• Tidak ada hasil yang ditemukan

Satuan Acara Penyuluhan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

N/A
N/A
farah kedua

Academic year: 2024

Membagikan "Satuan Acara Penyuluhan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SATUAN ACARA PENYULUHAN P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Dosen Pendamping Lapangan: Made Suandika S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Ph.D

Disusun Oleh:

Farah Rizkiaturrahma 200106054

KELOMPOK 3 KKN LANGGONGSARI UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO 2024

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

Penanggungjawab Kegiatan Ketua KKN Kelompok 3

Farah Rizkiaturrahma 200106054

Ocha Pranata 200106118

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan

Made Suandika, S.Kep., Ns., M.Kep., Ph.D NIK. 109802130683

(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...2

DAFTAR ISI...3

SATUAN ACARA PENYULUHAN...4

A. Latar Belakang...4

B. Tujuan...4

C. Pelaksanaan Kegiatan...5

LAMPIRAN MATERI...8

1. Pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan...8

2. Tujuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan...8

3. Sikap dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan...9

4. Prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan...9

5. Teknik Dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan...10

DAFTAR PUSTAKA...14

Penanggungjawab Penyuluhan...15

………...15

...15

...16

DAFTAR HADIR PENYULUHAN P3K (PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN) PADA MI MA’ARIF NU 1 LANGGONGSARI...16

(4)

SATUAN ACARA PENYULUHAN P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

A. Latar Belakang

Kecelakaan merupakan kejadian yang bisa terjadi dimana saja dan kapan saja, berbagai kejadian kecelakaan dapat mengakibatkan berbagai macam cidera terutama bagi anak-anak bahkan kecelakaan yang penanganan nya kurang tepat dapat berakibat fatal bagi yang mengalami. Anak-anak merupakan usia yang rentan mengalami kecelakaan atau cedera karena keingintahuan tentang hal disekitarnya, pada siswa SMP anak mulai memasuki usia remaja yang dimana pada tahapan usia ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis maupun intelektual pada siswa (Agustini, 2013).

Pada tahapan usia ini siswa lebih banyak melakukan berbagai kegiatan yang beresiko pada cidera, karena terjadi suatu masa transisi dari tahapan anak-anak ke usia dewasa yaitu gejolak remaja seperti masalah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksperimental. Pada kajian literatur terdahulu, telah di ungkapkan sebanyak 29 jumlah kejadian cidera yang terjadi di sekolah sebanyak 28% karena jatuh dan terbentur yang mengakibatkan memar, lecet dan luka robek, hal ini berkaitan dengan kegiatan yang sering dilakukan oleh siswa pada saat mengikuti kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler (Kusumaningrum dkk., 2018).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan mengenai P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), diharapkan peserta mampu memahami P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) dan cara penanganan.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan kepada MI Ma’arif NU 1 Langgongsari dapat:

a) Menjelaskan Pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan b) Memahami Tujuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan c) Memahami Sikap dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan d) Mengetahui Prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

(5)

e) Menjelaskan Teknik dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Pokok Bahasan : P3K (Pertolongan Pertama Pada Kegawatdaruratan) 2. Sasaran dan Target : MI Ma’arif NU 1 Langgongsari

3. Metode : Ceramah dan tanya jawab 4. Media dan Alat : Power point

5. Waktu : Kamis, 15 Februari 2024

6. Waktu : 09.30 – Selesai

7. Durasi : 20 menit

8. Tempat : Ruang kelas MI Ma’arif NU 1 Langgongsari 9. Pelaksana : Farah Rizkiaturrahma

10. Setting Tempat

11. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan sasaran

1. 3 Menit Pembukaan

 Salam pembuka

 Memperkenalkan diri

 Menjelaskan tujuan penyuluhan

 Melakukan apersepsi

1. Menjawab salam 2. Memperhatikan 3. Memperhatikan 4. Memperhatikan 2. 10 menit Pelaksanaan

Ceramah

1. Pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

2. Tujuan Pertolongan Pertama Pada

Menyimak KETERANGAN:

1. Presenter

2. Siswa

(6)

Kecelakaan

3. Sikap dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

4. Prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

5. Teknik dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

3. 5 menit Evaluasi

 Memberikan kesempatan untuk bertanya

 Meminta audience menjelaskan ulang mengenai materi tentang skabies

Bertanya dan mendengar jawaban

Menjelaskan materi

4. 2 menit Terminasi

 Mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan

 Mengucapkan salam

1. Memperhatikan 2.

2. Menjawab salam

12. Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

1) Persiapan media yang akan digunakan 2) Persiapan tempat yang akan digunakan 3) Kontrak waktu

4) Persiapan SAP b. Evaluasi Proses

1) Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang disampaikan 2) Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang

disampaikan.

3) Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang diajukan.

c. Evaluasi Hasil Akhir

Memberi pertanyaan pada peserta, dengan daftar pertanyaan:

1) Apa itu Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan?

2) Bagaimana Prinsip dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan?

3) Bagaimana sikap dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan?

(7)

Kata Kunci :

1. Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah perawatan yang diberikan segera pada orang yang cedera atau mengalami kecelakaan

2. prinsip aman dijabarkan menjadi 3A yaitu:

a.

Aman korban : Prinsip Aman korban merupakan prinsip yang harus diterapkan untuk menghindari terjadinya bahaya selanjutnya yang dapat menambah buruk kondisi korban, dengan cara memindahkan korban ke tempat yang lebih aman.

b.

Aman penolong : sebagai penolong sangat dianjurkan untuk menjaga jangan sampai terjadi korban selanjutnya.

c. Aman lingkungan : amankan kondisi lingkungan sekitar agar memberikan rasa aman penolong ketika me lakukann tindakan pertolongan serta aman untuk korban.

3. Sikap penolong dalam melakukan pertolongan pertama menurut (Susilowati, 2015) antara lain

a.

Tidak panik, cekatan, tenang dan tidak terpengaruh keluhan korban dan tidak menganggap enteng luka yang diderita korban.

b.

Melihat pernapasan korban jika perlu diberikan napas buatan.

c.

Hentikan Perdarahan, terutama luka luar yang lebar.

d.

Perhatikan tanda-tanda syok.

e.

Jangan buru-buru memindahkan korban, sebelum dapat menentukan jenis dan keparahan luka yang dialami oleh korban.

(8)

LAMPIRAN MATERI

P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

1. Pengertian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Pertolongan pertama pada kecelakaan adalah perawatan yang diberikan segera pada orang yang cedera atau mengalami kecelakaan. Pertolongan pertama tidak menggantikan perawatan medis tepat. Pertolongan pertama hanya memberi bantuan sementara sampai mendapatkan perawatan medis yang kompeten jika perlu, atau sampai kesempatan pulih tanpa perawatan (Thygerson, Gulli and Krohmer, 2011)

P3K adalah bantuan yang dilakukan dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke rujukan sedangkan Pertolongan Pertama (PP) merupakan pemberian pertolongan segera kepada korban yang memerlukan penanganan medis dasar yang mana merupakan suatu tindakan perawatan yang didasarkan kaidah ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh orang awam yang telah dilatih memberikan pertolongan pertama (Susilowati, 2015)

Menurut (AHA, 2015) tujuan dari pertolongan pertama pada kecelakaan adalah untuk mengurangi tingkat morbiditas dan kematian dengan mengurangi penderitaan, mencegah penyakit lebih parah atau cedera, dan mendukung pemulihan. Pertolongan pertama dapat dilakukan oleh setiap orang, dalam situasi apapun, dan termasuk perawatan diri.

2. Tujuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Menurut (Tilong, 2014) secara umum, pertolongan pertama dilakukan berdasarkan tujuan-tujuan berikut :

a.

Menyelamatkan jiwa penderita merupakan dasar utama yang dilakukan dalam melakukan pertolongan pertama. Pertolongan pertama ditujukan agar kondisi korban tidak menjadi semakin parah yang bisa berujung pada kematian. Sebab pertolongan pertama yang lambat seperti pada serangan jantung, luka bakar, overdosis, kesetrum, dan lain-lain, sangat berpotensi untuk mengakibatkan kematian.

b.

Setelah itu, pertolongan pertama juga bertujuan untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya cacat pada korban seperti pada kasus kecelakaan, luka, gigitan binatang, dan lain-lain. Sehingga, pertolongan pertama yang dilakukan dengan cepat sangat mungkin bisa mencegah kondisi korban menjadi semakin parah.

(9)

c.

Selain itu, pertolongan pertama juga dapat memberikan rasa nyaman pada korban atau penderita. Sebab pertolongan yang diberikan akan sangat membantu dalam meringankan penderitaan korban.

d.

Pertolongan pertama juga dimaksudkan untuk membentuk proses penyembuhan pada korban. Sebab, pertolongan pertama yang diberikan, pada hakekatnya, tidak hanya memberikan rasa nyaman pada penderita tapi juga menjadi salah satu media agar penderita bisa sembuh dengan lebih cepat. Setidaknya, pertolongan pertama bisa membantu untuk mencegah bertambah perahnya kondisi korban

3. Sikap dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Sikap penolong dalam melakukan pertolongan pertama menurut (Susilowati, 2015) antara lain:

a.

Tidak panik, cekatan, tenang dan tidak terpengaruh keluhan korban dan tidak menganggap enteng luka yang diderita korban.

b.

Melihat pernapasan korban jika perlu diberikan napas buatan.

c.

Hentikan Perdarahan, terutama luka luar yang lebar.

d.

Perhatikan tanda-tanda syok.

e.

Jangan buru-buru memindahkan korban, sebelum dapat menentukan jenis dan keparahan luka yang dialami oleh korban.

4. Prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Prinsip prinsip dasar pertolongan pertama pada kecelakaan yang harus diperhatikan diantaranya (Susilowati, 2015) 1 Pastikan anda bukan menjadi korban berikutnya.

1. Pastikan keamanannya, sesuai AHA (2015) prinsip aman dijabarkan menjadi 3A yaitu:

a.

Aman korban : Prinsip Aman korban merupakan prinsip yang harus diterapkan untuk menghindari terjadinya bahaya selanjutnya yang dapat menambah buruk kondisi korban, dengan cara memindahkan korban ke tempat yang lebih aman.

b.

Aman penolong : sebagai penolong sangat dianjurkan untuk menjaga jangan sampai terjadi korban selanjutnya.

c.

Aman lingkungan : amankan kondisi lingkungan sekitar agar memberikan rasa aman penolong ketika melakukan tindakan pertolongan serta aman untuk korban.

(10)

2.

Pakailah metode pertolongan yang cepat, mudah, dan efisien. Jangan tergesa-gesa dan panik dalam memberikan pertolongan. Pergunakan sumber daya yang ada baik alat, manusia, maupun sarana pendukung lainnya. Bila bekerja dalam tim, buat perencanaan yang matang dan dipahami seluruh anggota

3.

Biasakan membuat catatan mengenai usaha-usaha pertolongan yang telah dilakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb..

5. Teknik Dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Menurut (G-MEDIA, 2017) secara umum urutan pertolongan pertama pada kecelakaan adalah:

a.

Jangan panik, berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat masal, korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan utama diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih bisa untuk ditolong

b.

Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya, pentingnya menjauhkan korban dri sumber kecelakaan adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat fokus dan tenang menolong korban.

c.

Perhatikan pernapasan dan denyut jantung korban, bila pernapasan penderita berhenti segera berikan pernapasan bantuan

d.

Perhatikan adanya perdarahan, perdarahan yang keluar melalui pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam jangka waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan sapu tangan atau kain yang bersih tekan tempat perdarahan kuat – kuat kemudian ikatlah sapu tangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang atau apapun yang ada agar sapu tangan tersebut menekan luka perdarahan. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian perdarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.

e.

Perhatikan tanda – tanda shock, korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh lain. Apabila korban muntah dalam keadaan setengah sadar baringkan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lain. Cara ini juga dilakukan untuk korban – korban yang dikhawatirkan akan tesedak muntahan, darah, atau air dalam paru – parunya. Apabila korban mengalami cedera di dada dan penderita sesak napas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk

(11)

f.

Jangan memindahkan korban secara terburu – buru, korban tidak boleh dipindahkan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cedera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan di tempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu perdarahan harus dihentikan serta tulang – tulang yang patah dibidai. Dalam mengusug korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindungi dan perhatikan jangan sampai saluran pernapasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.

g.

Segera transportasikan korban ke sentaral pengobatan. Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan selanjutnya kepada tenaga medis yang lebih berkompeten.

Pada kecelakaan lalu lintas korban dapat mengalami berbagai kondisi seperti fraktur, perdarahan, atau bahkan henti jantung. Dalam kondisi ini korban mendapat pertolongan pertama yang berbeda – beda sesui kondisi yang dialaminya.

a.

Pertolongan pertama korban dengan fraktur

Menurut Junaidi (2011), tindakan pertolongan pada fraktur dengan pemasangan bidai. Pemasangan bidai pada tulang panjang diusahakan melewati 2 atau lebih persendian.

Kartono (1988) dalam (Rismayanthi, 2013) juga menjelaskan cara melakukan pembidaian yaitu:

1)

Pembidaian harus meliputi dua sendi, sendi yang masuk dalam pembidaian adalah sendi dibawah dan diatas patah tulang . Contoh jika tungkai bawah mengalami fraktur maka bidai harus bisa memobilisasi pergelangan kaki

2)

Luruskan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur secara hati hati dan tidak memaksa gerakan, jika sulit diluruskan maka pembidaian dilakukan apa adanya.

3)

Beri bantalan empuk pada anggota gerak yang dibidai. Ikatlah bidai diatas atau dibawah daerah fraktur

b.

Pertolongan pertama korban dengan perdarahan

Menurut (Yulianingsih, 2017) perdarahan dibagi menjadi dua, kedua jenis perdarahan ini berbahaya jika tidak segera ditangani, diantaranya:

(12)

1)

Perdarahan luar (terbuka), perdarahan yang terjadi di permukaan tubuh yang terlihat.

2)

Perdarahan dalam (tertutup) perdarahan yang terjadi di dalam tubuh

Pertolongan pertama pada perdarahan dalam menurut (Yulianingsih, 2017) diantaranya:

1)

Baringkan dan istirahatkan penderita

2)

Buka jalan napas dan pertahankan

3)

Berilan oksigen (bila ada)

4)

Periksa pernapasan dan nadi secara berkala

5)

Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga syok

6)

Jangan memberikan makan atau minum

7)

Jangan lupa menangani cedera atau gangguan lainnya

8)

Segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

c.

Pertolongan pertama korban dengan henti jantung

Jika anda menemukan korban kecelakan dengan kondisi henti jantung maka lakukan tindakan bantuan hidup dasar (basic life support). Menurut (Yulianingsih, 2017) berikut tahapan dalam melakukan bantuan hidup dasar:

1) Periksa kesadaran korban dengan tepuk bahu atau goyangkan badan korban. Jika belum ada respons panggil korban dengan suara keras. Jika tidak ada respons maka lakukan tahap ke 2

2) Cari bantuan, berteriak minta tolong pada orang sekitar segera telepon petugas kesehatan terdekat, informasikan tentang kejadia, jarak terdekat menuju kejadian, nama tempat kejadian dengan lengkap, jelaskan nama penolong yang menghubungi, apa yang terjadi, jumlah korban, kondisi korban, dan pertolongan yang sudah diberikan, sementara menunggu petugas kesehatan lakukan tahap ke 3 3) Atur posisi korban, posisikan korban untuk berbaring terlentang ditempat datardan

keras. Lakukan pemeriksaan napas dan nadi

4) Ekstensikan kepala korban dengan teknih angkat dahu tekan dahi.

(13)

5) Periksa mulut korban, apakah terdapat benda asing atau muntahan. Jika terdapat benda asing, ambil benda asing tersebut. Jika cair ambil dengan kain dengan teknik sapuan jari. Jika padat ambil dengan jari, lakukan dengan cepat dan segera periksa pernapasan

6) Periksa napas, lihat dada korban, apakah naik turun? Dengarkan apakah ada suara napas? Dan rasakan apakah ada hembusan napas?. Jika tidak ada segera berikan napas buatan

7) Berikan 2x napas buatan, pencet hidung korban, lingkari mulut korban dengan mulut penolong secara ketat (agar tidak ada udara yang keluar saat napas dihembuskan). Hembuskan napas secara pelan dan dalam sampai dada korban terlihat naik. Batas waktu dengan pemberian napas kedua antara 1,5 detik (waktu untuk penolong mengambil napas)

8) Periksa nadi korban, pada orang dewasa terletak di arteri karotis. Angkat dagu seperti tahap 4, raba nadi karotis dan rasakan, tahan 5 - 10 detik, jika nadi ada dan napas tidak ada beri napas buatan sebanyak 10 – 12 x/menit. Jika nadi dan napas tidak ada, mulai lakukan kompresi dada.

9) Lakukan kompresi dada hingga bantuan datang, lokasi kompresi dada dengan meletakkan telapak tangan yang saling berkaitan di bagian setengah bawah tulang tengah dada (sternum). Penekanan dilakukan dengan cara menggunakan pangkal telapak tangan. Tekanan pada tulang dada dilakukan masuk 3-4 cm (pada orang dewasa). Jaga lengan tetap lurus sehingga yang menekan adalah bahu dan bukan tangan atau siku. Berikan kompresi 30x dengan kecepatan 80 – 100 x/menit.

Setiap 30x kompresi harus dikombinasikan dengan napas buatan.

10) Koordinasikan kompresi dengan napas buatan setiap akhir 30 kompresi diselingi dengan 1-1,5 detik napas buatan. Rangkaian 30 kali kompresi dan 2 kali napas buatan diulang selama 5 kali siklus baru.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Yulianingsih, N. (2017a) SELF HELP EMERGENCY. Yogyakarta: Permata Ilmu.

Yulianingsih, N. (2017b) SELF HELP EMERGENCY - Panduan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Sehari - Hari. Yogyakarta: ANDI.

G-MEDIA (2017) FIRST AID - Pertolonga Pertama Sebelum ke Dokter. Yogyakarta: Rapha Publishing

AHA, A. H. A. (2015) ‘Fokus Utama Pembaruan Pedoman AHA 2015 untuk CPR dan ECC’.

Available at: https://doi.org/10.1016/S0210-5691(06)74511-9. Arif, M. (2010) Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: medica aesculpalus.

Thygerson, A., Gulli, B. and Krohmer, J. (2011) ). First Aid Pertolongan Pertama (5th ed.).

Jakarta: erlangga.

Tilong, A. D. (2014) Buku Lengkap Pertolongan Pertama Pada Beragam Penyakit. Jakarta:

FlashBooks

Susilowati, R. (2015) Jurus Rahasia Menguasai P3K: Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

Jakarta: Lembar Langit Indonesia.

(15)

KEGIATAN PENYULUHAN P3K (PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN) KEPADA MI MA’ARIF NU 1 LANGGONGSARI

Menerangkan bahwa pada hari ini, telah dilaksanakan Kegiatan penyuluhan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) pada MI Ma’arif NU 1 Langgongsari, Dusun II, Langgongsari Kec. Cilongok., Kabupaten Banyumas, dengan keterangan:

Hari : Tanggal : Jam : Tempat : Materi : Jumlah peserta yang hadir : Jumlah peserta yang tidak hadir : Kejadian yang penting selama pelaksanaan kegiatan :

Demikian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

.………., ... Februari 2024 Penanggungjawab Penyuluhan

………..

(16)

DAFTAR HADIR PENYULUHAN P3K (PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN) PADA MI MA’ARIF NU 1 LANGGONGSARI

DESA LANGGONGSARI KECAMATAN CILONGOK TAHUN 2024

Tgl : 15 Februari 2024

Jam : 09.30 – Selesai

Tempat : Ruang kelas MI Ma’arif NU 1 Langgongsari

Agenda :

NO NAMA LENGKAP TANDA TANGAN

1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

11 11

12 12

13 13

14 14

15 15

16 16

17 17

18 18

(17)

19 19

20 20

21 21

22 22

23 23

24 24

25 25

26 26

27 27

28 28

29 29

30 30

31 31

32 32

33 33

34 34

35 35

36 36

37 37

38 38

39 39

40 40

41 41

42 42

43 43

44 44

45 45

(18)

Penanggungjawab

(………..)

Referensi

Dokumen terkait

1) Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman

Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang cukup baik dalam memberikan pertolongan P3K, hanya beberapa responden yang memberikan

Pihak pengelola obyek wisata diharuskan memiliki pengetahuan menganai pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) untuk menghindari risiko yang lebih berat serta berkewajiban

Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan atau yang lebih dikenal dengan P3K dilakukan untuk membantu meringankan rasa sakit korban kecelakaan bahkan

Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang cukup baik dalam memberikan pertolongan P3K, hanya beberapa responden yang memberikan

PEDOMAN UTAMA P3K U T T A P Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum bertindak Amankan korban dari gangguan ditempat kejadian sehingga bebas dari bahaya Tandai

Maka hasil uji statistic ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh edukasi tentang pertolongan pertama pada kecelakaan P3K dengan media buku pop up terhadap tingkat pengetahuan anak usia

Panduan penyuluhan pertolongan pertama pada fraktur dan dislokasi di Desa Ngoresan, Surakarta, untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan