• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selamat Datang - Digital Library

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Selamat Datang - Digital Library"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai arus lalu lintas, kecepatan dan kepadatan yang terjadi pada perlintasan sebidang Jalan H. Komarudin dan menghitung tundaan dengan metode gelombang kejut berdasarkan nilai EKR (Light Vehicle Equivalent) yang diperoleh dengan metode laporan kemajuan. Komarudin akibat antrian di perlintasan kereta api adalah sebagai berikut: gelombang kejut maju (ωda) sebesar 14,41 km/jam; gelombang kejut mundur (ωab) sebesar -2,22 km/jam; Gelombang kejut pemulihan maju (ωdc) sebesar 18,53 km/jam; gelombang kejut pemulihan (ωcb) sebesar -5,24 km/jam; dan pemulihan gelombang kejut maju (ωac) sebesar 9,56 km/jam.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Program Studi Sarjana Fakultas Teknik Universitas Lampung pada tahun 2016 melalui jalur tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Semasa menjadi mahasiswa, beliau aktif menulis dan menjadi anggota sekretariat Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HIMATEKS) Universitas Lampung periode 2018/2019. Selanjutnya penulis mengerjakan tugas akhir skripsi pada tahun 2021, dengan judul skripsi Tinjauan Keterlambatan Perjalanan pada Perlintasan Tingkat Ruas Jalan Haji Komarudin Menggunakan Metode Gelombang Kejut.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Review Keterlambatan Perjalanan Pada Perlintasan Kereta Api Ruas Jalan Haji Komarudin Dengan Metode Shock Wave”. Tn. Muhammad Karami, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi S1 ​​Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Adit, Bambang, Fungky, Kabul, Mayka, Eki, Karman, Rizqi Peb, Ibnu, Vince, Arif, Sultan yang banyak membantu dalam melakukan survey penelitian penulis.

Rekan KOSMAYK/Basecamp yaitu Fitra, Mayka, Kabul, Fungki, Ivan, Rayhan, Bambang, Karman, Adit, Ibnu, Afridho, Awal, Deni, Eki, Robby, Sulthan, Vince, Wawan, Yudha yang membantu dan memberikan dukungan, serta serta menjadi teman yang sangat dapat diandalkan.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Jalan adalah suatu prasarana transportasi darat dalam bentuk apapun, termasuk seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Berdasarkan revisi terbaru Standar Nasional Indonesia Nomor 14 Tahun 2004 (RSNI T), klasifikasi jalan dibagi berdasarkan fungsi dan kelas jalan. Jalan arteri menurut Direktorat Jenderal Bina Marga (1997) adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah pintu masuk (akses) terbatas.

Jalan kolektor Direktorat Jenderal Bina Marga (1997) merupakan jalan umum yang berfungsi untuk angkutan kolektif atau sebagian yang mempunyai karakteristik. Jalan lokal menurut Direktorat Jenderal Bina Marga (1997) adalah jalan umum yang melayani angkutan lokal yang mempunyai ciri-ciri perjalanan jarak pendek, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah pintu masuk yang tidak terbatas. Penggolongan berdasarkan kelas jalan berkaitan dengan kemampuan jalan dalam menerima beban lalu lintas, yang dinyatakan dalam beban gandar (MST) terberat dalam satuan ton, yaitu untuk menyalurkan kendaraan dengan dimensi maksimum tertentu.

Tabel 1. Klasifikasi menurut Kelas Jalan
Tabel 1. Klasifikasi menurut Kelas Jalan

Perlintasan

Kereta Api

Kereta api sebagai salah satu moda transportasi mempunyai ciri dan keunggulan khusus, terutama pada kemampuannya untuk mengangkut orang dan barang dalam jumlah besar, hemat energi, hemat tempat, faktor keamanan yang tinggi, tingkat polusi yang rendah dan efisiensi dibandingkan dengan alat transportasi lainnya. moda transportasi, jalan untuk angkutan jarak jauh dan untuk daerah dengan lalu lintas padat seperti lalu lintas perkotaan (UU No. 23 Tahun 2007).

Karakteristik Arus Lalu Lintas

Gelombang Kejut

Volume per jam merupakan pengamatan arus lalu lintas untuk mengetahui waktu puncak pada periode pagi dan sore hari. Dari distribusi tersebut dapat digunakan angka rata-rata atau nilai tipikal untuk menentukan karakteristik arus lalu lintas. Analisis karakteristik lalu lintas suatu ruas jalan dilakukan dengan mempelajari hubungan matematis antara kecepatan, arus/volume dan kepadatan lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan tersebut.

Persamaan diatas hanya berlaku pada arus lalu lintas yang tidak terputus, dimana setiap arus bergerak bebas tanpa adanya pengaruh dari luar. Contoh arus ini dapat dilihat pada arus lalu lintas utama dari jalan raya. Hubungan antara volume, kecepatan dan kepadatan menggambarkan suatu arus lalu lintas yang berkesinambungan dimana volume merupakan hasil dari kecepatan dan kepadatan (Garber & Hoel, 2002).

Meskipun hubungannya ditujukan untuk lalu lintas dalam kondisi tunak, kombinasi variabel akan menciptakan hubungan dua dimensi. Menurut Tamino, gelombang kejut tahun 2008 dapat digambarkan sebagai pergerakan arus lalu lintas akibat perubahan kepadatan dan nilai arus lalu lintas. Jika arus dan kepadatan relatif tinggi, titik di mana kendaraan harus mengurangi kecepatan ditandai dengan lampu rem yang berkedip, dan titik ini bergerak searah dengan lalu lintas yang datang.

Pada jam sibuk, arus lalu lintas meningkat sehingga menyebabkan lalu lintas melebihi kapasitas jembatan sehingga menimbulkan antrian. Sebagai gambaran: misalkan terdapat suatu ruas jalan yang dalam kurun waktu tertentu mempunyai pola arus lalu lintas. Pada periode pertama yaitu pada saat arus lalu lintas 1,5 lajur tidak terjadi gelombang kejut.

Begitu arus lalu lintas bertambah menjadi 2,5 lajur, akan terbentuk gelombang kejut balik dengan kecepatan konstan. 2,0 lajur, maka arus lalu lintas masuk sama dengan arus lalu lintas keluar, sehingga menjadi gelombang kejut stasioner terakhir. Jika arus lalu lintas masuk kembali dikurangi menjadi 1,5 lajur, maka panjang ruas yang padat akan berkurang secara bertahap sehingga membentuk gelombang kejut untuk pemulihan ke depan.

Gelombang kejut yang terbentuk ke belakang akan terjadi jika area awal yang kapasitas jalan menyempit tidak mampu menampung arus lalu lintas. Gelombang kejut pemulihan maju terbentuk ketika terjadi kemacetan lalu lintas dimana arus lalu lintas berada di bawah kapasitas penyempitannya. Gelombang kejut stasioner belakang terbentuk apabila arus lalu lintas yang datang sama dengan kapasitas daerah kemacetan pada periode tertentu.

Titik B merupakan keadaan lalu lintas setelah mengalami hambatan dengan arus VB dan kepadatan DB.

Penelitian Terdahulu

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara atau prosedur yang digunakan peneliti untuk memperoleh data dari hal yang diteliti. Survei pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 9 September 2021 bertujuan untuk menentukan lokasi pencarian serta perlengkapan yang diperlukan untuk survei dan data. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada padatnya arus lalu lintas, terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari.

Kemacetan di lokasi ini dikarenakan padatnya lalu lintas dan perlintasan kereta api di lokasi ini sehingga cocok untuk penelitian gelombang kejut. Survei dilakukan pada jam sibuk saat masyarakat melakukan perjalanan pada 2 hari yaitu pagi dan sore hari.

Prosedur Pengumpulan Data

Pelaksanaan Survei

Survei arus lalu lintas menggunakan kamera digital dan data tabular (dari data) untuk menyelidiki kondisi lalu lintas. Langkah pengukuran kondisi lalu lintas adalah dengan menempatkan kamera digital pada lokasi yang telah ditentukan di sekitar perlintasan kereta api. Kemudian surveyor berada pada posisi sesuai desain titik pengambilan data pada Gambar 6 dan mulai mencatat arus lalu lintas.

Kecepatan diperoleh dari jarak 50 meter dibagi waktu yang ditempuh kendaraan (m/detik) kemudian diubah menjadi km/jam. Kemudian catat waktu yang dibutuhkan (detik) kendaraan untuk melintasi titik yang ditentukan pada formulir survei dan dilanjutkan dengan tahap analisis. Kendaraan yang diamati antara lain SM-SM, SM-KR, SM-KB, KR-KR, KR-KB, KB-KB.

Catat panjang antrian, mulai dari antrian hingga kondisi lalu lintas normal.

Tabel 4. Formulir Pencatatan Jumlah Kendaraan  Periode
Tabel 4. Formulir Pencatatan Jumlah Kendaraan Periode

Analisis Data

Nilai EKR yang diperoleh digunakan untuk mengkonversi arus lalu lintas dari satuan kendaraan menjadi satuan kendaraan ringan (skr). Setelah diperoleh data arus lalu lintas dalam satuan kendaraan ringan dan kecepatan kendaraan, selanjutnya dengan menggunakan model Greenshields dicari hubungan matematis antara kecepatan, kepadatan dan arus untuk menentukan kecepatan pada saat arus bebas (Sff) dan kepadatan pada saat berkas total (𝐷j ). Nilai kecepatan gelombang kejut yang diperoleh digunakan untuk menghitung waktu normalisasi dan panjang antrian maksimum.

Diagram Alir Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar

Tabel 1. Klasifikasi menurut Kelas Jalan
Tabel 2. Persamaan Model Linier Greenshields  Hubunga
Gambar 2. Klasifikasi gelombang kejut.
Gambar 4. Diagram waktu dan jarak  Sumber: Tamin (2003)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Obos Kota Palangka Raya Lokasi penelitian Waktu Penelitian DJ Tingkat Pelayanan Karakteristik Lalu Lintas arus lalu lintas sebelum u-turn U-Turn 1 Pagi 0,44 B Arus stabil, tetapi