• Tidak ada hasil yang ditemukan

AS-SAMAWAT WA AL-ARDH DALAM AL-QUR’AN ( Kajian Semantik ) - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "AS-SAMAWAT WA AL-ARDH DALAM AL-QUR’AN ( Kajian Semantik ) - Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Ayat di atas merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan kebenaran Al-Qur'an. 5 Mohammad Nor Ichwan, Tafsir Ilmiy memahami Al-Qur'an melalui pendekatan ilmiah modern, cet I, (Semarang: Penerbit Menara Kudus, 2004), hal Quraish Shihab, Keajaiban Al-Qur'an berupa aspek kebahasaan, tanda-tanda ilmiah dan melaporkan hal ghaib, Cet.

Al-Qur'an merupakan sumber dari berbagai sumber ilmu pengetahuan khususnya Islam dan merupakan pedoman hidup. Bahasa sastra Al-Qur'an dirancang oleh Allah SWT agar dapat dipahami oleh pikiran manusia. Al-Qur'an sering menggunakan kata As-Samāwāt yang sering diartikan keagungan, keagungan dan kekuasaan Allah SWT.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan apa yang telah dibahas di atas, maka penulis akan fokus pada pembahasan kata-kata As-Samāwāt wa al-Ardh dalam Al-Qur'an dalam bentuk kajian semantik. Penulis ingin menganalisis bentuk, struktur dan makna lain yang terkandung pada kata As-Samāwāt wa al-Ardh dalam Al-Qur'an, mengingat Allah banyak menjelaskan tentang kata As-Samāwāt wa al-Ardh dalam Al-Qur'an. , baik dalam bentuk jamak maupun tunggal. Oleh karena itu, penulis akan menonjolkan topik tersebut dalam skripsi ini dan menamakannya “As-Samāwāt wa al-Ardh dalam Al-Qur’an (Studi Semantik.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam kajian struktur kebahasaan ayat As-Samāwāt dan Al-Ardh dalam Al-Qur'an (Studi Semantik). Dalam pelaksanaannya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih atau kontribusi sebagai referensi dan bahan perbandingan bagi peneliti tingkat lanjut. Selain itu, tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi syarat akademik untuk memperoleh gelar Magister Hukum (MH) bidang Konsentrasi Tafsir Hadits pada Jurusan Hukum Keluarga Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. , Riau.

Sistematika Penulisan

Bab keempat ialah tafsiran ayat-ayat istilah As-Samāwāt wa al-Ardh dalam bentuk kajian semantik, bentuk lafaz dan susunan ayat-ayat As-Samāwāt wa al-Ardh dalam kajian semantik.

LANDASAN TEORI

Kajian Semantik

  • Pengertian Semantik
  • Sejarah Perkembangan Semantik
  • Konsep Dasar Semantik al-Qur’an
  • Teori Semantik tentang Makna
  • Metode Semantik al-Qur’an

Toshihiko Izutsu mengatakan bahwa memahami makna kata-kata dalam Al-Qur'an memerlukan beberapa langkah analitis. 62 Toshihiko Izutsu, Hubungan Tuhan dan Manusia: Pendekatan Semantik terhadap Al-Qur'an (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003), hal.16. Sebuah kata yang mempunyai posisi menentukan dalam struktur konseptual pandangan dunia Al-Qur'an.77.

87 Muthaf KS, Alam Semesta dan Kehancurannya Menurut Al-Qur'an dan Ilmu Pengetahuan (Bandung: PT Al Maarif, 1980), hal. 95 Muhammad Iqbal Maulana, Konsep Jihad dalam Al-Qur'an (Studi Analisis Semantik Toshihiko Izutsu (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015), hal. 102 Miftahul Mufid, Antonim dalam Al-Qur'an Perspektif Ali al-Khuli (Pelajari semantik dalam surat Lukman), hal.129.

Dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa kata Ummah dalam Al-Qur'an mempunyai arti yang berbeda-beda. Keempat, tesis yang ditulis oleh Erwin Suryaningrat (2010) berjudul “Makna Hijrah dalam Al-Quran: Kajian Semantik”. Penelitian ini mengungkap makna hijrah yang terkandung dalam Al-Quran dengan menggunakan pendekatan semantik sebagai alat analisisnya.

Karena penulis menemukan beberapa kata As-Samāwāt bentuk jamak ma'rifah تاوامسلا dalam Al-Qur'an, memang ada. Sedangkan kata ضرلأا dalam Al-Qur'an hanya disebutkan dalam bentuk mufrad dan tidak pernah dalam bentuk jamak. Baik Ichwan, Mohammad, Tafsir Ilmiy memahami Al-Quran melalui pendekatan ilmiah modern, cet I, (Semarang: Penerbit Menara Kudus, 2004).

Fawaid, Ahmad, Semantik Al-Qur'an, Pendekatan Teoritis Dilālat al-Fāz Terhadap Kata Żalal dalam Al-Qur'an, (Surabaya: Skripsi, 2013). Amin, Muhammad, Materi Pokok Al-Qur'an Hadits 2 (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Islam, Universitas Terbuka, 1992). Muthaf KS, Alam Semesta dan Kehancurannya Menurut Al-Qur'an dan Ilmu Pengetahuan (Bandung: PT Al Maarif, 1980).

Tinjauan Umum tentang as-Samāwāt wa al-Ardh dalam al-Qur’an 54

Tinjauan Pustaka

Dan setelah peneliti melakukan observasi dan penelitian, maka teridentifikasi beberapa penelitian yang sama dengan penelitian yang telah ditulis oleh peneliti, baik berupa tesis maupun disertasi, sebagai berikut. Makna Zakar dan Turunannya dalam Al-Qur'an: Kajian Semantik “Penelitian ini mengungkap makna leksikal dan kontekstual dari zakar dan turunannya yang terdapat dalam Al-Qur'an. Dan teori yang digunakan adalah teori makna dari Izutsu yaitu teori makna dasar dan makna relasional daripada kepentingan kontekstual dan teori lapangan.

Dalam penelitiannya, dengan menggunakan metode analisis semantik Al-Qur'an yang dipopulerkan oleh Izutsu, langkah yang digunakan adalah menganalisis makna kata 'azab dalam Al-Qur'an, baik dari segi derivasi kata, maupun hubungan antar kata dalam Al-Qur'an. Al-Qur'an. kalimat, dan antar ayat yang memuat hubungan, paradigma sintaksis dan pengelompokan ayat pada tema tertentu. Penelitiannya mengungkapkan bahwa terdapat 47 kata karam dalam Al-Quran, diantaranya bentuk fi'il madi, mudari', amr, nahi, isim tafdil, isim fa'il dan isim maf'ul. Keenam, disertasi yang ditulis oleh Ismi Yuliani (2022) berjudul “Perhiasan dalam Perspektif Al-Qur’an (Analisis Kata Zinah dalam Kajian Semantik.

Dalam penelitiannya ditemukan adanya 11 kali kata Zinah dalam Al-Qur'an yang secara semantik mempunyai kaitan dengan al-Wujuh wa al-Nazha'ir yang artinya sama-sama. Menurut para mufassir, kata zinah dalam Al-Qur'an berarti sesuatu yang digunakan untuk perhiasan dan segala sesuatu yang dapat membawa manfaat bagi manusia, antara lain harta benda, tanaman, ternak, anak-anak, gedung-gedung tinggi, dan sebagainya. Makna semantik kata zīnah yang aslinya berarti perhiasan atau sesuatu yang digunakan untuk perhiasan, mempunyai arti yang berbeda-beda sesuai dengan konteks penggunaan kata tersebut dan struktur kebahasaan yang mempengaruhinya, termasuk rejeki yang mengacu pada sesuatu yang diberikan oleh Allah. bagi orang yang beriman dengan kehidupan dunia, maka zina berarti harta dan anak, karena dapat membawa manfaat bagi manusia, ternak dan kesenangan duniawi.

Dari penelusuran tersebut peneliti tidak menemukan penelitian yang membahas tentang kata As-Samāwāt wa al-Ardh dalam Al-Quran dalam bentuk kajian semantik. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mengkaji makna kata As-Samāwāt wa al-Ardh dalam Al-Qur'an ditinjau dari Tafsir Lughawi dan Kajian Semantik serta makna hubungannya. Kata As-Samāwāt menggunakan isim maushul ام, sedangkan pada kata al-Ard kadang tidak ditemukan.

Terdapat pula makna kata As-Samāwāt wa al-Ardh dalam Al-Qur'an, sehingga penelitian ini sangat menarik untuk diteliti.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Pendekatan Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Sedangkan metode penafsiran yang digunakan adalah metode tematik (maudhu'i), yaitu penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an dengan satu tema dari Al-Qur'an yang menunjukkan dan menjelaskan tujuan umum serta yang menjadi tujuan. tema sentral, serta menghubungkan berbagai permasalahan dalam ayat yang satu dengan yang lain dan juga dengan tema, sehingga satu ayat dan berbagai permasalahan di dalamnya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.117. Quraish Shihab, Justifikasi Al-Qur'an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1996), hal. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an al-Karim, kitab tafsir dalam bahasa Lugawi yaitu Tafsir Al Kasyaf Al Zamakshari, Tafsir Ruh al-Ma’ani fī Tafsir al-Qur’an al-’ azhim wa al - Sab'al-Matsani karya Imam al-Alusi, Tafsir al-Marāghī karya Mustafa al-Marāghī, Tafsir al-Marāghī karya Imam al-Alusi - Tafsir Al-Qur'an karya Agus Purwant, kitab Durrat At-Tanza𝑖̅l wa Gurr𝑎̅tu at Ta'wil karya Khatib Iskafi .

Mufahras lī al-Fadzh al-Qur'an al-Karīm, Mu'jam al-Mufradāt fī al-Qur'an al-Karīm, I'rab al-Qur'an al-Karim wa bayanuhu, Lisān āl-'Arab, Mu'jam Al-Muhīth, Mu'jam Wasīth, Al-Munawwir, al-Munjid fi al-lughah wa al a'lam dan kamus Alquran lainnya. Dengan demikian, metode pengumpulan data ini merupakan suatu prosedur yang sistematis dan baku untuk memperoleh data yang diperlukan untuk memecahkan berbagai permasalahan penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu metode kepustakaan, karena penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan yaitu metode pengumpulan data dengan mengambil referensi atau karya ilmiah yang diacu dalam disertasi ini.

Tipe tematik yang penulis gunakan disini adalah tematik term, yaitu model kajian tematik yang secara khusus mengkaji istilah-istilah atau istilah-istilah tertentu dalam Al-Qur'an. Terkadang perincian data dilakukan dengan langkah mempelajari dan membaca kata-kata As-Samāwāt dan Al-Ardh dalam Al-Qur'an beserta penafsirannya dalam berbagai kitab tafsir Al-Qur'an oleh para penafsirnya. Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas, pada akhirnya penulis sampai pada beberapa kesimpulan pokok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan pada rumusan masalah di atas dari tesis yang berjudul “As-Samāwāt wa al-Ardh dalam Al-Qur’an (Studi Semantik)” .

Quraisy, Keajaiban Al-Qur'an dari segi bahasa, tanda-tanda ilmiah dan pemberitaan ghaib, Cet. Al-Balkhi, Sulaiman, ibn Muqatil, Al-Wujūh fī al-Qur'an al-Azhīm, ditahqiq oleh Hatim Salih al-Damin, (Damaskus: Markaz Jum'at al-Majid li al-Tsakafah wa al-Turas, 2006 ). Hamidi, Lutfi, Semantik Al-Qur'an Dalam Perspektif Toshihiko Izutsu, (Purwokerto: Kementerian Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan Organisasi Penerjemah/Tafsir Al-Qur'an Al-Qur'an, 1971).

Burji, Irfan, Abbas, Kone Farajjah, (Malanj: Namlang Press, 2009) Baqi, Abdul, Fawad, Muhammad, Al-Ma’jam Al-Mufaḥar li Al-Faz Al-Qur’an Al.

HASIL KAJIAN PENELITIAN

Klasifikasi ayat-ayat as-Samāwāt wa al-Ardh dalam al-Qur’an dan

  • Ayat-ayat Term as-Samāwāt dalam al-Qur’an
  • Ayat-ayat Term al-Ardh dalam al-Qur’an

Bentuk kata as-Samāwāt wa al-Ardh dalam al-Qur’an dan Penafsirannya

  • as-Samāwāt dalam bentuk Jamak
  • as-Sama’ dalam bentuk Mufrad
  • al-Ardh dalam bentuk Mufrad
  • as-Samāwāt didahulukan dari al-Ardh
  • al-Ardh didahulukan dari as-Samāwāt

PENUTUP

Kesimpulan

Menurut para Mufassir, makna As-Samāwāt yang semula adalah langit, berubah menjadi berbagai makna sesuai dengan konteks penggunaan kata tersebut dan struktur bahasa yang dipengaruhinya. Diantaranya adalah As-Samāwāt yang artinya باحس (awan), رطم (hujan), اهسفن ءامسلا (surga sendiri), فقس (atap), رانلاو ةنجلا تاوامس (surga dan neraka). Sedangkan al-Ardh artinya ةنجلا (surga), ةكم ضرأ (tanah Mekah), ةنيدملا ضرأ (tanah Madinah), ماشلا ضرأ (tanah Syam), رصم ضرأ (tanah Mekah), بيدملا ضرأ (tanah tanah Madinah), ماشلا ضرأ (tanah Syam), رصم ضرأ, بار أ (tanah Mesir), ب langit tujuh lapis) dan هيتلا ضرأ (bumi tanah Tiih yaitu tanah bani Israel ), 2.

Perkataan تاوامسلا disebut dalam bentuk jamak dan kadangkala dalam bentuk tunggal, mengikut keperluan. Inilah Hanafi Ahmad dalam kitabnya, "al-tafsir al-ilmi ayat al-kauniyat", menjelaskan bahawa yang dimaksudkan ialah manusia tidak hairan dan tidak menuntut Rasulullah melihat bumi lain.

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Pada kesempatan kali ini saya bermaksud melakukan survey dan penelitian untuk keperluan penyelesaian tugas akhir perkuliahan saya yang berjudul ''Students' Perception on the Use of