KASUS 1
Kevin adalah murid kelas 8A yang sering diolok temannya menggunakan nama orang tuanya. Ia tidak sengaja melempar temannya dengan penghapus papan tulis, hingga bibir temannya terluka. Kemudian gurunya datang untuk memanggil Kevin.
Bu Ria : Kevin, Ibu dengar kemarin kamu mengalami masalah ya? Apa yang terjadi? Bolehkah Ibu mendengar ceritamu?
Kevin : Iya bu, kemarin saya marah ke Tama dan saya tidak sengaja melempar penghapus ke Tama hingga kena bibirnya.
STABILITAS DIRI
Bu Ria : Menurut kamu tindakan kamu yang mudah tersulut emosi dan melemparkan penghapus itu tindakan yang benar atau salah?
Kevin : Salah bu,
Bu Ria : Kevin, setiap orang pasti pernah berbuat salah. Begitu juga dengan Bu Ria, saya juga pernah membuat kesalahan. Dan Ketika kita melakukan suatu tindakan, entah tindakan itu benar atau salah pasti ada alasannya. Lalu apa alasanmu melakukan hal tersebut?
VALIDASI TINDAKAN YANG SALAH
Kevin : Saya sakit hati Bu dengan Tama, karena dia terus mengolok-olok saya menggunakan nama ibu saya. Tentu saya marah bu, saya tidak terima nama ibu saya dipakai untuk bahan bercandaan.
Kemudian saya hanya ingin menunjukkan sikap kalau saya merah dengan melempar penghapus. Tapi malah kena betulan Bu.
Bu Ria : Baik, tindakanmu yang marah dan tidak terima ketika nama orang tuamu dipakai bahan bercandaan itu sangatlah manusiawi. Itu tandanya kamu sangat menyayangi orang tuamu. Namun,
perbuatan melempar penghapus bisa membahayakan orang lain.
Kevin : Iya Bu, saya minta maaf Bu.
MENANYAKAN KEYAKINAN
Bu Ria : Kevin, apakah tindakanmu yang kamu lakukan sesuai dengan keyakinan kelas yang telah kita sepakati?
Kevin : Tidak bu.
Bu Ria : Baik, keyakinan kelas apa yang telah kita sepakati?
Kevin : Tentang pengendalian dan penguasaan diri Bu.
Bu Ria : Lalu, apa yang bisa kamu lakukan agar bisa mengendalikan diri?
Kevin : Saya akan belajar meredam emosi Bu kemudian apabila ada teman yang mengolok-olok saya akan laporkan ke guru.
Bu Ria : Tindakan yang bagus itu. Kemudian kapan kamu memulainya”
Kevin : Mulai sekarang bu saya akan belajar untuk lebih menguasai diri sendiri.
Bu Ria : Bagus sekali, semoga kamu tetap teguh untuk bisa menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari.
KASUS 2
Lintang adalah murid Kelas 8A. Saat pembelajaran, dia kedapatan sedang bermain HP. Berikut ini doalog antara Lintang dan Gurunya.
STABILITAS DIRI
Bu Ria : Lintang, tadi Ibu mendengar bahwa HP kamu disita oleh bpk/ibu guru.
Apakah benar demikian?
Lintang : Iya bu.
Bu Ria : Lalu, bagaimana ceritanya sampai HP kamu disita?
Lintang : Tadi saat pelajaran saya bermain HP bu.
Bu Ria : Baik, setiap orang pasti pernah merasa bosan, begitu juga dengan Bu Ria juga sering merasa bosan, apalagi jika kegiatan yang kita ikuti kurang menarik. Namun, bermain HP saat pembelajaran itu tindakan yang benar/salah?
VALIDASI KESALAHAN
Lintang : Salah Bu.
Bu Ria : Saat seseorang berbuat sesuatu, entah itu salah atau benar pasti ada alasannya. Lalu apa alasanmu melakukan hal itu?
Lintang : Saya bosan dan ngantuk Bu. Di kelas guru saya hanya ceramah saja, jadi untuk menghilangkan ngantuk dan bosan, saya bermain HP Bu.
Bu Ria : Lintang, setiap guru pasti memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam mengajar dan memang betul, batas konsentrasi siswa dalam mendengarkan ceramah itu tidak lama, sehingga kamu pasti merasa bosan jika sudah melewati batas konsentrasi itu. Namun, tidak memperhatikan guru saat guru menjelaskan apakah tindakan yang benar?
Lintang : Maaf Bu, salah Bu.
MENANYAKAN KEYAKINAN
Bu Ria : Apakah kamu ingat, keyakinan apa yang sudah kita sepakati saat belajar di kelas?
Lintang : Ingat bu, menghormati guru dan teman dan belajar dengan sungguh- sungguh Bu.
Bu Ria : Lalu apakah yang bisa kamu lakukan untuk menunjukkan keyakinan itu?
Lintang : Saya akan mendengarkan penjelasan guru Bu dan tidak bermain HP lagi saat sedang belajar.
Bu Ria : Baik, bagus sekali tindakanmu. Kira-kira kapan waktu yang tepat untuk melakukannya?
Lintang : Mulai hari ini saya akan melakukannya bu.