• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMDIKJAR 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SEMDIKJAR 3"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

SEMDIKJAR 3

Seminar Pendidikan dan Pembelajaran

FKIP - Universitas Nusantara PGRI Kediri

SEMDIKJAR 3

Seminar Pendidikan dan Pembelajaran FKIP - Universitas Nusantara PGRI Kediri

(2)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

PROSIDING

SEMINAR PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN (SEMDIKJAR) 3

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0”

Volume 3, Oktober 2019

Gedung A5, Kampus 1 Universitas Nusantara PGRI Kediri, 5 Oktober 2019

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

(3)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

PROSIDING

SEMINAR PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN (SEMDIKJAR) 3

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0”

Volume 3, Oktober 2019

Gedung A5, Kampus 1 Universitas Nusantara PGRI Kediri, 5 Oktober 2019

KETUA DEWAN REDAKSI Dr. Anik Lestariningrum, M. Pd

REVIEWER

Prof. Dr. Hj. Suswandari, M.Pd (Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA) Prof. Dr. Mustaji, M.Pd (Universitas Negeri Surabaya)

Dr. Agus Muji Santoso, M.Pd (Universitas Nusantara PGRI Kediri) Dr. Endang Waryanti, M.Pd (Universitas Nusantara PGRI Kediri) Dr. Feny Rita Fiantika, M.Pd (Universitas Nusantara PGRI Kediri) Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd (Universitas Nusantara PGRI Kediri) Agus Budianto, M.Pd (Universitas Nusantara PGRI Kediri)

EDITOR

Laelatul Arofah, M.Pd.

Nur Lailiyah, M.Pd.

Jatmiko, M.Pd.

Nurita Primasatya, M.Pd Yunik Susanti, M.Pd Rosa Imani Khan, M.Psi Lina Rihatul Hima, S.Si, M.Pd Rizky Burstiando, M.Pd Khoiriyah, M.Pd

Yunita Dwi Pristiani, S.Pd., M.Sc Bagus Amirul Mukmin, M.Pd Guruh Sukma Hanggara, M.Pd Bayu Surinda, M.M

Mahendra Puji Permana Aji, M.Pd

PENERBIT

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Jl. KH. Ahmad Dahlan no. 76, Kediri

ISSN: 2598-6139

Website: http://ojs.semdikjar.fkip.unpkediri.ac.id/index.php/SEMDIKJAR/index Email: [email protected]

Semua artikel di dalam buku prosiding SEMINAR PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN (SEMDIKJAR) 3 ini bukan merupakan hasil opini maupun pendirian dari penerbit. Isi dan konsekuensi dari artikel ilmiah yang ada di dalam buku ini adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis, dan dilindungi oleh undang-undang.

(4)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

DAFTAR ISI

Halaman Judul……… i Identitas Prosiding………. ii Daftar Isi……… iii

JUDUL ARTIKEL

Penguatan Pendidikan dan Kebudayaan Menyongsong Society 5.0………..

HAL 1-34 Oleh: Mustaji

Ekstrapolasi Paradigma Pendidikan dan Kearifan Kebudayaan Lokal Dalam

Menyambut Society 5.0………..………..………..……… 35-45 Oleh: Suswandari

Desain Strategi Pembelajaran ASIC (Adapting, Searching, Interpreting, Creating) yang Berorientasi untuk Meningkatkan Kecakapan Hidup Abad 21……… 46 Oleh: Agus Muji Santoso, Poppy Rahmatika Primandiri

Estetika Bahasa, Tembang Lakon Ketoprak: Kajian Ethnopuitika………..… 47-58 Oleh: Endang Waryanti

“Wayang Gandrung” Sebuah Tradisi Seni Dalam Pembelajaran Matematika Masa

Kini………..………..………..………..………..…... 59-68 Oleh: Feny Rita Fiantika

Model Pembelajaran Gal'perin Pada Mata Kuliah Statistika………..………... 69-85 Oleh: Bambang Soenarko, Abdul Aziz Hunaifi, Kukuh Andri Aka

Pengendalian Emosi Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Kolaboratif (Studi

Kasus Pada Anak Kelompok B1 di TK Negeri Pembina Mojoroto) ………. 86-97 Oleh: Anik Lestariningrum, Isfauzi Hadi Nugroho, Kuntjojo

Implementasi Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia Sesuai Nilai Religius di

Sekolah Dasar………..………..………..………..……….. 98-110 Oleh: Endang Sri Mujiwati, Kukuh Andri Aka, Karimatus Saidah

Implementasi Lesson Study untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Akuntansi………..………..………..………..……….. 111-121 Oleh: Bayu Surindra, Elis Irmayanti, Efa Wahyu Prastyaningtyas, Tri Ayatik

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa Pada Matakuliah

SPT Melalui Metode Diskusi Kelompok Berbasis Lesson Study………..…… 122-127 Oleh: Mumun Nurmilawati, Sulistiono, Ida Rahmawati

Non-verbal Languages, Important Aspects Neglected By English Teachers in

Teaching Speaking………..………..………..………..….. 128-134 Oleh: Diani Nurhajati

Meningkatkan Keterlibatan Siswa Dalam Proses Pembelajaran dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Mata Pelajaran PPKn Dengan Metode Seminar

Socrates………..………..………..………..……… 135-142 Oleh: Agus Widodo, Nur Salim, Yunita D. Pristiani, Peni Setyawati

(5)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

Peningkatan Keberanian Observasi Mahasiswa Melalui Lesson Study di Program

Studi Pendidikan Sejarah Universitas Nusantara PGRI Kediri..………. 143-159 Oleh: Sigit Widiatmoko, Nara Setya Wiratama, Siska Nurazizah Lestari

Instructional Design in Teaching English Using Authentic Assessment: The

Practice of Experiment / Demonstration in Teaching Speaking..………. 160-164 Oleh: Dewi Kencanawati

Motivasi Belajar Mahasiswa Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek Menyongsong

Sociaty 5.0..………..………..………... 165-172 Oleh: Ana Rokhmawati, Puji Savvy Dian Faizati

Penerapan “Living Values Education” Melalui Lesson Study di Truong Quyen

Primay School Vietnam..………..………..……… ..………... 173-192 Oleh: Arina Restian, Erna Yayuk, Dyah Worowirastri Ekowati

Developing Self Reflective Based Learning Strategies as a module in Teaching

Listening..………..………..……… ..………... 193-200 Oleh: Diah Astuty, Abdullah Farih

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Modul Analisis Vektor

Berdasarkan Tahapan 4M..………..………..………..……... 201-206 Oleh: Dian Devita Yohanie, Samijo

Kajian Dekonstruksi Dongeng-Dongeng Nusantara..………..……..………… 207-211 Oleh: Dian Purnama Sari

Evaluasi Program Keterampilan Kewirausahaan Melalui Praktik Bisnis Inovatif..… 212-221 Oleh: Ihsana El Khuluqo, Abdurrahman A Ghani

Peningkatan Kemampuan Menulis Dongeng Anak Melalui Teknik Semiterpimpin Mahasiswa S1 PGSD Universitas Nusantara PGRI Kediri Tahun Ajaran

222-231 Oleh: Ita Kurnia, Susi Damayanti

Intervensi Bahasa Pertama Dalam Praktik Berbahasa Asing : Kajian Teoretis

Antara Pemerolehan (Akuisisi) Bahasa dan Pembelajaran Bahasa..………... 232-239 Oleh: Lilik Uzlifatul Jannah, Uzlifatul Masruroh Isnawati

Tingkat Kesalahan Penulisan Pada Teks Percakapan Peserta Didik Kelas VI SDN

Patebon..………..………..……… ..………..……….. 240-253 Oleh: Nur Aini Saura Putri, Rizka Nur Oktaviani, Endah Wening Subekti

Pengaruh Penggunaan Buku Penunjang Tematik Terpadu Tema Indahnya Kebersamaan Terhadap Keterampilan Berpikir Analitiis Teks Deskriptif Siswa

254-267 Oleh: Rizka nur Oktaviani, Putri Kurnianingtyas

Analisis Proses Berpikir Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Soal Soal Matematika

Diskrit..………..………..……… ..………..………. 268-271 Oleh: Siti Rochana

Pembelajaran Kompetensi Abad 21 Menghadapi Era Society 5.0..……… 272-287 Oleh: Sumarno

Pengembangan Sosial Anak Usia Dini Melalui Permainan Tradisional Sapiring

Dua Piring..………..………..……… ..………..…………. 288-295 Oleh: Veny Iswantiningtyas

2018/2019..………..………..………..

Kelas IV SD..………..………..……… ..………...

(6)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

Implementasi Pendidikan Karakter Di Program Studi Pendidikan Ekonomi/di Sekolah..………..………..……… ..………..………..

Oleh: Mochamad Muchson, Dian Lianawati, Ellis Susmawati

296-305

Mekanisme Pasar, Ketidak Pastian Ekonomi dan Resiko dalam Perspektif

Ekonomi Mikro Islam..………...………..………..……… 306-315 Oleh: Rr. Forijati, Ridwan, Eni Rosidah

Implementasi Model CIPP dalam Evaluasi Kurikulum 2013 Pendidikan Ekonomi… 316-324 Oleh: Ahmad Sahal Fuadi, M. Anas

Media Pembelajaran E-learning “Rumah Belajar” Guna Memanfaatkan Portal

Gratis..………..………..……… ..………... 325-332 Oleh: Ayu Nur Rizka, Tjetjep Yusuf Afandi

Etnomatematika Pembuatan Krecek Kerupuk Rambak Kanji Pada Industri Rumah

Tangga di Kecamatan Pace..………..………..……….………. 333-338 Oleh: Camelia Wahyu Perdani, Darsono

Penggunaan Pendekatan RME Berbantuan Media Schoology Untuk Menganalisis

Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa..………..………..……... 339-343 Oleh: Eva Ajeng Karminingtyas

The Effect of Using Outline Technique to Students’ Writing Ability..……….. 344-355 Oleh: Agung Wicaksono, Rika Riwayatiningsih

Project-Based Learning: Solusi Jitu Menanamkan Life Skill Mahasiswa UNP

Kediri..………..………..………...……….. 356-361 Oleh: Ridwan Yasin Setiawan, Diani Nurhajati

Dimensi Kepemimpinan Dalam Kegiatan Belajar-Pembelajaran..………... 362-370 Oleh: Setya Adi Sancaya, Ikke Yuliani Dhian Puspitarini

Penerapan Prinsip Belajar dan Aplikasinya Pada Mahasiswa Pendidikan Guru

Sekolah Dasar (PGSD) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar..……….. 372-377 Oleh: Evi Rizqi Salamah

Kebutuhan Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran Mahasiswa STKIP PGRI

Trenggalek..………..………..……… ..………... 378-382 Oleh: Flora Puspitaningsih, Rohmat Febrianto

Pendidikan Jasmani dan Olahraga: Sebuah Pandangan Filosofi..………..… 383-390 Oleh: Hendra Mashuri, Ika Cahya Puspitasari, Shofi Maulana Abadi

Eksklusivisme Bahasa Jawa di Kalangan Remaja Pada Era Revolusi Industri 4.0.. 391-396 Oleh: Khususiyah Khususiyah, Devi Kusuma Ardhani, Nora Yuniar

Setyaputri

Peluang Olahraga dalam Menyongsong Era 5.0..………..………... 396-403 Oleh: M. Akbar Husein Allsabah, Sugito

Pemanfaatan Teknik Menulis Ekspresif Sebagai Wujud Katarsis untuk Mereduksi

Burnout Mahasiswa Tingkat Akhir..………..………..………... 404-410 Oleh: Nora Yuniar Setyaputri, Khususiyah, Devi Kusuma Ardhani

Pengaruh Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Contextual Teaching

and Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa..………..………... 411-424 Oleh: Yafita Arfina Mu’ti, Ais Rosyida

(7)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

Candi Tegowangi: Inspirasi Media Pembelajaran Inovatif Berbasis Budaya..……..

Oleh: Fandi Abardi Sugianto

425-431

Analisis Kemampuan Siswa Sma Dalam Menyelesaikan Soal Trigonometri Tipe

HOTS Ditinjau dari Gaya Belajar..………..………..……… ..… 432-439 Oleh: Franco Johan Mahendratama, Darsono

Etnomatematika: Batik Khas Kediri Sebagai Media Pembelajaran Matematika

Barisan dan Deret Aritmetika..………..………..……… ..……... 440-446 Oleh: Habibah Nur Jannah

Strategi Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual di KB Labschool UN

PGRI Kediri..………..………..……… ..………..………... 447-453 Oleh: Hajar Yaumil Faizah, Adea Jery Nurafitri; Diana Kusuma Dewi; Oktavia

Nur Fauziah, Anik Lestariningrum

Pelestarian Karakteristik Etika Sosial Budaya pada Anak Usia Dini..………. 454-461 Oleh: Niken Ayu Saptiwi, Dewi Safitri, Brigita Ika Susanti, Intan Prastihastari

Wijaya

Analisa Kemampuan Pengucapan English Diphtongs pada Siswa-Siswi

Menggunakan Aplikasi Android “English Pronunciation by Kepham” ..……….. 462-467 Oleh: Wulan Wangi, Sutami Dwi Lestari

Wujud Prinsip Kerja Sama dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar..……….. 468-476 Oleh: Marista Dwi Rahmayantis

Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Meningkatkan Semangat Belajar..…………. 477-485 Oleh: Anik Indramawan, Noor Hafidhoh

Cooperative Learning: Sebuah Metode untuk Menciptakan Hubungan Positif

Antar Siswa Dalam Mencapai Prestasi Akademik..………..……….... 486-492 Oleh: Isfauzi Hadi Nugroho

Model Pembelajaran ‘Trompet’ dalam Penjas: Berbasis Kecerdasan Emosional.... 493-498 Oleh: Atrup, Chris Tomy Yudhi Nugroho

Penggunaan Game RPG Maker MV untuk Menganalisis Kemampuan Berpikir 499-507 Kreatif Matematis Siswa Pada Materi SPLTV..………..………...

Oleh: Septea Hasana Fareka

Representasi Matematis Mahasiswa Berkemampuan Matematika Tinggi dalam

Menyelesaikan Masalah Transportasi..………..………..……… 508-514 Oleh: Niska Shofia

Pemanfaatan E-Learning Berbasis Moodle Sebagai Media Pembelajaran untuk

Mata Kuliah Konsep Dasar IPA 2 di Era Disruption..………..……….. 515-522 Oleh: Kharisma Eka Putri, Susi Damayanti

Proses Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan

Tipe Kepribadian Tipologi Hippocrates-Galenus..………..………... 523-530 Oleh: Silvia Meylina, Jatmiko

Menyelesaikan Masalah Matematika untuk Menganalisis Kemampuan

Representasi Matematis Siswa dengan Media Screencast O Matic..………. 531-537 Oleh: Sri Devi Wulandari

Pentingnya Critical Thinking Bagi Siswa dalam Menghadapi Society 5.0..………... 538-545 Oleh: Laelatul Arofah, Rosalia Dewi Nawantara

(8)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa..………..………..……… ..……….. 546-555 Oleh: Sinta Kumala Sari, Elvira Putri Heruwati, Susdarwati

Pengembangan Media Pembelajaran dalam Menanamkan Karakter Peduli

Lingkungan Sejak Usia Dini..………..………..……… ..……… 556-560 Oleh: Titania Widya Prameswari, Dewi Safitri, Hajar Yaumil Faizah, Widi

Wulansari

Pembelajaran Matematika Berbasis Etnomatematika Melalui Permainan

Tradisional Engklek..………..………..……… ..……….. 561-569 Oleh: Siti Halimatul Maulida, Jatmiko

Pengelolaan Ukuran Rombongan Belajar Dan Siswa Per-Rombel dalam Upaya

Peningkatan Kualitas Lulusan Menyongsong Society 5.0..………..………… 570-580 Oleh: Novrian Satria Perdana

Pengembangan Media Cakra Indonesia Untuk Mata Kuliah Academic and

Scientific Vocabulary..………...………..………..……… 581-593 Oleh: Nita Sutanti, Yusniarsi Primasari

Implementasi Construct 2 Pada Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa

Inggris Interaktif Berbentuk Game Edukasi Multi Platform ..………..………… 594-608 Oleh: Yusniarsi Primasari, Sri Lestanti, Riska Dhenabayu

Psikodrama Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Remaja Perempuan……… 609-624 Oleh: Al Thuba Priyanggasari, Muhammad Rizkan, Frans Deska Bestari

Pengembangan Media Interaktif “Tema Binatang” Dalam Mengembangkan Bahasa

Anak Kelompok B Taman Kanak-kanak Kecamatan Grogol Kabupaten kediri……... 625-661 Oleh: Dwi Suprihatin

Inovasi Pembelajaran Responsif Gender di Sekolah Dasar (Studi Kasus SDN 03

Cijantung)………. 662-667 Oleh: Eka Nana Susanti, Suswandari, Khoerul Umam

Efektivitas Model Latihan Shooting Instep Drive Berbasis Drill Pada Cabang

Olahraga Sepakbola Tingkat Pelajar………..

668-674 Oleh: Budiman Agung Pratama, Muhammad Fajri Maujud

Gamelan Jawa: Sebuah Alternatif Media Pembelajaran Matematika Berbasis

Budaya………. 675-688

Oleh: Elgie Firdyan Eka Zhoga

Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis TIK dalam Pembelajaran PPKn Bagi

Siswa SMP Negeri 1 Boyolali tahun Pelajaran 2019-2020………. 689-703 Oleh: Suyahman

Studi Literature Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, and Explain)………… 704-710 Oleh: Rizky Iqbal Prasetyo, Nur Hidayat, Arifian Dimas

(9)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

Eksklusivisme Bahasa Jawa di Kalangan Remaja Pada Era Revolusi Industri 4.0

Khususiyah1, Devi Kusuma Ardhani2, Nora Yuniar Setyaputri3 Bimbingan dan konseling UN PGRI kediri1,3

Pascasarjana IAIN Kediri2

[email protected]1, [email protected]2, [email protected]3

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman budaya, mulai dari bahasa, sistem nilai, kesenian, kepercayaan, dan lain-lain. Kebergaman ini merupakan identitas dan ciri khas bangsa yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya. Cepatnya laju perkembangan teknologi dan informasi yang tidak tersaring membuat keberadaan nilai-nilai budaya di Indonesia mulai terkikis.

Keberadaan budaya asing di tengah masyarakat juga menjadi salah satu sebab tergesernya nilai-nilai budaya di Indonesia, khususnya di kalangan remaja. Salah satunya adalah eksklusivisme atau mulai sulitnya bahasa Jawa berkembang dan digunakan oleh penutur bahasa Jawa sendiri. Berdasarkan fenomena yang ada para remaja lebih sering menggunakan campuran bahasa Indonesia dan bahasa Jawa ngoko dalam berkomunikasi dengan teman sebaya, guru dan orang tua. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penutur berkomunikasi walaupun sebenarnya tidak sesuai dengan aturan-aturan bahasa Jawa. Ketidaksesuaian ini merupakan salah satu tanda bahwa nilai luhur yang terdapat dalam budaya, khususnya budaya Jawa seakan mulai luntur bahkan bisa saja benar-benar luntur jika hal tersebut tetap dibiarkan saja. Oleh karena itu, disarankan sebaiknya bahasa jawa lebih dilestarikan di dunia pendidikan. Salah satunya dengan penerapan program Dinten Boso Jawi yaitu program yang mengharuskan setiap orang untuk menggunakan bahasa Jawa sesuai dengan aturan-aturan bahasa Jawa dalam satu hari.

Kata Kunci: bahasa jawa, eksklusivisme, remaja

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman budaya, mulai dari bahasa, sistem nilai, kesenian, kepercayaan, dan lain-lain.

Kebergaman ini merupakan identitas dan ciri khas bangsa yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya. Sebagaimana disampaikan oleh Kusumohamidjojo (2000:45) bahwa Indonesia terdiri atas sejumlah besar kelompok etnis, budaya, agama, dan lain-lain yang beraneka ragam. Hal ini seharusnya dijaga oleh kita sebagai warga negara Indonesia. Sayangnya, sering kita jumpai kenyataan di sekitar kita sekarang ini yang menunjukkan betapa kita tertatih-tatih untuk menjaga keistimewaan yang dimiliki oleh bangsa kita sendiri. Cepatnya laju perkembangan teknologi dan informasi yang tidak tersaring membuat keberadaan nilai-nilai budaya di Indonesia mulai terkikis. Keberadaan budaya asing di tengah masyarakat juga menjadi salah satu sebab tergesernya nilai-nilai budaya di Indonesia, khususnya di kalangan remaja. Salah satunya adalah eksklusivisme atau mulai sulitnya bahasa Jawa berkembang dan digunakan oleh penutur bahasa Jawa sendiri. Berdasarkan fenomena yang ada para remaja lebih sering menggunakan campuran bahasa

(10)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

Indonesia dan bahasa Jawa ngoko dalam berkomunikasi dengan teman sebaya, guru dan orang tua. Hal ini dilakukan untuk mempermudah penutur berkomunikasi walaupun sebenarnya tidak sesuai dengan aturan-aturan bahasa Jawa. Ketidaksesuaian ini merupakan salah satu tanda bahwa nilai luhur yang terdapat dalam budaya, khususnya budaya Jawa seakan mulai luntur bahkan bisa saja benar-benar luntur jika hal tersebut tetap dibiarkan saja. Keresahan-keresahan serupa sering diungkapkan oleh para guru yang mengampu pelajaran bahasa Jawa dalam laman-laman berita online. Salah satunya laman Sindonews.com yang diunggah pada hari Selasa, 1 September 2015 mengatakan DISDIKPORA DIY mensurvei siswa DIY dalam kurun waktu dua tahun terakhir kala itu dan hasilnya kurang dari 50 persen siswa yang benar-benar mampu berbahasa Jawa sesuai aturan. Dalam laman lain yaitu Tribun Jogja.com yang di unggah pada hari Rabu, 28 Februari 2018. Pada laman tersebut dikatakan bahwa salah satu guru bahasa Jawa di SMPN 4 Depok, Sleman mengeluhkan murid-muridnya banyak yang tidak mengerti jika beliau mengajar menggunakan bahasa Jawa saja. Lalu, masih dalam laman dan hari unggah yang sama, hal yang cukup pedih dialami salah satu guru bahasa Jawa di SD Babarsari yaitu beliau dikritik oleh salah seorang murid beliau ketika mengajar. Kritikan tersebut berbunyi, “Pak, bahasa Jawa kan tidak digunakan saat ngelamar kerja, sekarang yang dibutuhkan bahasa Inggris.” Laman lainnya yaitu Radar Kudus.com yang diunggah pada tanggal 11 April 2019, salah seorang guru SMP 3 Bae Kudus memaparkan betapa mirisnya beliau dengan kondisi anak-anak sekarang yang gagap bahasa jawa.

Mereka hanya bisa beberapa kata saja dalam bahasa Jawa seperti inggih, dalem, mboten. Oleh karena itu, penulis tergerak untuk membuat rancangan penelitian mengenai bagaimana perkembangan penggunaan bahasa jawa di kalangan remaja pada era revolusi industri 4.0.

PEMBAHASAN Bahasa Jawa

Pada umumnya orang Jawa mengenal tiga tingkatan tutur bahasa Jawa yaitu ngoko, madya dan krama namun ternyata dari tiga tingkat tersebut masih dibagi-bagi lagi menjadi sembilan bentuk. Sebagaimana penjelasan Poedja-soederma (dalam Sri, 2009:14) yang menyatakan bahwa ngoko dibagi menjadi ngoko lugu, basa antaya dan antya basa; madya dibagi menjadi madya krama, madyantara dan madya ngoko; dan krama dibagi menjadi krama mudha, kramantara dan wredhakrama. Selanjutnya, Sasangka (2004:11-13) menjelas-kan jika bahasa Jawa yang digunakan seluruhnya ngoko berarti termasuk dalam ngoko lugu; jika bahasa Jawa yang digunakan krama inggil dan ngoko berarti termasuk antya basa; jika bahasa Jawa yang digunakan krama, krama inggil dan ngoko berarti termasuk basa antya.

Kemudian, jika bahasa Jawa yang digunakan madya dan ngoko berarti termasuk madya ngoko atau madyantara; jika bahasa Jawa yang digunakan krama, krama inggil dan madya berarti termasuk madya krama. Selanjutnya, jika bahasa Jawa yang digunakan krama dan krama inggil serta yang menuturkan anak muda kepada orang tua berarti termasuk mudha krama; jika bahasa Jawa yang digunakan seluruhnya krama serta yang menuturkan orang tua kepada yang lebih muda atau orang yang berstatus sosial lebih tinggi

(11)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

atau bisa juga wredhakrama hanya saja dalam wredhakrama ditambah imbuhan di-; jika bahasa Jawa yang digunakan krama dan krama inggil serta yang menuturkan orang yang berstatus sosial lebih rendah kepada orang yang berstatus sosial lebih tinggi berarti termasuk krama inggil. Kesembilan bentuk tersebut selanjutnya secara garis besar diringkas menjadi ngoko dan krama (Sasangka, 2004:117-118). Selanjutnya, nilai-nilai yang terdapat dalam bahasa Jawa juga perlu kita ketahui dan teladani. Pertama, nilai penghormatan (sosial). Pada saat berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa, penutur harus memperhatikan siapa yang diajak bicara atau siapa yang tengah menjadi bahan pembicaraan. Perbedaan itu berdasarkan usia, jenis kelamin maupun status sosialnya. Posisi anggota masyarakat dan struktur sosial di Jawa akan terlihat dari bahasa Jawa yang digunakan oleh penutur.

Jika bahasa yang digunakan adalah ngoko maka hal tersebut mengisyaratkan bahwa orang yang diajak bicara adalah orang yang sudah dikenal akrab oleh penutur atau bisa juga orang yang lebih muda dari penutur atau bisa juga orang yang berstatus sosial lebih rendah dari penutur. Sedangkan jika bahasa yang digunakan adalah krama maka hal tersebut mengisyaratkan bahwa orang yang diajak bicara adalah orang yang belum pernah dikenal oleh penutur (sebagai penghormatan) atau sebaya dalam umur maupun derajat sosial atau bisa juga orang yang memiliki umur dan status sosial lebih tinggi dari penutur. Sebagaimana dipaparkan oleh Ibrahim (1994:15) bahwa bahasa juga bisa berfungsi sebagai identifikasi sosial di dalam masyarakat dengan memberikan indikator-indikator linguistik yang bisa digunakan untuk mendorong adanya stratifikasi sosial. Kedua, nilai moral. Kesesuaian dalam penggunaan tingkat tutur bahasa Jawa ternyata menjadi salah satu tolok ukur apakah anggota masyarkat tersebut mematuhi norma yang berlaku di masyarakat atau tidak. Jika seorang penutur tidak menggunakan tingkat tutur yang sesuai maka akan mendapat sangsi sosial dari masyarakat berupa teguran bahkan bisa juga dikucilkan. Sebagaimana dipaparkan oleh Dhanang Puguh salah satu pemerhati kebudayaan Jawa dari Universitas Diponegoro dalam laman Antaranews.com yang diunggah pada hari Minggu, 16 Oktober 2016 bahwa apabila seorang penutur bahasa Jawa tidak tahu bagaimana menempatkan diri sesuai dengan kedudukannya ketika berkomunikasi dengan orang lain maka dianggap kurang sopan. Dari uraian tersebut dapat kita lihat betapa etika sangat dijunjung tinggi dalam budaya Jawa. Lebih jauh, kita perlu mengetahui bagaimana bahasa Jawa atau bahasa lainnya bisa dikatakan dalam kategori aman atau tidak. Kurniawati (2007) menyatakan parameter kondisi kesehatan bahasa sebagai berikut:

Tabel 1.1. Parameter Kondisi Kesehatan Bahasa

Kondisi Kesehatan Bahasa

Kondisi Warm, 1998 Krause, 1992 Linguis Jerman, 2000

Aman Mendapat dukungan

dari pemerintah dan memiliki penutur dalam jumlah besar.

Dipelajari oleh semua anak dan semua orang dalam etnik itu.

Bepotensi terancam punah

Secara sosial ekonomi penuturnya

Semua anak dan kaum tua

(12)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

minoritas serta mendapat tekanan cukup besar dari bahasa mayoritas.

Generasi muda sudah berpindah ke bahasa mayoritas dan jarang menggunakan bahasa ibu (B1).

menggunakan tapi jumlah sedikit.

Mengalami kemunduran

Sebagian penutur anak-anak dan kaum tua, anak- anak lain tidak menggunakan.

Terancam punah Tidak mempunyai generasi muda yang dapat berbahasa ibu. Yang fasih hanya generasi menengah (dewasa).

Meskipun sekarang masih dipelajari, tetapi akan ditinggalkan oleh anak-anak di masa yang akan datang.

Semua penutur dua puluh tahun ke atas.

Sangat terancam punah

Berpenutur generasi tua di atas 50 tahun.

Penuturnya 40 tahun ke atas.

Sekarat Dituturkan oleh penutur 70 tahun ke atas.

Tidak digunakan, dipelajari atau diperoleh oleh anak- anak sebagai bahasa ibu.

Penuturnya sedikit 70 tahun ke atas.

Dianggap punah Penuturnya hanya satu atau tidak ada penutur.

Eksklusivisme

Arti eksklusivisme dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (2003:172) adalah paham yang mempunyai kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat. Dalam pembahasan kali ini, eksklusivisme diartikan sebagai mulai sulitnya bahasa Jawa berkembang dan digunakan oleh penutur bahasa Jawa sendiri. Istilah ini penulis gunakan karena menurut penulis kata eksklusivisme dapat mencerminkan kondisi yang terjadi di kalangan remaja saat ini. Tidak bisa dipungkiri para remaja sekarang sedang terpapar oleh cepatnya laju perkembangan teknologi dan informasi serta hadirnya budaya asing di tengah masyarakat. Hal ini sejatinya merupakan tantangan bagi mereka yaitu sanggupkah mereka menyaring mana yang pantas dilestarikan dan mana yang harus diwaspadai keberadaannya.

Sayangnya, betapa sering kita menyaksikan para remaja kesulitan untuk berhasil menyelesaikan tantangan tersebut. Salah satu contoh adalah pemaparan keresahan salah seorang guru bahasa Jawa dalam sebuah laman berita online yaitu Radar Kudus.com yang diunggah pada tanggal 11 April 2019, yang menyebutkan salah seorang guru SMP 3 Bae Kudus memaparkan betapa mirisnya beliau dengan kondisi anak-anak sekarang yang gagap

(13)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

seperti inggih, dalem, mboten. Hal ini masih salah satu dari sekian banyaknya kasus yang bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Penulis rasa, jika hal tersebut tetap dibiarakan saja tanpa adanya upaya nyata untuk menghentikannya bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika bahasa Jawa bisa menjadi salah satu bahasa yang dinyatakan punah.

Remaja

Menurut Hurlock (1978:12) rentang kehidupan terdiri atas sebelas masa yaitu:

Tabel 1.2. Rentang Kehidupan

Dari uraian di atas dapat diketahui jika rentang usia remaja adalah tiga belas sampai dua puluh satu tahun. Di sisi lain, Jersild (1965:57) tidak memberikan batasan pasti rentang usia masa remaja. Sebagai tambahan, Surachmad (1977:41-44) menuliskan rentang usia remaja berkisar antara dua belas sampai dua puluh dua tahun. Ternyata para ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda mengenai rentang usia remaja. Dalam pembahasan kali ini, penulis menentukankan rentang usianya mencakup anak-anak pada usia SD kelas 6 sampai SMA kelas 12. Hal tersebut didasarkan pada mayoritas pada usia-usia tersebut manusia dalam proses pencarian dan penggalian jati diri.

KESIMPULAN

Berdasarkan fenomena yang terdapat di sekitar kita dan juga penjelasan pada tabel 1 dapat disimpulkan bahwa perkembangan penggunaan bahasa Jawa di kalangan remaja pada era revolusi industri 4.0 berada pada tingkat berpotensi terancam punah.

SARAN

Sebaiknya bahasa Jawa lebih dilestarikan di dunia pendidikan. Salah satunya dengan penerapan program Dinten Boso Jawi yaitu program yang mengharuskan setiap orang untuk menggunakan bahasa Jawa sesuai dengan aturan-aturan bahasa Jawa dalam satu hari. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya dalam rangka menyongsong society 5.0.

Masa Rentang

Prenatal Konsepsi sampai lahir.

Neonatus Lahir sampai akhir minggu kedua setelah lahir.

Bayi Akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua.

Kanak-kanak awal Dua tahun sampai enam tahun.

Kanak-kanak akhir Enam tahun sampai sepuluh atau sebelas tahun.

Pubertas/preadolescence Sepuluh atau dua belas tahun sampai tiga belas tahun.

Remaja awal Tiga belas tahun atau empat belas tahun sampai tujuh belas tahun.

Remaja akhir Tujuh belas tahun sampai dua puluh satu tahun.

Dewasa awal Dua puluh satu tahun sampai empat puluh tahun.

Setengah baya Empat puluh tahun sampai enam puluh tahun.

Tua Enam puluh tahun sampai meninggal dunia.

(14)

“Penguatan Pendidikan & Kebudayaan untuk Menyongsong Society 5.0” 2019

DAFTAR RUJUKAN

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Developmental Psyichology. New Delhi: Mc. Grow Hill Book Company.

Ibrahim, Abdul Syukur. 1994. Panduan Penelitian Etnografi Komunikasi.

Surabaya: Usaha Nasional.

Jersild, Arthur T. 1965. The Psychology of Adolescence. New York: Mac Milan Publishing.

Kurniawati, Wati. 2007. Bahasa Ibu Menunggu Hari Kepunahan. Disajikan dalam seminar Kongres Linguistik Nasionnal XII, 3 - 6 September 2007 di Surakarta.

Kusumohamidjojo, B. 2000. Kebhinnekaan Masyarakat Indonesia: Suatu Problematik Filsafat Kebudayaan. Jakarta: Grasindo.

Sasangka, Wisnu. 2004. Unggah-ungguh Bahasa Jawa. Jakarta:

Paramalingua.

Surachmad, Winarno. 1977. Psikologi Pemuda. Bandung: Jemmars

Sri, Setya. 2009. Unggah-ungguh Bahasa Jawa. Surakarta: Yayasan Paramalingua.

Tim Akar Media. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Akar Media

https://daerah.sindonews.com/read/1039156/189/kemampuan-berbahasa- jawa-siswa-diy-memprihatinkan-1441060123 , diakses pada tanggal 25 September 2019.

https://jogja.tribunnews.com/2018/02/28/eksistensi-bahasa-jawa-semakin- terpinggirkan , diakses pada tanggal 25 September 2019.

https://radarkudus.jawapos.com/read/2019/04/11/131218/sulitnya-

berbahasa-jawa-krama , diakses pada tanggal 25 September 2019.

https://www.antaranews.com/berita/590535/bahasa-jawa-dinilai-bisa-jadi- pedoman-perilaku , diakses pada tanggal 26 September 2019.

Referensi

Dokumen terkait

Sêratan kanggé Garan Panataran Guru Bahasa dan Sastra Jawa ing Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah Semarang..

Morf ologi Bahasa Jawa Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.. Sistem Perulangan dalam Bahasa

Kemunculan campur kode baik dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah bahasa Jawa menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan oleh penyiar radio tidak hanya satu unsur saja,

Dalam perspektif morfologi, imbuhan dan partikel dalam Bahasa Banjar yang digunakan untuk berinteraksi di kawasan Pasar Terapung Lok Baintan sama dengan imbuhan dan partikel

Arah dan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang penguatan dan pelestarian bahasa dan sastra daerah serta penguatan penggunaan bahasa Indonesia

“Bahasa Jawa di Kotamadya Semarang Semarang” dalam Kesenian, Bahasa dan Floklor Jawa: Yogyakarta.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.. Sociolinguistics:

Saya tidak pernah belajar Tata Bahasa Indonesia atau Bahasa Jawa tapi saya bisa berbahasa dengan baik dan sopan, bahasa saya bertata krama, bahasa saya beradab, bahasa

Menjadi guru bahasa Indonesia saja saya sudah merasa kewalahan karena di sekolah ini hanya ada satu guru untuk setiap bidang studi, ditambah lagi harus menjadi guru geografi dan guru