• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semantik - Sintaksis - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Semantik - Sintaksis - Spada UNS"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

SEMANTIK Prof Dr. Retno W

Dr. Raheni Suhita, M.Hum

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

(2)

TUGAS DAN MATERI

.

Ma- teri

Pencar- ian ar- tikel ju- rnal

Penyusuna n Rencana Penelitian

Presen- tasi

(3)

.

Semantik : Hubungan Makna –tanda bahasa

‘tanda’ mencakup signifie ‘yang ditandai’ dan s ignifian ‘yang menandai’

Kursi , dingklik, bangku

Tanda bahasa : untaian bahasa bermakna

Satuan bahasa : fonologi, morfologi,sintaksis

 makna leksikal, gramatikal satuan bahasa ind onesia, penamaan, pengistilahan, pendefinisi an, dan perubahan makna serta faktor penye babnya.

HAKIKAT

(4)

KAJIAN SEMANTIK

Kajian makna

fonologi

Pembeda makna

Morfologi

Makna lek- sem-kata

Sintaksis

Makna frasa- klausa-kali-

mat

Wacana

Makna para- graf-teks

(5)

JENIS

Semantik Behavioris

makna stimulus dan respon, rangsangan dan jawaban.

ditentukan oleh situasi yang berarti dan lingkungan.

Makna hanya dapat dipahami jika ada data yang dapat diamati dan berada dalam lingkungan pengalaman

manusia.

Semantik Deskriptif

memperlihatkan makna yang sekarang berlaku

(6)

Semantik Generatif

kompetensi (competence) : kemampuan atau pengetahua n bahasa yang dipahami dalam komunikasi:; struktur lua r:

unsur bahasa berupa kata atau kalimat seperti terdenga r ; struktur dalam, : makna yang berada dalam struktur lu ar.

Semantik Gramatikal

Mengkaji makna dalam satuan kalimat. menafsirkan keseluruhan isi kalimat serta yang ada dibalik kalimat

Sebuah kata akan bergesr maknanya bila diletakkan atau digabungkan dengan kata lain.

(7)

Semantik Leksikal

sistem makna yang terdapat dalam kata. memperhatika n makna yang terdapat didalam kalimat kata sebagai satuan mandiri.

Semantik Historis

mengkaji sistem makna dalam rangkaian waktu. menek ankan studi makna dalam rentangan waktu, bukan

perubahan bentuk kata. Semantik ini membandingkan kata-kata berdasarkan periode atau antara kata pada masa tertentu dengan kata pada bahasa yang lain.

(8)

Semantik Logika

berkaitan dengan konsep-konsep dan notasi simbolik. dalam

analisis bahasa . semantik logika mengkaji sistem makna yang dilihat d ari logika seperti yang berlaku dalam matematika yang

mengacu kepada kata pengkajian makna atau penafsiran ajaran, terut ama yang dibentuk dalam sistem

logika .

Semantik Struktural

setiap bahasa adalah sebuah sistem, sebuah hubungan struktur yang unik yang terdiri dari satuan-satuan yang disebut struktur.

Struktur itu terjelma dalam unsur berupa fonem, morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana

(9)

KONSEP DASAR

(10)

Informasi

Etimologi, bahasa Perancis kuno informacion ; bahasa latin informationem =“garis besar, konsep, ide”. Informasi berarti aktivitas pengumpulan dan pengolahan data - memberikan pengetahuan atau keterangan.

rangkaian perkataan, kalimat, gambar, atau tanda tulis lain yang mengandung pengertian, buah pikiran, atau pengetahuan

apapun yang dapat dipergunakan oleh sesorang untuk membuat keputusan yang sekarang atau yang akan datang.

data yang telah diproses untuk menghasilkan sebuah keputusan”

(11)

Ciri ciri : akurat, tepat waktu, relevan, lengkap Jenis jenis informasi

Absolut : disajikan dengan suatu jaminan dan tidak membutuhkan penjelasan lebih lanjut.

Substitusional : konsep informasi digunakan untuk sejumlah informasi. Pengertian informasi kadang kala diganti dengan istilah komunikasi.

Philosopi : berkaitan dengan konsep yang menghubungkan informasi pada pengetahuan dan kebijakan.

Subjektif berkaitan dengan perasaan dan informasi manusia.

Objektif : merujuk pada karakter logis informasi tertentu.

Kultural : memberikan tekanan pada dimensi cultural.

(12)

Makna dan Maksud

telaah makna : semantik dan pragmatik.

 semantik –makna kata (rangkaian kata) yang ada di kamus belum dipengaruhi oleh konteks komunikasi.

 Pragmatik makna terkait dengan konteks komunikasi belum tentu dapat ditangkap secara jelas jika hanya mengandalkan

makna semantik.

 Makna semantik rentetan kata yang dapat ditelusuri kata per katanya pada kamus.

 Makna pragmatik,makna rentetan kata, yang tidak tertangka p berdasarkan makna dari kamus dan hanya berada di benak penutur.

“sudah jam lima” : secara semantik bisa dianalisis per kata dari k amus makna memberitahu “saat ini puku lima”

makna Diucapkan perawat di rs pada penjenguk

“diharap segera meninggalkan ruang”

(13)

ISTILAH Segi (dalam keseluruhan

peristiwa pengujaran Jenis Semantik MAKNA

Segi lingual atau dalam ujaran Semantik gramatikal dan leksikal

INFORMASI Segi objektif (yakni segi yang dibicarakan)

(Luar semantik;

ekstralingual)

MAKSUD

Segi subjektif (yakni dipihak pemakai bahasa)

Studi semantik yang mempelajari makna sesuai dengan konteks situasinya

Semantik maksud (objeknya adalah pemakaian bentuk- bentuk gaya bahasa seperti metafora, ironi, litotes dst).

(14)

Hub semantik - fonologi

Fonologi : bunyi bahasa. Sesuai fungsi Fonologi : fonetik dan fonomik.

Fonemik : fonem : pembeda makna mem punyai hubungan yang lebih erat dengan semantik

Fonetik pengucapan bunyi bahasa (sistem buny )

tanpa memperhatikan peran-

nya sebagai pembeda makna

(15)

Semantik - Morfologi

terlihat dalam proses morfologis.

mencakup transposisi, afiksasi, reduplikasi, dan komposisi

Transposisi : pembentukan kata

(mengubah fungsi atau kelas kata) tanpa mengubah bentuk dasar atau derivasi zero .

reduplikasi. Proses reduplikasi :

proses pembentukan kata dengan

mengulang satu bentuk bahasa dalam pen

gulangan bentuk bahasa, sehingga berbah

makna

(16)

Semantik - Sintaksis

.

Sintaksis - subsistem linguistik yang Mengkaji struktur intrakalimat.

Konteks kalimat menentukan makna suatu leksem.

Semantik berhubungan dengan wacana.

Wacana adalah kajian linguistik yang mem

bahas hubungan antar kalimat.

(17)

Perkembangan Kajian Makna

 Aristoteles (384-322 SM), menggunakan istilah makna, saa t mendefinisikan kata. “kata adalah satuan terkecil yang mengandung makna”. Dibedakan makna yang hadir sebagai akibat hubungan antarkata dan yang bukan.

Sejajar dengan makna leksikal dan makna gramatikal.

 Plato (429-347 SM) menyatakan bahwa bunyi-bunyi bahasa secara implisit mengandung makna-makna tertent u. Plato memandang adanya hubungan arti antara kata dengan yang dinamainya Aristoteles memandang

bahwa hubungan antara bentuk dan arti kata berdasarkan perjanjian pemakainya

(18)

Reising (1825) menyebutkan bahwa gramatika mencakup i tiga unsur utama, yakni: (1) semilologi, yang mengkaji tanda; (2) sintaksis, yang mengkaji susunan kalimat; dan (3) etimologi, yang mengkaji asal-usul kata, perubahan bentuk kata, dan maknanya.

Breal, seorang sarjana Perancis, menggunakan istilah semantik. Dijelaskannya bahwa ―semantik merupakan suatu bidang ilmu yang baru dan bersifat murni-historis, menambah makna yang berkaitan dengan luar bahasa.

Saussure (1916) mengajukan konsep tanda bahasa

(signe linguistique) terdiri atas penanda (signifiant) dan petanda (signifie). petanda dipahami sebagai makn a.

(19)

Sapir (1921) menyinggung masalah konsep atau ide. kata

mewakili suatu konsep tunggal maupun kombinasi konsep yang saling berhubungan sehingga membentuk kesatuan psikologis. Disinggungnya pula adanya konsep gramatikal yang muncul sebagai hubungan antarunsur gramatikal.

Bloomfield (1939) menyinggung masalah makna. Misalnya menyebut fonem sebagai unsur bahasa yang berfungsi sebaga i pembeda makna kata.

Hockett (1959) menyebut semantik sebagai salah satu subs istem bahasa, di samping subsistem lainnya seperti

gramatika, fonologi, morfofonemik, dan fonetik. Subsistem semantik dan fonetik bersifat periferal, sedangkan subsistem bahasa lainnya bersifat sentral.

(20)

Chomsky (1965) menjelaskan bahwa semantik merupaka n salah satu komponen tata bahasa, di samping kompone n

sintaksis dan fonologi. Dalam paparan semantik digunaka n teknik analisis ciri pembeda atau fitur distingtif. Tata bahasawan semantik generatif saperti Lackoff, Mc Cawle y, dan Kiparsky menjelaskan bahwa semantik dan sintaksis harus dikaji bersama-sama. Struktur semantik itu serupa dengan struktur logika, yakni berupa ikatan tak berkala antara predikator dan argumen dalam suatu proposisi.

Fillmore (1968) sebagai seorang tokoh tata bahasawan kasus membagi kalimat atas modalitas dan proposisi.

(21)

Pendekatan Makna

Pendekatan Referensial

Bahasa berfungsi sebagai wakil realitas.

Wakil realitas itu menyertai proses berpikir manusia secara individual.

Berpusat pada pengolahan makna suatu realitas secara benar.

Adanya kesadaran pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan secara subjektif.

Makna merupakan julukan atau label yang berada dalam Kesadaran manusia untuk menunjuk dunia luar.

Membedakan makna dasar (denotatif) dari makna tambahan (konotatif).

(22)

Pendekatan Ideasional

Bahasa berfungsi sebagai media dalam mengolah pesan dan menerima informasi.

Makna muncul dalam kegiatan komunikasi.

Makna merupakan gambaran gagasan dari suatu bentu k

bahasa yang arbriter, tetapi konvensional sehingga dapa t dimengerti.

Kegiatan berpikir manusia adalah kegiatan b erkomunikasi lewat bahasa.

Bahasa merupakan pengemban makna untuk mengkomunikasikan gagasan.

Bahasa memiliki status yang sentral. karena itu, apabila:

salah berbahasa dalam berpikir, pesan tak tepat; dan bahasa dalam berpikir benar, kode salah, informasi akan menyimpang.

(23)

Pendekatan Behavioral

(1) Bahasa berfungsi sebagai fakta sosial yang mampu menceiptakan berbagai bentuk komunikasi

(2) Makna merupakan anggapan atas berbagai konteks situa si

ujaran (speech act)

(3) Kemunculan makna bergantung pada konteks situasi dan sosiokultural.

(4) Konteks sosiokultural dan konteks situasional merupakan suatu sistem yang berada di luar bahasa, tetapi mewarnai keseluruhan sistem bahasa.

(5) Komunikasi bahasa dibagankan oleh Bloomfield (1933):

(6) Konteks situasi yang mempengaruhi kelahiran makna, oleh Dell Hymes (1972), disingkat SPEAKING,

(24)

Pendekatan dalam teori makna

Pendekatan

Behavioral, mengkaji makna dalam

peristiwa ujaran (speech event) yang berlangsung dalam situasi tertentu.

Pendekatan ini beranggapan kalau pendekatan

referensial dan ideasional telah

mengabaikan konteks sosial dan situasional yang dianggap

berperan penting dalam menentukan makna.

Pendekatan

Referensial, makna diartikan sebagai label yang berada dalam kesadaran manusia utk menunjuk dunia luar. Label atau

julukan makna itu hadir karena adanya

kesadaran

pengamatan terhadap fakta dan penarikan kesimpulan yang berlangsung secara subjektif.

Pendekatan

Ideasional, makna adalah gambaran gagasan dari suatu bentuk kebahasaan yang bersifat arbitrer tetapi memiliki

konvensi sehingga dapat dimengerti.

Dalam pendekatan ini, makna dianggap

sebagai pemarkah ide yang memperoleh bentuk melalui bahasa dan terwujud dalam kode.

(25)

ASPEK MAKNA

Pengertian (sense) : dicapai apabila pembicara dengan lawan bicara mempunyai kesamaan bahasa yang digunakan atau disepakati bersama.

Nilai rasa (feeling) : berhubungan dengan nilai rasa dan sikap pembicara terhadap hal yang dibicarakan. nilai rasa berkaitan dengan makna Dalam kehidupan sehari-hari selamanya kita berhubungan dengan rasa dan perasaan. Saat jengkel, terhar u, gembira, dll kita menggunakan bahasa yang berbeda

Nada (tone) : Aspek nada berhubungan dengan aspek makna Kalau seorang sedang jengkel,nada suaranya akan meninggi.

Kalau seseorang minta sesuatu, maka nada suaranya akan lembut

Maksud (intention) : Maksud yang diinginkan dapat bersifat deklarasi, imperatif, narasi, pedagogis, persuasi, rekreasi ,dll K alau seseorang berkata, “Hei akan hujan.” Pembicara itu mengi ngatkan pendengar: a) cepat-cepat pergi; b)bawa payung;, dll

(26)

Ragam Makna Leech

Makna Konotatif : Makna lain yang ditambahkan pada sebuah

kata yang berhubungan dengan nilai rasa seseorang atau kelompok.

Makna Stilistik : makna yang timbul karena gaya pemilihan kata

sehubungan dengan perbedaan sosial (strata) dan bidang kegiatan d i dalam masyarakat. contoh kata ‘rumah’, ‘pondok’, ‘vila’, ‘keraton’, ‘gubuk’, ‘kediaman’, dan ‘resindensi’.

Makna Afektif : makna yang berhubungan dengan perasaan pembicara terhadap lawan bicara atau objek yang dibicarakan.

lebih terlihat perbedaannya dengan makna lain bila digunakan secar a lisan. contoh kalimat ‘mohon tenang’ dan ‘tutup mulut kalian’

memiliki pesan yang sama,. namun, kalimat ‘mohon tenang’ memiliki makna yang terdengar halus, sedangkan kalimat ‘tutup mulut kalian’

memiliki makna dengan konteks yang lebih kasar.

(27)

Makna Refleksi : makna yang muncul pada saat penutur merespon ap a yang dia lihat. Makna refleksi akan lebih ekspresif ketika digunakan secara lisan, contoh: aduh, wah, oh, astaga, ah, yah.

Makna Kolokatif : makna yang timbul pada kata bersinonim, namun penggunaan masing masing memiliki ciri ciri tertentu. Misal ‘tampan’

dan ‘cantik’ . Kata ‘tampan’ identik dengan pria, sedangkan kata ‘cantik’ identik dengan wanita.

Makna Konseptual : makna yang dimiliki oleh sebuah kata terlepas dari konteks maupun asosiasi apapun. Dengan kata lain makna konseptual merupakan makna yang terkandung pada kata yang berdiri sendiri.

Makna Tematik : makna yang disampaikan menurut cara

penuturannya atau cara penataan pesannya, yang meliputi urutan fokus, dan penekanan. Nilai komunikatif dipengaruhi pula oleh penggunaan kalimat aktif dan kalimat pasif.

(28)

Relasi Makna

hubungan makna yang terdapat pada sebuah kata atau leksem. Yang membentuk pola tautan semantik. Perwujudan tautan makna

dapat dikelompokkan sebagai berikut.

1) Relasi antara bentuk leksikal dan makna leksikal yang melibatkan sinonimi dan polisemi.

2) Relasi antara dua makna yang melibatkan antonimi dan hiponimi.

3) Relasi antara dua bentuk yang melibatkan homonimi dan homofoni.

4) Relasi antara bentuk-bentuk yang melibatkan akronimi, singkatan, kontraksi, dan haplologi.

(a) Akronimi: kata yang berupa gabungan huruf atau suku yang diucapkan sebagai kata yang wajar.

(b) Singkatan: kata yang berupa gabungan huruf-huruf sebagai kependekan dari ujaran

(c) Reduksi: kata yang berupa pemendekan atau pemenggalan sebagian fonem atau suku kata

(d) Haplologi: kata yang berupa gabungan kata-kata yang kehilangan fonem -fonem karena bersamaan dan berurutan.

(29)

Prinsip Relasi Makna

Prinsip Tumpang Tindih : kata atau leksem mengandung aneka informasi atau aneka makna. Prinsip ini melahirkan relasi makna homonimi dan polisemi.

Prinsip Persinggungan : kata atau leksem mengandung persamaan atau kemiripan makna. Prinsip ini melahirkan relasi makna sinonimi.

Prinsip Komplementasi : kata-kata atau leksem itu

mengandung perlawanan atau kontras. Prinsip ini melahirkan relasi makna antonimi

.

(30)

Prinsip Inkulsi : kata-kata atau leksem mengandung makna Yang tercakup oleh makna lain. Prinsip ini melahirkan relasi makna hiponimi.

Prinsip Kontraksi : kata-kata atau leksem merupakan kependekkan dari konstruksi lain. Prinsip ini

melahirkan relasi makna akronimi, singkatan, reduks i, dan haplologi

(31)

Analisis Komponen Makna

Tujuan : mengetahui hubungan- hubungan makn a yang ada di dalam kata melalui

analisis komponen pembeda. Digunakan u ntuk melihat kedekatan/kemiripan/

kesamaan/ketidaksamaan makna Langkah :

1. Menyeleksi makna semestara yang muncul dar i sejumlah komponen yang umum dengan

pengertian makna yang masih dalam domain

marah : mendongkol, menggerutu,dll

(32)

2. Mendaftar ciri spesifik yang dimiliki oleh rujukannya Misal : ayah memilik ciri spesifik [+insan], [+jantan],

[+kawin], [+anak]

3. Menentukan komponen yang dapat digunakan untuk kata yang lain.

Misal : “jantan” dapat digunakan untuk ayah, kakek, kakak laki-laki

4. Menentukan komponen diagnostik yang dapat digunakan untuk setiap kata.

Misal “ibu” terdapat komponen “perempuan”, “lembut”, “mengalah”

5. Mencek data yang dilakukan pada langkah pertama 6. Membuat matrik komponen diagnostik.

(33)

Matrik Komponen Diagnostik

Set Paradikmatik

Manula/lansia Terik

Dewasa Panas

Remaja Hangat

Kanak-kanak Sejuk

Bayi Dingin

(34)

KOMPONEN

MAKNA AYAH IBU

Dewasa ya Ya

jantan ya tidak

dewasa ya Ya

kawin ya ya

KELEMAHAN

1. ada pasangan kata yang bersifat netral atau umum sedan- gkan

yang lain bersifat khusus. Misalnya, pasangan kata siswa dan siswi.

2. ada unsur leksikal yang sukar dicari pasanganya tetapi ada yang memiliki pasangan lebih dari satu.

3. sukar mengatur ciri-ciri semantik secara bertingkat, mana yang

lebih bersifat umum, dan mana yang lebih bersifat khusus.

Contoh, ciri jantan dan dewasa, mana yang lebih bersifat umum

SET BINER

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk (1) mengklasifikasikan pola-pola pembentuk dan bentuk kata, (2) mendeskripsikan perubahan makna dengan kajian semantik leksikal, dan (3)

(titik beratnya pada makna dan arti tindakan dalam tuturan: rangkaian tindak tutur : peristiwa tutur. (speech event) (titik berat : tujuan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1) Secara semantik, ujaran UMA terkait kata cantik dan jilbab memiliki makna yang

Makna idiomatikal adalah makna sebuah satuan bahasa (kata, frase, atau kalimat) yang menyimpang dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur- unsur

Sedangkan Harimurti (1982) mengemukakan bahwanya, semantik adalah bagian dari struktur bahasa yang membahas makna suatu ungkapan atau kata atau cabang ilmu bahasa yang

4.1 Analisis Makna Leksikal Pantun Percintaan Melayu Deli...17 4.2 Analisis makna Gramatikal dalam Pantun Percintaan Melayu Deli...42 DAFTAR PUSTAKA...62. Universitas

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberi sumbangan secara teoritis tentang makna leksikal dan makna gramatikal pada pantun, memperkuat identitas masyarakat Melayu dalam

Semantik leksikal adalah kajian makna yang berkenaan dengan kata (sesuai dengan kamus). Berdasarkan penelitian bahwa di kalangan masyarakat bima Desa Campa yang masih