FUNGSI MAMAK PADA SUKU JAMBAK DI KAMPUNG ANAKAN KANAGARIAN KOTO NAN DUO IV KOTO HILIE KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN
PESISIR SELATAN
ARTIKEL
ANITA RATNA SARI 11070137
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
FUNGSI MAMAK PADA SUKU JAMBAK DI KAMPUNG ANAKAN KANAGARIAN KOTO NAN DUO IV KOTO HILIE KECAMATAN BATANG KAPAS KABUPATEN
PESISIR SELATAN
ARTIKEL
Diajukan Salah SatuSyaratUntukMemperoleh GelarSarjanaPendidikan (Strata I)
ANITA RATNA SARI 11070137
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
Function Uncle to SukuJambak in village AnakanKanagarian Koto Nan Duo IV Koto HilieKecamatanBatangKapasPesisir Selatan.
Anita Ratna Sari1,SlametRianto,M.Pd2Sri Rahayu, M.Pd3
Program Studi Pendidikan Sosiologi
STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
Uncle is constitude brother from mother, in family in Minangkabau, the function of uncle to job use the sister, uncle have to the function in structure reletionsip in particular between nephew with uncle. Function of uncle is, conduct, care, nephew and than care wealhf heirloom. Based in Minangkabau uncle cant’t fair, uncle also fair with nephew bays and gird nephew if, the wrong and if the good. Mama is very important in particular nephew also with uncle to SukuJambak in village AnakanKanangarian Koto Nan Duo IV Koto Hilie. The purpose of the research is to descripe the function of uncle to SuuJambak in
Village AnakanKanagarian Koto Nan Duo IV Koto
HilieKecamatanBatangKapasKabupatenPesisirSelatan.In this research used the teori is teori Structural Fungsional Base on Robert K. Merton. The research is Qualitative this research is Descriptive. The research take informan to use purposive sampling with informan 24 person. The researcher take a data with method observation, interview and document Study. In analysis community with analysis data Miles and huberman from reriod to collect the data. Stage reduction data, stage present the data. Collect the data and stage verivikasi (pulling conclusion).Based on research the writer did in Village Anakan it can result:
function uncle in SukuJambak in Village AnakanKanagarian Koto Nan Duo IV KtoHilieKecamatanBatangKapasPesisir Selatan that is : (1) as advisor nephew, (2) keep the community, (3) organize nephew, (4) as head legacy, (5) uncle is wedding.
Key Words: Function Uncle to Suku Jambak
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2011
2Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
3Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
ANITA RATNA SARI (NIM: 11070137), Fungsi Mamak pada Suku Jambak di Kampung Anakan Kanagarian Koto Nan Duo IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Skripsi, Program Studi Pendidikan Sosiologi, STKIP PGRI Sumatra Barat, Padang, 2015
Mamak merupakan saudara laki-laki dari ibu.Dalam sebuah keluarga di Minangkabau,seseorang mamak berfungsi dan bertugas menjaga saudara saudaranya yang perempuan. Mamak juga mempunyai fungsi dalam struktur kekerabatan khususnya antara mamak dengan kemenakan. Fungsi mamak yaitu membimbing, menjaga kemenakan serta menjaga harta pusaka. Menurut Minang kabau mamak tidak boleh berlaku berat sebelah, melainkan wajib bagi mamak menyamaratakan setiap kemenakannya baik laki-laki maupun perempuan. Jika salah disalahkan, jika menang dimenangkan. Artinya mamak sangat penting dalam membimbing kemenakan begitu juga dengan Mamak pada Suku Jambak di Kampung Anakan Kanagarian Koto Nan Duo IV Koto Hilie. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Fungsi Mamak Pada Suku Jambak Jambak di Kampung Anakan Kanagarian Koto Nan Duo IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan
Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori Struktural Fungsional yang dikemukakan oleh Robert K. Merton. Pendekatan penelitian adalah kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik pengambilan informan yang dilakukan dengan cara menggunakan purposive sampling dengan jumlah informan 18 orang.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Unit analisis yaitu kelompok dengan analisis data Milles &
Huberman yang terdiri dari empattahap pengumpulan data, tahap reduksi data,tahap penyajian data, pengumpulan data dan tahap vervikasi (penarikan kesimpulan).
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Kampung Anakan di
dapatkan hasil: bahwa Fungsi Mamak pada Suku Jambak di Kampung Anakan
Kanagarian Koto Nan Duo IV koto Hilie Kecamatan Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan yaitu:(1) Sebagai pembimbing kemenakan,(2)
Menjaga kaum sekampung, (3) Mengatur kemenakan, (4) Sebagai kepala waris,
(5) mamak dalam perkawinan.
PENDAHULUAN
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama dan ras yang berbeda di setiap daerah dan juga terdapat masyarakat etnis dan kebudayaannya.Tiap-tiap masyarakat memiliki tradisi serta mempunyai adat istiadat yang berbeda antara satu dan lainnya dan mempunyai corak berbeda pula.Keberagaman adat istiadat ini merupakan suatu potensi yang dimiliki oleh Indonesia yang memberikan aturan dan tingkah laku serta perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari.Sehingga dalam jangka waktu yang 5panjang masyarakat memiliki berbagai macam kebudayaan tetap berlangsung (Esten, 1999:27).
Menurut Nasikun (2011:36)jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia ± 300 jenis suku bangsa. Masing-masing suku memiliki aneka ragam kebudayaan, seperti adat istiadat, bahasa dan agama.
Salah satu dari suku bangsa adalah suku Minangkabau yang menempati sebahagian besar daerah provinsi Sumatera Barat. Suku Minangkabau termasuk salah satu suku terbesar jumlahnya, yaitu 3% dari keseluruhan penduduk Indonesia selain suku Jawa, Sunda dan Madura.
Minangkabau mempunyai ciri khas yang unik dibandingkan dengan suku-suku lain yang ada di Indonesia. Keunikan tersebut terlihat dari sistem kekerabatan “Matrilineal”, artinya ikatan kekerabatan melalui garis keturunan ibu (Amir, 2011). Dikatakan unik bahwa struktur adat Minangkabau yang terdiri dari empat macam yakni; (1) Adat yang Diadatkan, (2) Adat yang Teradat, (3) Adat Istiadat, (4) Adat yang sebenarnya Adat.Adat yang telah di tetapkan masing-masing nagari oleh para pemangku adat nagari (Musyair, 2008:67).Minangkabau terdiri dari Nagari-Nagari, Nagari-Nagari ini merupakan republik-republik kecil yang kemudian membangun federasi yang disebut dengan alam minangkabau.Adat yang berbuhul mati berlaku bagi seluruh alam Minangkabau.Adat yang berbuhul sentak memiliki variasi di berbagai nagari. Adat inilah yang disebut adat salingkanagari (Esten, 1993:23).
Selain itu Minangkabau juga mengenal istilah mamak, mamak adalah saudara laki-laki dari ibu, sedangkan anak-anak dari saudara perempuan disebut kemenakan, tali kerabat mamak dan kemenakan ialah hubungan antara saudara laki dengan saudara perempuannya, tali kerabat tersebut merupakan hubungan yang saling mengikat (Navis, 1984:222).
Menurut adat, mamak tidak boleh berlaku berat sebelah, melainkan wajib bagi mamakmenyamaratakan setiap kemenakannya baik itu laki-laki maupun perempuan.Jika salah
disalahkan, jika menang dimenangkan.Jika ada kelakuan kemenakan yang kurang baik, mamak mengajari dan menegur perbuatan kemenakannya.Jika di antara kemenakannya laki-laki atau perempuan tidak menurut perintah dari mamak, mamak wajib menghukum kemenakannya (Ibrahim, 2003:178-179).
Mamak juga mengatur penggunaan harta pusaka, seperti sawah dan ladang keluarganya.
Mamak juga menyelesaikan permasalahan yang timbul di antara keluarganya. Saudara lelaki dari ibu disebut “Mamak rumah “ saudara lelaki dari ibu disebut tungganai dari satu kaum, memilih mamak disebut penghuluh ia memakai gelar datuk pusaka dari kaumnya (Amir. 2011:48).
Dahulu mamak Suku Jambak berfungsi menjalankan adat istiadat, menjaga serta membimbing kemenakan, bertanggung jawab untuk kebutuhan ekonomi yang luas, mengawasi harta pusaka, dan mewakili keluarga dalam urusan keluar, urusan itu seperti urusan yang baik atau yang kurang baik. Namun sekarang, Mamak Suku Jambak di Kampung Anakan Kanagarian Koto Nan Duo IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan lebihtelah mengalami perubahan dimana mamak sekarang cara membimbing, mengatur atau mendidik kemenakannya berbeda dengan mamak dahulu.
Teori yang digunakan adalah teori Struktural Fungsional yang dikemukakan oleh Robert K Merton (1986:146), Merton menekankan tindakan-tindakan yang berulang kali atau yang baku berhubungan dengan bertahannya suatu sistem sosial dimana tindakan-tindakan itu berakar. Dia menyatakan bahwa setiap objek yang dapat ditundukkan kepada analisis fungsional-struktural harus “menggambarkan suatu item yang distandarkan” (yakni terpola dan berulang). Dia memaksudkan hal-hal seperti “peran- peran sosial, fungsi-fungsi sosial, pola-pola kelembagaan, proses-proses sosial, pola-pola budaya, emosi-emosi yang terpola secara budaya, norma- norma sosial, dan sebagainya (Ritzer dan Goodman, 2010:428).
Menurut Merton fungsional dibagi dua yaitu fungsi nyata (manifest function) dan fungsi sembunyi (latent function).Fungsi disebut nyata apabila konsekuensi tersebut disengaja, dimaksudkan atau setidaknya diketahui. Konsekuensi yang diakui keberadaannya melalui suatu sistem baik berupa lembaga, organisasi atau suatu perkumpulan yang akan menjadi acuan bagi para individu yang berprilaku dan bertindak dalam suatu sistem. Adapun fungsi disebut sembunyi, apabila konsekuensi tersebut secara objektif ada tetapi tidak (belum) diketahui.Konsekuensi ini timbul tanpa disadari oleh individu dalam suatu sistem yang dalam
kenyataannya konsekuensi tersebut secara objektif ada.Maksudnya konsekuensi tersebut muncul diluar perencanaan dari sistem atau fungsi utama dari sebuah sistem. Sehingga konsekuensi tersebut tidak dikehendaki atau tidak diakui oleh sistem pada suatu sistem dibuat.
Konsekuensi manifest adalah konsekuensi objektif yang membantu penyesuaian atau adaptasi dari sistem dan didasari oleh para partisipan dalam sistem tersebut. Dengan demikian konsekuensi manifest dapat juga dikatakan sebagai fungsi yang dikehendaki, diakui dan disadari keberadaannya dalam suatu lembaga, organisasi atau perkumpulan.
konsekuensi objektif mamak di Kampung Anakan Kanagarian Koto Nan Duo IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan sebagai lembaga yang mengawasi adik atau kakak perempuan dan kemenakannya.
Konsekuensi latent adalah fungsi yang tidak dimaksudkan atau tidak disadari.Konsekuensi ini timbul tanpa disadari oleh individu dalam suatu sistem yang dalam kenyataannya konsekuensi tersebut secara objektif ada.Maksudnya konsekuensi tersebut muncul dari luar perencanaan dari sistem atau fungsi utama dari sebuah sistem, sehingga konsekuensi tersebut tidak dihendaki atau tidak diakui oleh sistem pada saat suatu sistem dibuat.
Adapun menurut Merton (Ritzer dan Goodman, 2010:139-140).Struktural Fungsional mestinya lebih dipusatkan pada fungsi sosial ketimbang pada motif individual. Bahwa Merton menganggap fungsi didefenisikan sebagai
“konsekuensi-konsekuensi yang dapat diamati yang menimbulkan adaptasi atau penyesuaian dari sistem tertentu “tetapi, jelas ada bias ideologis bila orang hanya memusatkan perhatian pada adaptasi dan penyesuaian diri. Tingkat analisis Merton lebih kepada institusi, kelompok, masyarakat dan kulture.Merton melihat pada suatu institusi atau pranata tertentu dapat fungsional bagi unit sosial tertentu dan sebaliknya dis-fungsi bagi unit sosial lainnya. Merton juga membedakan kedalam dua fungsi yaitu fungsi manifest dan latent. Fungsi manifest adalah fungsi yang diharapkan (Ritzer,2011:21-22).
METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Creswell ( dalam patilima, 2011:61) metode pendekatan kualitatif merupakan sebuah proses investigasi. Secara bertahap peneliti berusaha memahami fenomena sosial dengan membedakan, membandingkan, meniru, mengkatalogkan, dan mengelompokan objek studi. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2012:6).
Tipe penelitian ini adalah tipe deskriptif adalah memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut (Noor.
2011:34-35).Dari penjelesan di atas, maka penelitian ini bertujuan menggambar dan mendeskripsikan suatu fenomena sosial mengenai Fungsi Mamak Pada Suku Jambak di Kampung Anakan Kanagarian Koto Nan Duo IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.
Pemilihan informan dengan teknik purposive sampling.Adapun informan dalam penelitian berjumlah 18 orang yang terdiri dari (3) tiga orang ninik mamak,(6) enam orang mamak serta (9)sembilan orang kemenakan pada Suku Jambak di Kampung Anakan Kanagarian Koto Nan Duo IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.
Adapun yang menjadi kreteria informan dalam penelitian ini adalah :Ninik Mamak dari Suku Jambak, Mamak ( saudara laki-laki kandung dari ibu suku Jambak), Kemenakan (anak dari saudara perempuan suku Jambak)
Metode pengumpulan data
dilakukandenganobservasi non partisipan, wawancaramendalamdan studi dokumentasi. Unit analisis berupa kelompok Ninik Mamak, Mamak, kemenakan serta orang tua dari kemenakan\ yang tinggal di Kampung Anakan Kanagarian Koto Nan Duo IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan.
Analisis dalam penelitian ini analisis interaktif yang di kemukakan oleh Miles dan Huberman, analisis interaktif terdiri dari beberapa komponen, yaitu :1) pengumpulan data yaituMerupakan proses pengumpulan data yang hasilnya adalah data yang akan di olah. Benar-benar tidak ada segmen atau waktu yang spesifik dan khusus yang di sediakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. 2) reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan- catatan tertulis dilapangan.3) penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan.4) penarikan kesimpulanmerupakan tahap terakhir dalam rangkaian analisis data rumuskan berdasarkan semua hal yang terdapat dalam pengumpulan data, reduksi data dan sajian data (Sugiyono 2012:388).
TEMUAN DAN PEMBAHASAN a. Fungsi Mamak Pada Suku Jambak.
Pada saat penelitian berupa observasi dan wawancara yang telah penulis lakukan di Kampung Anakan Kanagarian Koto Nan Duo IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan, Penulis mendapatkan data dan informasi mengenai Fungsi Mamak pada Suku Jambak.
Masyarakat Minangkabau hidup berkelompok yang ditandai dengan berbagai macam suku, Minangkabau juga merupakan sebagai nagari yang tersistem dan terpola dengan berbagai budaya.
Menurut adat Minangkabau mamak merupakan saudara laki-laki dari ibu, baik kakak maupun adik.
Dalam Minangkabau mamak berfungsi dan bertugas dalam menjaga saudara-saudara perempuannya serta membimbing, menjaga anak kemenakan serta harta pusaka didalam keluarganya. Mamak juga memiliki fungsi bagi kemenakan, mamak tidak hanya berfungsi sebagai pembimbing, menjaga kemenakan dan menjaga harta pusaka tetapi mamak juga berfungsi sebagai penjaga kaum serta berfungsi dalam perkawinan kemenakannya.
1. Fungsi Mamak Sebagai Pembimbing
Setiap laki-laki dewasa di Minangkabau berfungsi sebagai mamak. Mamak terungkap dalam sebuah bahasa Minangkabau “anak dipangku, kamanakan dibimbiang”. Jadi dalam keluarga ia berkewajiban membimbing kemenakannya. Di Kampung Anakan mamak pada suku jambak dalam membimbing dengan member arahan yang baik, member saran serta juga member arahan yang baik. Membimbing berarti mendidik dalam hidup secara individu dan sebagai anggota masyarakat.
2. Mamak Sebagai Penjaga Kaum
Masyarakat minangkabau yang hidup secara berkelompok yang tergabung dalam suatu suku disebut dengan kaum. Sebuah kaum tersebut dipimpin oleh seorang laki-laki yang berasal dari kaum tersebut Jadi mamak juga disebut sebagai pengulu kaumnya. yang ada pada kaum suku jambak, mamak pada suku jambak bentuk mamak pada menjaga kaum menjaga harta pusaka, kemalangan yang terjadi pada suku jambak mamaklah yang turun tangan serta masalah yang terjadi kepada kemenakan.
3. Fungsi Mamak Mengatur Kemenakan.
Mengatur merupakan aturan yang diberikan orang lain terhadap seseorang sehingga menjadi lebih baik, begitupun dengan mamak pada suku jambak terhadap kemenakan untuk mengatur kemenakan untuk menjadi yang lebih baik, tidak hanya itu tetapi juga mengajarkan ajaran yang baik, bagaimana cara bersikap serta berprilaku baik kepada orang lain.
4. Fungsi Mamak Sebagai Kepala Waris (harta pusaka).
Waris adalah pusaka yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Pusaka tersebut berupa harta dan dapat pula sebagai gelar (sako). Warisan di minangkabau yang menganut sistem matrilineal diturunkan dari niniak mamak kepada mamak, dari mamak kepada kemenakan.
Pusaka (waris) tidak dapat diturunkan kepada seorang laki-laki kepada anaknya. Harta diminangkabau di pegang oleh perempuan. Pusaka gelar dan pusaka harta hanyalah perempuan yang diberi hak atasnya. Oleh karena itu gelar pusaka hanya diberikan kepada orang yang berada dalam garis keturunan ibu, gelar pusaka hanya untuk laki- laki yang berada pada garis keturunan itu. Pusaka harta berupa benda juga diberikan kepada perempuan, tetapi keselamatan dan pemeliharaannya di pertanggungjawabkan oleh seorang laki-laki yang disebut mamak kepala waris.
5. Fungsi Mamak Dalam Perkawinanan.
Menurut adat Minangkabau, mamak memiliki fungsi yang amat penting dalam keberlangsunganperkawinan kemenakannya. Jika kemanakan belum menikah sedangkan waktunya sudah ada, maka mamak bertanggung jawab untuk mencarikan jodoh untuk kemenakannya. Mamak memiliki tanggung jawab baik dalam membuat kesepakatan maupun biaya pernikahan kemenakannya. Jika mamak tidak memiliki kemampuan untuk membiayai maka mamak boleh menggunakan harta pusaka kaum. Bentuk fungsi mamak pada suku jamabak seperti perhitungan hari pernikahan kemenakan, mengurus surat-menyurat dalam perkawinan kemenakan, mengurus surat keliling ke kantor wali Nagari, menghadiri acara pernikahan kemenakan.
b. Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada ninik mamak, mamak dan kemenakan pada suku Jambak di Kampung Anakan Kenagarian IV Koto Hilie Kecamatan Batang Kapas
Kabupaten Pesisir Selatan tentang fungsi mamak, dapat diuraikan fungsi mamak sebagai berikut:Pertama mamak berfungsi sebagai pembimbing. Mamak mempunyai fungsi yang sangat besar terhadap kaumnya seperti mendidik, menjaga nama baik kaum, membimbing, memberi arahan, kepada setiap kemenakannya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh informasi bahwa fungsi mamak dahulu dengan mamak sekarang dalam memberikan arahan dan bimbingan mengalami perubahan. Dimana mamak dahulu untuk melakukan fungsinya mereka sering dan langsung datang ke kampung atau kaumnya.
Mamak dahulu langsung datang menghampiri kemenakannya dan memberikan pengajaran, didikan dan bimbingan secara langsung.Mamak juga mengetahui bagaimana perkembangan kemenakannya, baik dari segi ekonomi, agama, pendidikan, dan lain sebagainya.
Berbeda dengan mamak pada zaman sekarang, mamak sangat jarang untuk datang melihat kampungnya, mamak tidak lagi membimbing dan mengatur kemenakannya sendiri. Dari hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa fungsi mamak dalam memberikan bimbingan dan arahan mengalami perubahan dimana mamak dengan cara membimbing kemenakannya yang berbeda.
Kedua, fungsi mamak sebagai mengatur kemenakan.Fungsi mamak dalam mengatur kemenakan agar kemenakan untuk berprilaku baik secara faktual banyak berpangkal dari didikan mamak.Namun kenyataannya bahwa mamak pada suku jambak tidak lagi terlihat dalam mengatur kemenakannya karena kemenakan yang melanggar aturan serta mamak yang tidak memberikan aturan kepada kemenakan.
Ketiga, fungsi mamak sebagai menjaga kaum.Sebagai kepala kaum mamak bertanggung jawab terhadap kaum tersebut.Sebagai mamak juga menjadi pemimpin secara adat.mamak berkewajiban menjaga, melindungi, membimbing, dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh kemanakannya. Selain itu ia juga menjadi hakim terhadap perkara yang timbul di dalam kaumnya.
berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan bahwa mamak pada suku jambak masih sangat menjaga kaumnya.
Keempat, fungsi mamak sebagai kepala waris (harta pusaka). Menurut ketentuan adat minang kabau, baik pusaka harta maupun pusaka gelardiwariskan oleh ninik mamak kepada mamak dan mamak kepada kemenakan berdasarkan garis keturunan ibu. Artinya, baik harta benda maupun pusaka gelar tidak boleh diwariskan oleh seorang laki-laki di Minagkabau kepada anaknya sendiri, karena harta benda dan pusaka gelar di Minangkabau
pada hakikatnya adalah menjadi milik kaum perempuan.
Harta benda menjadi milik kaum perempuan, namun pengelolaannya dipimpin oleh seorang laki- laki tertua dalam sebuah rumah gadang yang bertugas sebagai mamak kapalo warih/mamak kepala waris.
Sebagai mamak kepala waris harus bertanggung jawab untuk mengembangkan sumber kehidupan sanak saudaranya, terutama saudara perempuan yang akan melanjutkan keturunan kaumnya.
Kelima, fungsi mamak dalam perkawinan kemenakan. Menurut adat Minangkabau, mamak memiliki Fungsi yang amat penting dalam keberlangsungan perkawinan kemenakannya. Jika kemanakan belum menikah sedangkan waktunya sudah ada, maka mamak bertanggung jawab untuk mencarikan jodoh untuk kemenakannya. Mamak memiliki tanggung jawab baik dalam membuat kesepakatan maupun biaya pernikahan kemenakannya. Jika mamak tidak memiliki kemampuan untuk membiayai maka mamak boleh menggunakan harta pusaka kaum.
Berdasarkan temuan dilapangan tentang bagaimana fungsi mamak pada Suku Jambak di Kampung Anakan Kanagarian Koto Nan Duo IV Koto Hilie. Disini terlihat bahwa fungsi mamak pada Suku Jambak mengalami perubahan, dimana mamak memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kemenakan dalam membimbing, menjaga, mengatur kemenakan serta menjaga harta pusaka yang ada dalam keluarga maupun fungsi mamak dalam perkawinan kemenakannya. Dapat dilihat bahwa fungsi mamak pada suku jambak mengalami perubahan dimana fungsi mamak yaitu untuk membimbing, menjaga, mengatur kemenakan, menjaga atau mengatur kaum, menjaga harta pusaka serta fungsi mamak dalam perkawinan kemenakannya.Namun pada kenyataan mamak tidak lagi membimbing, menjaga, mengatur dan bahkan mamak tidak pernah memberi arahan kepada kemenakannya.
Fungsi mamak ini bisa di analisis dengan teori Struktural Fungsional yang dikemukakan oleh Robert K. Merton, sebagaimana yang dijelaskan oleh Robert K. Merton dalam teori Struktural Fungsional membedakan kedalam dua fungsi yaitu fungsi Manifest dan fungsi Latendengan tindakan-tindakan itu berakar.
Sama halnya yang dilakukan oleh mamak pada suku jambak juga memiliki fungsi manifest dan juga fungsi latent. Dimana fungsi manifestnya mamak berfungsi sebagai membimbing, mengatur kemenakan, menjaga kaum, sebagai kepalah waris (harta pusaka) serta berfungsi dalam perkawinan kemenakannya, fungsi latentnya mamak tidak sesuai yang di harapkan oleh mamak dan kemenakan seperti
yang diharapkan oleh mamak dan kemenakan.Seperti membimbing, mengatur kemenakan, menjaga kaum, sebagai kepala waris serta berfungsi dalam perkawinan kemenakan tetapi mamak.
Penutup
Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang peneliti lakukan, mengurai bab demi bab, maka peneliti dapat memberikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian sebagai berikut:
1. Fungsi mamak dalam membimbing kemenakan mengalami perubahan dimana mamak yang dahulunya adalah membimbing kemenakan tetapi pada kenyataannya sekarang mamak tidak lagi membimbing kemenakannya.
2. Mamak sekarang dalam menegakkan aturan dan mengtur kemenakan kemenakannya mulai berkurang disini terlihat bahwa mamak acuh terhadap kemenakannya
3. Fungsi mamak untuk memberikan, mengawasi kaum, mengawasi kampung, memperhatikan pendidikan dan perekonomian mulai berkurang.
4. Fungsi mamak dalam menjaga harta pusaka masih berjalan dengan baik seperti masih menjaga ulayat yang ada pada keluaraganya tersebut.
5. Fungsi mamak dalam perkawinan kemenakan masih berjalan dengan baik seperti mengurus surat menyurat pernikahan kemenakan.
DAFTAR PUSTAKA
Amir. 2011. Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Orang Minang. Jakarta: Cirta Harta Prima AA.Navis.(1984). Alam Takambang Jadi Guru Adat
dan Kebudayaan Minangkabau.PT.
Gramedia.
Esten, Mursal. 1999. Kajian Transformasi Budaya.
Bandung: Angkasa.
Ibrahim.2003. Curaian Adat
Minangkabau.Bukittinggi.Kristal Multimedia.
Moleong, Lexy j. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Nasikun. 2011. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi Tesis Disertai dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kecana
Patilima, Hamid. 2011. Metode Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Alfabeta.
Ritzer, Gergi. 2011. Sosiologi Suatu Berparadigma Ganda. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.