• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Produk Kualitas adalah totalitas dari fitur– fitur dan karakteristik atas sebuah produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan (Kotler dan Keller, 2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Kualitas Produk Kualitas adalah totalitas dari fitur– fitur dan karakteristik atas sebuah produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan (Kotler dan Keller, 2012)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Kualitas Produk

Kualitas adalah totalitas dari fitur– fitur dan karakteristik atas sebuah produk atau jasa yang memiliki kemampuan untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan (Kotler dan Keller, 2012). Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dibeli, digunakan, dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan (Kotler dan Armstrong, 2010). Sedangkan menurut Tjiptono (2008) seacara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu, produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produknya.

Dalam merencanakan penawaran atau produk, pemasar perlu memahami lima tingkatan produk, (Tjiptono, 2008):

a. Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh konsumen dari setiap produk.

b. Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi).

(2)

c. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

d. Produk pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut produk yang dilengkapi atrau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat menambah kepuasaan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

e. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin akan dikembangkan untuk suatu produk dimasa yang akan datang.

Menurut Fiani dan Japarianto (2012), terdapat 9 indikator untuk mengukur kualitas makanan:

a. Warna, warna dari bahan–bahan makanan harus dikombinasikan sedemikian rupa supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi.

b. Penampilan, makanan harus terlihat baik saat disajikan, di mana hal tersebut adalah suatu faktor yang penting.

c. Porsi, memiliki porsi standard dalam setiap penyajian makanan.

d. Bentuk, bentuk makanan memainkan peranan penting dalam daya tarik mata. Bentuk makanan yang menarik bisa diperoleh lewat cara pemotongan bahan makanan yang bervariasi.

e. Temperatur, mampu mempengaruhi rasa dari sebuah makanan, misalnya rasa manis pada sebuah makanan akan lebih terasa saat

(3)

makanan tersebut masih hangat, sementara rasa asin pada sup akan kurang terasa pada saat sup masih panas.

f. Tekstur, ada banyak tekstur ma makanan seperti halus atau tidak, cair atau padat, keras atau lembut, kering atau lembab, dan lain – lain.

g. Aroma, merupakan reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen sebelum konsumen menikmati makanan.

h. Tingkat kematangan, tekstur dari makanan dapat dipengaruhi oleh tingkat kematangan.

i. Rasa, terdapat berbagai macam rasa, yaitu manis, asam, asin, dan pahit, makanan haruslah memiliki rasa sedap untuk dinikmati.

Untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat melalui delapan dimensi sebagai berikut (Tjiptono,2007 dalam Hartantyo,2015):

a. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli produk tersebut.

b. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.

c. Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

(4)

d. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

e. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.

f. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,

kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.

g. Asthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.

h. Perceived quality, konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut produk. Namun demikian, biasanya konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung.

Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah merk (brand names), pengemasan (packaging), ukuran (size), jenis (product line), macam (product items), jaminan (quarranties), dan pelayanan

(service), (Tjiptono, 2008).

Produk meliputi berbagai varian menu bakso yang akan dijual kepada para konsumen dimana produk yang ditawarkan kepada konsumen berpengaruh keimage warung bakso, dalam hal ini perusahaan harus menyiapkan kualitas produk yang baik sebelum produk dibeli oleh konsumen.

(5)

2. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan isu krusial bagi setiap perusahaan, apapun bentuk produk yang dihasilkan. Kualitas layanan secara sederhana bisa diartikan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan, Lewis and Booms dalam Tjiptono (2008).

Indikator-indikator variabel pelayanan dalam penelitian ini mengacu pada teori Tjiptono (2006) meliputi:

a. Bukti fisik, yaitu penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik dan keadaan lingkungan sekitarnya.

b. Keandalan, merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang dijanji-kan dengan segera, akurat dan memu-askan.

c. Daya Tanggap, yakni kemampuan untuk memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada konsumen, dengan penyampaian in- formasi yang jelas.

d. Jaminan, yaitu; kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan pengetahuan karyawan, kesopansan-tunan, dan kemampuan para pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya para konsumen.

e. Empati, yaitu kemampuan memberikan pelayanan dengan ramah dan menarik, memahami aspirasi konsumen berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap dengan penuh simpati.

Menurut Utami (2010) bahwa kualitas total jasa terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :

(6)

a. Kualitas teknis

Berkaitan dengan output jasa yang di persiapkan pelanggan.

Komponen ini dibagi menjadi tiga, pertama kualitas pencairan yaitu aspek kualitas yang terkait dengan segala sesuatu yang dapat dievaluasi setelah membeli dan yang terakhir kualitas kepercayaan (credence quality) yaitu segala sesuatu yang terkait dengan aspek yang sulit divalusi meskipun telah membeli.

b. Kualias fungsional

Kualitas fungsional berkaitan dengan kualitas cara peritel menyampaikan jasa.

c. Citra perusahaan

Citra perusahaan meliputi citra umum, profil, reputasi, dan daya tarik khusus, atau spesifik yang khas dari perusahaan.

Terdapat dua pendekatan dalam konsep kualitas (Utami, 2010), yang pertama adalah pendekatan kualitas yang objektif yaitu pendekatan yang menekankan pada pandangan terhadap kualitas secara internal, melalui pendekatan produksi dan penawaran, mengadaptasi pada pandangan yang bersifat spesifikasi pre established, menghilangkan kesalahan transaksi, rendahnya biaya, dan penghindaran terhadap deviasi perangkat standar, serta sesuai dengan aktifitas yang distandarkan .

Yang kedua yaitu pendekatan subjektif, merupakan pendekatan yang menekankan pada pandangan eksternal terhadap kualitas, pendekatan pemasaran atau permintaan, konsumen memberikan memberikan penilaian

(7)

yang sebenarnya terhadap kualitas, terkait dengan kemampuan perusahaan untuk mendefinisikan kebutuhan dan harapan konsumen, serta menekannkan pada kontrak yang tinggi pada konsumen.

3. Harga

Agar dapat sukses dalam memasarkan produk, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatanm bagi perusahaan Tjiptono (2008). Harga semata – mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal. Harga dikatakan mahal, murah, atau biasa –biasa saja bagi setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari individuyang dilator belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu. Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu – satunya unsur marketing mix yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan,sedangkan ketiga unsure lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran).Di samping itu harga merupakan unsur marketing mixyang bersifat flexibel, artinya dapat diubah dengan cepat.Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen terhadap saluran distribusi.Kedua hal terakhir tidak dapat diubah/ disesuakan dengan mudah dan cepat, karena biasanya menyangkut keputusan jangka panjang.

(8)

Menurut Tjiptono (2008), Harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para konsumen, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.

a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.

b. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam „mendidik‟

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas.

Dalam hal ini perusahaan juga harus mempunyai tujuan penetapan harga didalam memasarkan produknya,

Menurut Tjiptono (2008), pada dasarnya ada empat jenis tujuan penentapan harga, yaitu:

a. Tujuan berorientasi pada laba

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba yang paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan maksimisasi laba. Dalam era global yang kondisinya sangat komplek dan banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan maksimisasi laba sangat sulit dicapai, karena sukar sekali untuk dapat memperkirakan seacra akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat tertentu.

b. Tujuan berorientasi pada volume

Selain tjuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan beroerientasi pada volume

(9)

tertentu atau yang biasa disebut dengan istilah volume pricing objectives.

c. Tujuan berorientasi pada citra

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuyk membentuk atau mempertahankan citra prestisius. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of value).

d. Tujuan stabilisasi harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan menurunkan harganya, maka para pesaing harus menurunkan pula harga produk mereka.

4. Lokasi

Lokasi atau tempat merupakan kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran (Kotler & Armstrong, 2008).

Kotler & Keller (2009) menyatakan bahwa lokasi merupakan setiap lapisan perantara pemasaranyan akan melaksanakan semacam tugas dalam membawa produk dan kepemilikan lebih dekat kepada pembeli akhir. Oleh karena itu pemilihan lokasi yang tepat sangat mempengaruhi pendapatan.

Lokasi adalah tempat di mana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan. Variabel tempat atau lokasi diukur dengan menggunakan skala Likert.

(10)

Indikator-indikator variabel lokasi dalam penelitian ini mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Tjiptono (2006), meliputi:

a. Kemudahan (akses)

Yaitu kemudahan untuk dijangkau dengan sarana trans-portasi umum.

b. Visibilitas

Yaitu keberadaan lokasi yang dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

c. Lokasi

berada pada lalu lintas (traffic) banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar terhadap terjadinya impluse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering kali terjadi spontan, tanpa perencanaan, dan/atau melalui usaha-usaha khusus.

d. Tempat parkir

Tempat parkir yang luas dan aman baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

e. Ekspansi,

Yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari.

f. Lingkungan

Yaitu daerah sekitar yang mendukung.

g. Persaingan usaha

Yaitu lokasi para pesaing.

h. Tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah

(11)

Alasan pemilihan lokasi adalah lingkungan masyarakat yang berada disekitar lokasi usaha, kedekatan dengan pasar,ketersediaan tenaga kerja, kedekatan lainnya. Hal ini mempunyai relevansi khususterhadap jasa karena sering kali jasa tidak dapat disimpan serta akan dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang sama. Tata letak adalah salah satu kunci keberhasilan, karena tata letak lokasi usaha yang efektif akan menjamin kenyamanan dan kemudahan, dan juga mempunyai pengaruh yang besar pada pola lalu lintas pelanggan.

Salah satu kunci sukses bisnis adalah lokasi. Lokasi dimulai dengan memilih komunitas. Keputusan ini bergantung pada pertumbuhan ekonomi dan stabilitas. Pemilihan lokasi yang baik merupakan keputusan yang sangat penting.karena pertama, keputusan pemilihan lokasi mempunyai dampak yang permanen dan jangka panjang. Kedua, lokasi dapat mempengaruhi pertumbuhan usaha dimasa yang akan datang. Lokasi yang dipilih hendaknya yang dapat mengalami pertumbuhan sehingga dapat mempertahankan kelangsungan usaha. Yang terakhir apabila nilai lokasi mengalami penurunan akibat perubahan lingkungan yang terjadi sewaktu-waktu mungkin saja usaha tersebut dapat dipindahkan.

5. Keputusan pembelian

Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak

(12)

setidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi- informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya.. Winardi (2010) menyatakan keputusan pembelian konsumen merupakan titik suatu pembelian dari proses evaluasi.

Sedangkan Peter dan Olson (2009) menyatakan keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu di antaranya.

Sedangkan Menurut Schiffman dan Kanuk (2007), sebuah keputusan adalah seleksi terhadap Keputusan pembelian tidak berbeda jauh dengan kebutuhan konsumen. Menurut Oladepo dan Abimbola (2015), keputusan pembelian konsumen adalah serangkaian pilihan yang telah dibuat oleh konsumen sebelum melakukan pembelian. Terdapat 5 proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan Keller (2012):

a. Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai ketika konsumen menyadari bahwa ada masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal maupun eksternal.

b. Pencarian informasi. Terjadi ketika konsumen mulai mencari informasi tentang produk yang akan mereka beli. Baik pencarian internal maupun eksternal.

c. Evaluasi alternatif. Tahap ini mulai dilakukan ketika konsumen memproses dengan mengevaluasi informasi yang sudah didapatkan.

Pertama, konsumen akan berusaha untuk memuaskan kebutuhannya.

Kedua, konsumen akan mencari keuntungan dari produk tersebut.

(13)

Ketiga, konsumen melihat masing – masing produk dan kemampuannya untuk menyalurkan manfaat.

d. Keputusan pembelian. Konsumen membentuk preferensi atas merek – merek yang menjadi pilihannya dan mencondongkan pilihannya terhadap merek yang paling disukai untuk dibeli. Konsumen akan membuat 5 keputusan dalam tahap ini yaitu, merek apa yang akan dibeli, dimana produk tersebut akan dibeli, berapa banyak produk tersebut akan dibeli, kapan produk tersebut akan dibeli, dan cara pembayaran apa yang akan digunakan untuk membayar produk tersebut.

e. Evaluasi pasca pembelian. Setelah konsumen melakukan pembelian dan menggunakan produk tersebut, konsumen akan dapat merasakan apakah konsumen cocok dengan produk tersebut atau tidak.

Menurut Kotler dan Keller (2009), tahapan yang dilalui konsumen dalam proses pengambilan keputusn yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku setelah pembelian. Setiap konsumen akan melewati tahap tersebut untuk setiap keputusan pembelian yang di buat.

Kotler dan Keller (2009), mengemukakan proses keputusan pembelian dapat dilihat dari bagan dibawah ini.

(14)

Gambar 1. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan

Sumber: Kotler dan Keller (2009)

Penjelasan dari unsur-unsur tahapan proses pengambilan keputusan konsumen :

a. Pengenalan Kebutuhan

Pengenalan kebutuhan merupakan tahapan pertama dalam keputusan pembelian dimana konsumen mengenali masalah atau kebutuhan.

b. Pencarian Informasi

Pada tahap ini konsumen mencari informasi. Semakin banyak informasi yang didapat maka pengetahuan konsumen mengenai produk.

c. Keputusan pembelian

Pada tahap keputusan pembelian, konsumen dihadapkan pada kondisi dimana ada niat untuk membeli yang dipengaruhi oleh faktor situasional yang tidak diantisipasi atau sikap orang lain yang tidak diantisipasi atau sikap orang lain yang akan mempengaruhi jenis keputusan pembeliannya (Kotler dan Keller, 2009).

Perilaku Setelah Pembelian

Evaluasi Alternatif Keputusaan

Pembelian Pencarian

Informasi Pengenalan

Kebutuhan

(15)

d. Evaluasi alternatif

Konsumen menggunakan informasi yang telah didapat untuk membuat pilihan produk alternatif yang akan dibeli.

e. Perilaku Setelah Pembelian

Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengalami tingkat kepuasaan atau ketidakpuasaan. Jika produk yang didapatkan sesuai dengan keinginan maka konsumen tersebut bisa dikatakan puas dalam membeli produknya. Namun jika yang didapatkan kurang dari harapan maka konsumen tidak puas dalam membeli produknya. Kepuasaan dan ketidakpuasaan konsumen akan mempengaruhi pembelian selanjutnya.

Apabila konsumen puas, dia akan kembali lagi untuk membeli produknya, bahkan konsumen dapat merekomendasikan produk ke konsumen lain.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Baron Himawan Sumaryanto Retno Susanti (2016) melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Dan Lokasi terhadap keputusan pembeliaan konsumen diwarung Mie Ayam Dan Bakso Ajeng Karanganyar”. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kualitas produk, kualitas pelayanan, harga dan lokasi sangat berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian warung Mie Ayam Bakso Ajeng Karanganyar.

(16)

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ong dan Sugiharto (2013), penelitian tentang

Analisa Pengaruh Strategi Diferensiasi, Citra Merk, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusaan Pembelian Pelanggan Di Cincau Station Surabaya”. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan pada hasil pengujian yang telah di lakukan , bisa dijelaskan bahwa setiap variabel bebas penelitian dinyatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pelanggan. Variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pelanggan.

3. Sarini Kodu (2013) melakukan penelitian “Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza. Populasi penelitian ini adalah pembeli Mobil Toyota Avanza pada tahun 2012 sebanyak 1.894 dan diambil sampel sebanyak 240 berdasarkan metode random sampling. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga, kualitas produk dan kualitas pelayanan secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

4. Penelitian lain dilakukan oleh Michael Prayogo dan Liliani (2016) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Faktor Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Bakso Pepo”. Populasi dalam penelitian ini adalah rata – rata konsumen bakso pepo pada saat pameran periode Maret–Mei 2015 yaitu 56 konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan sampel purposif yaitu sebanyak 56 konsumen, dimana sampel tersebut diperoleh pada saat basko

(17)

pepo melakukan penjualan di pameran–pameran pada bulan Oktober 2015. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk, harga, dan faktor sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen bakso pepo dan memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian.

5. Agnes Ligia Pratisitia Walukow dkk (2014) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Bentenan Sonder Center Minahasa”.

Metode penelitian yang di gunakan asosiatif dengan tehnik analisis regresi linier berganda. Populasi penelitian adalah pengguna kain di bentenan center. Jumlah sampel sebanyak 90 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk, harga, promosi, lokasi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Manajemen perusahaan sebaiknya meningkatkan promosi batik bentenan agar dapat lebih dikenal baik di pasar lokal, nasional maupun internasional.

6. Hendra fure (2013) melakukan penelitian dengan judul “Lokasi Keberagaman Produk, Harga dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati Calaca". Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lokasi, keberagaman produk, harga, dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap minat beli pada pasar tradisional Bersehati Calaca.

(18)

C. Kerangka Pemikiran

Menurut uma sekaran dalam sugiyono (2014), kerangka berpikir konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen)

Kerangka pemikiran adalah kesimpulan yang bersifat sementara dari tinjauan pustaka yang berhubungan antara variabel yang sedang diteliti.

1. Hubungan antara Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian Konsumen.

Kualitas produk merupakan kemampuan yang biasa dinilai dari suatu produk dalam menjalankan fungsinya yang merupakan suatu gabungan.

menurut Tjiptono (2008) seacara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Kualitas Produk yang baik akan mempengaruhi tingkat konsumen di dalam melakukan keputusan pembelian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Himawan dkk (2016) tentang variabel Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, dan Lokasi sebagai variabel independen dan Keputusan Pembelian Konsumen sebagai variabel dependen, menyimpulkan bahwa Kualitas Produk berpengaruh secara

(19)

positif terhadap keputusan pembelian konsumen. Nilai yang positif ini menunjukan bahwa semakin baiknya kualitas produk yang diberikan warung Mie Ayam dan Bakso Ajeng Karanganyar kepada konsumen akan mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian konsumen.

2. Hubungan antara Kualitas Pelayanan dengan Keputusan Pembelian Konsumen.

Kualitas pelayanan secara sederhana bisa diartikan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Menurut Liu dan Wu (2007). Layanan yang baik menjadi salah satu syarat kesuksesan dalam perusahaan jasa.

Kualitas layanan dalam perusahaan jasa sering dikondisikan sebagai perbandingan antara layanan yang diharapkan dan layanan yang diterima secara nyata. Perusahaan yang mampu memberikan layanan yang baik kepada nasabah atau pelanggannya memiliki peluang terbesar untuk bisa terus dikunjungi oleh pelanggannya. Perusahaan yang selalu memberikan pelayanan baik kepada para konsumen akan mempunyai peluang yang besar untuk terus dikunjungi oleh pelanggannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sarini Kodu (2013) tentang variabel Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan sebagai variabel independen dan Keputusan Pembelian sebagai variabel dependen, menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa semakin baik perusahaan dalam memberikan

(20)

kualitas pelayanannya terhadap konsumen akan meningkatkan ikatan yang baik antara perusahaan dengan konsumen, dan akan mempengaruhi konsumen didalam melakukan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza.

3. Hubungan antara Harga dengan Keputusan Pembelian Konsumen.

Harga meruapakan sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.

Agar dapat sukses dalam memasarkan produk, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu- satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatanm bagi perusahaan Tjiptono (2008). Harga semata – mata tergantung pada kebijakan perusahaan, tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan berbagai hal yang ada. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Ian Antonius Ong dan Sugiono Sugiharto, tentang variabel Strategi Diferensiasi, Citra Merk, Kualitas Produk dan Harga sebagai variabel independen dan Keputusaan Pembelian Pelanggan sebagai variabel dependen. Menyimpulkan bahwa Harga berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan Cincau Station Surabaya. Dengan ini menyimpulkan bahwa semakin baik perusahaan dalam menentukan harga akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

(21)

4. Hubungan antara Lokasi dengan Keputusan Pembelian Konsumen.

Lokasi merupakan tempat yang sangat mempengaruhi keinginan seseorang konsumen untuk datang membeli suatu produk. Salah satu kunci sukses bisnis adalah lokasi. Lokasi dimulai dengan memilih komunitas.

Keputusan ini bergantung pada pertumbuhan ekonomi dan stabilitas.

Pemilihan lokasi yang baik merupakan keputusan yang sangat penting.karena pertama, keputusan pemilihan lokasi mempunyai dampak yang permanen dan jangka panjang. Kedua, lokasi dapat mempengaruhi pertumbuhan usaha dimasa yang akan datang. Lokasi yang dipilih hendaknya yang dapat mengalami pertumbuhan sehingga dapat mempertahankan kelangsungan usaha. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agnes Ligia Pratisitia Walukow dkk (2014) tentang variabel Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Lokasi sebagai variabel independen dan Keputusan Pembelian Konsumen variabel dependen.

Menyimpulkan bahwa Lokasi berpengaruh positif signifikan terhadap Keputusan Pembelian di Bentenan Sonder Center Minahasa. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa sebaik baik perusahaan dalam menentukan lokasi yang strategis semakin menarik minat konsumen untuk melakukan Keputusan Pembelian Konsumen.

(22)

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang ingin dipecahkan (Ferdinand,2006). Berdasrkan uraian dan landasan teori maka didapat hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut:

H1 : Kualitas Produk berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Bakso Pekih Purwokerto.

H4 H3

H2 H1

Keputusan pembelian (Y) H5

Kualitas produk (X1)

Kualitas pelayanan

(X2)

Harga (X3)

Lokasi (X4)

(23)

H2 : Kualitas Pelayanan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Bakso Pekih Purwokerto.

H3 : Harga berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Bakso Pekih Purwokerto.

H4 : Lokasi berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Bakso Pekih Purwokerto.

H5 : Kualitas produk, kualitas pelayanan, harga dan lokasi secara simultan berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di Bakso Pekih Purwokerto.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan paket alsintan pemupukan, bumbun dan gulud di Pasuruan mampu menggantikan tenaga kerja manual 6 HOK, 12 HOK dan 20 HOK pada setiap kegiatan budidaya tebu dengan.

Selanjutnya dalam penelitian Edo Afrinaldi yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Pembayaran Dividen Terhadap Beban Pajak Penghasilan Badan Terutang Pada

Menurut (Kotler dan Amstrong, 2008 : 272) Kualitas Produk adalah didefinisikan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan

Dari hasil uji terhadap parameter uji: kekuatan tarik; kemuluran kulit; kekuatan jahit dan kekuatan sobek kulit jok yang dihasilkan pada proses penyamakan menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi teknis dan ekonomis usahatani tebu sendiri dan tebu rakyat, perbedaan produktivitas antara tebu sendiri dan tebu

- Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas beserta ketentuan / persyaratan jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan yang

Nama-nama lain yang turut berperanan di dalam perkembangan ilmu botani ini termasuklah seperti Abu Nadr Ibn Shumayl, Abu Zayd al-Ansari dan Ibn Sikkit Abu Said

• Menurut pendapat kami, kecuali atas dampak penyesuaian tersebut, jika ada yang mungkin perlu dilakukan jika kami memeriksa bukti tentang investasi di luar negeri dan labanya