• Tidak ada hasil yang ditemukan

santri & kiai - Repository IAIN Kediri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "santri & kiai - Repository IAIN Kediri"

Copied!
317
0
0

Teks penuh

Kiai Chamzawi merupakan sosok yang “gemar” berkecimpung di bidang dakwah, jarang sekali menarik perhatian banyak tokoh agama dan intelektual di kampus. Berawal dari perbincangan beberapa murid Kiai Chamzawi yang kemudian sepakat dan membentuk tim sebagai bagian dari proses awal penyusunan buku ini. Alur dan tema dipilih sehubungan dengan nilai-nilai yang diperjuangkan dan diamalkan Kiai Chamzawi sepanjang hidupnya.

Mereka adalah, Muhammad Mu'tashimbillah atau kerap disapa Gus Bill yang merupakan salah satu putra Kiai Chamzawi; Umar Faruq, ditengah kesibukan Bang Umar mengajar. Kami meminta Caklik berbagi pengalamannya saat menjadi murid Kiai Chamzawi di UIN Maliki Malang; Gus Robikin Emhas, SH., MH., terima kasih atas kesempatan berbagi cerita ditengah kiprah Jenengan sebagai pengacara, dan Ketua PBNU Bidang Hukum. Imam menelpon kami untuk memastikan bahwa beliau tertarik untuk terlibat dan memberikan apresiasi yang besar dalam bentuk tulisan kepada Kiai Chamzawi; dan nama belakangnya adalah Gus Dr.

Kami ingin sejak awal melibatkan sebanyak-banyaknya pihak agar kelak buku ini menjadi “saksi” keteladanan dan apa yang dilekatkan pada Kiai Chamzawi.

KIAI CHAMZAWI

Perjalanan Hidup dan Kiprahnya

Selain tetap mengajar di kampus, ia juga konsisten mendidik siswi di kampus ma'had yang notabene lebih berat dan sulit dibandingkan mendidik santri “pribumi” yang berada di pesantren. Boleh jadi sebagian kalangan menganggap keberadaan Kiai Hamzawi itu sederhana dan tidak terlalu penting, yakni hanya sebagai dosen bahasa Arab, salah satu wali kampus ma'had, pernah menjadi ketua jurusan, dekan dan dalam banyak kasus bertindak. sebagai penyanyi doa. Kedudukan Kiai Hamzawi lainnya yang penting dan tidak mudah digantikan oleh yang lain adalah ketika UIN Malang mulai mengembangkan Ma'had atau pesantren.

Ketabahannya, menjadi contoh kepada kami yang pernah menetap di Ma'had, setiap jadual belajar yang dihadirinya, jarang sekali kurang. Ketika menjadi mudir (baca: pengasuh) Ma'had Sunan Ampel Al-Aly, sekaligus menjadi Dekan Fakultas Kemanusiaan dan Kebudayaan (kini Fakulti Kemanusiaan) dan Ro'is Syuriah NU Kota Malang. , dia sentiasa kelihatan sederhana. Semasa di Ma'had, bahan ajar yang sering diajarnya ialah etika dan fiqh.

Saya selalu menjumpainya ketika berada di Ma'had, di kampus dan di berbagai tempat lainnya. Pernah ketika kami masih menjadi musyrifah, kami sempat beraudiensi dengan pimpinan dan pengurus Ma'had. Sungguh pengalaman yang luar biasa berada di ma'had, dengan akhlak dan ilmu yang dimiliki beliau dan pengurus lainnya.

MANUSIA

Sikap dan Kebudayaan

Beberapa saat berlalu dan, seperti halnya setiap pria, muncul keinginan untuk melakukan apa yang menjadi kebiasaannya. Oleh karena itu, tanpa paksaan, ia mengurungkan niatnya untuk melakukan segala sesuatu yang dilarang dalam Islam. Ia kemudian berserah diri kepada Rasulullah, Islam, bahwa kejujuran sudah cukup untuk menutup diri dari perilaku zalim.

Oleh karena itu, Abu Ali al-Daqaq berkata: “barang siapa yang tidak melaksanakan kewajiban yang terikat waktu, maka tidak akan diterima kewajiban yang terikat waktu.” Yang tidak wajar adalah jika ada yang tidak ikut atau hanya menunjuk kesana kemari. Meski banyak masyarakat Jepang yang tidak beragama, namun mereka masih sangat teguh menjaga tradisi ini dan mampu menghargai, menghormati, dan bertoleransi terhadap orang lain hingga saat ini.

Para ulama, khususnya ulama Salaf, mencurahkan perhatiannya pada pembahasan karya ini dengan membedakan secara tajam antara gambaran Tuhan yang diterima dan yang tidak. Di sisi lain, kita umat Islam juga sering mendengar para pengkhotbah agama Kristen mengatakan bahwa umat Islam dan Kristen percaya pada tuhan lain, bahwa Muhammad adalah pemimpin palsu: hinaan lain yang menyakiti hati umat Islam. Dan siapa pun yang tidak menganggap Yesus sebagai penyelamatnya akan masuk neraka, terlepas dari imannya kepada Tuhan Yang Mahakuasa atau perbuatan baik tetangganya.

Meskipun asumsi-asumsi ini tidak berdasar, pandangan-pandangan logis tidaklah sulit untuk ditemukan. Sebab, agama dan keyakinan di mata orang Timur – dalam hal ini bangsa Indonesia diasosiasikan sebagai bangsa Timur – merupakan norma dan pedoman hidup yang tidak lepas dari falsafah hidup. Dengan tujuan menjadi anti-musuh peradaban Barat, hal ini seolah menjelaskan rasa “inferioritas” masyarakat dalam berjalan bersama “Barat” dalam menyongsong era globalisasi.

Kesatuan ini begitu mutlak sehingga ia merasakan dengan jelas kesatuan dalam dirinya yang tidak dapat dipisahkan. Armada Riyanto7 memulai perdebatan manusia dengan pertanyaan serupa, “siapakah manusia itu?” sebuah pertanyaan yang memiliki sejarah peradaban. Meski tidak sama persis, namun bisa dikatakan dekat dengan arti tersebut dalam bahasa Indonesia, kemungkinan besar kata “itu” tidak digunakan untuk orang (jadi berbeda juga dengan “dia” atau “mereka”.

Freud, yang menemukan Id (bagian 'bawah sadar' manusia), menggembar-gemborkan sebuah revolusi dalam pemahaman tentang "manusia"; bahwa ada tiga unsur dalam diri manusia yaitu Super Ego, Ego dan terakhir Id yang paling menentukan keberadaan manusia.

ISLAM, PENDIDIKAN DAN PESANTREN

Dalam catatan Karel Steenbrink, setidaknya ada empat hal penting yang memunculkan perubahan Islam di Indonesia pada awal abad ke-20, yaitu: (1) keinginan untuk kembali kepada Al-Quran dan hadis, (2) semangat keberagamaan. nasionalisme melawan kolonialisme Belanda, (3) upaya kuat umat Islam untuk memperkuat organisasinya di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik, dan (4) dorongan reformasi pendidikan Islam. Kebijakan pemerintah Hindia Belanda terhadap pendidikan Islam pada dasarnya bersifat represif karena khawatir akan timbul militansi umat Islam terpelajar. Di sisi lain, pandangan di atas juga mendorong pengawasan yang berlebihan terhadap pengembangan lembaga pendidikan Islam seperti madrasah.

Kemunculan pendidikan Islam ala madrasah pada awal abad ke-20 dapat dianggap sebagai perkembangan baru dimana pendidikan Islam mulai mengadopsi mata pelajaran non-agama (baca: mata pelajaran umum). Latar belakang lahirnya madrasah sendiri bertumpu pada dua faktor penting, yaitu: pertama, kurangnya pendidikan Islam tradisional. Kemudian disusul oleh sekolah Islam lainnya yang dapat disebut madrasah menurut istilah teknis dalam pendidikan Islam.

Pada masa ini pendidikan Islam pada dasarnya masih bertumpu pada sistem pendidikan sebelumnya yaitu pesantren dan madrasah. Meski demikian, ketentuan ini dianggap sebagai pengakuan terhadap keberadaan madrasah dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan Orde Baru yang tidak memisahkan pendidikan agama dengan sistem pendidikan nasional tercermin pada: Pada masa reformasi, pemerintah semakin mengakui keberadaan madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional. Suatu sistem yang ditandai dengan menguatnya pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan nasional.

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, Jakarta: RajaGrafindo Persada dan LSIK, 1995. Berawal dari status penanya mengenai konsep dasar filsafat pendidikan dan kaitannya dengan pendidikan Islam. Dari pengertian tersebut terdapat beberapa unsur dalam pendidikan Islam, yakni landasan-landasan pendidikan Islam berupa Al-Qur’an dan as-sunnah yang bersifat filosofis dan mendasar pada akar permasalahan, memberikan tujuan dan proses yang terarah. menuju pembelajaran Islam.

Arus Besar Filsafat Pendidikan Islam dan Implikasinya Setiap filosof Barat maupun filosof Islam pasti mempunyai gagasan-gagasan yang dicetuskan atau dianut olehnya masing-masing. Al-Ghazali merupakan seorang filosof pendidikan Islam yang berpandangan empiris, yang menekankan pentingnya pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

هاوبأف ةرطفلا ىلع دلوي دولوم ّلك :م.ص الله لوسر لاق

Tokoh dalam istilah ini adalah Imam al Ghazali, Ibnu Hajar al Haitami, Ibnu Sahnun dan Nasirudin at Thousi.

يناربطلاو يقاهيبلا هاور( هناس ّجمي وأ هنارصني وأ هناد ّوهي

Tugas pendidikan Islam adalah mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal, aliran ini hampir sama dengan sekolah agama rasional yang digagas oleh Ikhwan al Shafa. Sedangkan fungsi pendidikan Islam adalah sebagai (1) upaya mengembangkan potensi peserta didik secara optimal, baik potensi fisik, pikiran, dan hati; (2) potensi interaksi dengan tuntutan dan kebutuhan lingkungan; dan (3) rekonstruksi pengalaman secara berkesinambungan agar mampu berbuat cerdas berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, dapat dirumuskan beberapa fungsi pendidikan Islam, antara lain: (1) upaya pengembangan kreativitas secara berkelanjutan; (2) upaya memperkaya khazanah budaya manusia dengan memperkaya nilai-nilai kemanusiaan dan ketuhanan; dan (3) upaya penyiapan tenaga kerja produktif yang berjiwa Islam.

Terdapat tiga aliran filsafat pendidikan Islam ditinjau dari konsep keilmuannya, yaitu aliran agama konservatif, aliran agama rasional, dan aliran pragmatis instrumental. Bahwa kita juga dapat menentukan arah pergerakan yang tepat dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam. Selanjutnya apa yang dapat dilakukan dalam pengembangan kajian filsafat dan pendidikan Islam dalam kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia.

Dalam “Pengantar Penerjemah” Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam: Perspektif Sosiologis-Filsafat oleh Muhammad Jawwad Ridl. Dengan demikian, pendidikan Islam sebagai upaya pembentukan manusia harus mempunyai landasan sejawat dimana segala aktivitas dan pembentukan tujuan diarahkan. Selanjutnya, karena pandangan hidup umat Islam (teologi) didasarkan pada Al-Qur'an dan Sunnah, maka dasar pendidikan Islam adalah Al-Qur'an dan Sunnah.

2 Zuhairini, Philsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, perjalanan hidup seseorang di tengah-tengah persekitaran dan pengalaman boleh mempengaruhi dirinya. Kerana pendidikan Islam diterapkan sepanjang hayat untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan melindungi matlamat yang kemudiannya menjadi. dikenali sebagai satu set perancangan dan media yang dijadikan rujukan oleh institusi pendidikan dalam merealisasikan matlamat pendidikan.7 Dalam pengertian yang luas, kurikulum pendidikan Islam mengandungi bahan-bahan pendidikan sepanjang hayat, dan bahan teras kurikulum pendidikan Islam. ialah bahan, aktiviti dan pengalaman yang mengandungi unsur tauhid.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pendidikan Islam sangat dipengaruhi oleh penerapan sistem pendidikan yang tepat, yaitu penerapan kurikulum yang baik dan relevan, terpadu dan komprehensif serta menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai yang utama. yang utama. sumber daya dalam penyusunannya dan adanya keseimbangan kebutuhan dunia dan akhirat sebagaimana hakikat kurikulum. Lingkungan yang kurang mendukung hendaknya diusahakan agar tidak mempengaruhi proses menuju pencapaian tujuan pendidikan Islam. 4 Syamsun Ni'am, Model Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam: Kasus Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, Penelitian DIPA P3M, Jember: STAIN Jember, 2005, h.

Tampaknya gerakan Ayo Mondok dan perhatian terhadap dunia pesantren menjadi satu-satunya solusi di tengah liberalisasi pendidikan di Indonesia.

Gambar 1 Jumlah Santri Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 1 Jumlah Santri Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar

Gambar 1 Jumlah Santri Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 2 Bangunan Kepribadian dan Kemandirian Bangsa dalam Persaingan Global dan Bonus Demografi 2030

Referensi

Dokumen terkait

Pesantren juga dapat dipahami sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran agama umumnya dengan cara nonklasik, dimana seorang kiai mengajarka ilmu agama Islam kepada