4.192 26 .161

Total 14.107 29

Sumber: data primer diolah (2021).

Dari tabel uji Anova diperoleh nilai sign. sebesar 0,000, karena nilai sig. 0,000 <

0,05 (nilai standar), maka dapat disimpulkan

bahwa variabel motivasi kerja, lingkungan kerja, dan kepemimpinan berpengaruh secara serempak atau simultan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

Kemudian untuk menguji pengaruh yang signifikan antara masing-masing variabel independen (motivasi kerja, lingkungan kerja, dan kepemimpinan) terhadap variabel dependen (kepuasan kerja), dimana dapat dilakukan dengan membandingkan antara nilai probabilitas dengan nilai standar. Apabila nilai probabilitas lebih kecil dari nilai standar berarti memberikan pengaruh yang signifikan.

Dari hasil análisis regresi maka diperoleh nilai signifikan untuk variabel motivasi kerja sebesar 0,035, karena nilai signifikan untuk motivasi kerja sebesar 0,035

< 0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

Berdasarkan hasil analisis persamaan regresi maka diperoleh nilai signifikan untuk variabel lingkungan kerja sebesar 0,008, karena nilai signifikan untuk lingkungan kerja sebesar 0,008 < 0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

Kemudian hasil analisis persamaan regresi maka diperoleh nilai signifikan untuk variabel kepemimpinan sebesar 0,000, karena nilai signifikan untuk kepemimpinan sebesar 0,000 < 0,05, hal ini dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong.

Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja

Dari hasil analisis olahan data maka diperoleh koefisien regresi untuk motivasi kerja sebesar 0,197 dan memiliki nilai sig.

sebesar 0,035 < 0,05, hal ini dapat diartikan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong. Motivasi dapat mempengaruhi kepuasan dan kinerja pegawai, hal ini sesuai dengan pendapat Fahmi (2017) bahwa motivasi sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat

(9)

usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan, motivasi berkaitan erat dengan kepuasan dan performansi pekerjaan.

Motivasi bagi karyawan sangat penting untuk meningkatkan gairah dan semangat kerja, karyawan akan memiliki motivasi sesuai terhadap kemampuannya apabila organisasi dapat memenuhi kebutuhan karyawan. Usaha untuk memotivasi berarti memunculkan faktor-faktor (motif) yang mendorong orang berperilaku tertentu. Penelitian yang dilakukan Saputra &Agoes (2018) menemukan bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja

Dari hasil analisis olahan data maka diperoleh koefisien regresi untuk lingkungan kerja sebesar 0,292 dan memiliki nilai sig.

sebesar 0,008 < 0,05, hal ini dapat diartikan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong. Afandi (2018) bahwa lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat penting di dalam perusahaan.

Lingkungan kerja yang baik akan mendukung adanya tingkat produktivitas kerja yang tinggi, sehingga akan dapat meningkatkan produktivitas dari perusahaan yang bersangkutan. Lingkungan kerja yang menyenangkan bagi karyawan akan dapat menimbulkan rasa bergairah dalam bekerja sehingga memberikan kepuasan kerja bagi karyawan. Penelitian yang dilakukan Saputra dan Agoes (2018) menemukan bahwa lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja

Dari hasil analisis olahan data maka diperoleh koefisien regresi untuk kepemimpinan sebesar 0,529 dan memiliki nilai sig. sebesar 0,000 < 0,05, hal ini dapat diartikan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong. Kartono (2017) bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan, atau kelompok, mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok, sehingga

dengan adanya pencapaian tujuan organisasi maka akan memberikan kepuasan bagi setiap pegawai dalam menjalankan aktivitas kerja sehari-hari. Penelitian yang dilakukan Saputra

& Agoes (2018) menemukan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

PENUTUP

Adapun saran-saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah : Disarankan perlunya pihak Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong agar dapat menciptakan kondisi kerja yang baik sehingga dapat menunjang aktivitas pekerjaan sehari-hari, yakni dengan menjalin hubungan yang baik dengan sesama rekan kerja, serta memberikan balas jasa atau insentif yang memuaskan sehingga hal ini menjadi motivasi bagi pegawai untuk lebih meningkatkan kepuasan kerja. Untuk lebih meningkatkan kepuasan kerja pegawai pada Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Barombong maka perlunya tersedia fasilitas- fasilitas kerja untuk pegawai, seperti : komputer, printer, ATK, Local Area Network (LAN) dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, P. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori, Konsep dan Indikator.

Cetakan pertama, Penerbit : Zanafa Publishing. Riau

Anak Agung Gede Dharma Saputra, Agoes Ganesha Rahyuda (2018) Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Kontrak Sekretariat Kantor Walikota Denpasar E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7, No. 5, 2018: 2565-2591 ISSN : 2302-8912 DOI: https://doi.org/10. 24843/

EJMUNUD. 2018.v7.i05.p11

Arikunto, Suharsimi. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Badeni. (2017). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Penerbit : Alfabeta, Bandung.

Busro, Muhammad. (2018). Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia.

Cetakan Pertama. Penerbit : Prenadamedia Group, Jakarta

(10)

Edison, Emron, Yohny Anwar, dan Imas Komariyah. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategis dan Perubahan dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai dan Organisasi. Cetakan Kesatu, Penerbit : Alfabeta, Bandung

Fahmi, Irham. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Alfabeta, Bandung Ghozali, Imam. (2018). AplikasiAnalisis

Multivariate dengan Program IBM SPSS 25. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang

Harbani, Pasolong. (2013). Kepemimpinan Birokrasi. Alfabeta. Bandung

Hartatik Puji Indah. (2014). Buku Praktis Mengembangkan MSDM, cetakan pertama, Penerbit : Laksana Yogyakarta

Intan Purnama, dkk (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Jason Paendong,

Endri Sentosa, Sarpan. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT Astra Daihatsu Cabang Pasar Minggu. Jurnal Manajemen Oikonomia. Volume 15, No. 2, Juli 2019. Universitas Nasional Kadarisman, M. (2014). Manajemen

Kompensasi, Penerbit : Rajagrafindo Persada, Jakarta

Kartini Kartono. (2015). Pemimpin dan Kepemimpinan.Penerbit : Raja Grafindo Perkasa. Jakarta

Lita Wulantika dan Arjuna rizaldi. (2017).

Pengaruh Pelaksanaan Pelatihan terhadap Produktiitas Kerja Karyawan.

JURISMA. Vol. VI No. 1.ISSN-2086- 0455.

Martoyo, Susilo. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Kelima. Penerbit : BPFE, Yogyakarta

Mubarok, Saefuddin E. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengantar Keunggulan Bersaing. Penerbit : In Media, Bogor.

Nuraini,T. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit : Yayasan Aini Syam : Pekanbaru. Yogyakarta

Rivai Veitzal dan Mulyadi Deddy, (2015).

Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, edisi ketiga, Penerbit : Rajagrafindo Persada, Jakarta

Robbins, S.P. dan Timothy A. Judge, (2015).

Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka dan Benyamin

Referensi

Dokumen terkait