• Tidak ada hasil yang ditemukan

Terwujudnya Sumber Daya Manusia Unggul yang Membumi demi Indonesia Maju Melalui Bahasa Sebagai Penghelanya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Terwujudnya Sumber Daya Manusia Unggul yang Membumi demi Indonesia Maju Melalui Bahasa Sebagai Penghelanya."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

“Terwujudnya Sumber Daya Manusia Unggul yang Membumi demi Indonesia Maju Melalui Bahasa Sebagai Penghelanya”.

RENCANA STRATEGIS

BALAI BAHASA SUMATERA UTARA

(Dalam Proyeksi; Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

(2)

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) mengacu pada Rencana Strategis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020—2024.

Rencana Strategis yang disusun tidak hanya akan menjadi pedoman bagi Balai Bahasa Suamtera Utara dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tetapi juga sebagai acuan bagi semua staf dilingkungan Balai Bahasa Sumatera Utara dalam menjalan tugas dan aktivitas sehari-hari. Sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Rencana Strategis ini menjadi sangat penting bagi Balai Bahasa Sumatera Utara mengingat tugas dan fungsi yang cakupan wilayahnya sangat luas, yaitu 33 kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Renstra Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi; Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) memuat visi, misi, tujuan strategis, sasaran strategis, arah kebijakan, serta struktur program dan kegiatan yang akan dilaksanakan di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Oleh karena itu, renstra ini akan menjadi garis haluan Balai Bahasa Sumatera Utara dalam pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra daerah dan Indonesia untuk tahun 2020—2024 sekaligus pengembangan organisasi menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara.. Manfaat utama tentu saja dapat digunakan dalam merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan lima tahunan, yang pada akhirnya dimanfaatkan juga untuk mengevaluasi hasil kerja pada 2020—2024.

Medan, Desember 2019 Kepala,

Dr. Maryanto, M.Hum NIP 197005031993031002

(3)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Rencana Strategis (Renstra) Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi: Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) 2020-2024 merupakan penjabaran dari Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa 2020--2024, yang juga dituangkan berdasarkan Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020--2024. Renstra Balai Bahasa Sumatra Utara disusun berdasarkan pada landasan historis, kultural, politis, hukum dan geopolitik yang bertujuan untuk menetapkan garis haluan dan kebijakan penanganan pengembangan dan pembinaan bahasa dan sastra daerah di wilayah Sumatera Utara serta pengembangan organisasi Balai Bahasa Sumatera Utara menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi;

Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) menetapkan visi organisasi 2020—2024 “Terwujudnya Sumber Daya Manusia Unggul yang Membumi demi Indonesia Maju Melalui Bahasa Sebagai Penghelanya”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) menetapkan misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu keutamaan bahasa Indonesia;

2. Meningkatkan mutu kelestarian penggunaan bahasa daerah;

3. Meningkatkan mutu kemanfaatan bahasa asing;

4. Meningkatkan mutu apresiasi kesastraan Indonesia, daerah dan asing;

5. Meningkatkan fungsi bahasa Indonesia di dunia internasional;

6. Mengembangkan jejaring kemitraan dan kelembagaan bahasa dan sastra;

7. Mengembangkan tata kelola organisasi dan lembaga Balai Bahasa Sumatera Utara menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara.

Dalam mewujudkan visi dan misinya tersebut, Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) menetapkan tujuan strategis,sasaran strategis,dan arah kebijakan yang diwujudkan dalam program dan kegiatan selama lima tahun, yaitu 2020—2024

(4)

DAFTAR ISI

PENGANTAR………

i

RINGKASAN EKSEKUTIF………

(5)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Negara dan Lembaga Tahun 2020--2024 yang diamanatkan dalam Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025. Demikian juga Balai Bahasa Sumatera Utara, sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berkewajiban menyusun Renstra sebagai dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun). Renstra ini memuat Visi, Misi, Strategi, Program, Kegiatan,dan Rencana Aksi sesuai dengan tugas dan fungsi Balai Bahasa Sumatera Utara. Fokus utama renstra tahun ini adalah mengacu kepada 7 Agenda Pembangunan RPJMN IV Tahun 2020—2024 yaitu meningkatkan sumber daya manusia yang berkualiras dan berdaya saing, membangun kebudayaan dan berkarakter bangsa dan memperkuat stabilitas polhukhankam dan trasnformasi pelayanan publik. Fokus utama periode ini terletak pada pembangunan Sumber Daya Manusia yang saat ini telah memasuki era revolusi industri 4,0.

Pembangunan bidang kebahasaan dan kesastraan merupakan bagian dari pembangunan bidang pendidikan yang diarahkan pada langkah strategis yaitu perencanaan bahasa, pembangunan budaya literasi dan pemajuan sastra dan bahasa daerah yang dilaksanakan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai jalan menuju Indonesia maju. Arah dan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang penguatan dan pelestarian bahasa dan sastra daerah serta penguatan penggunaan bahasa Indonesia dalam satuan pendidikan dan di luar satuan pendidikan yang tertuang dalam visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan “Terbentuknya Sumber Daya Manusia Indonesia sebagai Insan yang Berkarakter dan sebagai Sumber Daya Pembangunan yang Produktif”, Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi: Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) mengejawantahkan dalam dokumen rencana strategis yang memuat arah kebijakan dan perangkat pendukung yang diperlukan yang memuat langkah konkret yang dibutuhkan. yaitu melaksanakan peningkatan mutu bahasa Indonesia, daerah dan asing untuk terwujudnya SDM unggul yang membumi serta pengembangan organisasi menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara yang

(6)

berpijak pada visi dan misi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan periode 2020—2024.

1.2 Landasan Hukum

Rencana Strategis Balai Bahasa Sumatera Utara 2020—2024 disusun berdasarkan landasan hukum sebagai berikut:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 4) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

5) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

7) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

8) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005—2025

9) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan

10) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah 11) Undang-Undang Nomor 3Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan 12) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan

13) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga

14) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 15) Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan, dan

Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia 16) Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2019 Tentang Penggunaan Bahasa Indonesia 17) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pedoman bagi

Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara dan Bahasa Daerah.

18) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2012 tentang Organisasidan TataKerja Kantor Bahasa

(7)

19) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2012 tentang Organisasidan Tata Kerja Balai Bahasa

20) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti

21) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 42 Tahun 2018 tentang Kebijakan Nasional Kebahasaan dan Kesastraan

22) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

23) Surat Edaran Gubernur Bank Indonesia Nomor 9/27/DPNP Tahun Pelaksanaan Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan program Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan.

24) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

1.3 Kondisi Umum

Sumatera Utara merupakan provinsi multietnis yang penduduk aslinya adalah suku bangsa Batak Toba, Mandailing/Angkola, Simalungun, Karo, Pakpak, Nias, Melayu.

Multietnis ini merupakan kekayaan Provinsi Sumatera Utara dalam kebinekatunggalikaan.

Banyaknya etnis yang ada di Sumatera Utara menjadikan wilayah ini sebagai provinsi keempat terbesar di Indonesia. Provinsi yang mempunyai luas wilayah 72.981,23 km2, 25 Kabupaten, 8 kota, 440 kecamatan dengan jumlah penduduk 14.908.036 merupakan wilayah kerja Balai Bahasa Sumatera Utara.

Balai Bahasa Sumatera Utara merupakan Unit Pelaksanaan (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdiri 23 September 1999 degan surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor:

226/0/1999 dan sesuai dengan DIP Nomor: 143/XXIII/3-/1997 tanggal 31 Maret 1997 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Jakarta. Sebelum bernama Balai Bahasa Sumatera Utara, pada tahun 2012 balai bahasa ini bernama Balai Bahasa Medan.

Balai Bahasa Sumatera Utara dibangun diatas sebidang tanah yang luasnya 3000 meter persegi, terletak di Jalan Kolam (Ujung) No. 7, Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Tanah ini bersertifikat BPN Republik Indonesia dengan Nomor Sertifikat Hak Pakai Nomor 29, tanggal 23 November 2015 atas nama Pemerintah Republik Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

(8)

Balai Bahasa Sumatera Utara mempunyai tugas yang diatur dalam permendikbud Nomor 21 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Bahasa di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu melaksanakan pengkajian dan pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia di wilayah kerjanya (pasal 2). Dalam melaksanakan tugas tersebut, lembaga ini menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Pengkajian bahasa dan sastra 2. Pemetaan bahasa dan sastra

3. Pemasyarakatan bahasa dan sastra Indonesia 4. Fasilitasi pelaksanaan pengkajian bahasa dan sastra 5. Pemberian layanan informasi kebahasaan dan kesastraan 6. Pelaksanaan kerja sama kebahasaan

7. Pelaksanaan urusan ketatausahaan.

Secara kelembagaan Balai Bahasa Sumatera Utara dipimpin oleh Kepala Balai. Pada awal berdiri dan beroperasi lembaga ini dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Balai Bahasa Sumatera Utara dikomandoi oleh Prof. H. T. Amin Ridwan, Ph.D., yang dipercaya selaku Plh.Kepala Balai Bahasa Sumatera Utara pada tahun 2001. Beliau yang sebelumnya menjabat sebagai Koordinator Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Sumatera Utara merupakan pelopor dan penggerak berdirinya Balai Bahasa ini. Periode selanjutnya Balai Bahasa Sumatera Utara dikepalai oleh Drs. Shafwan Hadi Umry (2002--2007), Prof.Amrin Saragih, Ph.D., M.A. (2007--2012), Dr. Tengku Syarfina, M.Hum. (2012--2017), Dr. Fairul Zabadi (2018--Mei 2019), Drs. Muhammad Muis, M.Hum (Plt.Kepala Balai Bahasa Sumatera Utara, Mei—September 2019), Dr. Maryanto, M.Hum (Oktober 2019—

sekarang).

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sebagaimana tercantum dalam Permendikbud Nomor 78 Tahun 2015 (Pasal 9), Balai Bahasa Sumatera Utara wajib berkoordinasi dengan Pusat di lingkungan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota, Unit organisasi terkait lainnya di dalam maupun di luar lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Koordinasi ini dilaksanakan dengan melibatkan pegawai Balai Bahasa Sumatera Utara yang berjumlah 35 orang yang terdiri dari 7 orang peneliti bahasa, 1 orang penerjemah, dan 28 orang fungsional umum (pengkaji bahasa, analis kata dan istilah dan tata usaha dan keuangan).

1.3.1 Sumber Daya Manusia.

(9)

Balai Bahasa Sumatera Utara, saat ini memiliki 36 pegawai yang terdiri dari peneliti bahasa (19,4%), pengkaji bahasa dan sastra (25%), analis kata dan istilah (11,1%), penyuluh bahasa (5,5%) dan tata usaha dan keuangan (36%). Penyebaran tugas pegawai Balai Bahasa Sumatera Utara ini juga diikuti dengan jenjang pendidikan yang ada; Strata Satu (S1) 50%, Strata Dua (S2) 36,11%, Doktor (S3) 5,5% dan SMA, 8,3%.

Sebagai institusi yang melaksanakan tugas kebahasaan dan kesastraan dan pelayanan publik tentang kebahasaan, Balai Bahasa Sumatera Utara terus mengembangkan diri dengan penambahan peneliti bahasa dan tenaga teknis kebahasaan serta meningkatkan kualitas kompetensi tenaga kebahasaan. Secara kelembagaan dengan tugas dan fungsinya, jumlah tenaga kebahasaan tersebut masih belum mencukupi kebutuhan organisasi mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan globalisasi. Seiring dengan itu, kompleksitas kebahasaan dan kesastraan di wilayah Sumatera Utara, Balai Bahasa Sumatera Utara memerlukan pengembangan organisasi dalam rangka penguatan pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan penambahan tenaga kebahasaan dan tenaga ketatausahaan yang seiring dengan pengembangan Balai Bahasa Sumatera Utara menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara. Pengembangan organisasi ini sangat diperlukan dalam penguatan fungsi dan tugas lembaga yang semakin kompleks yang memerlukan langkah cepat pengambilan keputusan terhadap kebahasaan di wilayah Sumatera Utara.

Pengembangan lembaga ini selaras dengan tujuan pembangunan tahap IV dalam RPJMN 2020—2024; Membangun kebudayaan dan berkarakter bangsa, memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.

1.3.2 Kondisi Historis

Pada zaman pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouvernement van Sumatra dengan wilayah meliputi seluruh pulau Sumatera, dipimpin oleh seorang Gubernur yang berkedudukan di Kota Medan. Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1948 pada tanggal 15 April 1948, ditetapkan bahwa Sumatera dibagi menjadi tiga provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu: Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Tengah, dan Provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 15 April 1948 selanjutnya ditetapkan sebagai hari jadi Provinsi Sumatera Utara.

Dalam Kongres Bahasa Indonesia Pertama sudah diputuskan bahwa diadakan Kongres Bahasa Indonesia Kedua, tetapi baru setelah kemerdekaan gagasan itu dilaksanakan,

(10)

yaitu di Medan pada tanggal 28 Oktober sampai dengan 2 November 1954, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda. Kota Medan dipilih sebagai tempat Kongres karena menurut Mr. Muh. Yamin, Menteri PPK pada waktu itu, di kota itulah bahasa Indonesia dipakai dan terpelihara, baik dalam kalangan rumah tangga ataupun dalam masyarakat. Berlainan dengan Kongres Bahasa Indonesia Pertama yang diselenggarakan atas prakarsa pribadi-pribadi, Kongres Bahasa Indonesia Kedua ini diselenggarakan oleh Pemerintah, yaitu Jawatan Kebudayaan Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan. Presiden Soekarno, membuka secara resmi Kongres Bahasa Indonesia itu di Gedung Kesenian Medan pada pukul 8 pagi. Istri Presiden Ny. Fatmawati membuka pameran buku.

Beberapa keputusan yang dianggap sangat penting ialah saran agar dibentuk badan yang kompeten yang bertugas untuk menyempurnakan bahasa Indonesia. Hal yang bersangkutan dengan ejaan, Kongres mengusulkan supaya diadakan pembaruan ejaan.

Kongres juga memberikan perhatian pada pemakai bahasa dalam undang-undang dan administrasi. Kongres berpendapat bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan tidak mengalami kesulitan. Kongres juga menyarankan supaya digiatkan pemakaian istilah ilmiah internasional dan penggalian istilah dari bahasa daerah yang serumpun. Hal yang juga menarik adalah resolusi tentang bahasa Indonesia dalam pers dan radio, yang menyatakan bahwa "Bahasa Indonesia di dalam pers dan radio tak dapat dianggap sebagai bahasa yang tak terpelihara dan rusak karena merupakan bahasa umum yang langsung mengikuti pertumbuhan berbagai fungsi masyarakat".

Orang Medan mengatakan bahwa ―bahasa Indonesia Medan lebih baik daripada bahasa Indonesia Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Padang, Bandaaceh, Pekanbaru, dan daerah kota lainnya‖ dan ―pengguna bahasa Indonesia terbanyak di Indonesia ini, yaitu Medan‖. Dalam komunikasi berbahasa sehari-hari di luar rumah, penutur bahasa Medan pada umumnya menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini dapat terlihat dalam semua ranah aktivitas masyarakat, termasuk pada ranah keluarga dan ranah pasar. Penggunaan bahasa ragam lisan Medan telah lama menyebar melampaui batas provinsi.

Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban bangsa. Undang-Undang No. 24 Tahun 2014 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

"Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia

(11)

adalah bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia".

Kondisi saat ini, perwujudan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia belum sepenuhnya disadari oleh seluruh komponen masyarakat.

Permasalahan yang menyangkut kebahasaan dan kesastraana sangat kompleks. Permasalahan itu tidak hanya menyangkut bahasa Indonesia, tetapi juga berkaitan dengan permasalahan yang disebabkan oleh keanekaragaman bahasa daerah dan penggunaan bahasa-bahasa asing tertentu, terutama bahasa Inggris. Dalam menghadapi situasi kebahasaan yang seperti itu, garis kebijakan yang dapat mengatur dengan cermat, tepat, dan arif bijaksana dalam pembagian peran bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing sangat diperlukan.

Kebijakan yang menyangkut bahasa Indonesia haruslah didasarkan pada semangat dan jiwa yang dipancarkan oleh dua peristiwa besar yang secara politis telah sangat berperan di dalam sejarah bangsa Indonesia, baik sebelum maupun setelah Indonesia merdeka. Kedua peristiwa besar itu adalah Sumpah Pemuda 1928 dan Undang–Undang Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945. Butir ketiga Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 (kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia) dan pasal 36 UUD 1945 ( Bahasa Negara ialah bahasa Indonesua) merupakan dua tonggak utama di dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia.

Bahasa persatuan dan bahasa negara itu sekaligus mencerminkan status atau kedudukan yang dimiliki bahasa Indonesia. Sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:

1) lambang kebanggaan dan identitas nasional,

2) alat pemersatu berbagai kelompok etnik yang berbeda latar belakang sosial budaya serta bahasanya, dan

3) alat perhubungan antara budaya dan antar daerah

Sebagai alat pemersatu, bahasa Indonesia pada masa sebelum kemerdekaan telah berhasil membangkitkan dan menggalang semangat nasionalisme dan semangat patriotisme untuk melawan penjajah demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, peran dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa persauan itu semakin terbukti keampuhannya, yaitu sebagai sarana komunikasi verbal yang efektif dan efesien di dalam berbagai upaya mempertahankan dan memberdayakan semangat ―persatuan dan kesatuan‖

diantara sesama rakyat Indonesia yang bernaeka ragam suku, ras, dan agama.

(12)

Era globalisasi yang sudah masuk ke negara kita dampaknya mulai dirasakan sejak awal abad ke–21. Dalam hal ini kita harus lebih cermat dan bersungguh – sungguh memahami dan menyikapi fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional dan identitas bangsa. Masalah yang muncul adalah sejak tiga dekade terakhir penggunaan bahasa Inggris di Indonesia semakin banyak, semakin kuat merasuk hampir ke semua bidang kehidupan masyarakat Indonesia. Hal itu jelas menjadi ancaman yang serius bagi kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, terutama sehubungan dengaan fungsinya sebagai lambang, kebanggan, dan identitas nasional. Jika pengaruh bahasa asing yang kekuatannya amat dahsyat itu dibiarkan, upaya apapun yang dilakukan untuk mempertahankan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan tampaknya tidak akan memberikan hasil yang optimal.

Sementara itu, ada hal lain lebih penting yang harus dijaga, yaitu mempemertahankan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, yang memiliki tiga fungsi utama sebagai 1) Bahasa pengantar resmi di lembaga pendidikan, 2) Sarana pemanfaatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, 3) Bahasa media massa.

Dalam menjalankan pemerintahan dan berbagai aktivitas resmi, penggunaan bahasa Indonesia mau tidak mau harus diterapkan. Oleh karena itu, kebijakan strategis pemerintah dalam mempertahan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia harus tetap dijaga dan didukung.

Sementara itu, penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan, mulai dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, akan sangat besar artinya bagi upaya mempersiapkan generasi muda di dalam menyongsong masa depannya sebagai warga bangsa Indonesia. Jika ini dikaitkan dengan fungsi utama bahasa di dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat berfikir dan alat komunikasi, bahasa Indonesia pun memiliki fungsi dan peran tersebut, termasuk bagi generasi muda Indonesia. Bekal yang cukup dengan wawasan dan keterampilan tersebut membawa setiap warga bangsa, sesuai dengan minat dan latar belakang pendidikannya, mampu menyerap berbagai informasi yang tersaji pada beragam media cetak atau media elektronik. Yang lebih penting lagi ialah bahwa upaya ―mencerdaskan kehidupan bangsa‖, sebagaimana yang termaktub di dalam Pembukaan UUD 1945, dilakukan melalui penggunaan bahasa Indonesia yang tepat dan sejalan dengan kebijakan yang ada. Hal itu berarti bahwa bahasa Indonesia diberi peluang yang sebesar–

besarnya untuk menyerap dan memanfaatkan sambil sekaligus–sejauh mungkinkan–

mengembangkan berbagai konsep yang menyangkut ilmu pengetahuann dan teknologi

(13)

modern agar bahasa Indonesia juga mampu berkembang dalam menampung konsep dan gagasan baru untuk disampaikan oleh penuturnya.

Selain itu, ada dua fungsi lagi yang menyangkut bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, yaitu sebagai bahasa resmi kenegaraan dan sebagai bahasa resmi untuk pengembangan kebudayaan nasional dalam arti yang luas. Kedua fungsi ini perlu secara khusus dipahami agar ketentuan yang bertuang di dalam Undang–Undang No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, termasuk ketentuan mengenai kewenangan Pemerintah (Pusat) dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonomi (Peraturan Pemerintah No.25 Tahun 2000), tidak sampai mengakibatkan bahasa daerah menggantikan posisi bahasa Indonesia dalam mengemban kedua fungsi tersebut. Dengan pemahaman yang demikian, fungsi bahasa daerah tetap diposisikan sebagai 1) Lambang kebanggan dan identitas daerah, 2) Alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah, 3) Sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia, dan 4) Pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia.

Dalam hubungannya dengan bahasa Indonesia, bahasa daerah berfungsi sebagai 1) pendukung bahasa Indonesia,

2) bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan/atau pelajaran lain, dan

3) sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia.

Trigarta bahasa (Indonesia, daerah dan asing) harus saling melengkapi dalam mewujudkan Indonesia Maju melalui Sumber Daya Manusia Unggul yang membumi dan bahasa Indonesia sebagai penghelanya.

Secara sosiologis, wilayah Sumatera Utara atau--pada umumnya--Pulau Sumatera beserta wilayah sekitarnya merupakan tempat berdiamnya beragam manusia yang bercirikan kebinekaan dan ketunggalikan identitas (negara bangsa) Indonesia. Faktor sosiologis kedekatan dengan titik awal kebudayaan Melayu membuat keberagaman manusia yang berdiam di wilayah ini rentan diterjang dengan gelombang ―tsunami‖ pelemahan identitas keindonesiaan. Kerentanan sosiologis beragam manusia di wilayah ini untuk beralih identitas kemelayuan (alih-alih identitas keindonesiaan) melalui gerakan bahasa Melayu supranasional dapat teratasi dengan menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada pembangunan SDM unggul yang membumi demi Indonesia maju.

1.3.3 Pencapaian Program

(14)

Perencanaan dan pembangunan kebahasaan terus menerus dilaksanakan oleh lembaga bahasa termasuk Balai Bahasa Sumatera Utara. Pelakasanaan program kebahasaan berfokus pada pembinaan dan pelindungan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah. Dalam hal ini penguatan fungsi baahsa dan sastra daerah dan Indonesia untuk pembentukan karakter bangsa, peningkatan budi pekerti dan stabilitas bangsa melalui penguatan bahasa persatuan Indonesia. Dalam hal ini bagaimana membumikan bahasa persatuan Indonesia sebagai tonggak pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia.

Capaian program yang telah dicapai oleh Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi;

Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) yaitu:

1. Pemanfaatan bahasa asing melalui program BIPA,

Pada program ini, 60 siswa asing telah mengikuti program BIPA yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Sumatera Utara.

2. Penguatan bahasa Indonesia pada ruang publik,

Dalam hal ini, jumlah badan publik dan swasta yang telah terkendali sebanyak 60 lbadan public dan telah terbitnya Peraturan Daerah Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2017, tentang penggunaan bahasa Indonesia dan pelindungan bahasa daerah Sumatera Utara.

3. Uji Kemahiran Bahasa Indonesia Dalam hal ini, lima universitas/fakultas telah bekerja sama tentang UKBI sebagai syarat mengikuti sidang akhir (meja hijau) pada pada mahasiswa Strata Satu, satu SMA sebagai syarat memilih jurusan bahasa pada kelas X dan telah menguji mahasiswa dan tenaga kerja asing sebanyak 183 orang (tahun 2017, PNBP Rp24.705.000), 394 orang (Tahun 2018, PNBP Rp 53.190.000), dan 462 orang (Tahun 2019, PNBP 81.185.000).

4. Kamus dan Pengembangan Istilah,

Dalam kurun waktu 2014—2019, Balai Bahasa Sumatera Utara telah berkontribusi dalam penyusunan KBBI dengan mengirimkan 3.000 kosakata daerah dan menerbitkan 5 kamus daerah dan satu kamus terapan (kamus perkantoran).

Pelakasanan kegiatan ini melibatkan masyarakat sebagai informan.

5. Gerakan Literasi Nasional

Dalam pelaksanaan GLN, Balai Bahasa Sumatera Utara telah melakukan 10 pembinaan taman bacaan di wilayah Sumatera Utara. Selain itu, Balai bahasa

(15)

Sumatera Utara juga melakukan terobosan penguatan daya baca masyarakat melalui kegiatan penguatan literasi finansial dan literasi digital dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di sekitar masyarakat tersebut.

Selain lima kegiatan tersebut, Balai Bahasa Sumatera Utara terus melakukan upaya penguatan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa daerah sebagai penguat identitas keindonesiaan. Hal yang dilakukan salah satunya adalah bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan DPRD Provinsi Sumatera Utara tentang Pengutamaan Bahasa Indonesia dan Pelindungan Bahasa Daerah dengan dikeluarkannya Peraturan Daerah Sumatera Utara Nomor 8 Tahun 2017, dalam perda tersebut ada sanksi bagi pelanggaran penggunaan bahasa asing untuk pelaku usaha. Selain itu, Balai Bahasa Sumatera Utara telah menjadi mitra dan sumber rujukan Lembaga Penegak Hukum (Kepolisian dan Kejaksaan) untuk penyelesaian konflik kebahasaan dalam penerapan UU ITE.

BAB II

VISI, MISI, TATA NILAI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS BALAI BAHASA SUMATERA UTARA

(dalam proyeksi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara)

2.1 Visi

Visi Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) mengacu kepada visi Presiden Republik Indonesia yaitu:

“Terwujudnya Sumber Daya Manusia Unggul yang Membumi Demi Indonesia Maju Melalui Bahasa Sebagai Penghelanya”

Berdasarkan rumusan visi tersebut, Indonesia Maju akan terwujud dengan Sumber Daya Manusia unggul yang memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan kinestetis dengan memiliki identitas dan karakter keIndonesia-an yang tinggi melalui bahasa sebagai penghelanya.

(16)

2.2. Misi

Untuk mencapai visi tersebut, Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) juga melaksanakan penjabaran visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai dasar penetapan misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan mutu keutamaan bahasa Indonesia;

2. Meningkatkan mutu kelestarian penggunaan bahasa daerah;

3. Meningkatkan mutu kemanfaatan bahasa asing;

4. Meningkatkan mutu apresiasi kesastraan Indonesia, daerah dan asing;

5. Meningkatkan fungsi bahasa Indonesia di dunia internasional;

6. Mengembangkan jejaring kemitraan dan kelembagaan bahasa dan sastra;

7. Mengembangkan tata kelola organisasi dan lembaga Balai Bahasa Sumatera Utara menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara.

Tujuh misi tersebut mampu menjadi motor penggerak (driver) dalam mewujudkan visi Presiden yang tertuang dalam tujuh agenda Pembangunan RPJMN IV (2020—2024) yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing, membangun kebudayaan dan karakter bangsa serta memperkuat stabilitas polhukhankam dan transformasi pelayanan publik.

Dalam melaksanakan visi dan misi tersebut, Balai Bahasa Sumatera Utara dilengkapi dengan struktur organisasi yang sesuai dengan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2012.

DAFTAR NAMA JABATAN STRUKTURAL BALAI BAHASA SUMATERA UTARA SESUAI OTK PERMENDIKBUD Nomor 21 Tahun 2012

KEPALA BALAI BAHASA SUMATERA UTARA

KEPALA SUBBAGIAN TATA USAHA

Bendahara Pengeluaran

Penyusun Laporan dan Pengelola Keuangan

Penyusun Laporan dan Pengelola BMN

Pengelola Program dan Laporan

Pustakawan Pelaksana

(17)

2.3 Tata Nilai

Salah satu acuan yang dapat diyakini dan dihayati oleh seluruh pegawai Balai Bahasa Sumatera Utara dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi adalah nilai-nilai organisasi atau budaya organisasi. Nilai-nilai tersebut selain tumbuh dan berkembang dalam organisasi, juga dapat berfungsi sebagai pendorong berkembangnya semangat untuk berusaha, memberikan yang terbaik dalam pencapaian visi organisasi. Tata nilai yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Memiliki Integritas

Konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, terutama dalam kejujuran dan kebenaran dalam tindakan, memiliki integritas, bersikap jujur, dan mampu mengemban kepercayaan.

2. Kreatif dan Inovatif

Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pedekatan yang variatif terhadap setiap permasalahan, serta mampu menghasilkan karya baru.

3. Inisiatif

Inisiatif adalah kemampuan bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan, melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjan,dan menciptakan peluang baru atau menghindari timbulnya masalah.

Pranata Hubungan Masyarakat Pelaksana

Analis Kepegawaian Pelaksana

Pranata Komputer Pelaksana

Arsiparis Pelaksana

Pengadministrasi Kerumahtanggaan

Petugas Keamanan

Caraka

Leksikograf

Peneliti Muda

Peneliti Pertama

Penerjemah

FUNGSIONAL KHUSUS Pengkaji Bahasa dan Sastra

FUNGSIONAL UMUM

(18)

4. Pembelajar

Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman serta mampu mengambil hikmah dan menjadikan pelajaran atas setiap kejadian.

5. Menjunjung Meritokrasi

Memiliki pandangan yang memberi peluang kepada orang untuk maju berdasarkan kelayakan dan kecakapannya

6. Terlibat Aktif

Suka berusaha mencapai tujuan bersama serta memberikan dorongan agar pihak lain bergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya.

7. Tanpa Pamrih

Tidak memiliki maksud yang tersembunyi untuk memenuhi keinginan dan memperoleh keuntungan pribadi, memberikan dorongan dan semangat bagi pihak lain untuk suka berusaha mencapai tujuan bersama, memberikan inspirasi, dan memberikan dorongan agar pihak lain bergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya.

Berdasarkan rujukan pada arah pembangunan pendidikan tahun 2020—2024, tujuh tata nilai tersebut dipilih yang sesuai dengan fokus pada periode ini dan dirangkum dalam satu kalimat motto:

2.4 Tujuan

Seiring dengan perkembangan globalisasi dan arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020—2024 tentang Penguatan Budaya, Bahasa dan Pendidikan Karakter, Balai Bahasa Sumatera Utara menetapkan tujuan organisasi untuk percepatan pencapaian visi dan misi melalui pengembangan struktur organisasi menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara. Penetapan tujuan lembaga dengan melakukan analisis lingkungan strategis terlebih dahulu.

2.4.1 Analisis Lingkungan Strategis

Bahasa sebagai Penghela Pembangunan Sumber Daya Manusia

(19)

2.4.1.1 Faktor Internal a. Kekuatan

1) Kompetensi tenaga fungsional khusus dan sumber daya manusia yang memadai sampai saat ini,

2) tingginya komitmen pimpinan dalam melaksanakan tugas,

3) kerja sama yang baik terjalin antara Balai Bahasa dan lembaga terkait sebagai mitra kerja sama,

b. Kelemahan

1) Masih kurang optimalnya pemanfaatan pakar dalam melaksanakan misi,

2) Masih kurangnya tenaga kebahasaan dan sastra mengingat posisi geografis dan geopolitik Provinsi Sumatera Utara,

3) Belum terlaksananya regulasi dibidang kebahasaan

4) Lokasi kantor Balai Bahasa Sumatera Utara yang tidak strategis dan rawan banjir.

2.4.1.2 Faktor Eksternal a. Peluang

1) Pertumbuhan ekonomi yang diprediksi membaik,

2) Pemanfaatan teknologi informasi dibidang kebahasaan dan kesastraan,

3) Terdapatnya kepercayaan dan respons yang tinggi terhadap informasi kebahasaan,

4) Meluasnya jejaring kerja lembaga,

5) Dampak otonomi daerah yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan informasi kebahasaan.

b. Ancaman

1) Dampak negative krisis ekonomi global terhadap kehidupan, 2) Kurang mendukungnya stabilitas politik dan keamanan,

3) Bebasnya arus informasi yang masuk dan beredar di masyarakat terutama dikalangan generasi muda kekinian,

4) Adanya pengaruh globalisasi yang tanpa batas,

5) Rendahnya sikap dan apresiasi masyarakat terhadap bahasa Indonesia dan daerah serta rendahnya pemanfaatan bahasa asing untuk penguatan identitas kebangsaan.

(20)

Dari analisis lingkungan strategis (internal dan eksternal), dapat ditentukan tujuan dan sasaran strategis 2020—2024 Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara), yaitu;

1. Meningkatkan mutu bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan dan di luar dunia pendidikan,

2. Meningkatkan mutu pelestarian bahasa daerah sebagai penguatan bahasa Indonesia dan terlindunginya bahasa dan sastra daerah sebagai kearifan lokal wilayah Sumatera Utara, 3. Meningkatkan mutu penggunaan bahasa asing dalam proses penginternasionalisasi

bahasa Indonesia,

4. Penguatan peran Balai Bahasa Sumatera Utara sebagai pusat pengembangan dan pembinaan trigatra bahasa (Indonesia, daerah dan asing) dalam mewujudkan Indonesia maju melalui pengembangan lembaga menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara

Tujuan dan sasaran strategis 2020—2024 dapat dicapai dengan menggunakan strategi pencapaian sebagai berikut.

1. Pengkajian, pengembangan, dan pembinaan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah yang terarah, sistematis, dan berkelanjutan.

2. Pembinaan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah yang terarah, sistematis, dan berkelanjutan

3. Peningkatan kerja sama kelembagaan di semua tingkat wilayah.

4. Peningkatan peran lembaga Balai Bahasa Sumatera Utara dalam mendukung Indonesia melalui penguatan identitas kebangsaan di Sumatera Utara.

2.4.2 Faktor Penentu Keberhasilan.

Dari analisis lingkungan (internal dan eksternal) dan sasaran strategis, dapat disimpulkan bahwa faktor kunci keberhasilan dalam penentuan rencana strategis Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi; Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) 2020--2024 adalah:

1. Program yang selaras dengan visi presiden; membentuk karakter bangsa dengan membangun Sumber Daya Manusia menuju Indonesia Maju.

2. Jejaring kemitraan dan lembaga yang harmonis dengan berbagai pemangku kepentingan;

3. Kemitraan yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Bahasa Sumatera Utara;

(21)

4. Sarana teknologi informasi yang memadai sebagai alat promosi komunikasi,dan publikasi;dan

5. Pengelolaan lembaga dan sistem manajemen yang kuat dalam pelaksanaan tugasnya

(22)

Indikator Kinerja Utama Program Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra

NO INDIKATOR

KONDISI AWAL

TARGET

(2019) (2020) (2021) (2022) (2023) (2024)

Pengutamaan Bahasa Negara

**** Jumlah lembaga yang penggunaan bahasanya terkendali

60 120 138 150 168 184

**** Jumlah dokumen kajian bahasa dan sastra

8 5 7 10 14 18

*** Meningkatnya akses dan mutu perlindungan bahasa dan sastra di

daerah

60 120 138 150 168 184

*** Meningkatnya akses dan mutu pemasyarakatan

bahasa dan sastra di daerah

60 128 140 164 180 200

*** Jumlah pendidik terbina dalam penggunaan

200 120 138 150 168 184

(23)

bahasa dan sastra

***** Jumlah pendidik teruji UKBI

200 120 138 150 168 184

**** Jumlah masyarakat terbina dalam penggunaan bahasa dan

sastra

790 1180 1300 1500 1800 2000

Pelindungan Bahasa Daerah

*** Meningkatnya Jumlah dan mutu Pengembanganbahasa

dan sastra di daerah

8 11 15 19 24 27

**** Jumlah Kosakata Indonesia

8500 8500 8800 9000 9500 10000

**** Jumlah pengapresiasi sastra

400 428 500 550 600 650

Pemanfaatan Bahasa Asing

**** Jumlah bahan ajar muatan lokal bahasa dan

sastra di daerah

0 0 2 3 4 5

(24)

Pecapaian target Program Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra dicapai melalui kegiatan berikut.

(1) Dukungan Manajeman dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra (2) Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra

(3) Pembinaan Bahasa dan Sastra

**** Jumlah pemelajar BIPA 23 30 40 45 50 60

**** Jumlah Penerjemah tulis dan lisan (interpreter)

1 1 2 3 3 3

Pelayanan Lainnya

*** Menguatnya tata kelola kelembagaan dan penanganan kebahasaan di daerah

170 170 270 320 370 420

**** Jumlah pengunjung laboratorium

kebhinekaan bahasa dan perpustakaan

50 100 150 200 250 300

**** Persentase tindak lanjut hasil temuan

70 75 75 80 85 90

**** Nilai LAKIP Balai/Kantor

- 70 70 80 85 90

**** Persentase tindak lanjut kerja sama Kelembagaan (%)

30 40 45 50 60 70

(25)

Keberhasilan kegiatan-kegiatan tersebut diukur dari indikator-indikator kegiatan sebagai pendukung dari indikator utama program.

Penahapan Pencapaian sasaran strategis

NO SASARAN

STRATEGIS

Kondisi awal (2019)

Tahun

2020 2021 2022 2023 2024

1. Keutamaan Bahasa

Negara 1378 1793 1999 2274 2666 2954

2. Kelestarian Bahasa

Daerah 8908 8939 9315 9569 10124 10677

3. Kemanfaatan Bahasa

Asing 31 44 51 57 68 31

4. Penguatan Tata Kelola

Lembaga 170 270 320 370 420 170

(26)

Peningkatan mutu pengelola kebahasaan dan kesastraan untuk mendukung upaya pengembangan, pembinaan, dan pelindungan kebahasaan dan kesastraan

Penyediaan dan pemutakhiran data dan informasi kebahasaan dan

kesastraan Kerangka berpikir penerapan strategi pencapaian tujuan strategis Badan

Penyediaan tenaga fungsional kebahasaan dan kesastraan yang berkualitas, profesional, dan berdaya saing untuk mendukung pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan pelindungan kebahasaan dan kesastraan

Penyediaan tenaga kebahasaan dan kesastraan yang berkualitas dan berkompeten

Terwujudnya Bahasa Indonesia sebagai jati diri dan martabat bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku

bangsa, sarana komunikasi antardaerah, serta wahana pengembangan IPTEKS (T6)

Penyediaan dan peningkatan

sarana dan prasarana

Penyediaan pendanaan bagi pengembangan, pembinaan, dan

pelindungan bahasa dan

sastra Penyediaan layanan

kebahasaan dan kesastraan di satuan

pendidikan

Pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra

Pemberian subsidi pendanaan bagi peserta didik untuk

pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra Penyediaan sistem, data, dan informasi, standar mutu pengembangan, pembinaan, dan

pelindungan kebahasaan dan kesastraan yang berbasis riset, terarah, terpadu, dan berkelanjutan

Penyempurnaan sistem pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan

sastra

Penyediaan standar mutu dan pelaksanaan sistem pengembangan, pembinaan, dan pelindungan

bahasa dan sastra

Pengembangan dan Pelindungan

Bahasa dan sastra

Pemberian subsidi pendanaan bagi

peserta didik pengembangan dan pelindungan

Bahasa dan Sastra

(27)

BAB IV

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN,

4.1 Arah Kebijakan

Balai Bahasa Sumatera Utara merupakan UPT Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, oleh karena itu, arah kebijakan yang akan diambil terkait erat dengan arah kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mempunyai visi 2020—2024

―Terbentuknya Sumber Daya Manusia Indonesia Sebagai Insan yang Berkarakter, dan sebagai Sumber Daya Pembangunan yang Produktif’. Visi tersebut selaras dengan tujuh agenda pembangunan RPJMN IV Tahun 2020—2024; Membangun budaya dan karakter bangsa.

Pembangunan karakter bangsa melalui penguatan keIndonesiaan dengan bahasa sebagai penghelanya berlandaskan kepada RPJMN IV (2020—2024) dan RPJPN 2005—

2025. Hal ini juga selaras dengan nawacita Presiden (1) menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman untuk seluruh warga Negara, (2) meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, (3) melakukan revolusi karakter bangsa, (4) memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Berdasarkan nawacita tersebut, maka agenda prioritas Balai Bahasa Sumatera Utara terdiri dari 1) Peningkatan mutu keutamaan bahasa Indonesia dan kelestarian bahasa daerah, 2) Peningkatan fungsi bahasa Indonesia di dunia Internasional, 3) Pengembangan tata kelola organisasi dan lembaga dari Balai Bahasa Sumatera Utara menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara.

Peningkatan mutu keutamaan bahasa Indonesia dan kelestarian bahasa daerah sebagai bagian dari nawacita Presiden untuk menuju Indonesia maju. Arah kebijakan kedepan dilaksanakan sebagai berikut.

1. Peningkatan tata kelola organisasi dan lembaga melalui pengembangan organisasi dari Balai Bahasa Sumatera Utara menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara;

2. Pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra dalam memperkuat aktualisasi identitas bangsa Indonesia;

3. Pembinaan bahasa dan sastra;

4. Pengembangan strategi dan diplomasi kebahasaan; dan 5. Pemanfaatan bahasa asing guna penguatan kebinekaan

(28)

6. Percepatan pembangunan SDM Indonesia unggul yang membumi dengan bahasa sebagai penghelanya.

Arah kebijakan dan strategi Balai Bahasa Sumatera Utara pada tahun 2020—2024 disesuaikan dengan misi Balai Bahasa Sumatera Utara menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara.

4.2 Strategi

Strategi yang dilakukan dalam pencapaian visi dan melaksanakan tugas dan fungsi, balai Bahasa Sumatera Utara (dalam prediksi;Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) menguraikannya sebagai berikut:

1. Identifikasi, evaluasi dan analisis sintesis kebijakan kebahasaan meliputi;

karakteristik, potensi, geopolitik, dan tata kelola lembaga;

2. Pengembangan teknologi inovasi informasi kebahasaan yang mudah diakses seluruh elemen masyarakat;

3. Pengembangan database kebahasaan dan pangkalan data kebahasaan berbasis web 4. Memperkuat sistem dan mekanisme penyediaan dukungan dan ketersediaan sumber

daya bagi mitra dan lembaga pengguna layanan kebahasaan;

5. Penguatan bahasa daerah dalam mata pelajaran kelas rendah dalam muatan lokal;

6. Penguatan dan pemutakhiran isi pendidikan kebahasaan;

7. Pengembangan muatan lokal terutama bahasa daerah dengan penekanan pada pelestarian bahasa dan sastra daerah oleh masyarakat lokal.

8. Penguatan jejaring kemitraan dan lembaga kebahasaan;

9. Penguatan SDM dan tata kelola lembaga dari Balai Bahasa Sumatera Utara menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara.

(29)

4.3 Kerangka Kelembagaan

Sesuai dengan misi Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) disusun kerangka kelembagaan sebagai berikut:

Kepala

Kepala Bagian Umum

Tata Usaha Keuangan

Jabatan Fungsional

Tertentu Penyuluh Analis Kata Pengkaji

Peneliti dan Penerjemah, Arsiparis, Analis Kepegawaian. Perencana, Pranata Hub.Masyarakat, Pustakawan

(30)

4.2.1 Pengembangan Sumber Daya Manusia

Untuk pencapaian visi dan misi, Balai Bahasa Sumatera Utara melakukan strategi pengembangan SDM melalui 1) rekrutmen, 2)pendidikan dan pelatihan, 3) peningkatan kapasitas SDM dan 4) pembinaan SDM. Strategi ini dilakukan secara akuntabilitas dan sesuai dengan kebutuhan penguatan lembaga. Pengembangan Sumber Daya Manusia ini menghasilkan SDM unggul yang membumi dan berdaya saing.

Tabel 1. Sumber Daya Manusia Balai Bahasa Sumatera Utara Tahun 2019 Berdasarkan Jabatan

No Jabatan Jumlah

1 Kepala 1

2 Kasubbag Tata Usaha 1

3 Peneliti Bahasa dan Sastra 7

4 Penerjemah 1

5 Analis Kata dan Istilah 4

6 Pengkaji Bahasa dan Sastra 8

7 Bendahara Pengeluaran 1

8 Bendahara Penerimaan 1

9 Penyusun Program, Anggaran dan Pelaporan 1

10 Pengolah Data dan Tata Laksana 1

11 Administrasi Kepegawaian 1

12 Administrasi Persuratan 1

13 Administrasi 1

14 Administrasi Keuangan 1

15 Pengolah data BMN 1

16 Administrasi Sarana dan Prasarana 2

17 Penyuluh bahasa 2

18 Administrasi Perpustakaan 1

(31)

Tabel 2.

Pengembangan Sumber Daya Manusia Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi; Balai Besar Bahasa Sumatera Utara)

No Jabatan  Jumlah

1 Kepala  1

2 Kepala Bagian Umum  1

3 Peneliti Bahasa dan Sastra  14

4 Penerjemah  4

5 Perencana  1

6 Analis Kata dan Istilah  5

7 Pengkaji Bahasa dan Sastra  10

8 Bendahara Pengeluaran  1

9 Bendahara Penerimaan  1

10 Penyusun Program, Anggaran dan Pelaporan  2

11 Analis Kepegawaian  1

12 Pranata Hubungan Masyarakat  2

13 Arsiparis  1

14 Pengolah Data dan Tata Laksana  1

15 Pengadministrasi Kepegawaian  1

16 Pengadministrasi Persuratan  2

17 Pengadministrasi Penyajian dan Publikasi  1

18 Administrasi Keuangan  3

19 Pengolah data BMN  1

(32)

20 Pengadministrasi Sarana dan Prasarana  3

21 Penyuluh bahasa  5

22 Pustakawan  1

22 Administrasi Perpustakaan  2

(33)
(34)

BAB V PENUTUP

Pengembangan dan Pembinaan dan Pelindungan Bahasa Indonesia dan daerah masuk kedalam Program Prioritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020—2024. Oleh karena itu, perlu kegiatan dan program yang mendukung pencapaian program prioritas Kemdikbud tersebut. Rencana Strategis Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi; Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) lima tahun kedepan lebih diarahkan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia Unggul yang Membumi melalui Bahasa sebagai Penghelanya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini memberi peluang kepada Balai Bahasa Sumatera Utara untuk menjawab dan menghadapi tantangan kebangsaan dan identitas keIndonesiaan yang mempengaruhi terwujudnya Indonesia Maju. Rencana Strategis Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi; Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) mengacu kepada RPJP 2005—2025, RPJMN IV 2020—2024, Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Renstra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dengan mengedepankan semangat reformasi perencanaan bahasa dan inovasi program sehingga pelaksanaan program dapat diukur secara akuntabilitas.

Rencana Strategis Balai Bahasa Sumatera Utara (dalam proyeksi; Balai Besar Bahasa Sumatera Utara) menguatkan peran dan fungsi lembaga sebagai sarana pencapaian visi Presiden. Penguatan ini diwujudkan dengan pengembangan lembaga dari Balai Bahasa Sumatera Utara menjadi Balai Besar Bahasa Sumatera Utara.

Gambar

Tabel 1. Sumber Daya Manusia Balai Bahasa Sumatera Utara Tahun 2019  Berdasarkan Jabatan

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan tugas ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Sarjana Strata-1, Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi

Momentum di SMA YPPL Bandar Lampung terdapat standar kompetensi yang menuntut siswa untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip pengu- kuran dalam menyelesaikan masalah

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa kandungan EPMS pada Oleoresin pada ek- straksi Kencur dengan etanol pada waktu yang sama namun jumlah perbandingan pelarut

Digital imaging merupakan sebuah gambar yang dibentuk dari penggunaan sensor elektronik yang dihubungkan dalam beberapa cara ke sebuah komputer.. Pada awal perkembangan dari

Kepengurusan Perseroan merupakan tanggungjawab Direksi itu sendiri, maka dari itu Direksi bertanggungjawab juga atas kerugian Perseroan yang diakibatkan kesalahan atau

Salah satu faktor yang mempengaruhi dalam kepuasan perkawinan dan hubungan antara suami istri yaitu tipe kepribadian seseorang.. Kepribadian dapat mempengaruhi

Model kepribadian ini tepat sesuai dengan bentuk kepolisian Republik Indonesia karena berbentuk kepolisian negara (Dahniel dan Dharma; 2014). Hasil penelitian juga

Teman-teman saya baik yang satu konsentrasi keuangan ataupun selain keuangan yaitu Rica, Octa Briyani, Indah, Munawarah, Nadia, Tantri, Shania, Ira Silvia, Rani, Ute,