• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sehingga minat dapat mempengaruhi keputusan pembelian secara langsung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sehingga minat dapat mempengaruhi keputusan pembelian secara langsung"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Gaya Hidup

1. Pengertian Gaya Hidup

Kotler dan Keller (2012:192) mendefinisikan, gaya hidup merupakan sebuah tindakan dimana seseorang hidup dengan mengekspresikan dirinya melalui aktivitas, ketertarikan, dan opininya. Gaya hidup juga dapat dilihat dari cara seseorang berinteraksi dengan menggambarkan keseluruhan kegiatannya dalam lingkungan.

1. Kegiatan (Activity)

Kegiatan dikatakan sebagai aktivitas seseorang dilihat berdasarkan dari apa yang dikerjakan seseorang, seperti apa yang digunakan, uang yang dikeluarkan, waktu, tenaga yang dihabiskan dalam kegiatan tersebut

2. Minat (interest)

Minat bisa berbentuk kesukaan, kegemaran dan kemenarikan terhadap suatu produk sehingga seseorang dapat membuat keputusan dalam membeli. Sehingga minat dapat mempengaruhi keputusan pembelian secara langsung.

(2)

3. Opini (opinion)

Persepektif atau pandangan seseorang dalam melihat isu yang terjadi (global, ekonomi, dan sosial), perasan seseorang yang terjadi dapat menimbulkan tingkah laku dari seseorang tersebut.

Sumarwan et al (2013) mendefinisikan gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang, dan energy serta merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan.

Menurut Prasetijo dan Ihalauw (2005) secara sederhana gaya hidup didefinisikan sebagai bagaimana seseorang hidup, termasuk bagaimana seseorang menggunakan uangnya dan bagaimana ia mengalokasikan waktunya.

Meningkatnya konsumsi kopi dan perubahan gaya hidup masyarakat menyebabkanmulai berkembangnya café.

Pengukuran gaya hidup dapat dijalankan dengan Psikografik (psychographic).

Sumarwan (2011: 58) Seringkali analisis psikografik dipakai dalam melihat segmen konsumen dan pasar dalam kehidupan yang terjadi, pekerjaan dan kegiatan mereka lainnya. Psikografik biasa dimaknai sebagai pengukuran AIO (Activity, Interest, Opinion) atau pernyataan untuk memberikan gambaran aktivitas, minat dan opini konsumen.

(3)

Macam – macam gaya hidup meliputi (Delastuty, 2012) a. Gaya Hidup Mandiri

Gaya hidup mandiri yaitu dimana seseorang mampu menjalankan hidupnya tanpa bergantung dengan orang lain. Karena itu seseorang tersebut harus mengenali kelebihan dan kekurangan dalam diri.

b. Gaya Hidup Modern

Di zaman sekarang yang serba modern dan praktis menuntut masyarakat untuk tetap mengikuti zaman tersebut agar tidak ketinggalan dalam segala hal termasuk teknologi, karena banyak orang juga yang berlomba-lomba untuk menguasai atau pemahaman dalam teknologi.

c. Gaya Hidup Sehat

Gaya hidup sehat adalah seseorang yang berpikir dalam hal yang tepat, agar hidup sehat dapat dijalankan dengan cara hidup dalam pola makan, pola pikiran, kebiasaan, dan lingkungan yang sehat.

d. Gaya Hidup Hedonis

Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang aktivitasnya untuk mencari kesenangan hidup, seperti lebih banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, senang membeli barang mahal yang digemari, serta selalu ingin mendapat pusat perhatian dari banyak orang.

(4)

e. Gaya Hidup Bebas

Gaya hidup bebas merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakanya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat sekitarnya.

Di zaman seperti ini apalagi para remaja milenial yang berada dikota. Mereka cenderung bergaya hidup dengan mengikuti arus dari orang barat. Sehingga gaya hidup mereka dituntut untuk terus mengikuti zaman yang ada dan gaya hidup itu juga menampilkan seseorang untuk terlihat kekinian karena sebagian besar orang ingin menjadi pusat perhatian.

2.1.2 Kualitas Produk

Kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Ini jelas merupakan definisi yang berpusat terhadap konsumen. Kita dapat mengatakan bahwa penjual telah menghantarkan kualitas ketika produk atau jasanya memenuhi atau melebihi ekspetasi konsumen (Kotler & Keller, 2009:143).

Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar agar mendapat perhatian, dicari, dibeli, hingga dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen (Fandy Tjiptono 2008 :88)

Menurut Kotler (2012), kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memanfaatkan fungsinya, hal ini termasuk keseluruhan keandalan, daya tahan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

(5)

Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap Perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar.

Karena kualitas produk dapat memberikan timbal balik antara perusahaan dengan konsumen sehingga perusahaan akan memberikan peluang untuk mengetahui dan memahami apa yang menjadi kebutuhan dan harapan yang ada pada persepsi konsumen. Maka, perusahaan penyedia produk dpaat memberikan kinerja yang baik untuk mencapai kepuasan konsumen melalui cara memaksimalkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimalisirkan pengalaman yang kurang menyenangkan bagi konsumen saat mengonsumsi produk.

Menurut Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, (2011 : 215) mengatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas produk yaitu

1. Warna

Warna yang terdapat dalam makanan atau minuman harus dikombinasikan sedemikian rupa agar terlihat lebih menarik dan tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi.

2. Penampilan

Makanan atau minuman harus terlihat baik saat ingin disajikan, dimana hal ini adalah faktor yang sangat penting.

3. Tekstur

Ada banyak tekstur dalam makanan dan minuman antara lain halus atau kasar, cair atau padat. Jika didalam minuman tentu tekstur harus tersaji dengan cair.

(6)

4. Rasa

Titik perasa dari lidah dapat mendeteksi dasar rasa yaitu manis, asam, pahit.

2.1.3 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen adalah tindakan dari konsumen untuk membeli atau tidaknya suatu produk, keputusan pembelian konsumen merupakan titik suatu pembelian dari proses evaluasi (Winardi, 2010). Keputusan pembelian merupakan sikap seseorang untuk membeli atau menggunakan suatu produk baik berupa barang atau jasa yang telah di yakini akan memuaskan dirinya dan kesediaan menanggung resiko yang mungkin ditimbulkannya.

Menurut Tjiptono (2012) keputusan pembelian adalah proses dimana seseorang melakukan pencarian masalah atau mengenal masalahnya, kemudian seseorang tersebut mencari informasi mengenai masalah yang terjadi dan membandingkan dengan alternatif yang sudah ada, dan konsumen tersebut akan secara langsung mengambil keputusan pembelian. Saat seseorang mengambil suatu keputusan pembelian terdapat hal yang mempengaruhinya yaitu ikatan emosional, ikatan emosional dapat menjalin hubungan antara konsumen dengan produsen.

Konsumen yang telah melakukan pembelian akan mendapat nilai tambah dari produk yang dibeli terdapat 4 dimensi nilai, yaitu :

1. Nilai emosional, nilai emosional dapat timbul dari perasaan seseorang atau emosional yang positif dan didapatkan dari seseorang yang mengkonsumsi

(7)

produk yang telah dibeli. Pada intinya perasaan yang dirasakan seseorang berhubungan dengan nilai emosional.

2. Nilai sosial, nilai sosial berasal dari kemampuan produk dalam meningkatkan konsep diri sosial konsumen mengenai apa yang dianggap baik atau buruk.

3. Nilai kualitas, nilai kualitas dihasilkan dari sebuah produk yang memiliki manfaat dalam penggunaan jangka panjang dan jangka pendek.

4. Nilai fungsional adalah nilai yang didapat dari produk yang memiliki kegunaan dalam fungsional kepada konsumen. Nilai ini akan memberikan langsung mengenai fungsi dari produk yang dibeli.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2012) konsumen akan melalui 5 tahap dalam pengambilan keputusan.

Gambar 2.1

Proses Pembelian Konsumen Model 5 Tahap

1. Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dalam proses keputusan pembelian, dimana seseorang menyadari masalah dan kebutuhan yang dicari.

2. Pencarian masalah merupakan tahap kedua dalam proses keputusan pembelian, dimana seseorang mencari informasi yang dibutuhkan dan pencarian informasi yang lain juga diperlukan untuk memiliki banyak alternatif.

pengenalan masalah

pencarian masalah

evaluasi alternatif

keputusan pembelian

perilaku pasca pembelian

(8)

3. Evaluasi alternatif merupakan tahap dalam proses ketiga dalam keputusan pembelian, dimana seseorang menggunakan informasi yang telah didapatkan dari pencarian sebelumnya guna untuk mengevaluasi yang diinginkan.

4. Keputusan pembelian merupakan tahap yang sudah diputuskan seseorang, setelah orang tersebut memilih berbagai alternatif yang telah dicari.

5. Perilaku pasca pembelian merupakan tahap akhir dalam keputusan pembelian, dimana setelah orang tersebut melakukan pembelian tentu akan merasakan nilai yang dirasakan kepuasaan atau ketidakpuasaan.

2.2 Tinjauan Pustaka

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Hasil

1. Lomboan et al (2020)

(Gaya Hidup dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Starbucks Manado Town Square )

1. Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pengunjung Starbucks Manado Town Square.

2. Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) bahwa harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pengunjung Starbucks Manado Town Square.

(9)

3. Berdasarkan hasi uji simultan (uji f) pada penelitian ini dapat diketahui bahwa gaya hidup dan harga secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi keputusan pembelian di Starbucks Manado Town Square.

2. Vivian Sarah. (2020)

(Pengaruh Brand Image dan Gaya Hidup Hedonis terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Generasi Z pada Produk Starbucks)

1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifkan antara brand image dan gaya hidup hedonis terhadap keputusan pembelian konsumen Generasi Z Starbucks

2. Dimensi gaya hidup hedonis yang paling dominan terhadap keputusan pembelian konsumen Generasi Z Starbucks

3. Dimensi brand image menunjukkan bahwa kurang dominan terhadap keputusan pembelian konsumen Generasi Z Starbucks.

3. Athira Reina. (2020)

(Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan

1.Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pelanggan Ruangopi Galaxy Kota Bekasi.

2. Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pelanggan Ruangopi

(10)

Ruangopi Galaxy Kota Bekasi).

Galaxy Kota Bekasi.

3. Kualitas Produk dan Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pelanggan Ruangopi Galaxy Kota Bekasi.

4. Fure et al (2015)

(Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk dan

Harga terhadap

keputusan pembelian Konsumen di J.CO Manado).

1.Brand Image, Kualitas Produk, dan Harga secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk J.CO Manado Town Square.

2. Brand Image, secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk J.CO Manado Town Suare.

3. Kualitas Produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputtusan pembelian produk J.CO Manado Town Square.

4. Harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk J.CO Manado Town Square.

5. Ginting et al (2017)

( Pengaruh Gaya Hidup, Word of Mouth dan Kualitas Produk

1. Gaya hidup berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada café ngopi serius di Surakarta.

2. Word of mouth berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada café

(11)

Terhadap Keputusan Pembelian pada Café Ngopi Serius di Surakarta)

ngopi serius di Surakarta.

3. Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada café ngopi serius di Surakarta.

6. Sanjaya dan Ardani (2020)

(Product Quality Influence, Word of Mouth and Internet Marketing Toward Purchasing Decisions (Study On Consumer Karakter Coffee Shop in Denpasar)

1. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

2. Word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

3. Pemasaran internet berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

7. Lubis et al (2020)

(The Impact of Lifestyle and Social Media on Purchasing Decisions in B-one Café, Media).

1. Secara simultan, gaya hidup dan media sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di B-one Café, Medan

2. Secara parsial, gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

(12)

pembelian di B-one Café, Medan.

3. Secara parsial, media sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian di B-one Café, Medan.

1.2 .1 Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Gaya Hidup pada Keputusan Pembelian

Widiastuti (2009:10), gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup seseorang mempengaruhi perilaku pembelian, yang bisa menentukan banyak keputusan konsumsi perorangan. Gaya hidup dapat memberikan pandangan atau cerminan dalam kelas sosial terhadap satu pihak maupun pihak lainnya, dengan mengetahui gaya hidup konsumen, tentu akan menjadi peluang bagi perusahaan untuk menciptakan produk yang sesuai, sehingga konsumen akan merasa puas dengan pilihannya dalam melakukan keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2013) mengemukakan bahwa keputusan pembelian merupakan dimana terdapat proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan informasi untuk dapat dievaluasi dua atau lebih alternative sehingga dapat melakukan perilaku yang benar-benar membeli. Artinya ketika konsumen menyatakan tingkat kesukaan nya atau ketertarikannya terhadap tempat tersebut (cafe)

(13)

maka ia akan memutuskan melakukan pembelian disana bahkan memberikan opini yang baik juga kepada pelanggan lainnya.

Lomboan et al (2020) melakukan penelitian terkait dengan gaya hidup yang menunjukan bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Ginting et al (2017) menyatakan bahwa gaya hidup yang didefinisikan sebagai pola aktiitas, minat dan pendapat konsumen inilah yang berperan penting dalam keputusan pembelian.

Sehingga dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut :

H1 : Gaya Hidup berpengaruh positif pada Keputusan Pembelian.

2. Pengaruh Kualitas Produk pada Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2011), kualitas produk adalah keseluruhan dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan.

Kualitas produk adalah faktor penentu kepuasan konsumen setelah melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk. Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan apabila menginginkan produk yang dihasilkan dapat bersaing dipasar. Karena itu perusahaan harus meningkatkan mutu pada produknya agar konsumen merasa puas. Lupiyoadi (2013) menjelaskan konsumen akan merasa puas apabila hasil dari produk menunjukan produk yang digunakan memiliki kualitas.

Saragih (2013) melakukan penelitian terhadap nilai dari kualitas produk, yaitu jika konsumen tersebut merasa produk yang dikonsumsinya

(14)

memiliki kepuasaan tersendiri, produk tersebut dinyatakan memiliki nilai yang sangat tinggi dan konsisten, jika konsumen tidak merasakan apapun atau tidak sesuai dengan ekspetasi konsumen, produk tersebut dinilai rendah dan tidak konsisten. Sholihah & Santoeso (2018) menyatakan kualitas produk menjadi syarat penting mencapai keputusan pembelian guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Fure et al, (2015) melakukan penelitian terkait kualitas produk yang hasilnya menunjukkan bahwa kualitas produk dapat mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan pembelian.

Sehingga dapat dibuat dalam hipotesis :

H2 : Kualitas Produk berpengaruh positif pada Keputusan Pembelian.

3. Pengaruh Gaya Hidup dan Kualitas Produk pada Keputusan Pembelian.

Gaya hidup dapat berpengaruh pada pembelian, citarasa, perubahan kebiasaan dan perilaku pembelian konsumen (Assael, 2018 : 382). Gaya hidup dapat dikatakan sebagai faktor dalam pengambilan keputusan pembelian karena menggambarkan seseorang secara keseluruhan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2007), menyatakan bahwa kualitas produk yaitu faktor dalam menentukan tingkat kepuasan yang dihasilkan dari konsumen saat mengkonsumsi maupun setelah melakukan pembelian terhadap suatu produk.

(Kotler dan Keler, 2008) keputusan pembelian yaitu proses pengintegrasian konsumen yang memiliki berbagai macam alternative

(15)

terkait produk yang dicari namun hanya suatu merek yang paling disukai saja yang menjadi pilihannya. Pengintegrasian ini adalah suatu pilihan dimana konsumen menyajikan secara kognitif sebagai keinginan dalam berperilaku, biasanya konsumen akan melihat atau mempertimbangkan berbagai macam hal yang telah dikenal masyarakat sebelum konsumen tersebut memutuskan untuk membeli. Pernyataan tersebut juga didukung berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Mokoagouw (2016) gaya hidup dan kualitas produk menjadi faktor penting dalam pertimbangan konsumen mengenai keputusan pembelian.

Sehingga dibentuk hipotesis sebagai berikut :

H3 : Gaya hidup dan kualitas produk berpengaruh positif secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan, maka penelitian ini dibentuk sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Hipotesis

H3 Gaya Hidup

(X1)

Kualitas Produk (X2)

Keputusan Pembelian

(Y)

Referensi

Dokumen terkait

Algoritma dan metode sequential Search yang digunakan sangat cocok digunakan dalam aplikasi kamus bahasa Indonesia Karo karena dapat menerjemahkan kata yang dicari dengan cepat, apabila