• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selamat Datang - Digital Library

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Selamat Datang - Digital Library"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketimpangan wilayah pada kabupaten/kota di Provinsi Lampung sebelum dan pada masa pandemi Covid-19. Hasilnya menunjukkan indeks Williamson kabupaten/kota di Provinsi Lampung mengalami peningkatan sebelum adanya pandemi Covid-19. Pada tahun 2015, penulis melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri (PTN) Universitas Lampung jurusan ekonomi pembangunan dengan mengikuti jalur SNMPTN.

Ali Murtopo dan Ibu Wiwik Indiaarti yang telah memberikan segala kasih sayang dan kasih sayang yang tiada habisnya, dukungan dan doanya. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan motivasi, ilmu bermanfaat dan nasehat yang sangat baik. Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Ketimpangan Wilayah Antar Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung” sebagai syaratnya. untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan bantuan selama proses penyelesaian topik ini. Bapak/Ibu sekalian, para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya selama penulis kuliah di Universitas Lampung. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada beliau dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Kesenjangan regional yang besar (kesenjangan ekonomi) dan tingkat kemiskinan merupakan dua masalah besar yang terjadi di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia (Rycroft, 2018). Provinsi Lampung berada pada peringkat ke 5 tertinggi setelah Sumatera Selatan (indeks 0,339), Kepulauan Riau (indeks 0,337), Bengkulu (indeks 0,329), dan Riau. Dengan kata lain, pembangunan manusia tidak hanya terfokus pada pembentukan kemampuan manusia seperti kesehatan yang lebih baik serta pengetahuan dan keterampilan.

Namun proses pembangunan manusia juga harus mempertimbangkan penggunaan kapasitas tersebut untuk bekerja, berlibur dan kegiatan sosial-politik lainnya. Hingga tahun 2010, UNDP melakukan tinjauan yang cukup besar dan menyebutnya sebagai era baru pembangunan manusia. Peningkatan indikator rata-rata lama sekolah (RLS) provinsi juga tercermin pada indikator RLS kabupaten/kota, Penduduk Kota Metro dan Kota Bandar Lampung yang berusia 25 tahun ke atas rata-rata telah mengenyam pendidikan hampir 11 tahun.

Heriyanto (2019) menyatakan bahwa indeks pembangunan manusia mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketimpangan pendapatan di provinsi Lampung pada tahun 2013-2017. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung tercatat sebanyak 1,09 juta jiwa atau 12,76 persen dari total penduduk pada September 2020. Sumber daya manusia Provinsi Lampung pada tahun 2020 yang tercermin dari angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 69,69 masih berstatus “sedang”.

Banyaknya penduduk miskin pada suatu daerah/kota di Provinsi Lampung Todaro & Smith (2006) menjelaskan bahwa pertumbuhan penduduk biasanya memicu munculnya permasalahan lain seperti struktur usia yang masih muda, meningkatnya angka pengangguran, urbanisasi, dan lain-lain. Berdasarkan data BPS proyeksi penduduk lampung tahun 2010-2035, jumlah penduduk lampung selalu meningkat dalam 5 (lima) tahun terakhir, jumlah penduduk yang besar menunjukkan keberhasilan dalam bidang kesehatan yang diukur dengan indikator antara lain angka harapan hidup per kabupaten/daerah. angka harapan hidup di kota mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang berarti status kesehatan penduduk kabupaten/kota di provinsi lampung relatif meningkat.Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah digunakan untuk menilai kualitas penduduk dalam hal penerimaan. pendidikan di kabupaten/kota di provinsi lampung. angka harapan hidup, angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah yang relatif baik dapat menciptakan angkatan kerja sesuai dengan keterampilan masing-masing pekerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat, namun hal ini terkonsentrasi hanya di wilayah yang menjadi pusat kegiatan perekonomian, khususnya di daerah. kawasan perkotaan dan kawasan industri atau berpendapatan tinggi sehingga menyebabkan pertumbuhan tidak merata dan berakibat pada kesenjangan ekonomi, seperti Kabupaten Lampung Barat, Pesisir Barat dan sebagian Tanggamus yang menghadapi kendala dalam pembangunan wilayahnya, terutama yang berkaitan dengan aksesibilitas wilayah. Permasalahan ketimpangan wilayah antar kabupaten/kota di provinsi lampung merupakan salah satu permasalahan yang harus dicarikan solusinya, hal ini terbukti dari salah satu misi provinsi lampung “Meningkatkan pembangunan perekonomian dan memperkuat kemandirian daerah”.

Melihat keadaan di Provinsi Lampung, maka dapat dikatakan bahwa pemerintah telah berupaya untuk menurunkan tingkat ketimpangan, namun saat ini ketimpangan tersebut masih ada. Untuk itu penelitian ini mencoba menganalisis perbedaan wilayah antar kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Rumusan masalah yang disampaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana ketimpangan lingkungan/kota sebelum dan pada masa pandemi.

Para pengambil kebijakan dijadikan sebagai bahan pengambilan keputusan sehingga dapat merencanakan dan mengatur kebijakan yang terbaik untuk mengentaskan ketimpangan wilayah khususnya di kabupaten/kota di Provinsi Lampung.

Gambar 1. Ketimpangan Wilayah di Sumatera Tahun 2020 (indeks)
Gambar 1. Ketimpangan Wilayah di Sumatera Tahun 2020 (indeks)

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Tinjauan Teoritis

  • Pembangunan Ekonomi
  • Ketimpangan Wilayah
  • Indeks Williamson
  • PDRB Perkapita
  • Rata-rata Lama Sekolah
  • Penduduk

Teori ini memprediksikan hubungan antara tingkat pembangunan ekonomi nasional suatu negara dengan ketimpangan pembangunan antar wilayah. Menurut hipotesis neoklasik, ketimpangan pembangunan cenderung meningkat terus menerus pada awal proses pembangunan suatu negara. Berdasarkan hipotesis tersebut, ketimpangan pembangunan antar wilayah cenderung semakin besar di negara-negara berkembang, sedangkan sebaliknya terjadi di negara-negara maju.

Kebenaran hipotesis neo-klasik tersebut diuji oleh Williamson (2018) melalui studi kesenjangan pembangunan antar wilayah di negara maju dan berkembang dengan menggunakan data time series dan cross-sectional. Artinya proses pembangunan suatu negara tidak dapat secara langsung menurunkan tingkat ketimpangan pembangunan antar wilayah, namun pada tahap pertama yang terjadi justru sebaliknya (Syafrizal, 2012: 102). Pada tahap pertumbuhan ekonomi yang lebih matang, keseimbangan antar wilayah tampak dan kesenjangan telah berkurang secara signifikan.

Indeks disparitas entropi Theil juga dapat memberikan perincian ke dalam sub-unit geografis yang lebih kecil, yang pertama akan berguna untuk menganalisis tren konsentrasi geografis selama periode tertentu, sedangkan yang kedua juga penting ketika kita mempelajari gambaran spasial yang lebih rinci. ketimpangan/ketimpangan. Untuk mengetahui disparitas pembangunan antar kabupaten yang terjadi di Provinsi Lampung dapat dianalisis dengan menggunakan indeks disparitas regional (regional in equity) yang disebut dengan indeks disparitas Williamson. Hal ini muncul sebagai salah satu landasan teoretis yang penting bagi penerapan efek pelindian Myrdal dan efek polarisasi Hirschman: alih-alih menyerap pengangguran yang tersembunyi, kemajuan yang dicapai oleh negara-negara Utara justru dapat mendevaluasi negara-negara Selatan dari para teknisi dan manajer terkemuka, seperti halnya negara-negara yang paling giat. . anak muda.

Selain itu, mobilitas juga secara alami paling besar dalam hal ini, sehingga hampir dapat dipastikan bahwa Korea Selatan akan kehilangan sebagian besar personelnya yang memiliki kualifikasi lebih baik ke Korea Utara. Konsentrasi imigran yang berusia lebih muda dan lebih produktif menyebabkan penurunan angkatan kerja di wilayah Selatan. Pengaturan infrastruktur yang lebih baik, fasilitas transportasi dan komunikasi yang unggul, serta pasar yang lebih besar, semuanya berperan penting.”

Pemerintah pusat dapat secara terbuka melakukan investasi di wilayah utara, dimana “permintaan mendesak muncul untuk semacam investasi publik yang padat modal”, mendukung kawasan industri yang berkembang pesat dan membantu menghasilkan pertumbuhan yang lebih cepat di sana, hanya untuk menciptakan kebutuhan modal overhead sosial yang besar di wilayah tersebut. masa depan. Tobing (dalam Hastarina, 2005) mengemukakan bahwa masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi, yang diukur dari lamanya bersekolah, akan mempunyai pekerjaan dan upah yang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat yang berpendidikan lebih rendah.

Penelitian Terdahulu

Menurut Purba (2012), penduduk adalah orang-orang yang diartikan sebagai perseorangan, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan kumpulan jumlah yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah suatu negara pada waktu tertentu. Simanjuntak (2012) mengatakan bahwa penduduk adalah mereka yang tinggal atau mempunyai tempat tinggal tetap di wilayah negara. Sebaliknya, jika kualitas penduduk tidak baik, pertumbuhan penduduk yang pesat justru akan menghambat pembangunan ekonomi.

Oleh karena itu, pertumbuhan penduduk yang tinggi memerlukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Menurut Williamson, hubungan perbedaan wilayah dengan tingkat pembangunan ekonomi, berdasarkan data negara maju dan berkembang, menunjukkan bahwa pada tahap awal pembangunan, perbedaan wilayah semakin melebar dan pembangunan terkonsentrasi pada wilayah tertentu. Menurut Kuncoro, konsep entropi dari distribusi yang dikemukakan Theil sebenarnya merupakan penerapan konsep teori informasi pada pengukuran ketimpangan ekonomi dan konsentrasi industri.

Studi empiris Theil yang menggunakan indeks entropi memberikan wawasan mengenai kesenjangan pendapatan dan pendapatan per kapita regional, kesenjangan internasional, dan distribusi produk domestik bruto dunia. Indeks ketimpangan wilayah menurut Theil dapat dibagi menjadi dua sub-indeks, yaitu ketimpangan wilayah dalam 10 wilayah dan ketimpangan wilayah antar wilayah atau region (Ying, 2000). Dengan menggunakan alat analisis indeks entropi Theil maka akan diketahui jika terdapat ketimpangan yang terjadi di provinsi lampung.

Indeks ketidaksamaan entropi Theil juga dapat memberikan rincian dalam subunit geografis yang lebih kecil, yang pertama akan berguna. Betapapun tingginya tingkat pendapatan nasional per per kapita, angka kemiskinan akan terus meningkat jika tidak diimbangi dengan pemerataan pendapatan. Wahyuni​​dan Monika (2016) menyatakan bahwa rata-rata lama bersekolah tidak mempunyai pengaruh terhadap ketimpangan wilayah di suatu wilayah.

Penelitian Anshari, dkk (2018) menunjukkan bahwa rata-rata lama sekolah tidak mempengaruhi ketimpangan wilayah, artinya pendidikan tidak selalu mempengaruhi ketimpangan wilayah. David Ricardo (1917) berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang berlebihan, hingga 2 kali lipat, dapat mengakibatkan melimpahnya tenaga kerja.

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Ketimpangan Wilayah
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Ketimpangan Wilayah

METODE PENELITIAN

Jenis Data dan Ruang Lingkup Penelitian

Definisi Operasional Variabel

  • Ketimpangan Wilayah
  • PDRB Perkapita
  • Jumlah Penduduk

Kota i, y adalah rata-rata PDRB per kapita provinsi lampung, fi adalah jumlah penduduk kabupaten/kota I, dan n adalah jumlah penduduk provinsi lampung. Data PDRB per kapita kabupaten/kota, rata-rata PDRB per kapita Provinsi Lampung, jumlah penduduk kabupaten/kota dan jumlah penduduk Provinsi Lampung yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik. Menurut Badan Pusat Statistik, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit-unit usaha di suatu wilayah dalam negeri.

Atau merupakan penjumlahan dari total nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah. BRDP per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui sebenarnya pertumbuhan ekonomi per kapita penduduk suatu daerah, yang dihitung dari BRDP dibagi jumlah penduduk. Badan Pusat Statistik (2011) mendefinisikan penduduk adalah semua orang yang mempunyai tempat tinggal tetap di wilayah geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia selama enam bulan atau lebih dan/atau mereka yang mempunyai tempat tinggal tetap kurang dari enam bulan tetapi mempunyai tempat tinggal tetap. tujuannya adalah untuk bertahan.

Metode Analisis Data

SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1 Simpulan

Saran

Gambar

Gambar 1. Ketimpangan Wilayah di Sumatera Tahun 2020 (indeks)
Gambar  2.  Ketimpangan  Wilayah  Kabupaten/Kota  di  Provinsi  Lampung  Tahun  2018-2020
Gambar  3.  Rata-Rata  Lama  Sekolah  (Tahun)  Kabupaten/Kota  di  Provinsi  Lampung
Gambar 4. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung   Todaro  &  Smith  (2006)  menjelaskan  bahwa  pertumbuhan  penduduk biasanya  memicu timbulnya masalah lain seperti struktur umur muda, jumlah pengangguran  yang  semakin  lama  sema
+3

Referensi

Dokumen terkait

vi PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Febby Renita Melvarina Nim : 180210204232 Program Studi : S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Menyatakan dengan