SCREENING EPIDEMIOLOGY
ARIF RACHMAN
UNIVERSITAS ARS BANDUNG 2022
?
o Dua hal yang dapat dilakukan dalam diagnosis dini :
▪ Mengetahui penyakit sedini mungkin sewaktu timbul gejala klinis.
▪ Mengetahui penyakit sebelum gejala klinis mulai tampak
o Saat ini penegakan diagnosis penyakit terutama setelah individu yang secara pribadi untuk mencari pengobatan.
o sebagian kecil kasus yang diobati di diagnosa dalam stadium asimptomatik.
o Hal ini disebabkan masih kurangnya program surveilans o Mengakibatkan angka penyakit menahun meningkat.
.
DASAR
Pendekatan penyakit pada masyarakat
? o Deteksi tanda dan gejala dini
o Penemuan kasus sebelum menimbulkan gejala
.DASAR
Cara Deteksi Penyakit
? o Menurut US Commiission on Chronic Illness (1951)
”Identifikasi dugaan penyakit yang tidak diketahui atau kelainan dengan penerapan tes (uji),
pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat diterapkan secara cepat.”
DASAR
Definisi skrining
?
o Penemuan penyakit secara aktif pada orang-orang yang tanpa gejala dan nampaknya sehat
DASAR
Screening
?
o Screening/Penyaringan adalah suatu identifikasi penyakit yang secara klinis belum jelas. Usaha ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan tertentu atau prosedur tertentu yang secara tepat dapat membedakan orang yang terlihat sehat tetapi mempunyai kemungkinan sakit dan orang yang
betul-betul sehat.
o Pemeriksaan yang hasil tesnya positif ada kemungkinan orang tersebut betul-betul sakit atau tidak sakit, hal ini disebut positif semu (false positif).
o Screening/Penyaringan merupakan salah satu survey epidemiologi untuk menentukan frekuensi penyakit.
DASAR
Pengertian Screening
? o Skrining adalah deteksi dini dari:
- suatu penyakit,
- prekursor dari suatu penyakit,
- kerentanan terhadap suatu penyakit pada individu yang tidak/belum menunjukkan tanda atau gejala dari penyakit tersebut.
DASAR
Pengertian Screening
?
DASAR
Pengertian Screening
? o Memisahkan secara jelas orang sehat yang mungkin mempunyai penyakit dari pada orang- orang sehat yang mungkin tidak mempunyai penyakit
o Tidak ditujukan untuk menjadi diagnostik. Orang dengan tes positif atau temuan dicurigai harus
dirujuk ke dokternya untuk diagnosis dan perlakuan pengobatan
DASAR
Uji Screening
?
o Hanya merupakan pemeriksaan awal, responden yang positif memerlukan pemeriksaan diagnostik kedua
o Inisiatifnya lebih baik dimulai oleh peneliti atau orang atau lembaga penyedia pelayanan dari keluhan-
keluhan pasien
o Umumnya peduli dengan penyakit kronik dan
bertujuan mendeteksi penyakit yang belum dalam pengobatan medik
DASAR
Uji Screening
? o Untuk Penelitian Epidemiology/Surveilens :
▪ Menghitung Insidens, Prevalensi distribusi & trend o Protection of the public’s health misal :
▪ deteksi tb aktif pengobatan
o Prescriptive Screening sebagai landasan petunjuk / anjuran terhadap individu misal :
▪ tes tuberkulin + ➔ dianjurkan profilaksis INH
DASAR
Tujuan Screening
? o cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat
dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin
menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita
o tidak dimaksudkan untuk mendiagnosis sehingga pada hasil screening yang positif harus dilakukan pemeriksaan yang lebih sensitif untuk menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang diagnosisnya positif
dilakukan pengobatan intensif agar tidak membahayakan bagi dirinya maupun lingkungannya , khususnya bagipenyakit
penyakit menular
DASAR
Batasan Screening
? o Penyakit yang akan discreening merupakan masalah kesehatan pada masyarakat yang sangat penting.
(morbiditas & mortalitas )
o Prevalensi penyakit cukup tinggi
o Fasilitas untuk diagnosis dan pengobatan harus ada pada Dx dan pengobatan yang efektif untuk kasus yang positif
DASAR
Syarat Screening
?
o Harus ada cara pengobatan untuk penderita yang ditemukan melalui penyaringan.
o Harus diketahui stadium simptomatik dini dan masa laten o Pemeriksaan yang dilakukan tidak berbahaya dan dapat
diterima oleh masyarakat.
o Sebaiknya diketahui tentang riwayat alamiah suatu penyakit
o Harus ada cara pemeriksaan yang tepat dan harus ada cara skrining yang cocok (sederhana, murah & aman) o Biaya penemuan kasus dapat ekonomis
DASAR
Syarat Screening
? o Uji skrining, diterapkan pada penduduk yang dipilih (berisiko). Jika hasil negatif maka akan disisihkan.
o Pada kelompok dengan hasil uji positif akan dilakukan tes diagnostik, yang hasil diagnosanya dinyatakan
tidak sakit akan disisihkan.
o Pada yang terdiagnosa sakit, akan diberi pengobatan.
DASAR
Langkah Screening
?
o Yang diketahui dari gambaran spektrum penyakit hanya merupakan sebagian kecil saja, sehingga dapat diumpamakan sebagai puncak gunung es sedangkan sebagian besar tersamar;
o Diagnosis dini dan pengobatan secara tuntas memudahkan kesembuhan;
o Biasanya penderita datang mencari pengobatan setelah timbul gejala atau penyakit telah berada dalam stadium lanjut hingga pengobatan menjadi sulit atau penyakit menjadi kronis atau bahkan tidak dapat disembuhkan lagi;
o Penderita tanpa gejala mempunyai potensi untuk menularkan penyakit.
DASAR
Dasar Pemikiran Screening
? o Pertanyaan/Kuesioner:
o Pemeriksaan Fisik:
❑ misal: pemeriksaan tekanan darah
o Pemeriksaan Laboratorium:
❑ misal: pemeriksaan gula darah, HPV
o X-ray, termasuk diagnostic imaging:
❑ misal: mammografi
DASAR
Test Skrining dapat dilakukan dengan:
? o Test Skrining seringkali dapat dipergunakan sebagai test diagnosa
o Diagnosa: menyangkut konfirmasi mengenai ada atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang dicurigai atau ‘at risk’ menderita suatu
penyakit
Contoh: pemeriksaan gula darah, skrining utk org sehat, tetapi diagnostik utk penderita DM
DASAR
Diagnosa vs Skrining
?
DASAR
Proses Pelaksanaan Screening
?
DASAR
Tahap-tahap Riwayat alamiah penyakit
?
DASAR
Riwayat Penyakit
o NATURAL HISTORY OF DISEASE
❑ PERIOD OF PREPATHOGENESE
❑ PERIOD OF PATHOGENESE o LEVEL OF PREVENTION
❑ PRIMARY PREVENTION
❑ SECONDARY PREVENTION
❑ TERTIARY PREVENTION
?
DASAR
Kategori dari Pencegahan Penyakit
o Pencegahan Primer:
❑ pencegahan sebelum suatu penyakit dapat terjadi
o Pencegahan Sekunder:
❑ deteksi dini suatu penyakit sewaktu penyakit tersebut masih dapat disembuhkan. Skrining adalah tindakan utama pada pencegahan sekunder
o Pencegahan Tersier:
❑ membatasi sekuele dari suatu penyakit
?
DASAR
JENIS PENYAKIT YANG TEPAT UNTUK SREENING
o MERUPAKAN PENYAKIT YG SERIUS
o PENGOBATAN SBLM GEJALA MUNCUL HARUS LEBIH UNTUNG DIBANDINGKAN DENGAN
SETELAH GEJALA MUNCUL .
o PREVALENS PENYAKIT PRE KLINIK HARUS TINGGI
PADA POPULASI YANG DISKRINING
?
DASAR
Pengobatan fase preklinik
o Pengobatan pada DPCP lebih baik sebelum gejala muncul
❑ DPCP = detectable preclinical phase (Fase preklinik yang dapat dideteksi)
❑ Contoh:
▪ kanker serviks dpcp panjang, 10 tahun. Uji (tes) Papanicoulaou smear (Pap smear) akan efektif
▪ kanker paru , dpcp pendek, maka skrining
tidak efektif
?
DASAR
Prevalens dpcp tinggi pada populasi
o biaya program skrining, diarahkan pada kasus terdeteksi
o skrining terbatas
➢ deteksi kanker payudara untuk wanita yang punya riwayat keluarga
➢ kanker kandung kemih pada pekerja yang terpapar
?
o Mass screening: penyaringan dilakukan pada seluruh penduduk
o Selectif screening: Penyaringan dilakukan terhadap kelompok penduduk tertentu
o Single disease screening; penyaringan ditunjukan
pada suatu jenis penyakit (misalnya penyaringan untuk mengetahui penyakit tbc)
o Multiphase screening; penyaringan untuk kemungkinan adanya beberapa penyakit pada individu, misalnya
penyaringan kesehatan pada pegawai sebelum bekerja.
DASAR
Macam-Macam Screening
? o Identifikasi nilai normal
o Validity suatu alat tes scrining o Keterandalan reliability
DASAR
Konsep dasar dalam Screening
? o Pengertian normal biasanya dipakai untuk menentukan karakteristik populasi tertentu, misalnya kadar rata-rata hemoglobin. Nilai rata-rata tersebut dapat diperkirakan batas yang dianggap normal
DASAR
Identifikasi nilai normal
?
o Tes skrining yang baik :Valid, Akurat, Reprodusibel, Sensitif & Spesifik o Validitas tes skrining
Kemampuan tes untuk memberikan indikasi pendahuluan mengenai siapa yang menderita penyakit (yg sedang dicari) dan yang tidak o Komponen Validitas :
▪ Sensitivitas : kemampuan menemukan yg menderita penyakit
▪ Spesifisitas : kemampuan menemukan yang tidak menderita penyakit o Screening test valid : Sangat sensitif dan sangat spesifik
DASAR
METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI SCREENING
? o o Validitas Reliabilitas o Yield
DASAR
ASPEK EPIDEMIOLOGI SCREENING TEST
?
DASAR
ASPEK EPIDEMIOLOGI SCREENING TEST
?
DASAR
Ilustrasi perbedaan antara presisi dan akurasi
?
DASAR
Perbedaan antara Validitas dan Reliabilitas
? o Kemampuan dari suatu pemeriksaan untuk menentukan individu mana yang
mempunyai penyakit (tidak normal) dan individu yang mana tidak mempunyai penyakit (normal).
o Ada 2 hal ; sensitifity dan spesifity DASAR
Validity suatu alat tes screening
?
o Penilaian hasil screening dengan menghitung sensitivitas dan spesivisitas menggunakan perhitungan di atas mempunyai beberapa kelemahansebagai berikut:
✓ Tidak semua hasil pemeriksaan dapat dinyatakan dengan tegas “ya”
atau ”tidak”
✓ Perhitungan ini tidak sesuai dengan kenyataan karena perhitungan
sensitivitas dan spesivisitas setelah penyakit diketahui atau didiagnosis, sedangkan tujuan screening adalah mendeteksi penyakit yang belum tampak dan bukan untuk menguji kemampuan alat tes yang digunakan.
DASAR
Validitas
?
DASAR
Sensitivity and Specificity
?
o Kemampuan suatu pemeriksaan untuk
mengidentifikasi secara benar orang yang mendapat penyakit.
DASAR Sensitifity
True positif
sensitifitas = ---
True positif + false negatif
?
o Kemampuan dari suatu pemeriksaan untuk mengidentifikasi secara benar orang-orang yang tidak mempunyai penyakit.
DASAR Spesifitas
True negatif
spesifitas = ---
True negatif + false positif
?
o TP atau True postive adalah orang yang sakit dan hasil tesnya dinyatakan positif oleh tes diagnostiko FP atau False positive adalah orang yang sehat/ tidak sakit tapi hasil tesnya dinyatakan positif oleh tes diagnostik
o TN atau True Negative adalah orang yang sehat / tidak sakit dan hasilnya tesnya dinyatakan negatif oleh tes diagnostik
o FN atau False Negative adalah orang sakit tapi hasil tesnya dinyatakan negative oleh tes diagnostik
DASAR
Validitas
?
DASAR
Value of a Test (Validitas uji diagnosa)
Diseases Non-Diseases Total
Positive a
True positive
b
False Positive
Ttest Positive (a+b)
Negative c
False Negatif
d
True Negatif
Ttest Negative (c+d)
Tdiseases (a+c)
Tnon-diseases (b+d)
Total (a+b+c+d)
Diagnosa
Test
Results
?
DASAR
Value of a Test (Validitas uji diagnosa)
Sensitivitas : Probabilitas hasil uji positif pada orang-orang yang sakit.
Spesifisitas : Probabilitas hasil uji negatif pada orang-orang yang tidak sakit.
Hubungan Sensitivitas dengan spesifisitas
Sensitivitas ➔ Spesifisitas dan sebaliknya
a (a+c)
d
(b+d)
?
DASAR
Validitas
?
o Selain nilai kecermatan positif dan nilai kecermatan negatif , dapat dihitung komplemennya yaitu false positif dan false negatifo False positif rate ialah jumlah hasil tes positif semu dibagi dengan jumlah seluruh hasil tes positif
atau 1 - y
o False negatif rate ialah jumlah hasil tes negative semu dibagi dengan jumlah seluruh hasil tes negatif .
atau 1 - z
DASAR
Validitas
a (a+b)
c (c+d)
?
DASAR
Validitas
?
DASAR
Validitas
?
DASAR
Validitas
?
DASAR
Validitas
?
DASAR
Accuracy
?
o KEMAMPUAN TEST ATAU PENGUKURAN UNTUK
MENGHASILKAN NILAI YANG SAMA PADA INDIVIDU DAN KONDISI YANG SAMA
DASAR
Reliabilitas tes skrining
?
o Hasil konsisten jika dilakukan lebih 1 kali pada individu yang sama pada situasi yang berbeda, waktu berbeda (pengamat sama), pengamat berbeda atau tes serupa.
Reliabilitas Dipengaruhi :
1. Variasi pada Metode Pemeriksaan tergantung stabilitas instrumen alat harus dibakukan, dapat ditimbulkan oleh:
• Stabilitas reagen dan
• Stabilitas alat ukur yang digunakan.
• Stabilitas reagen dan alat ukur sangat penting karena makin stabil reagen dan alat ukur, makin konsisten hasil pemeriksaan. Oleh karena itu, sebelum digunakan hendaknya kedua hal tersebut ditera atau diuji ulang ketepatannya
DASAR
Reliabilitas tes skrining
?
Reliabilitas Dipengaruhi :2. Variasi didalam subyek / individu (biologis)
misal : hasil pengukuran suhu tubuh pagi berbeda dengan siang dan malam hari. atau:
• Lelah,
• Kurang tidur,
• Marah,
• Sedih,
• Gembira,
• Penyakit yang berat, dan
• Penyakit dalam masa tunas.
• Umumnya, variasi ini sulit diukur terutama faktor psikis
DASAR
Reliabilitas tes skrining
?
Reliabilitas Dipengaruhi : 3. Variasi interobservermisal : 2 radiologis mempunyai interpretasi yang berbeda thd sebuah hasil rontgen & motivasi tinggi, misalnya:
▪ Variasi interna, merupakan variasi yang terjadi pada hasil pemeriksaan yang dilakukan berulang ulang oleh orang yang sama;
▪ Variasi eksterna ialah yang terjadi bila satu sediaan dilakukan pemeriksaan oleh beberapa orang.
DASAR
Reliabilitas tes skrining
? o Upaya untuk mengurangi berbagai variasi di atas dapat dilakukan dengan mengadakan
▪ Standarisasi reagen dan alat ukur,
▪ Latihan intensif pemeriksa,
▪ Penentuan kriteria yang jelas,
▪ Penerangan kepada orang yang diperiksa,
▪ Pemeriksaan dilakukan dengan cepat.
DASAR
Reliability
?
o Pemeriksaan yang memberi hasil konsistensi jika pemeriksaan ini dilakukan lebih dari satu kali pada individu yang sama dengan kondisi yang sama.o Ada 2 hal yang mempengaruhi konsistensi hasil:
❑ variasi terjadi pada metode pemeriksaan dan variasi didalam subjek sendiri (variasi biologis dari individu)
• variasi pada metode pemeriksaan
• variasi didalam subjek
❑ Variasi pada peneliti; Pada penelitian bisa saja terjadi perbedaan dalam membaca hasil tes pada waktu yang berbeda. Misalnya seorang radiolog dapat saja mempunyai interpretasi berbeda mengenai suatu hasil rongthen.
DASAR
Keterandalan reliability
? o INTER OBSERVER BIAS : Bias Yang Terjadi Akibat 2 (Dua) Observer Menginterpretasi Satu Hasil Test Dan Memberi
Interpretasi Yang Berbeda
o INTRA OBSERVER BIAS : Bias Yang Terjadi Dikarenakan 1 (Satu ) Observer Menginterpretasi Berbeda Terhadap Satu Hasil Test Dalam Waktu Yang Berbeda
DASAR
Observer Bias
? o Percent Agreement o KAPPA
DASAR
Estimation Observer Variation
?
DASAR
Estimation Observer Variation
?
DASAR
Estimation Observer Variation
?
DASAR
Penilaian Reliabilitas
?
DASAR
PREDICTIVE VALUE DEPEND ON
1. PREVALENCE OF A DISEASE
2. SPECEFICITY OF A SCREENING TEST
?
Skrining Bertahap (two-stage screening):
o Skrining tahap I: lebih murah, tidak terlalu invasif, atau tidak terlalu mengganggu.
o Hanya mereka yang positif thd. test skrining tahap I akan mendapat test skrining tahap II.
o Skrining tahap II diharapkan dapat mengurangi positif palsu (false positive).
o Contoh:
❑ Diabetes: test I gula darah, test II glucose tolerance test (GTT)
❑ HIV: test I Elissa, test II Western blot
DASAR
Use of Multiple Screening Tests
?
DASAR
Use of Multiple Screening Tests
? o Positif, bila individu memberi hasil positif untuk test yang manapun (salah satu
maupun kedua test skrining).
o Mis: screening Ca mammae dengan
pemeriksaan fisik (PF) dan mammografi.
Sudah disebut positif bila PF saja (+), atau mammo saja (+).
DASAR
Screening Paralel
?
o bila dua tes atau lebih dilakukan secara bersamaan tanpa memperhatikan hasil tes sebelumnya . Cara ini digunakan untuk meningkatkan sensitivitas o Untuk menaksir prevalensi penyakit di masyarakat dengan sensitivitas dan
spesivisitas dapat digunakan rumus yang dikembangkan oleh Rogan seperti berikut
o n = perkiraan prevalensi penyakit
o Pd = Prevalensi yang dideteksi pada waktu uji tapis o f = Spesivisitas
o s = Sensitivitas
DASAR
Tes Kombinasi
Pd +f-1 s+f-1 n =
? o Sensitivitas dan Spesifisitas adalah parameter yang digunakan untuk melakukan skrining atau tidak.
Kedua parameter ini tidak dipengaruhi oleh prevalens.
o Predictive values dihitung setelah test dilakukan, dan digunakan utk menilai hasil test skrining. Parameter ini dipengaruhi oleh Sensitivitas, Spesifisitas, dan Prevalens dari penyakit.
DASAR
Tes Kombinasi
? o Penyakit harus ada di populasi yang akan di- screening
o Penyakit yang merupakan masalah:
morbiditas dan/atau mortalitasnya tinggi di masyarakat
o Deteksi dini dan intervensi harus dapat memperbaiki outcome
DASAR
Kriteria Penyakit yang sesuai utk dilakukan Screening
?
o True Positive: labeling effect.
▪ Org yg mempunyai hasil positif akan dikategorikan sebagai sakit
o False Positive:
• Pengeluaran uang yg tidak perlu
• Kemungkinan ‘harm’ dari test konfirmasi
• Anxiety
• Takut untuk menjalani test di masa y.a.d
DASAR
Risiko Screening
? o Survival tidak dapat dipakai untuk mengevaluasi screening karena adanya lead time bias dan
length bias.
o Efektifitas test skrining dapat dinilai dari mortality rate populasi yg di-screen dibandingkan dengan mortalitas populasi yang tidak di-screen.
DASAR
Risiko Screening
? o Reliability o Feasibility o Validity
o Performance o Effectiveness
DASAR
Evaluasi Program Screening
? o Sensitifitas dan Spesifisitas Validitas:
o Performance:
▪ Positive Predictive Value (probabilitas utk sakit diantara yang test positive)
▪ Negative Predictive Value (probabilitas utk tidak sakit diantara yang test negative)
DASAR
Screening
? o Feasibility:
▪ Acceptability
✓ Cepat
✓ Mudah
✓ Aman
▪ Cost effectiveness:
✓ Skrining
✓ Diagnosis
✓ Follow-up
✓ Intervensi
DASAR
Screening
? o Perbandingan 2 pemeriksaan harus menggunakan gold standard.
o Kalau belum memiliki gold standard biasanya menggunakan pemeriksaan yang paling baik sebagai standar, kalau tidak ada juga berarti melakukan trial error
o Kalau sudah ada teori dan tes cocok dengan teori, sementara tes tsb dapat digunakan
DASAR
Screening
? o jumlah penyakit yang terdiagnosis dan diobati
sebagai hasil dari Screening. Hasil ini dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
❑ Sensitivitas alat Screening
❑ Prevalensi penyakit yang tidak tampak
❑ Screening yang dilakukan sebelumnya
❑ Kesadaran masyarakat
DASAR
Yield
? o Sebagai dasar yang digunakan dalam perhitungan sensitivitas dan spesivisitas ialah:
▪ Distribusi normal
▪ Persentil
DASAR
Dasar PerhitunganYield
?
o Distribusi normal merupakan distribusi teoretis yang dihasilkan dari data kontinum dan merupakan suatu alat yang penting dalam statistika
inferensial dan digunakan untuk menguji hipotesis .
o Dari distribusi normal dihasilkan suatu kurva unimodal yang simetris dan berbentuk lonceng . Luas seluruh area kurva distribusi normal sama dengan 100% dengan penyimpangan ke kanan dan ke kiri dari rata rata satu deviasi standar sama dengan 68% luas seluruh kurva , 2 deviasi
standar sama dengan 95% luas kurva , dan 3 deviasi standar sama dengan 99% luas area.
o Sebagai dasar untuk menentukan normalitas adalah 95% dari seluruh area luas kurva distribusi normal atau simpangan ke kanan dan ke kiri 2 deviasi standar dari rata rata. Kurva distribusi normal dapat dilihat pada grafik di bawah ini
DASAR
Dasar PerhitunganYield
?
DASAR
Grafik Distribusi Normal
?
o Hasil pemeriksaan biokimia sering tidak berdistribusi normal hingga ketentuan yang berlaku pada disttribusi normal tidak dapat dipergunakan.
o Tidak semua hasil pemeriksaan berupa data kontinu.
o Penggunaan 2 SD atau 95% dari luas kurva sebagai batas normal tidak mempunyai dasar ilmiah.
o Penentuan batas normal dinyatakan dengan tegas. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan karena perubahan dari normal dan tidak normal terjadi secara berangsur angsur.
o Contoh: Risiko timbulnya penyakit pada batas atas dan batas bawah normal akan berbeda . Misalnya , pada kolesterol serum yang normal terletak antara 150 mg% dan 200 mg% akan terjadi perbedaan risiko timbulnya penyakit jantung coroner pada orang dengan kadar kolesterol 200 mg% mempunyai risiko yang lebih besar dibandingkan orang dengan kadar kolesterol 150 mg%
DASAR
Kelemahan Distribusi Normal
?
o Menguntungkan dibandingkan dengan menggunakan kurva distribusi normal.
o Penentuan sensitivitas dan spesivisitas dengan persentil dapat dispesifikasikan menurut golongan umur dan jenis kelamin karena dengan nilai biokimia yang sama dengan persentil yang sama dapat terjadi pada golongan umur dan jenis kelamin yang berbeda.
Misalnya, kadar kolesterol darah 300 mg% dan persentil 1% dapat terjadi pada wanita berumur 60 tahun dan pria 38 tahun.
o Dengan persentil tidak dibutuhkan asumsi normalitas distribusi hasil tes.
o Sehat dan sakit ditentukan dengan gradasi yang kontinyu.
DASAR
Persentil
?
DASAR
Penentuan Batas Normal
?
o Bila kadar glukosa darah 110 mg% ditentukan sebagai batas normal maka semua orang normal menghasilkan tes yang negatif. Ini menunjukkan bahwa spesivisitas yang rendah, tetapi sebagian penderita diabetes melitus juga menunjukkan tes yang negatif (negatif semu) dan ini berarti bahwa tes tersebut mempunyai sensitivitas yang tinggi
Kesimpulan : Tes screening yang digunakan mempunyai
❑ Sensitivitas yang rendah dan,
❑ Spesivisitas yang tinggi.
o Bila kadar glukosa darah 100 mg% ditentukan sebagai batas normal maka semua penderita akan menghasilkan tes yang positif yang berarti tes uji tapis ini mempunyai sensitivitas yang tinggi, tetapi dengan batas normal tersebut terdapat sebagian orang normal dengan hasil tes yang positif semu (positif semu).
Kesimpulan : Tes screening yang digunakan mempunyai
❑ Sensitivitas yang tinggi dan
❑ Spesivisitas yang rendah
DASAR
Penjelasan
Thank you
ar604299@gmail.com
?
DASAR
TUGAS PERORANGAN
1. Buat artikel perorangan dengan ketentuan sebagai berikut:
✓ Ukuran halaman A4, Huruf Time new roman 12, spasi 1,5.
✓ Margin: Top 3 cm, Left 3 cm, Right 2,5 cm, bottom 2,5 cm.
✓ Berupa systematic review
✓ Referensi sebanyak minimal 21
✓ Dikumpulkan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa inggris
✓ Jumlah halaman: 8-10 halaman (Pendahuluan, Metode, Diskusi, Kesimpulan)
2. Topik artikel (judul Bebas sesuai topik):
❖ Penerapan Epidemiologi dalam Manajemen Rumah Sakit (sesuai dengan bidang Saudara)
3. Artikel dikumpulkan tgl 12 November 2022 paling lambat jam 00.00 kemudian kirim ke email ar604299@gmail.com