BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Rokhman & Iqnatius, (2013) perkembangan teknologi perangkat mobile phone berkembang sanggat pesat, dengan menghadirkan beragam fitur cangih di dalam nya salah satunya yaitu Location Based services dengan memanfaatkan teknologi Global Positioning System (GPS), dengan GPS pengguna dapat mengetahui posisi keberadaannya secara real time dan dengan dengan cepat mencari alamat yang ingin di tuju. Menurut B. R. Rompas, et al., (2012) Layanan Berbasis Lokasi atau lebih dikenal dengan Location Based services teknologi yang digunakan untuk menemukan lokasi perangkat yang kita gunakan. LBS sebuah layanan informasi yang dapat diakses melalui mobile device dengan menggunakan mobile network, yang dilengkapi kemampuan untuk memanfaatkan lokasi dari mobile device tersebut dan menurut Abidin, (2016) dengan layanan LBS user dapat mengetahui posisi dimana user berada, posisi teman, dan posisi rumah sakit atau pom bensin yang jaraknya dekat dengan siuser. Location Based Service (LBS) ini sudah banyak diterapkan oleh banyak aplikasi seperti GO-JEK, GRABBIKE, dan UberMotor. Konsep yang digunakan adalah para konsumen melakukan order dan sistem akan menampilkan driver yang berada dekat dengan konsumen. Selain aplikasi tersebut, banyak para developer yang membangun aplikasi Location Based Services seperti aplikasi untuk menemukan kos-kosan terdekat menemukan restoran terdekat, dan lainnya.
Rompas, et al., (2012) Smartphone merupakan alat yang praktis digunakan. Salah satu sistem operasi untuk mobile smartphone yang ada saat ini yaitu sistem operasi Android. Android merupakan sistem operasi yang open source yang dibangun diatas Kernel Linux 2.6. keuntungan dari sistem operasi open source ialah aplikasi pihak ketiga (third-party application) dapat mengakses seluruh resource yang dimiliki oleh smartphone tersebut. Android juga memudahkan seorang developer dalam mengembangkan aplikasi seperti aplikasi pencarian dengan memanfaatkan LBS, karena Android menyediakan akses dan integrasi dengan layanan GoogleMap.
Fashion menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan dan gaya
keseharian. Benda-benda seperti baju dan aksesori yang dikenakan bukanlah sekadar penutup tubuh dan hiasan, lebih dari itu juga menjadi sebuah alat komunikasi untuk menyampaikan identitas pribadi (Hendariningrum & Susilo, 2014).
Menurut BEKRAF, (2018) bahwasanya Subsektor Fashion menjadi penyumbang terbesar kinerja ekspor ekonomi kreatif (ekraf) sebanyak 54,54 persen pada 2016. Selain itu, Fashion juga memberi kontribusi terbesar kedua dalam kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yakni 18,01 persen setelah kuliner. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor Fashion mengalami kenaikan 0,06 persen menjadi US$10,90 miliar dari tahun 2015. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) terus berupaya menguatkan ekosistem dan mendorong pertumbuhan subsektor ini. Namun subsektor ini masih memiliki tantangan, khususnya di pasar dalam negeri lebih memprioritaskan ruang untuk produk impor sehingga Fashion lokal kurang mendapat tempat. BEKRAF, (2018) menyatakan bahwasanya
toko Fashion produk lokal perlu berjuang untuk bersaing dengan produk luar negeri.
Terlebih lagi banyak toko Fashion kecil yang kurang terekspos dan kurangnya informasi tentang toko tersebut.
Selain desainer yang minim kesempatan untuk mengenalkan koleksi rancangannya, pencinta mode juga kesulitan menemukan destinasi belanja yang menyediakan ragam pilihan busana siap pakai buatan perancang Indonesia, W Hutasoit, pemilik Mazee saat temu media di Mazee, fX Lifestyle X'nter Jakarta pernah berkata bahwa tidak semua orang Indonesia selalu berpikir dua kali untuk belanja produk fashion local mereka hanya tidak punya pilihan dan tidak tahu bahwa ada brand lokal berkualitas (Kompas, 2012).
Berdasarkan data dari BPS, (2014) Kota Bandar Lampung sebuah kota di Indonesia sekaligus ibukota dan kota terbesar di provinsi lampung. Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah daratan 197,22 km2 yang terbagi kedalam 20 kecamatan dan 126 kelurahan dengan populasi penduduk 1.051.500 jiwa (berdasarkan data bps tahun 2019). Menurut Meisya, (2015) secara geografis kota Bandar Lampung menjadi pintu gerbang utama pulau Sumatra, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju sumatra maupun sebaliknya. Saat ini kota Bandar Lampung merupaka pusat jasa, perdagangan, dan perekonomian di provinsi lampung. Maka dari itu banyak vendor vendor yang mencoba berbisnis contoh halnya di bidang Fashion. Karna luasnya wilayah bandar lampung dan tersebarnya toko toko Fashion di setiap daerah sedikit banyak masyarakat Bandar Lampung atau masyarakat
yang datang dari luar daerah banyak yang tidak mengetahui keberadaan toko Fashion yang ada di wilayah Bandar Lampung.
Berdasarkan pada uraian penjelasan diatas maka dibutuhkan sebuah aplikasi pencarian toko Fashion yang ada di kota Bandar Lampung berbasis mobile android dengan menerapkan metode A* (A-star) untuk mencari rute tercepat. Dimana di dalam aplikasi ini masyarakat dapat melihat semua katalog dari toko fashion yang ada di Bandar Lampung, dapat melihat desain terbaru yang di keluarkan oleh distro tersebut, dapat melakukan chat personal kepada distro tersebut dan aplikasi ini memudahkan masyarakat dan pelaku bisnis yang berkepentingan dalam melakukan pencarian lokasi dan informasi menggunakan maps pada toko Fashion yang dicari.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi perumusahan massalah diatas ialah bagaimana membangun sebuah aplikasi pecarian toko Fashion berbasis android yang di harapkan mampu membantu masyarakat dan pelaku bisnis yang berkepentingan dalam melakukan pencarian lokasi dan informasi dan penerapan algoritma A* (A-Star) untuk mencari rute tercepat.
1.3. Batasan Masalah
Untuk mencegah kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya, maka perlu diberikan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Aplikasi ini hanya difokuskan untuk pencarian toko Fashion di Bandar Lampung.
2. Aplikasi pencarian toko Fashion ini berbasis android.
3. Kondisi cost untuk pencarian rute tercepat menggunakan kondisi waktu 1.4. Tujuan Penelitian
Tujua dari penelitian ini untuk menghasilkan sebuah aplikasi pecarian toko Fashion berbasis android dengan menerapkan algoritma A* (A-Star) untuk pecarian rute tercepat.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini, yaitu:
1. Dapat membantu masyarakat dan pelaku bisnis yang berkepentingan untuk memudahkan dalam melakukan pencarian lokasi toko Fashion yang ada dikota Bandar Lampung.
Dapat membantu memberikan informasi tentang toko Fashion yang ada dikota Bandar Lampung melalui smartphone android.