• Tidak ada hasil yang ditemukan

SELF DISCLOSURE PADA MAHASISWA YANG MEMILIKI SECOND ACCOUNT DI INSTAGRAM

N/A
N/A
Rafiq Al indra

Academic year: 2024

Membagikan "SELF DISCLOSURE PADA MAHASISWA YANG MEMILIKI SECOND ACCOUNT DI INSTAGRAM"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SELF DISCLOSURE PADA MAHASISWA YANG MEMILIKI SECOND ACCOUNT DI INSTAGRAM

OLEH:

Muhammad Dzul’Adli Al-Faruqi NIM : 12160110154

Dosen Pengampu :

Dr. Lisya Chairani, S. Psi., M.A., Psikolog

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kepada Allah SWT.

Karena berkat rahmatNya, maka penulis bisa menyelesaikan laporan ini. Dibuatnya laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kualitatif yang berjudul Self Disclosure Pada Mahasiswa Yang Memiliki Second Account Instagram”. Penulis sangat berharap, laporan ini bisa memberi banyak manfaat untuk setiap orang yang membacanya. Dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita semua.

Laporan ini sebagai hasil penelitian agar pembaca dapat memperluas sebuah ilmu, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Laporan penelitian ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar.

Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya penelitian ini dapat terselesaikan dan dapat dikumpulkan sebagai hasil laporan.

Penulis menyadari bahwa hasil Laporan Penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan di dalamnya, tetapi penulis berharap supaya kekurangan yang ada dapat menjadi suatu pembelajaran untuk terus menyempurnakan pengetahuan yang diperoleh.

Pekanbaru, Desember 2023

(3)

Penulis DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan...3

1.3 Manfaat...4

1.4 Kesulitan Penelitian...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6

2.1 Self Disclosure...6

1. Definisi Self Disclosure...6

2. Dimensi Self Disclosure...7

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self Disclosure...10

2.2 Mahasiswa Yang Memiliki Second Account Di Instagram...11

1. Mahasiswa...11

2. Second Account Di Instagram...12

2.3 Kerangka Berfikir...14

2.4 Pertanyaan Penelitian...15

BAB III METODE PENELITIAN...16

3.1 Pendekatan Penelitian...16

3.2 Penjelasan Variabel...16

3.3 Definisi Operasional...17

3.4 Populasi dan Sampling...17

3.5 Validitas Data...17

3.6 Analisis Data...18

DAFTAR PUSTAKA...20

(4)

BAB I PANDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjalin hubungan dengan individu lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Individu dituntut agar mampu menyesuaikan diri sehingga individu tersebut harus mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan sosialnya. Agar individu mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial, maka individu membutuhkan keterampilan sosial. Menurut Septiani, dkk. (2019) Keterampilan sosial merupakan hal yang dapat mendukung berhasilnya dalam pergaulan serta menjadi syarat tercapainya peyesuaian sosial yang baik dalam kehidupan individu.

Salah satu aspek yang penting dalam keterampilan sosial yaitu self disclosure (Buhrmester, 1998). Menurut Wheeles, dkk (dalam Budiani, dkk, 2023) self disclosure atau pengungkapan diri adalah aktvitas individu untuk membagikan informasi kepada orang lain tentang dirinya yang meliputi kegiatan, perilaku, perasaan, sikap, motivasi serta ide-ide yang dimiliki. Dengan adanya aktivitas tersebut, individu akan lebih mudah untuk mengekspresikan dirinya sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Self disclosure merupakan bagian dari komunikasi yang menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya hubungan interpersonal karena akan memunculkan keterbukaan antar individu. Ada orang yang mudah berbagi perasaan dan pikirannya di ruang terbuka, tetapi ada juga orang yang tidak suka berbagi perasaan dan banyak orang. Beberapa dianggap lebih selektif dalam pengungkapan diri.

Munculnya fenomena Second account di Instagram merupakan hal baru yang dilakukan oleh banyak orang. Mereka melakukannya karena memiliki tujuan tertentu dan rata-rata yang melakukan hal tersebut adalah wanita. Banyak dari mereka lebih memilih menggunakan aplikasi instagram dikarenakan memiliki

(5)

fitur yang lebih lengkap dibandingkan aplikasi media sosial lain, seperti mudah diakses, fitur filter dan alat pengeditan yang canggih. Fitur instagram yang unik dalam berbagi moment sehari-hari dan pengguna dapat mengatur siapa saja yang ia percayai untuk melihat story yang ia bagikan.

Instagram sebagai media sosial yang berbasis pada foto, pertama kali diluncurkan pada Oktober 2010 (Instagram dalam Sirait, 2022) di mana penggunanya membuat akun sendiri dan mengikuti akun-akun teman, keluarga, hingga tempat atau artis favorit. Kebiasaan untuk melakukan scrolling, melihat unggahan berupa foto atau video, hingga merespons dengan meninggalkan komentar atau menyukai unggahan tersebut. Ada beberapa pengguna Instagram di lingkaran pertemanan yang ditemukan tidak hanya mempunyai satu akun Instagram saja, tetapi mempunyai akun kedua (second account).

Menurut Kang & Wei (2020), second account merupakan akun yang digunakan untuk membagikan postingan diluar akun utama, dan biasanya second account digunakan untuk menjalin hubungan dengan sesama pengguna lain.

Second account adalah hal baru yang dilakukan banyak orang di Instagram.

Mereka melakukan sebab mereka mempunyai tujuan tertentu dan rata-rata adalah perempuan. Pasalnya, emosi wanita sangat berbeda dan terkadang tidak bisa dikontrol (Anggraini, 2022). Adanya second account dapat menciptakan sesuatu yang lain dari yang kita harapkan. Banyak hal baru yang di keluarkan pengguna second account tersebut melalui akunnya. Emosi serta pikiran mengalir lebih bebas karena seseorang membatasi followers dengan alasan ada orang yang mereka percayai (Fauzia, 2019).

Munculnya fenomena second account kenyataannya merupakan fenomena yang relatif baru, fenomena yang biasa terjadi di sektor publik, terutama di kalangan mahasiswa yang menggunakan akun second account Instagram. Dimana fenomena ini semakin terkenal melalui media sosial Instagram. Instagram ialah salah satu jejaring sosial paling populer di Indonesia., melalui fitur multi akun yang membolehkan pengguna nntuk menggunakan lebih dari satu akun dalam aplikasi yang sama (Nolanda Destiano Lestari, 2021).

(6)

Berbagai Penelitian menggunakan teori self disclosure untuk mencoba memahami dan melihat seberapa nyaman dan percaya dirinya mereka untuk melakukan keterbukaan diri di second account dibandingkan dengan akun utamanya atau first account. Munculnya perasaan insecure juga karena kesuksean, kecantikan, dan keahlian orang lain yang menjadi salah satu dorongan juga untuk terbuka dan bertahan di second account. Mereka menganggap bahwa saat ini, akun utamanya hanya untuk sebatas simbol umum tentang dirinya dari hasil kemasan foto yang terbaik seperti layaknya galeri di museum.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran self disclosure pengguna Instagram yang memiliki second account pada mahasiswa yaitu mereka memiliki cara yang berbeda dalam mengungkapkan diri di media sosial terutama di Instagram. Penelitian ini menemukan bahwa second account di Instagram dapat dijadikan sebagai pengungkapan diri kepada orang-orang yang dikenal atau dalam ruang lingkup yang lebih kecil. Berbeda dengan main account yang di dalamnya terdapat followers atau orang yang tidak dikenal. Hal tersebut dikarenakan followers di second account lebih dapat dipercaya ketika berbagi informasi mengenai diri. Ada yang menggunakan second account untuk berbagi tentang kegiatan, pencapaian, dan hubungan dengan pasangan atau temanteman. Ada pula yang menjadikannya sebagai tempat bercerita, berbagi pandangan mengenai hal- hal yang disukai dan sebagai tempat menyimpan foto atau kenangan.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa self disclosure atau pengungkapan diri adalah aktvitas individu untuk membagikan informasi kepada orang lain tentang dirinya yang meliputi kegiatan, perilaku, perasaan, sikap, motivasi serta ide-ide yang dimiliki. Dengan adanya aktivitas tersebut, individu akan lebih mudah untuk mengekspresikan dirinya sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Self Disclosure Pada Mahasiswa Yang Memiliki Second Account Instagram

(7)

1.3 Manfaat

Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka peneliti mengharapkan adanya manfaat dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Adapun manfaat yang ingin di capai yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini dapat menyumbangkan pemahaman yang lebih mendalam terkait motivasi di balik self-disclosure pada mahasiswa dengan second account Instagram. Ini dapat melibatkan eksplorasi konsep identitas digital, privasi, dan interaksi sosial online, yang dapat memperkaya literatur akademis.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan pandangan kepada lembaga pendidikan untuk mengembangkan pedoman atau sumber daya yang membantu mahasiswa dalam manajemen identitas digital mereka.

Selain itu, hasil penelitian dapat memberikan wawasan kepada konselor untuk mendukung mahasiswa dalam memahami dan mengatasi potensi dampak psikologis dari perilaku self-disclosure online.

1.4 Keaslian Penelitian

Untuk mengetahui keaslian penelitian ini, maka penulis akan mencantumkan penelitian terdahulu yang terkait dengan judul penelitian ini, yaitu “Self Disclosure Pada Mahasiswa Yang Memiliki Second Account Instagram”. Adapun jurnal yang relevan dengan penelitian inin oleh diantaranya:

1. Jurnal Penelitian yang dilakukan oleh Edy Prihantoro, Karin Paula Iasha Damintana dan Noviawan Rasyid Ohorella pada tahun 2020 yang berjudul

Self Disclosure Generasi Milenial melalui Second Account Instagram”. Jenis penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologis dan menggunakan teknik analisis data kualitiatif milik Miles dan Huberman. Kegiatan analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan

(8)

penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu menggunakan metode observasi. Penelitian ini memiliki beberapa kesamaan, namun ada perbedaan antara penelitian ini yaitu menggunakan metode wawancara.

2. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Afifah Nur Azizah tahun 2022 yang berjudul “Pengungkapan Diri Melalui Media Sosial oleh Pengguna Second Account Instagram”. Penelitian ini memiliki kesamaan dalam variable, dan jenis penelitian dan pengumpulan data yang digunakan yaitu jenis penelitian ini yaitu metode kualitatif dan metode pengumpulan data skala likert.

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Self Disclosure

1. Definisi Self Disclosure

Self disclosure menurut Wrightsman (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2009) adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain. Self Disclosure adalah kemauan baik secara intensi maupun verbal mengungkapkan perasaan seseorang, pikiran, kesan, pengalaman, fakta, pola pandang, nilai dan metode pekerjaan (Yalom dalam Schnellbacher dkk, 2009).

Kemudian Keterbukaan diri (self disclosure) merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam interaksi sosial. Individu yang terampil melakukan self disclosure mempunyai ciri-ciri yakni memiliki rasa tertarik kepada orang lain daripada mereka yang kurang terbuka, percaya diri sendiri, dan percaya pada orang lain (Taylor & Belgrave dalam Johnson, 1990).

Sementara Menurut DeVito (dalam Pryhantoro, dkk. 2020) self disclosure adalah jenis komunikasi yaitu seseorang terbuka mengungkapkan informasi mengenai dirinya (pikiran, perasaan, dan perilaku). Self disclosure adalah ketika seseorang mengungkapkan informasi pribadi mengenai dirinya kepada orang lain, salah satu manfaatnya adalah untuk mendapatkan bantuan dan dukungan atau mencapai kontrol sosial (Rime, dalam Pryhantoro, dkk. 2020).

Menurut Wheeles, dkk (dalam Budiani, dkk, 2023) self disclosure atau pengungkapan diri adalah aktvitas individu untuk membagikan informasi kepada orang lain tentang dirinya yang meliputi kegiatan, perilaku, perasaan, sikap, motivasi serta ide-ide yang dimiliki. Dengan adanya aktivitas tersebut, individu akan lebih mudah untuk mengekspresikan dirinya sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Self disclosure merupakan bagian dari komunikasi yang menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya hubungan interpersonal karena akan memunculkan keterbukaan antar individu.

(10)

2. Dimensi Self Disclosure

DeVito (1997) mengemukakan bahwa self disclosure mempunyai lima dimensi antara lain:

a. Amount

Dimensi amount menunjukkan frekuensi seseorang melakukan self disclosure dan durasi pesan-pesan yang bersifat self disclosure atau waktu yang diperlukan untuk melakukan self disclosure.

b. Valensi

Dimensi valensi menunjukkan kualitas positif dan negative dari self disclosure. Individu dapat melakukan self disclosure dengan baik dan menyenangkan (positif) atau dengan tidak baik dan tidak menyenangkan (negatif), kualitas ini akan menimbulkan dampak berbeda, baik bagi individu yang melakukan self disclosure maupun pendengarnya.

c. Accuracy

Dimensi accuracy atau kecermata dan kejujuran dari self disclosure akan dibatasi sejauh mana individu mengetahui dan mengenal dirinya sendiri. Self disclosure akan berbeda tergantung pada kejujuran. Individu dapat jujur atau melebih-lebihkan cerita, atau berbohong.

d. Intention

Dimensi intention atau tujuan dan maksud individu melakukan self disclosure ditunjukkan dengan individu menyingkapkan apa yang ditujukan untuk diungkapkan, sehingga dengan sadar individu dapat mengontrol self disclosure yang dilakukannya.

e. Intimate

(11)

Dimensi intimate atau keintiman ditunjukkan dengan individu dapat mengungkapkan hal-hal yang pribadi dan intim dalam hidupnya atau hal-hal yang dianggap impersonal.

Altman dan Taylor (1973) mengemukakan bahwa self disclosure memiliki 5 aspek yaitu ketepatan, motivasi, waktu, keintensifan, kedalaman dan keluasan.

a. Ketepatan

Ketepatan mengacu pada apakah seorang individu mengungkapkan peristiwa pribadinya dengan relevan dan untuk peristiwa di mana individu terlibat atau tidak (sekarang dan di sini). Self disclosure sering sekali tidak tepat atau tidak sesuai ketika menyimpang dari norma-norma, karena individu tidak sadar akan norma-norma tersebut. Self disclosure yang tepat dan sesuai meningkatkan reaksi yang positif dari pendengar. Pernyataan negatif berkaitan dengan penilaian diri yang sifatnya menyalahkan diri, sedangkan pernyataan positif termasuk kategori pujian.

b. Motivasi

Motivasi berkaitan dengan apa yang menjadi dorongan seseorang untuk mengungkapkan dirinya kepada orang lain.

dorongan tersebut berasal dari dalam diri maupun dari luar.

Dorongan dari dalam berkaitan dengan keinginan atau tujuan seseorang melakukan self disclosure, sedangkan dari luar dipengaruhi oleh lingkungan keluarga, sekolah, dan pekerjaan.

c. Waktu

Pemilihan waktu yang tepat sangat penting untuk menentukan apakah seseorang dapat terbuka atau tidak. Dalam keterbukaan diri individu perlu memperhatikan kondisi orang lain. Waktu yang kurang tepat yaitu ketika individu dalam keadaan capek atau sedih maka orang tersebut cenderung kurang terbuka dengan orang lain.

(12)

sedangkan waktu yang tepat yaitu ketika individu dalam keadaan bahagia maka ia cenderung mudah untuk terbuka dengan orang lain.

d. Keintensifan

Keintensifan seseorang dalam keterbukaan diri tergantung kepada siapa seseorang mengungkapkan diri, yaitu teman dekat, orangtua, teman biasa, atau orang yang baru dikenal.

e. Kedalaman dan Keluasan

Ada dua dimensi kedalaman self disclosure yakni dangkal dan dalam. Self disclosure yang dangkal biasanya diungkapkan kepada orang yang baru dikenal dan menceritakan aspek-aspek geografis tentang diri seperti nama, daerah asal, dan alamat. Self disclosure yang dalam diceritakan kepada orang-orang yang memiliki kedekatan hubungan (intimacy). Seseorang menginformasikan dirinya secara mendalam dilakukan kepada orang yang sangat dipercaya dan biasanya hanya dilakukan kepada orang yang sangat akrab dengan dirinya, misalnya orangtua, teman dekat, teman sejenis dan pacar. Keluasan berkaitan dengan topik umum dan khusus. Pada umumnya ketika seseorang terbuka dengan orang asing atau baru dikenal, topik pembicaraan umum dan kurang mendalam. Sedangkan bila seseorang terbuka dengan teman dekat maka topik pembicaraan khusus dan lebih mendalam (Sears dalam Gainau, 2009).

Berdasarkan uraian tentang aspek-aspek diatas menurut beberapa ahli, maka dapat disimpulkan aspek-aspek tentang self disclosure yaitu menurut Altman dan Taylor (1973) adalah ketepatan, motivasi, waktu, keintensifan, kedalaman dan keluasan.

Sedangkan dimensi self disclosure yang dikemukakan Devito

(13)

(1996) antara lain amount, valensi, accuracy, intention, dan intimate.

Penjelasan dari aspek-aspek diatas, maka peneliti memilih aspek menurut DeVito karena lebih komprehensif dan aspek-aspek tersebut mengarahkan kepada individu untuk mampu dalam keterbukaan diri (self disclosure) secara tepat, terbukti mampu menyesuaikan diri, lebih percaya diri sendiri, lebih kompeten, dapat diandalkan, lebih mampu bersikap positif, percaya terhadap orang lain, lebih objektif dan terbuka (Gainau, 2009).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self disclosure

DeVito (1996) mengemukakan ada tujuh faktor yang mempengaruhi self disclosure, antara lain:

a. Kepribadian

Orang yang pandai bergaul (sociable) dan ekstrovert melakukan pengungkapan diri lebih banyak daripada mereka yang kurang pandai bergaul dan introvert.

b. Efek diadik

Keterbukaan diri yang dilakukan seseorang mendorong individu lain yang menjadi lawan komunikasi untuk membuka diri.

c. Besaran kelompok

Self disclosure lebih besar kemungkinannya terjadi dengan ukuran kelompok kecil, misalnya dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok kecil.

d. Topik bahasan

Pada awalnya seseorang akan membicarakan hal-hal yang umum. Makin akrab maka akan makin mendalam topik pembicaraannya.

e. Valensi

(14)

Nilai (kualitas positif dan negatif) pengungkapan diri juga berpengaruh secara signifikan. Pengungkapan diri positif lebih disukai daripada pengungkapan diri yang negatif.

f. Jenis kelamin

Banyak penelitian secara umum mengindikasikan, bahwa wanita lebih terbuka daripada pria.

g. Ras, Kebangsaan dan Usia

Terdapat perbedaan ras dan kebangsaan dalam self disclosure.

Murid di USA lebih sering disclose daripada kelompok yang sama di Puerto Rico, Jerman, Inggris, dan di Timur Tengah. Murid kulit hitam lebih jarang mengungkapkan diri dibandingkan murid kulit putih. Terdapat pula perbedaan frekuensi self disclosure dalam rentang usia berbeda. self disclosure pada teman dengan gender berbeda meningkat dari usia 17-50 tahun dan menurun kembali.

h. Mitra Hubungan

Seseorang yang menjadi tempat bagi individu untuk disclose mempengaruhi frekuensi dan kemungkinan dari pengungkapan diri. Individu cenderung disclosure pada individu yang hangat penuh pemahaman, memberi dukungann dan mampu menerima individu apa adanya.

Berdasarkan teori yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi self disclosure maka faktor menurut Devito yang dipilih oleh peneliti. Ada tujuh faktor yang mempengaruhi self disclosure meliputi efek diadik, besaran kelompok, topik pembahasan, valensi, jenis kelamin, ras, kebangsaan dan usia, dan mitra hubungan.

2.2 Mahasiswa yang Memiliki Sec Account di Instagram 1. Mahasiswa

(15)

Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang Perguruan Tinggi.

Pengertian mahasiswa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mahasiswa adalah orang yang belajar pada Perguruan Tinggi. Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI NO.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu (Ebtanastiti &

Muis, 2014).

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas (Hartaji, dalam Hulukati &

Djibran. 2018).

Menurut Siswoyo (dalam Hulukati & Djibran. 2018) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.

Dari perngertian yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa adalah mahasiswa adalah individu yang sedang menjalani proses pendidikan tinggi di berbagai jenis perguruan tinggi, seperti universitas, institut, politeknik, dan sekolah tinggi. Mahasiswa terdaftar dan tengah menimba ilmu dalam lingkungan akademik yang menuntut tingkat intelektualitas tinggi. Sifat kritis, kecerdasan berpikir, serta kemampuan merencanakan dan bertindak secara cepat dan tepat merupakan karakteristik yang umumnya melekat pada mahasiswa. Dalam konteks regulasi pemerintah, mahasiswa adalah peserta didik yang secara resmi terdaftar di perguruan tinggi tertentu. Kesimpulan ini mencerminkan peran mahasiswa sebagai agen pembelajaran dan

(16)

pengembangan diri yang aktif dalam mencapai pengetahuan dan kecerdasan di tingkat perguruan tinggi.

2. Sec Account di Instagram

Menurut Kang & Wei (2020), second account merupakan akun yang digunakan untuk membagikan postingan diluar akun utama, dan biasanya second account digunakan untuk menjalin hubungan dengan sesama pengguna lain. Pada second account ini pengguna dapat memutuskan siapa saja yang dapat mengikuti akun kedua tersebut, dan Akhir-akhir ini banyaknya bermunculan fenomena second account instagram yang sering dipakai oleh seseorang untuk membuka diri pada orang lain.

Second account di Instagram merupakan hal baru yang dilakukan oleh banyak orang. Mereka melakukannya karena memiliki tujuan tertentu dan rata-rata yang melakukan hal tersebut adalah wanita.

Penyebabnya emosi wanita sangat berbeda-beda dan mereka terkadang tidak ingin menahan sendiri. Adanya second account bisa menghasilkan hal yang berbeda dari yang tidak kita duga. Banyak hal baru yang dikeluarkan oleh seseorang melalui akun sampingannya. Emosi dan pikiran yang dituangkan lebih bebas karena seseorang membatasi followers pada akun tersebut, serta pengikutnya adalah orang yang dipercayainnya. Sehingga seseorang berani menuangkan pikiran dan emosi karena mereka saling percaya, tetapi tidak dipungkiri jika hasil dari orang lain akan sama dengan apa yang diharapkan oleh orang yang memiliki second account tersebut.

Disimpulkan bahwa second account menjadi platform yang digunakan oleh banyak orang, khususnya wanita, untuk membagikan postingan diluar akun utama. Tujuan utamanya adalah untuk menjalin hubungan dengan sesama pengguna dan membuka diri pada orang lain.

(17)

Dengan adanya second account, pengguna memiliki kontrol penuh terhadap siapa saja yang dapat mengikuti akun kedua mereka.

Pengguna second account cenderung merasakan kebebasan yang lebih besar dalam mengekspresikan emosi dan pikiran mereka, karena mereka dapat membatasi jumlah followers dan memilih orang-orang yang dipercayai untuk menjadi pengikutnya. Meskipun demikian, hasil yang dihasilkan dari second account tidak selalu sesuai dengan harapan, dan pengaruh dari interaksi dengan orang lain dapat memengaruhi pengalaman pengguna tersebut.

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka pikir merupakan jalur pemikiran yang dirancang berdasarkan kegiatan peneliti yang dilakukan. Menurut Mujiman (Ningrum, 2017) menyatakan bahwa kerangka pikir adalah merupakan konsep berisikan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dalam rangka memberikan jawaban sementara. Kerangka pikir dibuat untuk mempermudah proses penelitian karena telah mencakup tujuan dari penelitian itu sendiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji fenomena tentang Self Disclosure Pada Mahasiswa Yang Memiliki Second Account Instagram. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran mengenai Self Disclosure Pada Mahasiswa Yang Memiliki Second Account Instagram.

Mahasiswa merupakan seseorang yang menjalani jenjang pendidikan yang lebih tinggi dari siswa. Dalam hal ini, mahasiswa tak luput dalam mengungkapkan isi hati mereka selama kuliah karena mereka menghadapi tekanan akademis, tantangan pribadi, atau ingin mencari dukungan emosional.

Banyak dari mereka lebih memilih menggunakan aplikasi instagram untuk mengungkapkan isi hatinya, dikarenakan memiliki fitur yang lebih lengkap dibandingkan aplikasi media sosial lain, seperti mudah diakses, fitur filter dan alat pengeditan yang canggih. Keuntungan memiliki second account di instagram

(18)

sebagai mahasiswa dapat mencakup pemisahan antara kehidupan pribadi dan akademis.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran Self Disclosure Pada Mahasiswa Yang Memiliki Second Account Instagram?

Mahasiswa Yang Memiliki Second Account Instagram

Self Disclosure

1. Ketepatan 2. Motivasi 3. Waktu 4. Keintensifan 5. Kedalaman dan

keluasan

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan metode kualitatif. Metode kualitatif (qualitative research) menurut Strauss dan Carbin (dalam Basrowi dan Sukidin. 2002) adalah jenis dari penelitian yang menemukan penemuan penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Selanjutnya metode yang digunakan pada peneitian ini adalah metode fenomenologi. Menurut Hegel dalam (Hadi dkk, 2021) fenomenologi mengacu pada pengalaman sebagaimana yang muncul pada kesadaran, yang mana fenomelogi sebagai ilmu yang menggambarkan apa yang seseorang terima, rasakan, dan ketahui didalam kesadaran langsungnya dan pengalamannya. Pada penelitian ini terdapat sebuah fenomena pelaksanaan pengungkapan diri yang dilakukan melalui media sosial oleh pengguna second account Instagram.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan fenomenologi dilakukan sebagai sebuah cara untuk menjelaskan makna dari suatu pengalaman bagi individu, lalu dihubungan menggunakan prinsip filosofi dan diakhiri dengan makna.

(20)

3.2 Penjelasan Variabel

Menurut Sugiyono (Aridiyanto & Penagsang, 2022) bahwa “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”. Dalam penelitian ini menggunakan satu variable penelitian yaitu variabel Self Disclosure.

3.3 Definisi Operasional 1. Self disclosure

self disclosure atau pengungkapan diri adalah aktvitas individu untuk membagikan informasi kepada orang lain tentang dirinya yang meliputi kegiatan, perilaku, perasaan, sikap, motivasi serta ide-ide yang dimiliki.

2. Mahasiswa

Mahasiswa adalah individu yang sedang menjalani proses pendidikan tinggi di berbagai jenis perguruan tinggi, seperti universitas, institut, politeknik, dan sekolah tinggi. Mahasiswa terdaftar dan tengah menimba ilmu dalam lingkungan akademik yang menuntut tingkat intelektualitas tinggi.

3. Sec Account di Instagram

Second account adalah platform yang digunakan oleh banyak orang, khususnya wanita, untuk membagikan postingan diluar akun utama.

3.4 Populasi dan Sampling

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang tidak menggunakan populasi tetapi hanya menggunakan sampel. Sampel adalah Sebagian dari jumlah karkteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Hidayat & Muliadi, 2022). Karakteristik sampel pada penelitian ini sebagai berikut:

(21)

1. Mahasiswa/i aktif

2. Mempunyai second acc instagram 3. Suka rela terlibat dalam penelitian

3.5 Validitas Data

Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan wawancara semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur yang memberikan kebebasan kepada peneliti dalam bertanya dan memiliki kebebasan dalam mengatur alur serta setting wawancara (Edi, 2016). Validitas data yang digunakan pada penelitian ini adalah member checking. Member checking adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada narasumber dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai denga napa yang diberikan oleh narasumber (Winarni, 2018).

3.6 Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2012).

Teknik analisis data dilakukan melalui observasi pada second account Instagram, dengan cara menganalisis postingan yang ada di feeds instagram, dan postingan yang di posting pada fitur Instagram story berupa postingan foto, video, gambar, geotagging, dan lain sebagainya yang muncul pada aktivitas timeline responden.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada A konsep Milles dan Huberman dalam Salim & Syahrum (2012). Model ini merupakan model interaktif yang membagi analisis data menjadi tiga langkah :

1. Reduksi data

(22)

Reduksi data adalah proses penyortiran yang berfokus pada penyederhanaan, abstrak, dan transformasi data kasar yang dihasilkan dari catatan tertulis di tempat

2. Penyajian data

Dengan mengatur penyajian data ini untuk berbagi kemungkinan menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. Representasi data yang umum digunakan dalam data kualitatif adalah teks naratif.

3. Penarikan Kesimpulan (verifikasi)

Kegiatan analisis data terakhir adalah menarik kesimpulan dan memverifikasi. Dimulai dari pengumpulan data, penganalisis kualitatif mulai mencari makna objek, memperhatikan keteraturan, pola, deskripsi, kemungkinan konfigurasi, jalur kausalitas, dan proposisi penyajian informasi

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Aridiyanto, M. J. (2021). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja koperasi (Studi kasus: Koperasi di Surabaya Utara) (Doctoral dissertation, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya).

Ardiesty, Meilinda Tiara., dkk. (2022). MOTIF DAN MAKNA SECOND ACCOUNT INSTAGRAM BAGI MAHASISWA DI KOTA KARAWANG.

Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 9(8), Hlm 3118-3126.

Astuti, Y. (2020). Fenomena Second Account di Media Sosial, Berikut Ciri-Ciri Akun Palsu yang Mudah Diketahui. https://ringtimesbanyuwangi.pikiran- rakyat.com/iptek/pr17978117/fenomena-second-account-dimedia-sosial- berikut-ciri-ciri-akun-palsu-yangmudah-diketahui

Angraini Asmi, F., & Halimah, L. (2023). Hubungan Antara Self-Disclosure dengan Perilaku Cyberbullying Pada Pengguna Media Sosial Instagram. Bandung

Conference Series: Psychology Science, 3(1).

https://doi.org/10.29313/BCSPS.V3I1.5904

Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif: Perspektif Mikro.

Surabaya: Insan Cendikia.

(24)

Budiani, Altashya Nurul., dkk. (2023). Gambaran Self disclosure Pengguna Second account Instagram (Studi Fenomenologi Self disclosure Pengguna Second account Instagram Pada Dewasa Awal). Jurnal Pendidikan Tambusai. 7(2), Hlm 17238-17243.

Buhrmester, D., F, W., Wittenberg, M.T., & Reis, D. (1998). Five Domain of Interpersonal Competence in Peer Relationship. Journal of Personality and Social Psychology, 55 (6), 991-1008.

Dayakisni, T., & Hudaniah. (2009). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Ebtanastiti., D. F. &Tamsil., M. (2014). SurveiPilihan Karir MahasiswaFakultasMatematika dan IlmuPengerahuan Universitas Negeri Surabaya. Jurnal BK. 4(3).

Edi., F. R. S. (2016). Teori Wawancara Psikodiagnostik. Yogyakarta : LeutikaPrio Fauzia, A. Z., Maslihah, S., & Ihsan, H. (2019). Pengaruh Tipe Kepribadian Terhadap

Self-Disclosure Pada Dewasa Awal Pengguna Media Sosial Instagram Di Kota Bandung. Journal of Psychological Science and Profession, 3(3), 151.

https://doi.org/10.24198/JPSP.V3I3.23434

Gamayanti, Witrin., dkk. (2018). Self Disclosure dan Tingkat Stres pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi. Jurnal Ilmiah Psikologi. 5(1), Hlm. 115- 130.

Gainau. (2009). Keterbukaan diri (self disclosure) siswa dalam prespektif budaya dan implikasinya bagi konseling. Jurnal ilmiah Widya Warta, 33 (1), 39-112 Hasibuan, Wilda Lestari., dkk. (2023). Penggunaan Second AccountInstagram

Sebagai Self DisclosureDi kalangan Mahasiswa UINSU. Jurnal Ilmu Sosial.

1(4), Hlm. 760-762.

Hadi, A., Asrori, & Rusman. (2021). Penelitian kualitatif: studi fenomenologi, case study, grounded theory, etnografi, biografi. CV. Pena Persada.

Hidayat., A & Muliadi., Rahmad. (2022). Penyesuaian Diri Pada Mahasiswa Non- Muslim Di Kampus Islam. Journal of Islamic and Contemporary Psychologi (JICOP. 2(2). 81-91.

(25)

Hulukati & Djibran. (2018). ANALISIS TUGAS PERKEMBANGAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal Bikotetik, 2(1). Hlm 73-114.

Hurlock, E. B. 2014. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi 5. Jakarta: Gramedia.

Johnson.W. David. (1990). Reaching Out; Interpersonal Effectivenss and Self Actualization. Printice Internasionalin Jersey.

Kang, J., & Wei, L. (2020). Let me be at my funniest: Instagram users’ motivations for using Finsta (a.k.a., fake Instagram). Social Science Journal, 57(1), 58–

71. https://doi.org/10.1016/j.soscij.2018.12.005

Kemdikbud. (2016) Pseudonim (Ind)https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Pseudonim Nolanda, dkk. (2021). PERILAKU SELF DISCLOSURE MAHASISWA KOTA

BANDUNG MELALUI INSTAGRAM. Jurnal Spektrum Komunikasi, 9(1), 66–77. https://doi.org/10.37826/SPEKTRUM.V9I1.111

Pryhantoro, Edy., dkk. (2020). Self Disclosure Generasi Milenial melalui Second Account Instagram. Jurnal Ilmu Komunikasi. 18(3), Hlm 312-323.

Shinta, Amarilia., & Putri K.Y.S. (2022). Penggunaan Multiple Account Media Social Instagram sebagai Dramaturgi Pada Perempuan Milenial. Jurnal Communicology. 10(2), Hlm. 188-205.

Schnellbacher, Jutta & Leijssen, Mia. (2009). The Significance of Therapist Genuineness From the Client’s Perspective. Journal of Humanistic Psychology, 49 (2), Hlm. 207-228

Sirait, A.R. (2022) Subjektivitas Imperfek: Perempuan dalam “Second Account” di Instagram. Lembaran Antropologi, 1(1). Hlm. 1-19.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Winarni., E. W. (2018). Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif Kuliatatif Penelitian Tindakan Kelas (PTK), R & D. Jakarta : Bumi Aksara

Yolanda, F. (2022). Self Disclosure melalui Second Account di Instagram. Skripsi.

Universitas Islam Riau.

Referensi

Dokumen terkait

Namun di luar itu semua, komunikasi antar pribadi melalui self-disclosure atau pengungkapan diri adalah salah satu proses komunikasi efektif yang dapat

Dampak lain dari self disclosure adalah individu yang sengaja berbagi pengalaman dan emosi dapat membantu mengurangi gejala depresi pada saat stres dan akan mengalami

Dalam hal ini, self disclosure yang dilakukan bersifat evaluatif, yakni individu yang mengugkapkan mengenai pendapat dan perasaan pribadi Taylor dkk, 2009 Dosen Forensik

Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dikemukakan fokus masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah self disclosure (pengungkapan

Intention, yaitu tujuan dan maksud dari seseorang untuk melakukan kegiatan self disclosure yang diperlihatkan dengan seseorang mengungkapkan apa yang telah

Penelitian ini berjudul Proses Pengungkapan Diri Kaum Gay (Studi Kasus Tentang Pengungkapan Diri (Self Disclosure) Kaum Gay di Kota Medan). Penelitian ini bertujuan

Skala Self Disclosure Dalam menghasilkan sebuah data terkait self disclosure dalam penelitian ini, peneliti membuat sediri dengan mengembangkan alat ukur yang di gunakan dalam

Amount Amount yaitu kuantitas dari pengungkapan diri dapat diukur dengan mengetahui frekuensi dengan siapa individu mengungkapkan diri dan durasi dari pesan self-disclosing atau