• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Teori Arsitektur 2

N/A
N/A
Yulika Kartika

Academic year: 2024

Membagikan "Sejarah dan Teori Arsitektur 2"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah dan Teori Arsitektur 2

Teori “type” Neo-Rationalist

22 November 2022 Bharoto_Departemen Arsitektur

(2)

Le Corbusier

The Athens Charter (1933)

9. The population is too dense

within the historic nuclei of cities, as it is in certain belts of

nineteenth-century industrial expansion - reaching as many as four hundred and even six

hundred inhabitants per acre.

24. The selection of residential zones must be dictated by

considerations of public health.

28. The resources offered by modern techniques for the erection of high structures must be taken into account.

29. High buildings, set far apart from one another, must free the

ground for broad verdant areas.

95. Private interest will be

subordinated to the collective interest.

https://modernistarchitecture.wordpress.com/2010/11/03/ciam%E2%80%

99s-%E2%80%9Cthe-athens-charter%E2%80%9D-1933/

(3)

Skema Ville Radieuse oleh Le Corbusier (1930)

(4)

Skema Ville Radieuse oleh Le Corbusier (1930) Lihat tautan berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=h-MXnqqNfOY

(5)

Perbandingan tiga kota dengan skema Ville Radieuse

Perhatikan tautan berikut: https://www.youtube.com/watch?v=lBdUh60dEDQ

(6)

Bangunan-bangunan dan calon warga Chandigarh

source:

https://www.gettyimages.com/photos/chandigarh?editorialproducts=archiv al&family=editorial&phrase=chandigarh&sort=mostpopular#license

Lihat tautan berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=XE1HO I2moyQ

(7)

Bangunan-bangunan di Brasilia

Source:

https://www.gettyimages.com/photos/brasilia?editorialproducts=archival&family=editorial&phras e=brasilia&sort=mostpopular#license

Lihat tautan:

https://www.youtube.com/watch?v=eDDujW6ESsk

(8)
(9)
(10)

Perhatikan tautan berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=D9GkaaMKlXs

(11)

We must rebuild, open up and clean up the hearts of our cities. The fact that slums were created with all the intrinsic evils was

everybody's fault. Now it is everybody's responsibility to repair the damage

Joseph M. Darst, 37th Mayor of St. Louis, serving from 1949 to 1953.

(12)
(13)

https://www.youtube.com/wa tch?v=8CAfACI7LBY

https://www.youtube.com/wa tch?v=1zhtc4DWI4o

(14)

Pruit Igoe Apartement, St. Louis, designed by Minoru Yamasaki (1955). Destroyed at July, 15th, 1972

(15)

Introduksi

Teori tipe ‘neo-rationalist’ muncul di akhir dekade 1960-an setelah menurunnya kepercayaan terhadap modernisme.

Tujuannya menegakkan kembali kesinambungan (penciptaan) bentuk dengan kesejarahan akibat fragmentasi dari pemahaman mekanistik tipologi.

Fokus teori tipe ini terletak pada konteks kota tradisional, terutama proses pertumbuhan alamiahnya melalui kesinambungan antara rumah, jalan, kawasan, dan kota itu sendiri seutuhnya.

Pendekatan kelompok Neo-Rationalist terhadap hubungan elemen dengan keseluruhan mendorong kajian morfologi dalam arsitektur, sekaligus

melandasi keberlanjutan pengembangan tipologi.

Pengertian morfologi (ilmu bentuk kata) dalam linguistik:

Ilmu yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan- perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal (tata bahasa) maupun fungsi semantik (makna).

Sedangkan dalam kajian urban, morfologi adalah:

Ilmu yang mempelajari form dan shape dari suatu bentang kota, serta latar belakang proses pembentukkan dan dinamikanya.

(Carmona et al, 1991 dalam

http://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2014/09/01-KONSEP-DAN-KOMPONEN-MORFOLOGI.pdf)

Teori tipe Neo-rationalist dalam Arsitektur

Guney, Y.I. (2005). Type and typology in architectural discourse. Retrieved May, 12, 2009, from Journal of Balikesir University, Institute of Science and Technology website:

http://fbed.balikesir.edu.tr/index.php/dergi/article/view/186

1

(16)

In the traditional agricultural village, building both fulfills direct need and affirms the cosmic order connected to daily and annual cycles of life. The timing of building activity may be tied to agricultural cycles and human rituals of birth, marriage, and

death. Individual life and beliefs are often subordinate to those of the community. The cosmic order and the functional order of daily life are intertwined.

Howard Davis (2006: 29; 30) in “The Culture of Building

(17)

Beberapa Teori

Beberapa akademisi, kritikus, maupun praktisi arsitektur yang memandang perlunya pembenahan rancangan arsitektur dari dampak modernisme, terutama keterikatan bentuk dengan konteksnya berada, disebut sebagai kelompok neo-rationalist.

Pandangan mereka tersebut terungkap melalui kajian-kajian yang berupaya menerjemahkan kata kunci ‘hubungan antara bentuk dengan konteks tempat’ (manusia dan artefak).

Setidaknya terdapat tiga mahzab yang mulanya berkembang, yaitu:

a). Italian School b). French School c). British School

Teori tipe Neo-rationalist dalam Arsitektur

Guney, Y.I. (2005). Type and typology in architectural discourse. Retrieved May, 12, 2009, from Journal of Balikesir University, Institute of Science and Technology website:

http://fbed.balikesir.edu.tr/index.php/dergi/article/view/186

2

(18)

1. Italian School

Saverio Muratori (1910-1973), arsitek dan profesor di Universitas Roma, mengawali kajian tentang khasanah bentuk-bentuk arsitektur lokal yang selanjutnya diperguna-kan sebagai bentuk dasar elemen-elemen lingkungan yang baru.

Asumsi teoritis yang melandasi gagasan Muratori adalah:

a). Tipe bangunan adalah sintesa atau konsep hidup yang muncul dengan sendirinya serta beragam dalam ruang dan waktu. Oleh karenanya Muratori mengajak analisis dan klasifikasi logis dari positivisme abad ke-18.

b). Sejarah suatu bangunan adalah serangkaian fenomena konstruksional yang muncul dengan sendirinya (spontan).

Hal ini adalah dampak logis dari asumsi sebelumnya dan menunjukkan

keberlanjutan pengembangan bangunan pada suatu wilayah budaya tertentu (terutama di perkotaan), suatu proses yang melandasi pemikiran kesejarahan struktur. Oleh karenanya proses tersebut dapat dilacak penahapannya,

akibat spontanitas yang hilang dalam bangunan sekarang ini (modernisme), perlu adanya rujukan kritis dari rekonstruksinya. Proyeksi waktu ini juga akan menunjukkan kewaspadaan rancangan terhadap aturan yang melarang

kontras individualistik dengan sejarah lingkungan terbangun.

c). Sejarah arsitektur merupakan serangkaian fenomena perancangan kons- truksional. Hal ini terlepas dari bangunan istimewa, penekanan pada arsitek tertentu, serta pengaruh tipologis dari suatu wilayah budaya yang lebih besar.

d). Krisis dalam Arsitektur Modern adalah krisis tipologi dan bahasa.

Teori tipe Neo-rationalist dalam Arsitektur

Cataldi, G. (1998). Design and Stages. Theory and Design in Typological Concept of The Italian Schoolof Saverio Muratori . Retrieved October, 27 2018, from website:

https://archnet.org/system/publications/contents/4243/original/DPC0447.pdf?1384782044

3

(19)

Gambar 3. Kuarter S.Bartolomio di kota Venesia pada abad ke-11-12, 14, 16, dan situasi saat ini (sekitar 1950) Gambar 1. Ilustrasi sistem logis

pembentukan kota dari blok-blok bangunan

Gambar 2. Tingkat hirarki sistem perkotaan dalam analisis morfologi (geografi) dan Analisis tipo-morfologi (arsitektur)

(20)

Saverio Muratori,Parish Church of S.

Giovanni al

Catano in Pisa, 1947 

(21)

Saverio Muratori,Church in Tuscolano Quarter, Roma

Saverio Muratori, Palazzo Sturzo Ex sede della Democrazia Cristiana, Roma, 1958

Mario De Renzi &

Saverio Muratori, Quartiere Tuscolano II, Roma, 1950-1954

Saverio Muratori, ENPAS office building, Bologna,

1956-57.

(22)

1. Italian School

Selain menggunakan empat skala amatan (plot/bangunan, distrik, kota, dan wilayah), Muratori juga memperhatikan empat aspek analisis, yaitu:

a). Elemen rancangan, yaitu unsur-unsur yang mendukung kelengkapan suatu rancangan. Contohnya: bangunan terdiri dari atap, dinding, dan lain

sebagainya. Demikian pula suatu distrik terdiri dari bangunan, ruang terbuka, jalan, dan lain sebagainya.

b). Struktur internal rancangan, yaitu hubungan antar elemen dalam suatu rancangan. Contohnya: jendela pada dinding dalam sebuah bangunan.

Ruang terbuka dan blok bangunan, dan lain sebagainya.

c). Hubungan antara bentuk dengan kegunaan, yaitu unsur rancangan yang mempengaruhi pengakomodasian guna dalam bentuk .

d). Aspek formal atau perwujudan fisik, yaitu rancangan keseluruhan yang mencerminkan makna dan guna.

Terdapat tiga dalil dalam kajian Muratori yang harus diperhatikan, yaitu:

a). Bangunan dan lingkungan tidak dapat dipisahkan.

b). Bagian dari sebuah kota tidak dapat dipisahkan dari kota secara keseluruhan.

c). Sebuah kota hanya dapat dipahami dari dimensi kesejarahan karena berdirinya kota merupakan suksesi dari proses pertumbuhan.

Teori tipe Neo-rationalist dalam Arsitektur

Parlindungan,J. (-). Konsep dan Komponen Morfologi-Pengantar dalam Mata Kuliah Morfologi Kota. Retrieved October, 27 2018, from website:

http://johannes.lecture.ub.ac.id/files/2014/09/01-KONSEP-DAN-KOMPONEN-MORFOLOGI.pdf

4

(23)
(24)
(25)

2. French School

Philippe Panerai, Jean Castex, dan Jean-Charles De Paule memelopori berdirinya sekolah arsitektur di Versailles sebagai bagian dari pemutusan dengan Ecole des Beaux-Arts. Sekolah ini kerap menjadi rujukan bagi kajian morfologi kota. Beberapa prinsip dasarnya adalah :

a). Formes urbaines, yaitu menyadari pentingnya rancangan fisik lingkungan bina secara rinci terkait penampungan populasi penduduk. Perhatian terhadap

masalah sosial dalam perencanaan. Lebih mengutamakan kebijakan ekonomi dan sosial yang benar ketimbang bentuk fisik. Penekanan pada gambar denah serta potongan yang skalatis, dan bukan sekadar diagram.

Hal terpenting dalam mengangkat pembahasan rinci bentuk perkotaan

melampaui fungsionalitas dari Ernst Neufert maupun The Architect Handbook, adalah pentingnya memperhatikan proses ekonomi, faktor penentu sosial, serta budaya dalam penggunaan ruang pada konteks yang beragam.

b). Fokus sebuah karya rancang kota adalah hubungan antara bentuk kota dan arsitekturnya - terutama keberadaan ordinary buildings. Kota terbangun dari bangunan ordiner ini dan sebagian besar adalah rumah tinggal dalam beberapa ragam bentuk atau berupa - 'bangunan tematik'. Urban tissue* jarang diselingi bangunan-bangunan khusus, seperti: galeri seni, gereja, bahkan sekolah.

(*urban tissue refers to environmental level normally associated with urban design. Tissue comprises coherent neighbourhood morphology-open space, building-and the functions- human activity).

Teori tipe Neo-rationalist dalam Arsitektur

Panerai, P. et.al. (2004). Urban Form. The Death and Life of Urban Blocks. Oxford: Architectural Press.

5

(26)

3. British School

British School of Urban Morphology tidak lepas dari kajian “Town-Plan Analysis” yang disusun oleh M.R.G. Conzen (1907-2000). Tujuan kajian tersebut adalah memeriksa lapisan denah (plot dan jaringan jalan) kota, rangkaian (fabric) bangunan, dan tata guna lahan lewat kesejarahan untuk memahami bentuk suatu kota.

Menurutnya komponen-komponen tersebut perlu diperhatikan, karena:

a). Tata guna lahan (land uses) merupakan komponen pokok dalam pertumbuhan kawasan. Komponen ini dianggap sebagai generator sistem aktivitas (activity system) yang sangat menentukan pola dan arah pertumbuhan kawasan.

Komponen ini memiliki tingkat temporalitas yang sangat tinggi dan mudah berubah, terutama dikaitkan dengan nilai ekonomi yang dimilikinya.

Tata guna lahan sangat mempengaruhi perwujudan fisik kawasan, terutama menentukan pengembangan kawasan terbangun dan tidak terbangun.

Beberapa penelitian menjelaskan tingkat pencampuran (mixture) guna lahan sangat mempengaruhi vitalitas kawasan, nilai ekonomi dan beberapa

komponen kualitas lingkungan lainnya.

b). Struktur bangunan. Komponen ini dapat dibahas dalam dua aspek, antara lain penataan massa dan arsitektur bangunan. Penataan massa terkait dengan perletakkan bangunan di dalam tapak berikut kepadatan dan intensitasnya.

Sementara arsitektur bangunan merupakan perwujudan fisik bangunan yang merepresentasikan budaya, sejarah dan kreatifitas suatu komunitas.

Teori tipe Neo-rationalist dalam Arsitektur

Whitehand, J.W.R. (2001). British Urban Morphology: the Conzenian Tradition. Urban Morphology, 5 (2), 103-109.

6

(27)

3. British School

c). Pola plot. Komponen ini dapat dibahas dari aspek ukuran (dimensi) dan sebarannya. Ukuran plot akan mempengaruhi intensitas pemanfaatan lahan.

Sementara sebaran plot akan mempengaruhi pembentukan jaringan penghubung. Secara umum, pola plot ini sangat dipengaruhi oleh potensi alamiah terutama kontur dan kondisi geologi. Secara hukum, plot dibatasi oleh batas kepemilikan yang sangat mempengaruhi pola penguasaan, pemanfaatan dan pengelolaan ruang.

d). Jaringan jalan. Komponen ini merupakan fungsi derivatif dari guna lahan.

Sebagai jalur penghubung, jaringan jalan sangat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas fungsi kawasan. Jaringan jalan sebagai representasi dari ruang publik dianggap sebaga generator inti dari vitalitas kawasan sebagaimana dijelaskan dalam teori space syntax.

Teori tipe Neo-rationalist dalam Arsitektur

Whitehand, J.W.R. (2001). British Urban Morphology: the Conzenian Tradition. Urban Morphology, 5 (2), 103-109.

7

(28)
(29)

Penutup

Yina, S. & Zhang, D. (2009). Comparative Precedents on the Study of Urban Morphology. Dalam Daniel Koch, Lars Marcus & Jesper Steen (ed.), Proceedings of the 7th International Space Syntax Symposium. Stockholm: KTH.

8 M.R.G. Conzen

J.W.R.

Whitehand Morphological process

GEOGRAPHY

David Harvey

Henri Lefebvre Philosophical process

The product of social space

PHILOSOPHY

Gianfranco Caniggia

Ivor Samuel Typological process

ARCHITECTURE

Saverio Muratori

Sylvain Malfroy

Genealogy of study in Urban Morphology Sistem analisis morfologi memandang

sistem jalan, pola plot dan pola bangunan sebagai bagian integral dari tata kota yang terbentuk dan mengalami transformasi dalam proses evolusi kota. Berawal dari sudut pandang ahli geografi dan

menitikberatkan pada penjelasan elemen- elemen perkotaan yang tidak terpisahkan dengan struktur perkotaan.

Pendekatan tipo-morfologi menggunakan elemen, struktur elemen, struktur organisme sebagai komponen struktur urban yang digunakan pada individu bangunan dan kota.

Untuk individu bangunan, elemen diwakili bahan bangunan, struktur elemen sesuai dengan dinding dan organisme adalah keseluruhan bangunan.

(30)

Penutup

Marshall, S. & Caliskan, O. (?). A Joint Framework for urban Morphology and Design. Built Environment, 37 (4).

9

(31)

Penutup

Sadeghi, G., & Li, B. F. (2019). Urban Morphology: Comparative Study of Different Schools of Thought. Current Urban Studies, 7, 562-572.

10 Comparison of similarities and differences of different urban morphology schools of thought.

Referensi

Dokumen terkait