PENGARUH KUALITAS PRODUK, LOKASI DAN DISTRIBUSI TERHADAP PENJUALAN BATU BATA DI JANJI NAULI
KECAMATAN PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
SKRIPSI
Oleh : YULITA 12090051
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
PENGARUH KUALITAS PRODUK, LOKASI DAN DISTRIBUSI TERHADAP PENJUALAN BATU BATA DI JANJI NAULI KECAMATAN
PADANG GELUGURKABUPATEN PASAMAN MAHASISWA STKIP PGRI
SUMATERA BARAT Oleh:
Yulita’, Dina Amaluis, SE, MM’, Yulna Dewita Hia, S.Pd, MM 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat
2. Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 1) pengaruh kualitas produk secara parsial terhadap penjualan batu bata. 2) pengaruh lokasi secara parsial terhadap penjualan batu bata. 3) pengaruh distribusi secara parsial terhadap penjualan batu bata. 4) pengaruh kualitas produk, lokasi dan distribusi secara simultan terhadap penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengrajin batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman sebanyak 32 sampel.
Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling.
Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap penjualan batu bata, dimana nilai koefisien dengan thitung = 0,257; (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara lokasi dengan penjualan batu bata, dimana nilai koefisien dengan thitung = 0,491 (3) terdapat pengaruh yang signifikan antara distribusi terhadap penjualan batu bata, dimana nilai koefisien dengan thitung = 0,241;(4) terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk, lokasi dan distribusi terhadap penjualan batu bata, dimana nilai koefisien dengan Fhitung=19,147. Besarnya pengaruh produk, lokasi dan distribusi terhadap penjualan batu bata yaitu 67,2% dan sisanya 32,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.
Kata kunci: Kualitas Produk, Lokasi dan Distribusi.
ABSTRACT
This study aims to analyze 1) the quality of the product partially on sales of bricks. 2) the effect of the location of the partial sale of bricks. 3) the effect of the partial distribution of sales of bricks. 4) the impact of product quality, location and distribution simultaneously on the sale of bricks in the village of district Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur PASAMAN. The population in this study are the craftsmen of bricks in the village of district Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur district PASAMAN of 32 samples. Sampling using total sampling techniqu. The results of data analysis showed that (1) a significant difference between the quality of products to sales of bricks, where the coefficients with t = 0.257; (2) a significant difference between locations with sales of bricks, where the coefficients with t = 0.491 (3) a significant difference between the distribution of sales of bricks, where the coefficients with t = 0.241; (4) there is a significant difference between the quality of the product, the location and distribution of sales of bricks, where the coefficient by F = 19.147. The effect of product, location and distribution of the sale of bricks that is 67.2% and the remaining 32.8% influenced by other factors not included in this study.
Keywords :quality product, Location and Distribution
Latar Belakang
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan orang lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentranspormasikan masukan (input) mejadi hasil keluar (output). Dalam pengertian yang bersipat umum ini penggunaannya cukup luas, sehingga menckup keluaran (output) yang berupa barang atau jasa. Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang setenggah jadi, bahan industri
dan suku cadang atau spareparts dan komponen. Hasil produksinya dapat berupa barang-barang konsumsi maupun barang-barang industri.
Menurut Assauri (2008:337) produksi adalah kegiatan transformasi masukan (inputs) menjadi keluaran (output).
Pada umumnya mayoritas penduduk di desa Janji Nauli kebanyakan sumber penghasilannya membuat batu bata.Dari 150 rumah tangga penduduk desa Janji Nauli terdapat 32 rumah tangga yang memproduksi batu bata. Sumber tanah di desa Janji Nauli sangat bagus untuk dijadikan produksi batu bata. Batu bata merupakan instrumen terpenting untuk membangun gedung diera modren seperti sekarang ini.
Tabel 1.Produksi Pembuatan Batu Bata dari Tanah Liat Kabupaten Pasaman Tahun 1999/2013.
No Tahun Usaha Tenaga kerja Investasi Produksi
1 1999 93 391 162.918 852.190
2 2000 95 393 162.918 852.190
3 2001 93 423 251.100 834.249
4 2002 99 447 267.300 888.069
5 2003 100 453 298.604 897.039
6 2004 58 226 419.900 9.837.720
7 2005 64 238 419.900 6.125.320
8 2006 64 238 419.900 6.125.320
9 2007 64 238 419.900 6.125.320
10 2008 69 248 452.673 6.173.320
11 2009 69 248 452.673 6.173.320
12 2010 69 248 452.673 6.173.320
13 2011 88 331 698.250 3.902.168
14 2012 88 331 698.250 3.902.168
15 2013 84 369 797.170 3.801.168
Rata-rata 79,8 321,47 358.275,27 4.167.925,4 Sumber : Data Sekunder BPS Sumatra Barat, 2015
Dari tabel di atas hasil produksi batu bata di Kabupaten Pasaman mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pada tahun 1999 hasil produksi batu bata adalah sebesar 852.190, pada tahun 2000 hasil produksi batu bata adalah
852.190, pada tahun 2001 hasi produksi batu bata adalah 834.249, pada tahun 2002 hasil produksi batu bata adalah 888.069, pada tahun 2003 hasil produksi batu bata adalah 897.039, pada tahun 2004 hasil produksi batu bata adalah 9.837.720, pada tahun 2005 hasil produksi batu
1
bata adalah 6.125.320, pada tahun 2006 hasil produksi batu bata adalah 6.125.320, pada tahun 2007 hasil produksi batu bata adaah 6.125.320, pada tahun 2008 hasil produksi batu bata adalah 6.173.320, pada tahun 2009 hasil produksi batu bata adalah 6.173.320, pada tahun 2010 hasil produksi batu bata adalah 6.173.320, pada tahun 2011 hasil produksi batu bata adalah 3.902.168, pada tahun 2012 hasil produksi batu bata adalah 3.902.168, pada tahun 2013 hasil produksi batu bata adalah 3.801.168.
Menurut (Sunyoto 2012:29) penjualan adalah orientasi manajemen yang menganggap konsumen akan melakukan atau tidak melakukan pembelian produk. Produk perusahaan didasarkan atas pertimbangan usaha- usaha nyata yang dilakukan untuk menggunggah atau mendorong minat akan produk tersebut.Berdasarkan defenisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penjualan adalah suatu transaksi antara penjual dan pembeli secara tunai maupun kredit yang merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan.
KAJIAN PUSTAKA Teori Penjuala
Dalam jurnal Ii & Pustaka, 2009 Menurut (Kotler 2012:18) penjualan adalah sejumlah produk yang dihasilkan yang dapat dijual dari produsen ke konsumen dan perlu dikonversikan produknya ke segi fisik atau volume atau unit suatu produk.
Volume penjualan merupakan suatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter.
Teori kualitas produk
Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk, perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya.
Pembeli akan membeli produk kalau merasa cocok, karena itu produk harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil. Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera konsumen. Menurut (Kotler 2001: 346) kualitas adalah
”Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.
Teori Lokasi
Menurut (Swastha
2002:24)Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan”. Faktor penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke tujuan.
Teori Distribusi
Menurut (Sukirno 2002:133) mengemukakan bahwa dalam kegiatan pemasaran distribusi dapat diartikan penyaluran barang dan jasa sampai pada tangan konsumen. Kegiatan ini dilakukan oleh perantara seperti pedagang besar atau distributor. Dalam distribusi menyangkut dua hal, yaitu menentukan pihak yang akan mendistrbusikan barang, kemudian apakah diserahkan kepada pihak lain atau didistribusikan langsung ke konsumen.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif asosiatif, karena penelitian ini mendeskripsikan data dan diwujudkan dalam bentuk angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasil penelitian
ini pun diwujudkan dalam bentuk angka Menurut (Arikunto 2010:173).
Hipotesis
. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penilitian terdahulu, maka dapat disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan dalam gambaran berikut ini :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kualitas Prodok terhadap Penjualan Batu Bata di Desa Janji Nauli Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Lokasi terhadap Penjualan Batu Bata di Desa Janji Nauli Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Distribusi terhadap Penjualan Batu Bata di Desa Janji Nauli Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman.
4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Kualita Produk,Lokasi, Distribusi, secara bersama-sama mempengaruhi terhadap Penjualan Batu Bata di Desa Janji Nauli Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman.
Kisi-kisi Instrumen
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap, sistematis, sehingga lebih mudah diolah.
Tabel 5. Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Operasional Indikator Sumber Penjualan
(Y)
Penjualan merupakan pemberian suatu barang atau jasa dari suatu pihak kepada pihak lainya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak yang menerima barang atau jasa tersebut.
1.Mencapaivolume penjualan
2. Mendapatkan laba
3.Menunjang pertumbuhan perusahaan
Kotler (2008)
Kualitas Produk (X1)
Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/
tersirat”.
1.Kinerja
2.Keistemewahan tambahan 3. Keandalan
4. Kesesuaian dengan spesifikasi 5. Daya tahan
6. Estetika
Tjiptono (2001)
Lokasi (X2) Lokasi adalah tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha
dilakukan”. Faktor
pentingdalam pengembangan suatu usaha adalah letak lokasi terhadap daerah perumahan, cara pencapaian dan waktu tempuh lokasi ke tujuan.
1. Persepsi mengenai kemudahan dalam menuju lokasi
2. Persepsi kedekatan dalam menuju lokasi
3. Persepsi lingkungan dalam menuju lokasi
Agus Prawoto (2003)
Distribusi (X3)
Distribusi juga merupakan salah satu faktor yang penting untuk diperhatikan dalam menjual produk terutama dalam memenuhi permintaan konsumen.
1. Utilitas tempat (place utility)
2. Utilitas waktu (time utility)
3. Utilitas bentuk (form utility) 4. Utilitas inforrnasi
(information utility)
5. Utilitas kepernilikan (ownership utility), menyangkut negosiasi dan peralihan hak milik atas produk atau jasa yang di pasarkan dari produsen ke konsumen.
Candra (2001)
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Tabel 13. Hasil Analisis TCR Variabel Penjualan
Indikator No item
SL SR KK JR TP
n Skor total
Rerata (mean)
TCR
(%) Kriteria
Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %
Mencapai volume penjualan
1 21 65,6 0 0,00 11 34,4 0 0,0 0 0,0 32 138 4,31 86,3 Baik
2 17 53,1 3 9,4 12 37,5 0 0,0 0 0,0 32 133 4,16 83,1 Baik
3 4 12,5 12 37,5 16 50,0 0 0,0 0 0,0 32 116 3,63 72,5 Cukup
Rerata indikator 14,0 0,00 5,00 0,00 13,0 16,7 0,0 0,0 0,0 0,0 32 129,00 4,03 80,6 Baik
Mendapatkan laba
4 20 62,5 12 37,5 0 0,00 0 0,0 0 0,0 32 124,50 3,89 77,8 Cukup
5 50 62,5 12 37,5 0 0,00 0 0,0 0 0,0 32 122,50 3,83 76,6 Cukup
Rerata indikator 35,0 0,00 12,0 0,00 0,00 0,00 0,0 0,0 0,0 0,0 32 123,50 3,86 77,2 Cukup
Menunjang pertumbuhan
penjualan
5 20 62,5 12 37,5 0 0,00 0 0,0 0 0,0 32 124 3,86 77,2 Cukup
Rerata indikator 20,0 0,00 12,0 0,00 0,00 0,00 0,0 0,0 0,0 0,0 32 123,50 3,86 77,2 Cukup
Rerata variabel 23 0 10 0 4 6 0 0 0 0 32 125 4 78 Cukup
Pada tabel di atas diperoleh hasil nilai TCR untuk variabel penjualan adalah 78% dengan kategori adalah baik. Artinya penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman adalah baik, pada indikator pertama yaitu mencapai volume penjualan diperoleh
TCR 80,63% pada kategori baik.
Artinya volume penjualan batu bata sudah baik, indikator kedua yaitu mendapatkan laba diperoleh TCR 77,19% pada kategori cukup. Artinya responden belum mendapatkan laba yang tinggi, pada indikator ketiga yaitu menunjang pertumbuhan penjualan diperoleh TCR 77,19% pada kategori
cukup. Artinya penjualan batu bata belum terlalu menunjang pertumbuhan
penjualan batu bata itu sendiri.
1. Pengaruh Kualitas Produk (X1) Terhadap Penjualan Batu Bata (Y) di Desa Janji Nauli Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kalitas produk berpengaruh signifikan terhadap penjualan batu bata. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang menyatakan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 0,257 dan nilai thitung sebesar 2,240 > ttabel
sebesar 2,037 sedangkan nilai signifikan 0,033< α 0,05, berarti Ha
diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecanatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman.
Berdasarkan distribusi frekuensi kualitas produk maka diperoleh nilai TCR untuk variabel nilai TCR untuk variabel kualitas produk adalah 75,13% dengan kategori adalah cukup. Artinya kualitas produk batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman masih tergolong cukup. Pada indikator pertama yaitu kinerja diperoleh TCR 87,50% pada kategori baik.
Artinya kinerja yang dimiliki oleh responden sudah baik dalam pembuatan batu bata. Pada indikator kedua yaitu keistimewaan tambahan diperoleh TCR 72,50%
pada kategori cukup.
Artinya keistimewaan tambahan dari produksi batu bata belum terlihat baik atau tergolong cukup. Pada indikator ketiga yaitu keandalan diperoleh TCR 71,25%
pada kategori cukup. Artinya
responden belum terlalu handal dalam proses pembuatan batu bata.
Pada indikator keempat yaitu kesesuaian dengan spesifikasi dengan TCR 72,50 pada kategori cukup. Artinya produksi batu bata belum terlalu sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan, pada indikator kelima yaitu daya tahan dengan TCR 71,88 pada kategori cukup. Artinya batu bata yang dihasilkan belum terlalu memiliki daya tahan yang baik atau masih berada pada kategori cukup dan pada indikator keenam yaitu estetika dengan TCR 72,19 pada kategori cukup. Artinya estetika dari batu bata tersebut belum memiliki estetika yang tergolong baik.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Minggus Riani, 2012 tentang Pengaruh disain dan harga produk PC tablet Samsung Galagxi terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa prodi pendidikan ekonomi STKIP PGRI Sumatra Barat diperoleh hasil ada hubungan desain dengan keputusan pembelian, adapun kesaman dengan penelitian ini adalah sama-sama melihat kualiatas produk dengan penjualan atau keputusan pembelian produk.
Menurut Kotler Philip, 2002 Kualitas menjadi dimensi yang semakin penting untuk diferensiasi ketika perusahaan menerapkan sebuah model nilai dan memberikan kualitas yang lebih tinggi dengan uang yang lebih rendah. Kualitas kesesuaian pembeli mengharapkan produk mempunyai kualitas kesesuaian ( conformance quality ) yang tinggi, yaitu tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesipikasi yang dijanjikan.
Kinerja perusahaan umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagia dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on invesment) atau penghasilan per saham (earnings per share). Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban, dan karenanya juga penghasilan bersih (laba), tergantung pada sebagian konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan.
2. Pengaruh Lokasi (X2) Terhadap Penjualan Batu Bata (Y) di Desa Janji Nauli Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa lokasi berpengaruh signifikan terhadap penjualan batu bata. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang menyatakan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 0,491 dan nilai thitung
sebesar 23,320 > ttabel sebesar 2,037 sedangkan nilai signifikan 0,003< α 0,05, berarti Ha diterima dan H0
ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara lokasi terhadap penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecanatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman.
Berdasarkan distribusi frekuensi TCR untuk variabel lokasi adalah 75,21% dengan kategori adalah baik. Artinya loaksi menuju pembuatan batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman mudah diakses. Pada indikator pertama yaitu persepsi mengenai
kemudahan menuju lokasi diperoleh TCR 79,38% pada kategori baik. Artinya responden menilai bahwa menuju lokasi pembuatan batu bata sudah baik dan mudah dijangkau. Pada indikator kedua yaitu persepsi kedekatan menuju lokasi diperoleh TCR 68,13% pada kategori cukup.
Artinya responden memiliki persepsi bahwa lokasi itu tidak terlalu dekat atau memerlukan waktu beberapa menit menuju kelokasi. Pada indikator ketiga yaitu persepsi lingkungan menuju lokasi diperoleh TCR 71,25% pada kategori cukup. Artinya responden memiliki persepsi bahwa lingkungan menuju lokasi belum terlalu baik.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mairani Fitrianingsih, 2013 tentang Analisis pengaruh harga sewa, Pendapatan keluarga, fasilitas, Lokasi, dan harga substitusi Terhadap permintaan rusunawa Undip (studi kasus : penghuni rusunawa undip tahun 2011) diperoleh hasil ada hubungan lokasi terhadap permintaan. Dimana hasil penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama untuk menjual produk.
Lokasi menurut (Lupiyoadi 2009:42), berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi yaitu konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis, pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas dan pemberi jasa dan
konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer, atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.
Untuk itu lokasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penjualan suatu produk, lokasi yang strategis dan mudah dijangkau akan mempengaruhi penjualan suatu produk dalam hal ini adalah atu bata. Karena batu bata merupakan suatu produk yang harus hati-hati untuk membawanya ke rumah setelah dibeli, jika lokasi berada di akses jalan yang jauh dan berlobang maka akan mempengaruhi kualitas daru batu bata itu sendiri dan konsumen akan trauma untuk membeli lagi ke lokasi tersebut.
3. Pengaruh Distribusi (X3) Terhadap Penjualan Batu Bata (Y) di Desa Janji Nauli Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa distribusi berpengaruh signifikan terhadap penjualan batu bata. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang menyatakan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 0,241 dan nilai thitung
sebesar 2,413 > ttabel sebesar 2,037 sedangkan nilai signifikan 0,023< α 0,05, berarti Ha diterima dan H0
ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara distribusi terhadap penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman. Hal ini berarti bahwa semakin meningkat penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecanatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman.
Berdasarkan distribusi frekuensi TCR untuk variabel distribusi adalah 73,31% dengan
kategori adalah cukup. Artinya distribusi batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman masih tergolong cukup baik. Pada indikator pertama yaitu utilitas tempat diperoleh TCR 71,88% pada kategori cukup. Artinya responden menilai bahwa tempat pembuatan batu batu masih tidak terlalu strategis untuk didistribusikan.
Pada indikator kedua yaitu utilitas waktu diperoleh TCR 65,94% pada kategori cukup. Artinya responden menilai bahwa waktu untuk pendistribusian abtu batu masih tergolong cukup. Pada indikator ketiga yaitu utilitas bentuk diperoleh TCR 80,94% pada kategori baik.
Artinya responden menilai bahwa bentuk dari batu batu sudah baik untuk didistribusikan. Pada indikator keempat yaitu informasi dengan TCR 81,56 pada kategori baik. Artinya infromasi untuk pendistribusian batu bata sudah bai dan pada indikator kelima yaitu utilitas kepemilikan dengan TCR 66,25 berada pada kategori cukup.
Artinya responden menilai bahwa kepemilikan dari batu bata tersebut masih tergolong cukup atau pembuat batu bata masih tergolong sedikit.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumati, 2013 tentang Pengaruh bauran pemasaran terhadap tingkat pendapatan para pengusaha batu bata di kecamatan Peusangan kabupaten Bireuen diperoleh hasil ada hubungan pemasaran terhadap pendapatan.
(Djiptono 2004:19) mengemukakan bahwa distribusi adalah segala kegiatan untuk memindahkan barang dalam kuantitas tertentu. Perpindahan ini dapat berupa perpindahan barang jadi dari jalur produksi ke konsumen akhir dan perpindahan barang mentah dari sumber ke jalur produksi.
Untuk itu distribusi menjadi salah satu variabel yang berpengaruh terhadpa penjualan batu bata artinya semakin luas pendistribusian produk maka semakin meningkat hasil penjualan produk.
4. Pengaruh Kualitas Produk, Lokasi dan Distribusi Terhadap Penjualan Batu Bata (Y) di Desa Janji Nauli Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa distribusi berpengaruh signifikan terhadap penjualan batu bata. Hal ini dapat dilihat pada tabel yang menyatakan bahwa Fhitung 19,147 >
Ftabel 2,90 dan nilai signifikan 0,000 <
0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha
diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas produk, lokasi dan distribusi berpengaruh terhadap penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecanatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman
Berdasarkan distribusi frekuensi TCR Pada tabel diatas diperoleh hasil nilai TCR untuk variabel penjualan adalah 79%
dengan kategori adalah baik.
Artinya penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman adalah baik. Pada indikator pertama yaitu mencapai volume penjualan diperoleh TCR 82,92% pada kategori baik. Artinya volume penjualan batu bata sudah baik.
Pada indikator kedua yaitu mendapatkan laba diperoleh TCR
77,76% pada kategori cukup.
Artinya responden belum mendapatkan laba yang tinggi. Pada indikator ketiga yaitu menunjang pertumbuhan penjualan diperoleh TCR 77,76% pada kategori cukup.
Artinya penjualan batu bata belum terlalu menunjang pertumbuhan penjualan batu bata itu sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Turina,(2013) tentang Analisis Saluran Distribusi Dalam Penjualan Batu-Bata Press Pada UD. Anugrah Bunda Pekanbaru diperoleh hasil menguraikan tentang saluran distribusi dalam penjualn batu bata press pada UD. Anugrah Bunda Pekan baru.
Menurut Utami (2006:166) Penjualan mempunyai arti dalam ruang lingkup yang lebih sempit dibandingkan dengan pemasaran yaitu penjualan merupakan bagian dari pemasaran. Penjualan merupakan pemberian suatu barang atau jasa dari suatu pihak kepada pihak lainya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak yang menerima barang atau jasa tersebut.
Salah satu cara untuk meningkatkan penjualan perputaran adalah dengan membatasi kategori barang dagangan atau jumlah unit penyimpanan persedianan (SKU) dalam satu kategori. Akan tetapi jika pelanggan tidak menemukan ukuran atau warna yang diinginkan, atau bahkan lebih buruk, tidak dapat menemukan jenis produk tersebut maka penjualan akan hilang.
Tabel 23. Hasil Analisis Regresi Berganda Konstanta dan Variabel
Bebas
Penjualan (Y)
Keputusan Koefisien
Regresi
T Sig
Konstanta (a) 4,348 0,956 0,347 -
Kualitas produk(X1) 0,257 2,240 0,033 H1 diterima
Lokasi (X2) 0,491 3,320 0,003 H2 diterima
Distribusi (X3) 0,241 2,413 0,023 H3 diterima
F hitung 19,147 0,000 Model layak
R2 Kontribusi 67,2%
Sumber: Olahan Data Primer, 2016 Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel di atas, maka dapat dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y= 4,348+ 0,257X1 + 0,491X2 + 0,241X3
1. Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 4,348 yang berarti bahwa tanpa adanya pengaruh dari variabel kualitas produk lokasi dan distribusi maka penjualan telah mencapai 4,348 satuan.
2. Koefisien regresi variabel kualitas produk (X1) sebesar 0,257 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif kualitas produk terhadap penjualan batu bata, apabila nilai variabel kualitas produk meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat penjualan sebesar 0,257 dalam setiap satuannya.
Dengan demikian variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
3. Koefisien regresi variabel lokasi (X2) sebesar 0,491 yang bertanda positif.
Hal ini berarti adanya pengaruh positif lokasi terhadap penjualan batu bata, apabila nilai variabel lokasi meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat penjualan sebesar 0,491 dalam setiap satuannya.
Dengan demikian variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
4. Koefisien regresi variabel distribusi (X3) sebesar 0,241 yang bertanda positif. Hal ini berarti adanya pengaruh positif distribusi terhadap penjualan batu bata, apabila nilai variabel distribusi meningkat sebesar satu satuan maka akan meningkat penjualan sebesar 0,241 dalam setiap satuannya. Dengan demikian variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan.
Penutup
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh antara kualitas produk (X1) terhadap penjualan (Y) dengan nilai koefisien regresi kualitas produk sebesar 0,257. Hal ini berarti adanya pengaruh positif kualitas produk terhadap penjualan, apabila nilai kualitas produk meningkat sebesar satu satuan maka penjualan akan meningkat sebesar 0,257dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitung sebesar 2,240 > ttabel sebesar 2,037 sedangkan nilai signifikan 0,033<α0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara kualitas produk terhadap terhadap penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman.
2. Terdapat pengaruh antara lokasi (X2) terhadap penjualan (Y) dengan nilai koefisien regresi kualitas produk sebesar 0,491. Hal ini berarti adanya pengaruh positif lokasi terhadap penjualan, apabila nilai loaksi meningkat sebesar satu satuan maka penjualan akan meningkat sebesar 0,491dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitung sebesar 3,320> ttabel sebesar 2,037 sedangkan nilai signifikan 0,003<α0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara lokasi terhadap penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman.
3. Terdapat pengaruh antara distribusi (X3) terhadap penjualan (Y) dengan nilai koefisien regresi kualitas produk sebesar 0,241. Hal ini berarti adanya pengaruh positif lokasiterhadap penjualan, apabila nilai loaksi meningkat sebesar satu satuan maka penjualan akan meningkat sebesar 0,241 dalam setiap satuannya dengan asumsi variabel lain tidak mengalami perubahan atau konstan dan nilai thitung sebesar 2,413> ttabel sebesar 2,037 sedangkan nilai signifikan 0,023<α0,05, berarti Ha diterima dan H0 ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara distribusi terhadap penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman.
4. Secara stimultan terdapat pengaruh antara kualitas produk, lokasi dan distribusi terhadap penjualan dengan Fhitung 19,147 > Ftabel 2,90 dan nilai signifikan 0,000 <0,05.Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha
diterima, Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas produk,
lokasi dan distribusi berpengaruh terhadap penjualan batu bata di desa Janji Nauli kecamatan Padang Gelugur kabupaten Pasaman Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian, Penulis mengemukakan saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan penjualan yang ditunjukan kepada:
1. Variabel kualitas produk,dimana indikator terendah terletak pada keandalan, untuk itu disarankan kepada produsen batu bata agar meningkatkan keandalan dalam memproduksi dan mencetak batu bata agar hasil yang diperoleh bisa memuaskan pelanggan atau konsumen dengan cara meningkatkan kan skill dan menggunakan bahan mentah yang baik dan kuat.
2. Variabel lokasi, dimana indikator terendah pada persepsi lingkungan menuju lokasi, untuk itu disarankan kepada produsen batu bata agar bisa meyakinkan konsumen atau calon pembeli bahwa lingkungan disekitar pembuatan batu bata aman dan memberikan informasi kepada konsumen bahwa bahan mentah didapat dengan loaksi jauh dari tempat pembuatan batu bata.
3. Variabel distribusi, dalam hal ini indikator terendah yaitu utilitas waktu, untuk itu disarankan kepada produsen batu bata agar mengefektifkan waktu pemasaran atau pengangkutan batu bata ke tempat konsumen, adapun cara yang digunakan adalah dengan memuat batu bata sesegera mungkin agar pesanan cepat sampai pada konsumen dan kualitas bahan tetap terjaga walaupun diangkut menggunakan truk atau mobil dengan bak terbuka.
Daftar Pustaka
Abdulrrahman, Maman. (2011). Dasar- dasar Metode: Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia. (134).
Agus, Prawoto.(2003). Hukum Asuransi Kesehatan Perusahaan Asuransi Berdasarkan Risk Base Capital.
Yogyakarta: BPFE.
Arikunto, P. dr. suharsim. (2010).
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Peraktek. Edisi Revisi.
Harsimi Arikunto (p. 173). Jakarta:
Rineka cipta.
Boyd, dkk. (1997). Manajemen Pemasaran, dialihkan oleh Nurmawan Iman. Edisi ke 2. (p.
422). Jakarta: Erlangga.
Djojo, Ajdji. 2012. Aplikasi praktis SPSS dalam Penelitian. Batam:
Gapa Media. 127.
Ghojali, Imam. 2011. Aplikasi analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. 105-106.
Kamsir, Jakfar. (2002). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi ke 3.
Yogyakarta: YKPN.
Kotler, Philip. (2002). Marketing ManajemenJilid 2. Jakarta:
Prenhallindo. 49.
. (2012). Marketing Manajemen (p. 09). Bostom:
Pearson.
. (1997). Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan Implementasi dan Kontrol. Jakarta:
Prenhallindo. 141.
Kotler, dan Gary, Amstrong. (2001).
Prinsip-prinsi Pemasaran Jasa.
Jakarta: Erlangga. 346.
Lupiyoadi, Rambat. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.158.
Lupiyoadi dkk. 2009. Manajemen pemasaran Jasa Edisi ke 2.
Jakarta: Salemba Empat. 24.
MC Caharty, dan Perrefquit. (2003).
Dasar-dasar Pemasaran Alih Bahasa Darman. Jakarta: Salemba Empat. 103.