• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Perkembangan Pemikiran Filsafat Barat

N/A
N/A
Khilmi Zuhroni

Academic year: 2024

Membagikan "Sejarah Perkembangan Pemikiran Filsafat Barat "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…1 Sejarah Perkembangan Pemikiran Filsafat Barat

Oleh : Khilmi Zuhroni

(Disampaikan pada Mata Kuliah Filsafat Umum STKIP Muhammadiyah Sampit)

Perkembangan sejarah filsafat Barat memiliki beberapa ciri utama yang mencakup evolusi pemikiran dari zaman kuno hingga masa kontemporer. Salah satu ciri utamanya adalah keragaman dalam pendekatan dan topik yang dibahas. Sejarah filsafat Barat mencakup berbagai aliran pemikiran seperti Platonisme, Aristotelianisme, Stoisisisme, Neoplatonisme, Skolastisisme, Rasionalisme, Empirisme, Eksistensialisme, Positivisme Logis, dan Postmodernisme, untuk menyebutkan beberapa saja.

Selain itu, perubahan dalam kondisi sosial, politik, agama, dan ilmiah juga mempengaruhi arah dan fokus pemikiran filosofis. Meskipun ada pergeseran pendekatan dan penekanan, sejarah filsafat Barat sering kali mencerminkan upaya manusia untuk memahami eksistensi, kebenaran, moralitas, dan makna kehidupan.

Dialog dan kritik antar filsuf dari berbagai aliran pemikiran juga menjadi ciri penting dalam perkembangan sejarah filsafat Barat, dimana filsuf-filsuf saling memengaruhi dan memperkaya gagasan-gagasan mereka melalui debat dan diskusi yang terbuka.

A. Masa Klasik

Pada masa klasik, pemikiran filsafat mengalami perkembangan yang signifikan di berbagai wilayah, terutama di Yunani kuno dan Romawi kuno. Pemikiran filosofis pada masa klasik mencakup beragam topik, mulai dari metafisika, epistemologi, etika, politik, hingga kosmologi. Di bawah ini, saya akan menjelaskan perkembangan pemikiran filsafat pada masa klasik, bersama dengan beberapa tokoh kunci yang mewakili berbagai aliran pemikiran. Pemikiran Filsafat di Yunani Kuno antara lain:

1. Masa Presokratik (Abad ke-6 hingga ke-5 SM)

Presokratik merupakan periode awal dalam sejarah filsafat Yunani, di mana para pemikir berfokus pada eksplorasi alam semesta dan pencarian prinsip

(2)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…2 dasar atau elemen mendasar (arche) dari segala sesuatu. Beberapa tokoh utama Presokratik antara lain:

a. Thales dari Miletus. Dipandang sebagai salah satu pendiri filsafat Barat, Thales mempertimbangkan bahwa air adalah prinsip dasar dari segala sesuatu.

b. Pythagoras. Dikenal karena kontribusinya terhadap matematika, Pythagoras juga memiliki pemikiran kosmologis dan metafisika yang kompleks, termasuk gagasan tentang bilangan sebagai prinsip dasar.

c. Heraclitus. Pemikiran Heraclitus menekankan pada perubahan sebagai prinsip dasar alam semesta, dan dia terkenal dengan aforismenya yang terkenal, "tidak mungkin kita menginjak dua kali sungai yang sama."

d. Parmenides. Salah satu tokoh sentral dalam sejarah metafisika, Parmenides berpendapat bahwa alam semesta adalah satu dan tidak berubah.

e. Democritus. Dikenal sebagai Bapak Atomisme, Democritus mengembangkan teori bahwa segala sesuatu terdiri dari partikel-partikel yang tidak dapat dibagi yang disebut atom.

2. Sokrates (469-399 SM)

Sokrates dikenal melalui dialog-dialog yang ditulis oleh muridnya, Plato.

Sokrates fokus pada etika dan metafisika, serta metode dialektika dalam mencapai pengetahuan. Pemikiran Sokrates menekankan pada pentingnya pengetahuan diri dan moralitas.

3. Plato (427-347 SM)

Murid Sokrates, Plato, merupakan salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah. Dia mendirikan Akademi di Athena, yang menjadi pusat pembelajaran filsafat. Plato dikenal karena teorinya tentang bentuk-bentuk (Idea), di mana realitas yang sejati terletak di luar dunia pengalaman kita. Karyanya yang terkenal, "Republik," menguraikan gagasan tentang negara ideal yang dipimpin oleh filosof-raja.

(3)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…3 4. Aristoteles (384-322 SM)

Aristoteles adalah murid Plato dan guru dari Aleksander Agung. Dia mendirikan Sekolah Lyceum di Athena. Aristoteles membuat kontribusi besar dalam berbagai bidang, termasuk logika, metafisika, etika, politik, biologi, dan fisika.

Dia mengembangkan teori kategoris dan logika deduktif, serta mengajukan konsep hilemorfisme (bahan dan bentuk) untuk menjelaskan substansi.

5. Pemikiran Filsafat di Romawi Kuno a. Cicero (106-43 SM)

Cicero merupakan salah satu filsuf Romawi terkemuka yang juga seorang orator dan negarawan. Dia dikenal karena tulisannya yang menggabungkan pemikiran Yunani dengan konteks politik Romawi. Karya terkenalnya termasuk "De Officiis" (Tentang Kewajiban) yang membahas etika.

b. Seneca (4 SM - 65 M)

Seneca adalah seorang filsuf Stoik yang menekankan pentingnya ketenangan batin dan penerimaan terhadap takdir. Karya-karyanya seperti

"Letters to a Stoic" dan "On the Shortness of Life" menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang dalam menghadapi penderitaan dan kesulitan hidup.

c. Marcus Aurelius (121-180 M)

Seorang kaisar Romawi yang juga seorang filsuf Stoik, Marcus Aurelius menulis catatan pribadinya yang dikenal sebagai "Meditations." Karyanya mengeksplorasi konsep-konsep Stoik tentang kebijaksanaan, keadilan, dan keberanian, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pemikiran filsafat pada masa klasik, baik di Yunani kuno maupun di Romawi kuno, mencakup beragam aliran pemikiran dan tokoh-tokoh yang berpengaruh. Dari Presokratik hingga filsuf-filsuf Romawi seperti Seneca dan Marcus Aurelius, pemikiran ini terus berkembang dan mempengaruhi pandangan dunia hingga saat ini. Kontribusi mereka terhadap metafisika, etika, politik, dan logika telah membentuk dasar-dasar filsafat Barat dan menjadi sumber inspirasi bagi banyak generasi selanjutnya.

(4)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…4 B. Masa Skolastik

Pada masa Skolastik, yang berlangsung sekitar abad ke-9 hingga ke-17 di Eropa, terjadi perpaduan antara filsafat Kristen dengan warisan filsafat Yunani dan Romawi. Skolastik menghadirkan masa di mana pemikiran rasional dan iman agama, terutama Kristen, dicoba untuk disatukan. Ini merupakan periode penting dalam sejarah pemikiran Barat, di mana gagasan-gagasan klasik digali kembali dan dikembangkan dalam konteks agama Kristen. Di bawah ini, akan diuraikan perkembangan pemikiran filsafat masa Skolastik beserta beberapa tokohnya yang paling berpengaruh.

1. Awal Skolastik

a. Augustinus dari Hippo (354-430)

Augustinus adalah seorang teolog dan filsuf Kristen yang memainkan peran penting dalam pembentukan pemikiran Kristen selama dan setelah masa Skolastik. Karyanya yang paling terkenal adalah "Confessions" dan

"The City of God". Dia menggabungkan pemikiran Platonik dengan doktrin Kristen, terutama mengenai masalah dosa, kehendak bebas, dan pembenaran.

2. Skolastik Tinggi (Abad Pertengahan)

a. Anselmus dari Canterbury (1033-1109)

Anselmus dikenal karena kontribusinya terhadap filsafat ontologis dan teologi Kristen. Dalam karyanya yang terkenal, "Proslogion", ia mengemukakan argumen ontologis untuk keberadaan Allah, yang dikenal sebagai argumen ontologis Anselm. Dia juga membahas masalah kehendak bebas dan alam iman.

b. Thomas Aquinas (1225-1274)

Thomas Aquinas adalah salah satu tokoh paling penting dalam sejarah filsafat Skolastik. Karya terbesarnya adalah "Summa Theologica", di mana dia menggabungkan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristen.

Dia membedakan antara pengetahuan alamiah (reason) dan pengetahuan wahyu (faith), dan menekankan pentingnya pemahaman rasional terhadap iman. Kontribusinya termasuk argumen kosmologis dan teleologis untuk keberadaan Allah.

(5)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…5 c. Duns Scotus (1266-1308)

John Duns Scotus adalah seorang teolog dan filsuf Skotlandia yang dikenal karena kontribusinya terhadap metafisika dan teologi. Dia mengembangkan gagasan tentang "haecceitas", yang mengidentifikasi individu sebagai sesuatu yang unik dan tidak dapat direduksi ke atribut atau sifat lain. Scotus juga memiliki pandangan yang berbeda dalam memahami kehendak bebas dan konsep teologi Kristen lainnya.

3. Skolastik Akhir (Abad Pertengahan Akhir hingga Awal Modern) a. William dari Ockham (1287-1347)

William dari Ockham, dikenal karena "Hukum Ockham", yang merupakan prinsip parsimony atau prinsip keterpaduan dalam penjelasan. Prinsip ini sering disebut sebagai "Hukum Rasionalitas Minim". Ockham juga terlibat dalam diskusi-diskusi mengenai kehendak bebas dan hubungannya dengan konsep ketuhanan.

b. Marsilius dari Padua (1270-1342)

Marsilius dari Padua dikenal karena karyanya "Defensor Pacis", di mana ia mengembangkan gagasan tentang kedaulatan rakyat dan memisahkan kewenangan spiritual dan temporal. Dia berargumen bahwa otoritas gereja harus tunduk pada otoritas negara, menggambar inspirasi dari pemikiran politik Aristoteles.

Pemikiran Skolastik memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan filsafat dan teologi Barat. Dalam usahanya untuk menyelaraskan agama Kristen dengan filsafat klasik, para skolastikus memperkenalkan metode analisis dan argumen rasional yang mempengaruhi pemikiran Barat selanjutnya.

Mereka juga membahas berbagai topik penting seperti hak asasi manusia, kehendak bebas, alamiah, dan hakikat kebenaran. Walaupun pemikiran Skolastik secara bertahap mengalami penurunan pengaruhnya pada akhir Abad Pertengahan, warisan intelektual mereka tetap relevan dan menjadi dasar bagi pengembangan pemikiran modern.

(6)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…6 C. Masa Modern

Pemikiran filsafat pada masa modern meliputi periode waktu yang luas, dimulai sekitar abad ke-16 hingga akhir abad ke-18. Ini adalah masa di mana pemikiran Barat mengalami pergeseran besar dari pandangan dunia yang didominasi oleh agama dan otoritas feodal menuju rasionalisme, empirisme, dan humanisme.

Berikut adalah uraian tentang perkembangan pemikiran filsafat masa modern beserta beberapa tokoh kunci yang mewakili berbagai aliran pemikiran.

1. Renaisans (Abad ke-14 hingga ke-17) a. Niccolò Machiavelli (1469-1527):

Machiavelli, seorang filsuf dan politikus Italia, dikenal karena karyanya "The Prince". Dalam karyanya ini, ia menggambarkan realitas politik yang keras dan mengemukakan pandangan yang realistis tentang kekuasaan, di mana tujuan mengesampingkan cara yang digunakan untuk mencapainya.

2. René Descartes (1596-1650):

Descartes merupakan figur penting dalam perkembangan filsafat modern. Dia dikenal karena metode skeptisisme radikalnya, yang memulainya dengan mencari kebenaran yang pasti melalui penolakan segala keyakinan yang tidak dapat dipertahankan dengan pasti. Kontribusinya terhadap filsafat meliputi pengembangan geometri analitis, metode deduktif, dan gagasan dualisme antara pikiran dan materi.

3. Zaman Pencerahan (Abad ke-17 hingga ke-18) a. John Locke (1632-1704)

Locke adalah salah satu pendiri empirisme modern. Dalam karyanya "An Essay Concerning Human Understanding", ia mengemukakan bahwa pikiran manusia adalah "kertas kosong" (tabula rasa) yang diisi oleh pengalaman sensorik. Locke juga membahas hak asasi manusia dan teori pemerintahan yang berlandaskan pada kontrak sosial.

b. Voltaire (1694-1778)

Voltaire adalah seorang filsuf Prancis yang dikenal karena karyanya yang satiris dan kritis terhadap agama, politik, dan masyarakat. Dia memperjuangkan kebebasan berpikir, kebebasan berbicara, dan keadilan

(7)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…7 sosial. Karyanya yang terkenal, "Candide", mengkritik optimisme buta dalam pemikiran Leibniz.

c. Jean-Jacques Rousseau (1712-1778)

Rousseau adalah seorang pemikir Prancis yang memainkan peran penting dalam pengembangan pemikiran politik modern. Dalam karyanya "The Social Contract", ia membahas teori kontrak sosial dan asal-usul ketidaksetaraan di antara manusia. Rousseau juga berkontribusi dalam pemikiran tentang pendidikan dan perkembangan manusia.

4. Zaman Pencerahan (Abad ke-17 hingga ke-18):

a. Immanuel Kant (1724-1804)

Kant adalah salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran Barat. Dalam karyanya "Kritik der reinen Vernunft" (Kritik terhadap Akal Murni), Kant mengajukan gagasan bahwa ada batas-batas bagi pengetahuan manusia, tetapi juga menekankan pentingnya etika rasional dan imperatif kategoris. Dia memisahkan dunia fenomenal (dunia pengalaman) dari dunia noumenal (dunia yang tidak terjangkau oleh pengalaman).

5. Empirisme Britania

a. Francis Bacon (1561-1626)

Bacon adalah tokoh kunci dalam pengembangan metode ilmiah modern.

Dalam karyanya "Novum Organum", ia mengemukakan metode induksi empiris untuk mencapai pengetahuan yang lebih akurat tentang alam.

Bacon menekankan pentingnya pengamatan, eksperimen, dan pengujian hipotesis dalam ilmu pengetahuan.

b. David Hume (1711-1776)

Hume adalah seorang filsuf Skotlandia yang terkenal karena kontribusinya terhadap empirisme. Dalam karyanya "A Treatise of Human Nature" dan

"Enquiry Concerning Human Understanding", ia mengemukakan skeptisisme terhadap pengetahuan rasional dan menyelidiki asal-usul, ruang lingkup, dan batasan-batasan pengetahuan manusia.

(8)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…8 Masa modern dalam sejarah pemikiran filsafat di Barat merupakan periode yang sangat penting dalam pembentukan pandangan dunia modern. Dari pemikiran Renaisans hingga pemikiran Zaman Pencerahan, pemikir-pemikir ini mengemukakan gagasan-gagasan tentang alam semesta, agama, politik, etika, dan manusia yang menjadi dasar bagi perkembangan masyarakat modern. Melalui kerja keras dan kontribusi mereka, pemikir-pemikir ini membentuk fondasi filsafat modern dan meninggalkan warisan intelektual yang terus mempengaruhi pemikiran dan budaya kita hari ini.

D. Masa Kontemporer

Pemikiran filsafat masa kontemporer merujuk pada perkembangan pemikiran filsafat yang terjadi pada abad ke-20 hingga saat ini. Ini adalah masa di mana berbagai aliran pemikiran filsafat modern terus berkembang dan berevolusi, sementara juga menghadapi tantangan-tantangan baru dari ilmu pengetahuan, teknologi, politik, dan perubahan sosial. Berikut adalah uraian tentang perkembangan pemikiran filsafat masa kontemporer bersama dengan beberapa tokohnya yang paling berpengaruh.

1. Positivisme Logis

a. Bertrand Russell (1872-1970)

Russell adalah seorang filsuf, matematikawan, dan logikawan Inggris yang berpengaruh. Dia adalah salah satu pendiri Positivisme Logis dan kontributornya yang paling penting. Dalam karya-karyanya seperti

"Principia Mathematica" (ditulis bersama Alfred North Whitehead) dan "The Problems of Philosophy", dia mengembangkan gagasan tentang analisis logis dan teori pengertian.

b. Ludwig Wittgenstein (1889-1951)

Wittgenstein adalah filsuf Austria yang memainkan peran penting dalam Positivisme Logis dan Filsafat Bahasa. Karyanya yang paling terkenal,

"Tractatus Logico-Philosophicus", menyajikan pandangan tentang hubungan antara bahasa, pikiran, dan realitas. Kemudian dalam kariernya, Wittgenstein mengembangkan pemikiran baru yang disebut "Filsafat

(9)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…9 Bahasa Kedua", yang dituangkan dalam karyanya "Philosophical Investigations".

2. Filsafat Eksistensialisme dan Fenomenologi a. Jean-Paul Sartre (1905-1980):

Sartre adalah seorang filsuf Prancis yang terkemuka dalam aliran Eksistensialisme. Dalam karyanya "Being and Nothingness" (Ada dan Tiada), ia mengemukakan gagasan tentang kebebasan absolut dan tanggung jawab individual. Sartre menekankan pada konsep bahwa eksistensi mendahului esensi, dan manusia terjebak dalam kebebasannya untuk membuat pilihan.

b. Martin Heidegger (1889-1976)

Heidegger adalah seorang filsuf Jerman yang mempengaruhi filsafat kontemporer melalui karyanya tentang fenomenologi dan eksistensialisme.

Dalam karya-karyanya seperti "Being and Time", ia mengembangkan gagasan tentang "Dasein" (keberadaan manusia) dan signifikansi ontologis dari waktu. Heidegger juga menyoroti pentingnya keberadaan autentik dan pemahaman tentang keberadaan.

3. Filsafat Analitis

a. Ludwig Wittgenstein (1889-1951)

Selain kontribusinya dalam Positivisme Logis, Wittgenstein juga dikenal karena pengaruhnya dalam Filsafat Analitis. Melalui "Philosophical Investigations", ia meneliti penggunaan bahasa dalam konteks sosial dan praktis. Wittgenstein menggagas gagasan tentang permainan bahasa dan konsep "bahasa permainan".

b. Willard Van Orman Quine (1908-2000)

Quine adalah seorang filsuf Amerika yang memainkan peran penting dalam Filsafat Analitis. Dalam karyanya "Word and Object" dan "Two Dogmas of Empiricism", ia menantang pemisahan tradisional antara analisis a priori dan a posteriori, serta mempertanyakan konsep-konsep seperti analitis/sintetis dan apa yang diketahui oleh pengalaman.

(10)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…10 4. Filsafat Kontinental

a. Michel Foucault (1926-1984):

Foucault adalah seorang filsuf Prancis yang terkenal karena analisisnya tentang kekuasaan, pengetahuan, dan disiplin di dalam masyarakat modern. Dalam karyanya "Discipline and Punish" dan "The History of Sexuality", ia menunjukkan bagaimana struktur kekuasaan mempengaruhi individu dan konstruksi pengetahuan dalam sejarah.

b. Jacques Derrida (1930-2004)

Derrida adalah seorang filsuf Prancis yang dikenal karena pengembangan teori dekonstruksi. Dalam karyanya seperti "Of Grammatology" dan

"Writing and Difference", ia meneliti konsep-konsep seperti metafisika, logocentrism, dan struktur bahasa. Derrida menekankan pada ketidakstabilan makna dan penolakan terhadap hierarki biner dalam teks.

5. Filsafat Politik Kontemporer a. John Rawls (1921-2002)

Rawls adalah seorang filsuf politik Amerika yang terkenal karena teorinya tentang keadilan sebagai keadilan yang adil (justice as fairness). Dalam karyanya "A Theory of Justice", ia mengembangkan konsep "s veil of ignorance" dan "original position" untuk menetapkan prinsip-prinsip keadilan yang adil dalam masyarakat.

b. Martha Nussbaum (lahir 1947)

Nussbaum adalah seorang filsuf Amerika yang terkenal karena karyanya tentang etika dan politik. Dalam karyanya "Capabilities Approach", ia mengemukakan bahwa fokus politik haruslah pada kemampuan individu untuk hidup secara bermartabat. Nussbaum juga menekankan pentingnya pendidikan untuk mengembangkan kapabilitas manusia.

Pemikiran filsafat masa kontemporer menampilkan keragaman yang luar biasa dalam pendekatan, topik, dan kontribusi intelektual. Dari Positivisme Logis hingga Filsafat Analitis, dari Eksistensialisme hingga Filsafat Kontinental, para filsuf kontemporer telah mengeksplorasi berbagai aspek manusia dan dunia secara

(11)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…11 mendalam. Kontribusi mereka tidak hanya memengaruhi filsafat, tetapi juga bidang-bidang lain seperti ilmu sosial, seni, sastra, dan politik. Melalui gagasan- gagasan mereka, pemikir-pemikir ini terus mempengaruhi dan merangsang diskusi intelektual dalam masyarakat kontemporer.

E. Era Postmodern

Periode filsafat pasca-modern atau postmodernisme merupakan gerakan pemikiran yang menantang dan meragukan klaim-klaim absolutitas, kesatuan, dan kepastian yang menjadi ciri khas pemikiran modern. Postmodernisme menolak narasi tunggal atau kebenaran yang universal, serta menggali kompleksitas, keragaman, dan relativitas dalam budaya, bahasa, dan pengetahuan. Berikut adalah uraian tentang pemikiran filsafat era postmodern beserta beberapa tokoh kunci yang mewakili aliran ini.

1. Jean-François Lyotard (1924-1998)

Lyotard adalah filsuf Prancis yang dikenal karena karyanya "The Postmodern Condition: A Report on Knowledge" (1979). Dalam karyanya ini, ia mengemukakan bahwa kebenaran tidak dapat direduksi menjadi satu narasi tunggal, dan menyatakan bahwa kebenaran lebih merupakan hasil dari permainan bahasa dan narasi yang saling bersaing. Lyotard juga menekankan perubahan dalam pemahaman tentang pengetahuan dan kekuasaan di era pasca-modern.

2. Michel Foucault (1926-1984)

Foucault, seorang filsuf Prancis yang telah disebutkan sebelumnya, juga merupakan salah satu tokoh utama dalam filsafat pasca-modern. Karyanya yang terkenal, seperti "Discipline and Punish" dan "The History of Sexuality", menggali hubungan antara pengetahuan, kekuasaan, dan kontrol sosial.

Foucault menunjukkan bahwa pengetahuan diproduksi dalam konteks kekuasaan yang berbeda, dan ia menantang klaim atas kebenaran objektif.

(12)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…12 3. Jacques Derrida (1930-2004)

Derrida, filsuf Prancis yang juga telah disebutkan sebelumnya, merupakan tokoh sentral dalam pengembangan teori dekonstruksi. Dalam karyanya, ia mengkritik gagasan-gagasan tentang keberadaan yang stabil dan jelas.

Dekonstruksi Derrida menunjukkan bagaimana bahasa dan teks selalu terbuka untuk interpretasi yang beragam, serta bagaimana konsep-konsep seperti hierarki, oposisi biner, dan pusat tetap mengalami penolakan.

4. Jean Baudrillard (1929-2007)

Baudrillard adalah seorang filsuf Prancis yang terkenal karena teorinya tentang simulasi dan hyperreality. Dalam karyanya "Simulacra and Simulation" (1981), ia mengemukakan bahwa realitas telah digantikan oleh citra-citra atau simulasi yang dibuat oleh media dan teknologi. Baudrillard menyatakan bahwa kita hidup dalam dunia yang dipenuhi dengan tanda-tanda yang tidak lagi merujuk pada realitas yang stabil.

5. Richard Rorty (1931-2007)

Rorty adalah filsuf Amerika yang dikenal karena pemikirannya tentang pragmatisme dan antifundamentalisme. Dalam karyanya "Philosophy and the Mirror of Nature" (1979), ia menantang gagasan tentang objektivitas dan kebenaran absolut dalam filsafat. Rorty menekankan pentingnya keragaman perspektif dan pluralitas dalam mencapai pemahaman yang bermakna tentang dunia.

6. Judith Butler (lahir 1956)

Butler adalah seorang filsuf Amerika yang terkenal karena teori queer dan analisisnya tentang gender dan identitas. Dalam karyanya "Gender Trouble"

(1990), ia menyajikan gagasan bahwa gender adalah konstruksi sosial yang dipertahankan melalui penampilan dan tindakan yang berulang. Butler menantang asumsi-asumsi tentang identitas gender yang tetap dan stabil.

(13)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…13 7. Slavoj Žižek (lahir 1949)

Žižek adalah seorang filsuf Slovenia yang terkenal karena analisisnya tentang budaya populer, politik, dan psikoanalisis. Dalam karyanya "The Sublime Object of Ideology" (1989) dan karya-karya lainnya, ia menggabungkan pemikiran Marxisme dengan psikoanalisis Freudian untuk memahami dinamika kekuasaan dan ideologi dalam masyarakat kontemporer.

8. Donna Haraway (lahir 1944)

Haraway adalah seorang filsuf dan teoretikus feminis Amerika yang dikenal karena karyanya tentang teknologi, feminisme, dan keberagaman spesies.

Dalam karyanya "A Cyborg Manifesto" (1985), ia mengemukakan gagasan tentang cyborg sebagai metafora untuk memahami perubahan dalam identitas, tubuh, dan hubungan antara manusia dan teknologi.

Pemikiran filsafat pasca-modern menyoroti keragaman, kompleksitas, dan relativitas dalam pengalaman manusia dan dunia. Dengan menolak klaim-klaim atas kebenaran yang universal dan absolut, para filsuf pasca-modern memperluas ruang diskusi dan refleksi tentang narasi, identitas, dan pengetahuan. Melalui karya-karya mereka, mereka terus mempengaruhi berbagai bidang seperti seni, budaya, politik, dan ilmu pengetahuan, dan merangsang pertanyaan-pertanyaan penting tentang sifat manusia dan realitas yang kita hadapi.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Kenny, A New History of Western Philosophy, 2010, Oxford : Oxford University Press

Bertrand Russell, A History of Western Philosophy, 1945, New York : Simon &

Schuster

Frederick Copleston, A History of Philosophy (Volume 1-9), 1946-1975, London : Continuum International Publishing Group

Will Durant, The Story of Philosophy, 1926, New York : Simon & Schuster

Richard Tarnas, The Passion of the Western Mind: Understanding the Ideas That Have Shaped Our World View, 1991, New York : Harmony Books

(14)

Khilmi Zuhroni | Sejarah Filsafat Barat…14 Julian Marias, History of Philosophy, 1967, New York : Dover Publications

John Marenbon, The Oxford Illustrated History of Western Philosophy, 1997, Oxford: Oxford University Press

Bryan Magee, The Story of Philosophy: A Concise Introduction to the World's Greatest Thinkers and Their Ideas, 1998, London: DK Publishing C. D. Broad, History of Philosophy, 1952, New York : Routledge

Hegel, Georg Wilhelm Friedrich, Hegel's Philosophy of Mind, 1830, London : Oxford University Press

Referensi

Dokumen terkait

•• Sejarah filsafat barat dibagi menjadi Sejarah filsafat barat dibagi menjadi tiga, tiga, yaitu zaman Yunani Kuno dengan ciri. yaitu zaman Yunani Kuno dengan ciri

Sehingga masalah yang muncul adalah, rentang waktu antara perkembangan ilmu komunikasi yang awalnya dikenal retorika pada masa Yunani kuno, sampai pada pencatatan

Perkembangan pemikiran filsafat terbagi menjadi beberapa periodisasi diantaranya periode filsafat barat mulai dari zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern dan

Makalah ini akan membahas tentang Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam menurut pandangan Abu Ubaid pada masa kekhilafahan Abbasiyah, yang memiliki pengaruh kuat

perkembangan filsafat ilmu pengetahuan menjadi empat periode: pada zaman Yunani.. kuno, pada zaman Islam, pada zaman renaisans dan modern, dan pada

Meski diakui bahwa filsafat Yunani memberikan pengaruh besar pada perkembangan filsafat Islam, tetapi filsafat Islam tidak didasarkan atas filsafat Yunani, sebab; (1) berguru

Sehingga masalah yang muncul adalah, rentang waktu antara perkembangan ilmu komunikasi yang awalnya dikenal retorika pada masa Yunani kuno, sampai pada pencatatan

Meski diakui bahwa filsafat Yunani memberikan pengaruh besar pada perkembangan filsafat Islam, tetapi filsafat Islam tidak didasarkan atas filsafat Yunani, sebab; (1) berguru