Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan kepentingan Tiongkok dalam penerapan kebijakan Belt and Road Initiative (BRI) di Zimbabwe periode 2013-2018. Rumusan masalah penelitian ini adalah apa saja kepentingan Tiongkok dalam program kebijakan Belt and Road Initiative di Zimbabwe. MINAT CHINA TERHADAP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ROAD AND ROAD INITIATIVE (BRI) DI ZIMBABWE 2013-2018.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan kepentingan Tiongkok dalam implementasi kebijakan Belt and Road Initiative (BRI) di Zimbabwe periode 2013-2018. Rumusan masalah penelitiannya adalah apa saja kepentingan Tiongkok dalam program kebijakan Belt and Road Initiative di Zimbabwe. Agus Hadiawah M.Sc., selaku pembimbing pertama saya, telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini hingga saya menyelesaikan skripsi ini.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Untuk memenuhi hal tersebut, Tiongkok memperbarui kebijakan Jalur Sutranya menjadi Jalur Sutra Baru yang nantinya akan diterapkan di berbagai negara sesuai rencana. Sebagian besar dukungan yang diberikan Tiongkok kepada Zimbabwe dibalas dengan memfasilitasi akses Tiongkok terhadap sumber daya alam Zimbabwe. FOCAC juga bertujuan untuk kembali menjalin hubungan dengan negara-negara Afrika dengan latar belakang pemenuhan kebutuhan bahan baku industri Tiongkok yang banyak ditemui di negara-negara Afrika, salah satunya Zimbabwe.5.
Kebijakan terbaru Tiongkok yang dibuat pada tahun 2013 yang diratifikasi oleh Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang yaitu Jalur Sutra atau Belt And Road Initiative (BRI) Tiongkok, terdiri dari 2 komponen yaitu yang pertama “Silk Road Economic Belt”, yang kedua yaitu "Jalur Sutra Marinir Abad 21." Gagasan Jalur Ekonomi Jalur Sutra dimaksudkan untuk memperkuat hubungan dan meningkatkan perdagangan antara Tiongkok dengan negara tujuan, yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 168% dalam 10 tahun terakhir. 13 Ni Putu Saraswati Puspita Dewi dan Hikmatul Akbar, Jurnal “Kebijakan Jalur Sutra Baru Tiongkok di Bawah Pemerintahan Xi Jinping”, Vol 9 No 1 (2017), Hal.
Dalam The New Silk Road, diusulkan berbagai proyek pembangunan jalan sutra modern, seperti pembuatan jaringan kereta api, jaringan pipa, jalan raya dan pelabuhan yang menghubungkan Tiongkok dengan Eropa, Asia Tengah, Asia Barat, sebagian Asia Selatan dan Afrika. Menghubung. Dalam kunjungan tersebut, Tiongkok memberikan pinjaman sebesar US$1 miliar untuk memperluas pembangkit listrik tenaga termal terbesar di Zimbabwe.15 Dana ini diterima oleh Zimbabwe dan dikenakan bunga rendah. Berdasarkan penjelasan tersebut, Tiongkok menjalankan dominasi ekonomi atas Zimbabwe dengan menguasai berbagai perusahaan bahan mentah di Zimbabwe.
Berdasarkan uraian di atas, kebijakan BRI merupakan pembaharuan dari Kebijakan Jalur Sutra atau Silk Road yang lama. Untuk itu penelitian ini akan membahas hal tersebut dan mengetahui kepentingan Tiongkok dalam penerapan kebijakan BRI di Zimbabwe.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Secara praktis, diharapkan dapat menjadi sumber informasi bersama khususnya di kalangan mahasiswa Hubungan Internasional, serta sebagai saran dan masukan bagi semua kalangan yang ingin mengkaji implementasi kebijakan Belt and Road Initiative terhadap pembangunan ekonomi Afrika. negara-negara, khususnya Zimbabwe.
Manfaat Penelitian
Penelitian Terdahulu
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan mengapa Tiongkok menerapkan Jalur Sutra Baru pada masa kepemimpinan Hu Jintao hingga Xi Jinping, untuk mengetahui dinamika hubungan luar negeri, perkembangan ekonomi, politik dan liberalisasi internasional khususnya pada tahun 2008-2013. . Penelitian ini membahas tentang sejarah perkembangan Jalur Sutra dan bagaimana Jalur Sutra berkembang hingga ke luar negeri serta latar belakang dan perkembangan Jalur Sutra Baru. Penelitian ini menjelaskan bahwa Jalur Sutra Baru dimaksudkan untuk mendukung kepentingan nasional dalam aspek politik dan keamanan.
Penelitian ini membahas permasalahan bagaimana investasi dan kredit dapat berubah menjadi jebakan utang bagi negara-negara Afrika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi kerjasama investasi dan peminjaman di Kawasan Afrika, mengetahui bagaimana kebijakan BRI dapat berubah menjadi jebakan utang dan mengetahui bagaimana posisi kekuatan Tiongkok dan negara-negara di Kawasan Afrika. Penelitian ini membahas tentang kebangkitan Tiongkok di era Xi Jinping pasca reformasi ekonomi dengan menerapkan strategi perekonomian Xi Jinping yaitu Belt and Road Initiative dan FDI atau penanaman modal asing Tiongkok seperti Softpower.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja kebijakan Belt and Road Initiative pada masa pemerintahan Xi Jinping; Latar belakang penelitian ini menjelaskan peran IMF di beberapa negara Afrika dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan pengurangan kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendorong, dampak utang luar negeri terhadap hiperinflasi dan strategi pemerintah dalam mengatasi hiperinflasi pada tahun 2007-2011.
Penelitian ini menjelaskan faktor pendorong utang luar negeri di Zimbabwe, termasuk perbendaharaan yang mengalami defisit akibat buruknya pengelolaan ekonomi oleh Presiden Mugabe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepentingan apa yang diinginkan Tiongkok dalam menerapkan kebijakan pembukaan BRI Tiongkok dalam tatanan tata kelola global.
Landasan Konseptual
- Konsep Kepentingan Nasional
- Konsep Kebijakan Luar negeri
Keempat, kepentingan tatanan internasional akan menjelaskan variabel bagaimana Tiongkok berusaha menstabilkan kondisi luar negeri melalui program BRI, sedangkan variabel yang akan dijelaskan adalah bagaimana Tiongkok berupaya menjadi kekuatan terpusat di dunia internasional. Dalam definisi ini terdapat tiga pendorong utama, yaitu tindakan atau kebijakan pemerintah, tercapainya kepentingan nasional, dan tercapainya politik luar negeri yang melintasi batas wilayah suatu negara. Dengan demikian, seluruh kebijakan pemerintah yang berdampak pada aktor lain di luar batas wilayahnya secara konseptual merupakan bagian dari definisi politik luar negeri.
Berdasarkan penjelasan kedua penulis tersebut, mereka juga menekankan bahwa kajian politik luar negeri hendaknya memperhatikan nilai-nilai yang melandasi rumusan tujuan suatu negara dan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, menurut Howard Lentner, kebijakan luar negeri harus mencakup tiga elemen dasar dari setiap kebijakan, yaitu penentuan tujuan yang ingin dicapai, mobilisasi sumber daya atau instrumen untuk mencapai tujuan tersebut, dan implementasi kebijakan yang terdiri dari serangkaian rangkaian kebijakan. tindakan dengan benar-benar menggunakan yang ada. sumber.Set24. Rosenau berpendapat bahwa konsep politik luar negeri terbagi menjadi tiga pengertian yang berbeda, baik hakikatnya maupun ruang lingkupnya.
Pada tataran pertama, politik luar negeri dipahami sebagai seperangkat prinsip atau orientasi umum yang menjadi dasar penyelenggaraan hubungan luar negeri suatu negara. Kebijakan luar negeri juga dapat diartikan sebagai serangkaian rencana dan komitmen yang menjadi pedoman perilaku pemerintah dalam berhubungan dengan aktor lain di lingkungan eksternal. Berdasarkan perbedaan penafsiran definisi di atas, maka keputusan politik luar negeri suatu negara berakibat pada perilaku atau tindakan suatu negara yang mempunyai dampak eksternal atau mempengaruhi aktor-aktor lain dalam lingkungan eksternal.
Terlihat bahwa dalam penelitian ini Tiongkok dalam memenuhi dan menjalin kerja sama investasi dan pemberian pinjaman memerlukan kebijakan luar negeri. Jadi, kebijakan luar negeri BRI yang digagas Tiongkok merupakan alat politik untuk mendukung tercapainya kepentingan nasional Tiongkok di bidang ekonomi politik internasional.
Kerangka Pemikiran
Tiongkok memberikan bantuan berupa investasi dan pinjaman kepada negara-negara Afrika, salah satunya Zimbabwe. Meskipun IMF dan Bank Dunia berhenti memberikan bantuan ke Zimbabwe, Tiongkok terus bekerja sama dengan Zimbabwe dalam implementasinya.
Tipe Penelitian
Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini penulis akan fokus pada penelitian mengenai kepentingan negara China dalam implementasi kebijakan BRI di negara Zimbabwe yang dilihat dari basisnya. Menurut Miles dan Huberman, data kualitatif merupakan sumber deskripsi yang kaya, dan dengan data kualitatif peneliti dapat mengikuti, memahami alur peristiwa, dan menjelaskan sebab akibat suatu kasus. Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung dan menemukan fakta sebenarnya yang diperoleh dari data observasi yang telah dilakukan atau untuk memverifikasi kembali data yang sudah ada sebelumnya.
Data yang dikumpulkan merupakan data tahun 2013 hingga 2018 mengenai kepentingan Tiongkok dalam implementasi kebijakan Belt and Road Initiative (BRI) di Zimbabwe. Selain itu, penulis mengumpulkan data kualitatif berupa berita atau pernyataan serta jurnal ilmiah terkait Belt and Road Initiative Tiongkok di Zimbabwe. Data ini diperoleh melalui hasil analisis yang diperoleh dari jurnal ilmiah, buku, laporan tertulis dan website resmi yang berkaitan dengan penelitian ini.
Data ini diperoleh dari dokumentasi berupa berita resmi yang diperoleh melalui website http://maritimnews.com/, http://media.africaportal.org/. Selain itu peneliti juga mengambil data dari website resmi http://www.focac.org/ yang merupakan website resmi organisasi FOCAC yang khusus dibuat untuk membahas program FOCAC. Peneliti juga mengambil data perkembangan ekonomi, investasi, ekspor-impor dari situs resmi http://oec.world, serta data lain yang diperoleh dari artikel resmi, jurnal internasional dan buku/laporan ekonomi terkait dengan kepentingan Tiongkok dalam penerapan kebijakan tersebut. kebijakan Belt and Road Initiative (BRI) terhadap perekonomian Zimbabwe.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan
Kondensasi data
Penyajian data
Pengambilan kesimpulan
- Kesimpulan
- Saran
Hasil penelitian ini menunjukkan Kebijakan Belt and Road Initiative yang diterapkan Tiongkok di Zimbabwe, jika dilihat dari konsep kepentingan nasional Donald E. Berdasarkan kesimpulan yang diambil, penulis mengajukan beberapa saran yang dapat menjadi kontribusi terhadap upaya pencapaian Program Inisiatif Belt and Road dari Tiongkok hingga Zimbabwe. Adit, Berita “Perubahan istilah OBOR untuk menghindari kesan China sentris”, http://maritimnews.com/2017/05/pengamat-pergantian-term-obor-untuk-cepat-kesan-china-sentrist/ diakses pada 1 April 2021 pada pukul 13.00 WIB AFRODAD, “Hubungan Tiongkok-Zimbabwe: Dampak Terhadap Utang dan Pembangunan.
Barratut Taqiyah Rafie, “Kisah Naik Turunnya Perekonomian Zimbabwe”, https://internasional.kontan.co.id/news/cerita-di-baik-naik-turunnya-. Implikasinya bagi Tiongkok”, https://thediplomat.com/2018/08/malaysias-cancelled-belt-and-road-initiative-projects-and-the-implications-for-china/. Council on Foreign Relations, Tiongkok di Afrika Diakses dari https://www.cfr.org/backgrounder/ china-africa 14 November 2021 pukul 22.26.
DW News, “China's Xi Jinping in Zimbabwe Amid High Expectations”, https://amp.dw.com/en/chinas-xi-jinping-in-zimbabwe-amid-high-. Hauling New Treasure Along the Silk Road”, Berita New York Times at https://www.nytimes.com/2013/07/2a1/business/global/hauling-new-. Huang, Yufan and Deborah Brautigam, Putting a Dollar Amount on China's Loans to the Developing World (June 24, 2020) accessed from https://thediplomat.com/2020/06/putting-a-dollar-amount-on-chinas- loans -.
Nantulya, Paul, Tiongkok Mempromosikan Model Partai-Tentaranya di Afrika (28 Juli 2020), diakses dari https://africacenter.org/spotlight/china-promotes-its-party-army-model-in-africa/ pada 10 Oktober 2021 pukul 13.39. 5 Juli 2016) diakses dari https://www.brookings.edu/blog/africa-in- Political-focus-party-training-chinas-ideological-push-in-africa/.