ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2016 - 2018)
Oleh:
Arie Aviana 165020307111025
Dosen Pembimbing: Dr. Wuryan Andayani, SE., Ak., M. Si
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas yang diproksikan dalam ROA, ROE, ROS dan EPS terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Adapun objek penelitian ini ialah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, sebanyak 165 sampel perusahaan manufaktur berhasil dikumpulkan. Analisis data menggunakan regresi liniear berganda dengan aplikasi SPSS. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ROA, ROE, dan ROS tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
Sementara EPS berpengaruh positif terhadap Corporate Social Responsibility (CSR). Saat kenaikan laba menyebabkan naiknya EPS membuat perusahaan akan memperluas pengungkapan CSR agar semakin menarik minat investor untuk berinvestasi. Hal ini menandakan EPS menjadi indikator utama bagi shareholder untuk menilai kinerja perusahaan.
Kata Kunci: Profitabilitas, Return on Asset, Return on Equity, Return on Sales, Earning Per Share, Pengungkapan Corporate Social Responsibility
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PROFITABILITY ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE (An Empirical Study on Manufacturing
Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange in the Period of 2016 – 2018)
By:
Arie Aviana 165020307111025
Advisor: Dr. Wuryan Andayani, SE., Ak., M. Si
The purpose of this study is to examine the influence of profitability, which is proxied by ROA, ROE, ROS and EPS, on Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure. The subjects of this study are the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2018. The purposive sampling used in this study resulted in 165 manufacturing companies. The data were analysed using multiple linear regression in SPSS. This study finds that ROA, ROE, and ROS do not influence Corporate Social Responsibility disclosure and that EPS positively influences Corporate Social Responsibility disclosure. When the increase in profits causes an increase in EPS, the company will expand CSR disclosure to attract more investors. Therefore, EPS is the main indicator for shareholders to assess the company performance.
Keywords: Profitability, Return on Asset, Return on Equity, Return on Sales, Earning Per Share, Corporate Social Responsibility Disclosure
Pendahuluan
Peran perusahaan sangat vital bagi perekonomian negara. Tentunya selain perannya sebagai salah satu penggerak perekonomian, perusahaan juga memiliki peran sosial. Perusahaan diharapkan berkontribusi dalam membantu mengurai permasalahan sosial yang diwujudkan dalam Corporate Social Responsibility (CSR). Selain mencari laba sebesar sebesarnya, perusahaan juga memiliki tanggungjawab sosial terhadap masyarakat, khususnya di tempat perusahaan melakukan aktivitas operasi. John Elkington (1997) yang memperkenalkan konsep triple bottom line menjelaskan bahwa sebuah perusahaan tidak bisa hanya berpegang pada kewajiban untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan memperoleh laba saja atau single bottom line. Akan tetapi perusahaan juga memperhatikan keberlangsungan sosial dan lingkungan. Oleh karenanya timbulah sebuah Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk komitmen kepedulian perusahaan terhadap sosial dan lingkungan.
Banyak faktor yang mendorong perusahaan untuk mengungkapkan informasi Corporate Social Responsibility (CSR) salah satunya ialah tingkat profitabilitas perusahaan. Menurut Sartono (2012) profitabilitas digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan aktivitas penjualan, jumlah aset hingga jumlah ekuitas yang dimiliki. Secara sederhana, profitabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam meraih laba (Munawir, 2002). Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan, maka semakin baik kinerja perusahaan dari perspektif finansial.
Profitabilitas dan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan variabel yang saling terkait. Hal ini dijelaskan oleh Sari (2012) bahwa tingkat profitabilitas perusahaan yang baik yang tercermin dalam perolehan laba yang besar, maka akan membuat perusahaan mengungkapkan informasi CSR.
Artinya, perusahaan dengan perusahaan profit yang tinggi harus semakin giat dalam mengimplementasikan program Corporate Social Responsibility (CSR) (Meek et al, 1995).
Indikator profitabilitas dalam penelitian ini diukur berdasarkan empat rasio yaitu ROA, ROE, ROS dan EPS yang juga sebagai variabel independen. Sedangkan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai variabel dependennya diukur dalam bentuk Corporate Social Responsibility Index (CSRI) yang disesuaikan dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Global Reporting Initiative G4 (GRI G4). Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu. Penelitian ini mengacu pada penelitian Hossain et al (2006), Ebiringa et al (2013), Samy et al (2010) serta Putri (2014). Selain menggabungkan rasio rasio yang digunakan pada penelitian terdahulu, peneliti juga menjadikan perusahaan manufaktur di Indonesia sebagai objek penelitian dengan menggunakan data data terbaru. Oleh karenanya, peneliti mengambil judul Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018).
Telaah Pustaka
Teori ini menjelaskan bahwa perusahaan memiliki beberapa pemangku kepentingan dan bagaimana langkah perusahaan untuk memenuhi kepentingan stakeholders, selain itu teori ini juga menjelaskan bagaimana perusahaan memperlakukan stakeholders dengan adil dan implikasi perusahaan dengan stakeholders terkait. Pemangku kepentingan perusahaan terdiri dari beragam pihak mulai dari serikat pekerja, investor, kreditur, mitra bisnis, pelanggan, pemerintah serta masyarakat luas. Oleh karenanya perusahaan tidak bisa hanya berfokus pada kepentingan sendiri, namun dalam aktivitas operasional nantinya harus memberikan benefit bagi stakeholders terkait. Salah satu bentuknya ialah program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam bidang sosial dan lingkungan.
Pada teori stakeholder, pelaksanaan dan pengungkapan CSR memberikan kesempatan perusahaan untuk mengetahui perannya kepada tiap stakeholders.
Pemangku kepentingan tentunya ingin tahu peran perusahaan terhadap keinginannya, sehingga diperlukan pertanggungjelasan perusahaan atas program CSR yang telah dilaksanakan (Riswari, 2012). Pengungkapan CSR juga merupakan bentuk upaya perusahaan menjaga hubungan yang serasi dengan stakeholders
dengan mengakomodasi kebutuhan mereka. Perusahaan juga perlu melibatkan stakeholder dalam penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan demi terciptanya kestabilan usaha (Hadi, 2011). Selain itu, pemangku kepentingan juga mempunyai kekuatan di dalam perusahaan. Menurut Deegan dalam Ghozali dan Chariri (2007) menjelaskan bahwa kekuatan stakeholders akan mempengaruhi perusahaan dalam menggunakan sumber daya miliknya yang terbatas seperti tenaga kerja, pengelolaan asset serta kemampuan dalam mempengaruhi konsumsi barang dan jasa perusahaan. Itulah sebabnya menurut Ullman dalam Ghozali dan Chariri (2007), saat pemangku kepentingan mempunyai kekuatan dan mengendalikan sumber daya penting perusahaan, maka perusahaan akan berusaha maksimal untuk memenuhi kebutuhan stakeholders tersebut. Perusahaaan akan selalu berupaya memperoleh dukungan stakeholder. Semakin besar dukungan dari stakeholders maka akan semakin besar kekuatan perusahaan. Sehingga, perusahaan dengan profitabilitas tinggi, maka juga akan semakin besar kemampuan stakeholders untuk memacu perusahaan dalam memperluas pengungkapan CSR.
Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Sartono (2012) profitabilitas digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan aktivitas penjualan, jumlah aset hingga jumlah ekuitas yang dimiliki. Selain itu, rasio ini sering digunakan oleh pihak kreditur maupun investor dalam mengukur jumlah laba maupun kemampuan perusahaan membayar utang berdasarkan tingkat pemakaian asset oleh perusahaan.
Return on Assets (ROA)
Salah satu rasio profitabilitas yang umum digunakan ialah Return on Assets (ROA). Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat produktivitas aset yang digunakan dalam meraih laba. Penghitungan rasio ini dapat dilakukan dengan cara membagi laba bersih dengan total asset perusahaan. Semakin besar tingkat rasio ini maka semakin produktif penggunaan aset dalam meraih laba. Menurut Widianto
dalam Amalia (2013) tingkat profitabilitas perusahaan maka mencerminkan kinerja perusahaan yang baik.
Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur tingkat pengembalian ekuitas perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio ini mengukur tingkat efisiensi penggunaan modal sendiri oleh perusahaan. Pengukuran ROE dilakukan dengan membandingkan laba bersih perusahaan dengan total ekuitas.
Semakin tinggi ROE menandakan perusahaan telah menggunakan modal secara efesien dalam memperoleh laba.
Return on Sales (ROS)
Return on Sales (ROS) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam meraih laba dari total penjualan. ROS atau dalam istilah lain dikenal sebagai Net Profit Margin (NPM). Selain itu, rasio ini juga menunjukan kinerja perusahaan dalam pengelolaan produksi, operasional serta penjualan apakah sudah efisien ataukah belum. Selain itu, rasio ini sering digunakan untuk menentukan harga jual produk perusahaan dan juga melihat kemampuan untuk mengendalikan beban usaha perusahaan. Semakin tinggi ROS menandakan perusahaan telah mencapai laba yang diinginkan pada tingkat penjualan tertentu.
Earning Per Share (EPS)
Rasio Earning Per Share (EPS) bertujuan untuk mengukur laba perlembar saham perusahaan. Semakin tinggi EPS suatu perusahaan maka semakin baik kinerja sebuah perusahaan. Umumnya, rasio ini digunakan para investor sebagai pertimbangan dalam memilih perusahaan yang akan dijadikan tempat berinvestasi.
Hal ini dikarenakan EPS merupakan sebuah indikator keberhasilan perusahaan dalam bagi investor dan pemegang saham perusahaan. Pengukuran EPS dilakukan didapat dengan laba bersih dikurangi dengan pembayaran deviden kemudian dibagi dengan total saham yang beredar.
Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Program CSR yang dilakukan perusahaan akan diungkapkan dan diinformasikan pada suatu media yaitu laporan tahunan maupun laporan keberlanjutan perusahaan. Informasi ini akan melengkapi informasi finansial perusahaan dan akan menjadi pertimbangan stakeholder dalam menilai kinerja perusahaan secara komprehensif. Pada penelitian ini, pengungkapan Corporate Social Responsibility dilakukan dengan menilai setiap item yang diungkapkan perusahaan pada laporan tahunan ataupun laporan keberlanjutannya dalam bentuk Corporate Social Responsibility Index (CSRI). Pengungkapan tersebut disesuaikan dengan pedoman laporan keberlanjutan G4 yang diterbitkan oleh Global Report Initiative (GRI) yang terbagi dalam tiga aspek standar khusus yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial yang didalamnya mencakup ketenagakerjaan, kenyamanan, hak asasi manusia, masyarakat dan tanggung jawab atas produk dengan total 91 indikator.
2.3.1 Pengaruh Return on Assets (ROA) Terhadap Pengungkapan CSR
Rasio ini mengukur tingkat produktivitas aset yang digunakan dalam meraih laba. Semakin besar tingkat rasio ini maka semakin produktif penggunaan aset dalam meraih laba. Menurut Alniacik et al (2011) CSR akan memberikan dampak terhadap peningkatan niat konsumen untuk membeli produk perusahaan, bertambahnya calon pencari karyawan yang ingin bekerja diperusahaan tersebut dan meningkatkan minat calon investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Oleh karenanya, semakin besar profit perusahaan yang dinyatakan dalam rasio ROA maka akan semakin luas pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tsoutsoura (2004) menunjukan terdapat pengaruh positif antara Return on Assets (ROA) dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Sehingga dapat disimpulkan hipotesis pertama yaitu:
H1: Return on Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
2.3.2 Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Pengungkapan CSR Ukuran profitabilitas berikutnya yaitu Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur tingkat efektivitas pengelolaan modal perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Helfert (2000) dengan ROE, investor dapat memprediksi pengembalian modal yang telah diinvestasikan pada perusahaan.
ROE menjadi salah satu indikator calon investor untuk memutuskan berinvestasi.
ROE perusahaan yang tinggi akan menjadi cerminan profitabilitas perusahaan yang baik dalam mencerminkan kinerja keuangan sehingga para stakeholder juga akan mendorong perusahaan untuk lebih berpartisipasi aktif pada sektor non keuangan yaitu CSR serta melaporkannya (Putri, 2014). Penelitian yang ditunjukkan Waddock and Graves (1997), Tsoutsoura (2004) dan Iqbal (2016) sama sama membuktikan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Sehingga dapat disimpulkan hipotesis kedua yaitu:
H2: Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
2.3.3 Pengaruh Return on Sales (ROS) Terhadap Pengungkapan CSR
Return on Sales (ROS) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam meraih laba dari jumlah penjualan. Rasio ini juga menunjukan tingkat efisiensi perusahaan dalam pengelolaan produksi, operasional serta penjualan.
Semakin tinggi ROS maka semakin baik kinerja perusahaan. ROS yang tinggi juga dapat mengindikasikan bahwa perusahan memperoleh pendapatan yang tinggi.
Prinsip going concern ingin diimplementasikan perusahaan dikarenakan perusahaan sukses memperoleh pendapatan yang tinggi, disisi lain perusahaan juga ingin sukses dalam aspek sosial dan lingkungan demi keberlanjutan perusahaan.
Penelitian Hossain et al (2006), Utami (2011) dan Putri (2014) menunjukan terdapat pengaruh positif antara ROS dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Sehingga dapat disimpulkan hipotesis ketiga yaitu:
H3: Return on Sales (ROS) berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
2.3.4 Pengaruh Earning per Share (EPS) Terhadap Pengungkapan CSR Rasio Earning Per Share (EPS) digunakan untuk mengukur laba perlembar saham perusahaan. Menurut Heinze dalam Devina (2004) profitabilitas perusahaan yang dapat tercermin pada Earning per Share (EPS) memberikan kesempatan bagi manajemen untuk melakukan CSR dan melaporkannya kepada pemegang saham.
CSR dapat menjadi alat bagi perusahaan untuk memperluas relasi dan melibatkan stakeholders tidak hanya dalam urusan bisnis melainkan juga urusan sosial masyarakat. Dalam teori stakeholder, perusahaan akan selalu berusaha mengakomodasi kepentingan stakeholder salah satunya para pemegang saham.
Dengan laba per saham yang tinggi menandakan perusahaan telah berusaha maksimal mengakomodasi kepentingan para pemegang saham dan akan berusaha melakukan hal yang sama terhadap stakeholder yang lain. Hasil penelitian Gray et al (2001) dan Samy et al (2010) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif EPS terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Sehingga dapat disimpulkan hipotesis keempat yaitu:
H4: Earning per Share (EPS) berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
Metode Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini ialah semua perusahaan pada sektor manufaktur pada periode 2016-2018 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pemilihan sampel tidak dilakukan secara acak melainkan dengan suatu kriteria tertentu. Kriteria tersebut meliputi:
1) Perusahaan manufaktur yang listing di bursa efek periode 2016-2018.
2) Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian dalam rentang periode 2016-2018.
3) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keberlanjutan ataupun laporan tahunan berturut turut dalam rentang periode 2016-2018.
4) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan berturut turut dalam rentang periode 2016-2018 dalam satuan rupiah.
Data Penelitian dan Sumbernya Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder. Data Sekunder merupakan data berupa dokumentasi perusahaan, publikasi oleh pemerintah, analisis industri oleh media serta informasi dari web internet dan lainnya (Uma Sekaran, 2011:76). Penggunaan data sekunder didapat dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) yang meliputi laporan tahunan perusahaan manufaktur dalam rentang periode 2016-2018.
Teknik Pengumpulan Data
Data tersebut didapat di media internet dan dapat diunduh pada website www.idx.co.id. Teknik yang digunakan ialah observasi non partisipan. Peneliti tidak terlibat langsung kepada objek yang diteliti melainkan hanya sebagai pengamat.
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen
Return on Assets
ROA menggambarkan tingkat produktivitas asset perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Brigham dan Houston (2010), ROA dapat dihitung dengan rumus berikut:
ROA = Laba Bersih Total Aset Return on Equity
ROE menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan modal sendiri oleh perusahaan. Menurut Kasmir (2014:137), ROE dapat dihitung dengan rumus berikut:
ROE = Laba Bersih Total Ekuitas Return on Sales
ROS menggambarkan margin laba perusahaan dengan penjualan.
Menurut Kasmir (2014:136), ROS dapat dihitung dengan rumus berikut:
ROS = Laba Bersih Total Penjualan Earning Per Share
EPS menggambarkan tingkat keberhasilan manajemen perusahaan dalam mencapai laba bagi pemegang saham. Menurut Kasmir (2014:137), EPS dapat dihitung dengan rumus berikut:
EPS = Laba Bersih - Deviden Jumlah Saham Beredar Variabel Dependen
Variabel dependen pada penelitian ini berupa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang di ukur secara kuantitatif dalam bentuk Corporate Social Responsibility Index (CSRI) dengan rumus:
Keterangan:
CSRIy: Indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan y
Σ Xy: Jumlah item pengungkapan perusahaan y, jika item diungkapkan akan diberi nilai =1, jika tidak diungkapkan maka akan diberi nilai = 0
n: Jumlah item pengungkapan menurut GRI, total berjumlah 91 item CSRI𝑦 = Σ𝑋𝑦/𝑛
Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi liniear berganda. Analisis regresi selain dapat mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Ghozali, 2006).
Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Deskripsi suatu data tersebut dapat dilihat dari nilai mean, standar deviasi serta nilai minimum dan maksimum (Ghozali, 2006:19).
Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas untuk mengetahui distribusi suatu data apakah mendekati distribusi normal (Erlina, 2011).
2) Uji Multikolenieritas bertujuan untuk menguji model regresi apakah ditemukan korelasi antar variabel independen penelitian.
3) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat ketidaksamaan varians dari residual yang mungkin terjadi dari suatu pengamatan.
4) Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji persamaan regresi yang digunakan pada periode t dengan periode t-1 apakah memiliki masalah autokorelasi atau tidak.
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda berfungsi untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara beberapa variabel independen dengan variabel dependen.
Variabel independen yang ada pada penelitian ini ROA, ROE, ROS dan EPS dan variabel dependennya yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
Y = α + β1ROA + β2ROE + β3ROS + β4EPS + ε
Keterangan:
Y : Pengungkapan Corporate Social Responsibility
α : Konstanta
β : Koefisien Regresi Variabel Independen
ε : Error
Pengujian Pengaruh Uji F
Uji F bertujuan untuk mencari tahu pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen secara serempak. Apabila siginifikansi < 0.05 dan Fhitung
> Ftabel maka Hipotesis 0 (H0) akan ditolak. Namun, apabila siginifikansi > 0.05 dan Fhitung < Ftabel maka Hipotesis 0 (H0) akan diterima.
Uji T
Uji T bertujuan untuk mengetahui antara pengaruh variabel independen dengan variabel dependen secara parsial. Pada Uji T, apabila signifikansi > 0.05 dan Thitung < Ttabel maka H0 diterima. Sebaliknya, jika signifikansi < 0.05 dan Thitung > Ttabel maka H0 ditolak.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Statistika Deskriptif
Sumber: Data Penelitian Diolah (2020) Variabel N Mean Std. Deviation
ROA 165 ,098813 ,1134898 ROE 165 ,192899 ,2883570 ROS 165 ,102121 ,1150265 EPS 165 299,2804 600,35745 CSRI 165 ,193562 ,1159802
Return on Assets (ROA) memiliki nilai rata rata (mean) sebesar 0,098813 dengan standar deviasi 0,1134898. Return on Equity (ROE) memiliki nilai rata rata (mean) sebesar 0,192899 dengan standar deviasi 0,2883570. Return on Sales (ROS) memiliki nilai rata rata (mean) sebesar 0,102121 dengan standar deviasi 0,1150265.
Earning Per Share (EPS) nilai rata rata (mean) sebesar 299,2804 dengan standar deviasi 600,35745. Corporate Social Responsibility Index (CSRI) memiliki nilai rata rata (mean) sebesar 0,193562 atau sekitar 19,3% masih tergolong rendah.
Standar deviasi CSRI yaitu sebesar 0,1159802.
Uji Normalitas
Sumber: Data Penelitian Diolah (2020)
Hasil pengolahan menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,200. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian telah terdistribusi normal.
Uji Multikolenieritas
Sumber: Data Penelitian Diolah (2020)
Hasil pengujian multikolenieritas maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Return on Sales (ROS) dan Earning per Share (EPS) sama sama memiliki nilai tolerance yang
Unstandardized Residual
N 165
Normal Parameters Mean ,0000000 Std.
Deviation
,11709282 Most Extreme Differences Absolute ,044 Positive ,044 Negative -,030
Test Statistic ,044
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
ROA ,200 5,007
ROE ,175 5,730
ROS ,500 1,998
EPS ,579 1,728
lebih besar dari 0,01, yaitu masing masing sebesar 0,200, 0,175, 0,500, 0,579.
Sementara itu nilai Variance Inflation Factor (VIF) masing masing variabel kurang dari 10, yaitu masing masing bernilai 5,007, 5.730, 1,998, 1,728. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian terbebas dari gejala multikolenieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Unstandardized residual Spearman’s
rho
ROA Correlation
Coefficient
-,028
Sig. (2-Tailed) ,721
N 165
ROE Correlation
Coefficient
-,025
Sig. (2-Tailed) ,749
N 165
ROS Correlation
Coefficient
,016
Sig. (2-Tailed) ,842
N 165
EPS Corelation Coeficient -,050
Sig. (2-Tailed) ,523
N 165
Unstandardized Residual
Corelation Coeficient 1,000
Sig. (2-Tailed) .
N 165
Sumber: Data Penelitian Diolah (2020)
Mengacu pada tabel pengujian heteroskedastisitas, variabel independen berupa ROA, ROE, ROS dan EPS masing masing memiliki nilai signifikansi yaitu 0,721, 0,749, 0,842, 0,523. Maka dapat disimpulkan bahwa masing masing variabel memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga terbebas dari gejala heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Sumber: Data Penelitian Diolah (2020)
Pengujian autokorelasi dengan runs test, menghasilkan nilai signifikansi 0,073, yang artinya lebih besar dari 0,05 (> 0,05) sehingga data penelitian terbebas dari gejala autokorelasi.
Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber: Data Penelitian Diolah (2020)
Berdasarkan hasil pengujian regresi linear berganda menunjukan variabel Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Return on Sales (ROS) serta Earning Per Share (EPS) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), disajikan dalam persamaan regresi berikut:
Y = α + β1ROA + β2ROE + β3ROS + β4EPS + ε
Y = 0,308 - 1,777 ROA - 0,016 ROE + 0,45 ROS + 0,074 EPS + ε Persamaan regresi tersebut menunjukan beberapa hal, diantaranya:
1) Nilai konstanta menunjukan nilai positif sebesar 0,308. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa adanya pengaruh dari variabel ROA, ROE, ROS dan EPS maka nilai pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebesar 0,308.
Unstandardized Residual
Test Valuea -,00160
Cases < Test Value 82 Cases >= Test Value 83
Total Cases 165
Number of Runs 72
Z -1,796
Asymp. Sig. (2-tailed) ,073
Variabel Koefisien Regresi
thitung Signifikansi
Konstanta ,308 4,820 ,000
ROA -1,777 ,000 1,000
ROE -,016 -,299 ,765
ROS ,045 1,480 ,141
EPS ,074 3,997 ,000
2) Nilai Return on Assets (ROA) menunjukan nilai negatif sebesar 1,777.
Hal ini menunjukan peningkatan ROA sebesar 1 satuan akan menurunkan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 1,777.
3) Nilai Return on Equity (ROE) menunjukan nilai negatif sebesar 0,016.
Hal ini menunjukan peningkatan ROE sebesar 1 satuan akan menurunkan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 0,016.
4) Nilai Return on Sales (ROS) menunjukan nilai positif sebesar 0,045. Hal ini menunjukkan setiap peningkatan ROS sebesar 1 satuan juga meningkatkan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 0,045.
5) Nilai Earning per Share (EPS) menunjukan nilai positif sebesar 0,074.
Hal ini menunjukkan setiap peningkatan EPS sebesar 1 satuan juga meningkatkan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar 0,074.
Koefisien Determinasi
R R Square Adjusted R Square
,423 ,179 ,159
Sumber: Data Penelitian Diolah (2020)
Dari hasil pengujian diperoleh nilai koefisien sebesar 15,9%. Artinya, 15,9% variabel pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dipengaruhi oleh variabel independennya yaitu ROA, ROE, ROS dan EPS. Sementara sisanya sebesar 84,1% variabel pengungkapan CSR dipengaruhi oleh variabel yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
Uji F
Sumber: Data Penelitian Diolah (2020)
Model Sum of Squares Df Mean Square Fhitung Sig.
Regresi ,491 4 ,123 8,73 ,000
Residual 2,249 160 ,014
Total 2,739 164
Nilai signifikansi sejumlah 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (<
0,05). Jika mengacu nilai F hitung yaitu sebesar 8,730 lebih besar daripada F tabel 2,43. Kedua hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Return on Sales (ROS) serta Earning Per Share (EPS) terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) secara bersama sama (simultan).
Uji T
Sumber: Data Penelitian Diolah (2020)
Berdasarkan hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa:
1) Uji parsial antara variabel bebas pertama yaitu ROA terhadap variabel terikat yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,5 lebih besar dari alpha 0,05 (>0,05).
Jika dilihat dari nilai t hitung sebesar 0,000, maka nilai t hitung kurang dari nilai t tabel 1,654. Maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antara ROA dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
2) Uji parsial antara variabel bebas kedua yaitu ROE terhadap variabel terikat yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,3825 lebih besar dari alpha 0,05 (>0,05). Jika dilihat dari nilai t hitung sebesar 0,765, maka nilai t hitung kurang dari nilai t tabel sebesar 1,654. Maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antara ROE dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
3) Uji parsial antara variabel bebas ketiga yaitu ROS terhadap variabel terikat yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0705 lebih besar dari alpha 0,05 (>0,05). Jika dilihat dari nilai t hitung sebesar 1,480, maka nilai t hitung kurang dari nilai t tabel sebesar 1,654. Maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antara ROS dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
Variabel thitung ttabel Sig (1 Tailed) Keterangan
ROA ,000 1,654 0.5 Ditolak
ROE -,299 1,654 ,3825 Ditolak
ROS 1,480 1,654 ,0705 Ditolak
EPS 3,997 1,654 ,000 Diterima
4) Uji parsial antara variabel bebas keempat yaitu EPS terhadap variabel terikat yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 (>0,05).
Jika dilihat dari nilai t hitung sebesar 3,997, maka nilai t hitung lebih dari nilai t tabel sebesar 1,654. Maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif antara EPS dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).
Pengaruh Return on Assets (ROA) Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa Return on Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility ditolak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Nur dan Priantinah (2012), Amsyari (2013), Rafika dan Yulius (2014) dan Novita (2017). Perusahaan dengan ROA yang besar belum tentu memiliki keinginan untuk mengungkapkan CSR lebih luas. Aset yang merupakan earning power perusahaan, digunakan sebaik mungkin untuk memperoleh laba tanpa mempertimbangkan melakukan pertanggungjawaban sosial. Sementara itu di level manajemen, perusahaan ingin fokus melaporkan informasi keuangan saja dan menganggap informasi seperti CSR tidak dibutuhkan (Sembiring, 2005). Oleh karenanya, semakin efisiensi pengelolaan aset perusahaan belum menjamin perusahaan untuk semakin memperluas pengungkapan CSR.
Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian terdahulu oleh Nadiah (2013), Kristi (2013) serta Wahyuandari (2015) yang sama sama membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh ROE terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Berdasarkan penelitian Kristi (2013) menyebutkan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan mengungkapkan Corporate Social Responsibility (CSR) yang salah satunya yaitu ROE ialah tidak terbukti. Manajemen merasa tidak perlu melakukan
pengungkapan CSR karena tidak mempengaruhi posisi dan kompensasi yang akan diterima (Kristi 2013). Justru, pengungkapan CSR perusahaan harus lebih ditekankan pada perusahaan ukuran besar, bukan kepada perusahaan dengan profitabilitas tinggi (Belkaoui & Karpik, 1989).
Pengaruh Return on Sales (ROS) Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa Return on Sales (ROS) berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility ditolak. Hasil ini didukung dengan penelitian terdahulu oleh Anggraini (2006) dan Iqbal (2016) yang menyebutkan tidak terdapat pengaruh antara ROS terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Tingginya penjualan dan profit yang diperoleh perusahaan belum menjamin bahwa perusahaan juga akan semakin memperluas pengungkapan CSR. Ketika perusahaan mampu memperoleh keuntungan yang memuaskan, maka perusahaan merasa tidak perlu untuk memperluas pengungkapan CSR dikarenakan perusahaan menilai prestasi tersebut cukup untuk dijadikan informasi yang akan disebarkan kepada stakeholders dalam menilai kinerja perusahaan. Selain itu, penelitian oleh Lungu et al (2011) menyebutkan bahwa perusahaan dengan pendapatan yang tinggi, justru memiliki kecenderung untuk tidak memperluas pengungkapan CSR.
Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility diterima. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gray et al (2001) dan Samy et al (2010). Semakin besar laba per saham yang dimiliki perusahaan maka akan mendorong perusahaan untuk mengungkapkan CSR secara lebih luas. Laba per saham yang tinggi menandakan perusahaan telah berhasil memaksimalkan laba untuk para shareholder dan dalam teori stakeholder hal ini sebagai bentuk usaha perusahaan untuk mengakomodasi kepentingan shareholder, hal ini juga mendorong perusahaan untuk semakin memperhatikan para stakeholder yang lain.
Disaat kenaikan laba menyebabkan naiknya EPS, maka hal ini akan menarik minat calon investor. EPS menjadi indikator utama dalam menilai kinerja perusahaan bagi investor. Oleh karenanya, perusahaan juga akan semakin memperluas pengungkapan CSR demi memikat banyak investor agar memperoleh dana investasi dalam jumlah lebih besar. Selain itu, perusahaan dengan aktivitas operasi yang baik akan memiliki para pemegang saham yang akan semakin menaruh perhatian lebih pada perusahaan, sehingga hal ini memacu perusahaan untuk memperluas pengungkapan CSR (Rachman dan Nopiyanti, 2015).
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memperoleh bukti empiris pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Hasil penelitian menunjukan profitabilitas yang diproksikan dalam ROA, ROE dan ROS tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan pada variabel lain pada penelitian ini menunjukan bahwa EPS berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Oleh karenanya, disaat kenaikan laba bersih hanya mempengaruhi rasio utilitas perusahaan (ROA, ROE, ROS), maka hal ini belum cukup untuk mendorong perusahaan dalam memperluas pengungkapan CSR. Akan tetapi saat kenaikan laba bersih menyebabkan kenaikan EPS, maka perusahaan akan memperluas pengungkapan CSR. Peningkatan EPS merupakan bentuk perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya ialah masih ada beberapa perusahaan yang tidak mengungkapkan laporan CSR baik dalam laporan tahunan perusahaan maupun laporan keberlanjutannya. Selain itu, objek penelitian ini hanya sebatas perusahaan manufaktur. Pada penelitian ini juga hanya berfokus pada aspek profitabilitas perusahaan saja.
Saran Penelitian
1) Diharapkan perusahaan lebih terdorong untuk menggiatkan Corporate Social Responsibility (CSR) serta mengungkapkannya dalam laporan tahunan ataupun laporan keberlanjutannya.
2) Peneliti selanjutnya juga bisa memperhatikan perusahaan dengan sektor sektor lain seperti pertambangan, perbankan dan sebagainya.
3) Penelitian selanjutnya juga bisa menambahkan variabel lain yang relevan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap CSR secara lebih komprehensif.
Daftar Pustaka
A Helfert, Erich. (2000). Technique and Financial Analysis (Tenth Edition). New York: McGraw Hill.
Alniacik, Umit., Alniacik, Esra., Genc, Nurullah. (2011). How Corporate Social Responsibility Information Influences Stakeholders Intentions. Corporate Social Responsibility and Environmental Management, 18, 234–245.
Amalia, D. (2013). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure di Bursa Efek Indonesia. Media Riset Akuntansi, 34-47.
Amsyari, Hafiz Akbar. (2013). Faktor Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam Laporan Tahunan Perusahaan Studi Empiris Terhadap Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.
Anggraini, Fr. Reni Retno. (2006). Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Ikatan Akuntan Indonesia: Simposium Nasional Akuntansi 9.
Belkaoui, A.R. & Karpik, P.G. (1989). Determinants of The Corporate Decision to Disclose Social Information. Accounting, Auditing and Accountability Journal I.
Brigham & Houston. (2010). Dasar Dasar Manajemen Keuangan Buku 1 (Edisi 11). Jakarta: Salemba Empat.
Deegan, C & Unerman, J. (2006). Financial Accounting Theory (European Edition). New York: McGraw-Hill Inc.
Deegan,C.,Rankin,M.,& Tobin,J. (2002). An examination of the corporate social and environmental disclosures of BHP from 1983 – 1997 : A test of legitimacy theory. Accounting, Auditing and Accountability Journal, 15, 312–343.
Ebringa, O.T., Yadirichukwu, Emeh., Chigbu, E.E., Oguchukwu, Obi Joseph.
(2013). Effect of Firm Size and Profitability on Corporate Social Disclosures: The Nigerian Oil and Gas Sector in Focus. British Journal of Economics, Management & Trade, 3(4), 563-574.
Elkington, J. (1997). Cannibal with Forks The Triple Bottom Line of 21st Century Business. Capstone: Oxford.
Erlina. (2011). Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS (Edisi 4). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS (Edisi 7). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gray, et al. (1995). Corporate Social and Environmental Reporting: A Review of Literature and a Longitudinal Study of UK Disclosure. Accounting, Auditing, and Accountability Journal, 8(2), 47-76.
Gray, et al. (2001). Social and Environmental Disclosure and Corporate Characteristic: A Research Note and Extension. Journal of Business Auditing and Accountability, 77-108.
Hadi, N. (2011). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Heddy, Arif Rachman & Anita, Nopiyanti. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UPN Veteran, Jakarta.
Hossain, M., K. Islam & J. Andrew. (2006). Corporate Social and Environmental Disclosure in Developing Countries; Evidence from Bangladesh. Faculty of commerce papers, University of Wollongong.
Jesse, F. Dillard., John, T. Rigsby., Carrie, Goodman. (2004). The making and remaking of organization context: Duality and the institutionalization process. Accounting, Auditing & Accountability Journal. 17, 506-542.
Kasmir. (2015). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Kristi, Agatha Aprinda. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Publik di Indonesia.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya.
Malang.
Kurniawansyah, Doni. (2013). Analisis Hubungan Financial Performance dan Corporate Social Responsibility Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang.
Lungu, C.I., Caraiani, Ch., Dascalu C., G.R. G. (2011). Exploratory study on social and environmental reporting of european companies in crises period.
Accounting and Management Information Systems, 10(4), 459-478.
Meek, Gary K., Clare, B, Roberts,. Sidney, Gray. (1995). Factors Influencing Voluntary Annual Report Disclosures by U.S., U.K., and Continental European Multinational Corporations. Journal of Internasional Business Studies, 26(3), 555-573.
Muhammad, Iqbal. (2016). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Semen
Periode 2012-2014. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Bandung, Bandung.
Muharbiyanto, Paramita. (2010). Analisa Implementasi Kegiatan dan Motivasi Perusahaan dalam Melakukan Pengungkapan CSR Pada Bank XYZ. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Depok.
Munawir, S. (2002). Analisis Laporan Keuangan (Edisi Kedua). Yogyakarta:
YPKN.
Nadiah, Nadiah. (2013). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. EL Muhasaba: Jurnal Akuntansi.
Nur, Marzully & Denies Priantinah. (2012). Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan Berkategori High Profile yang Listing di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Nominal, I(I).
Putri, Rani Widiyasari Eko. (2014). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2010-2012. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Bisnis Universitas Brawijaya, Malang.
Riswari, Dyah Ardana. (2012). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Samy, Martin., Odemilin, Godwin., Roberta, Bampton. (2010). Corporate Social Resposibility: A Strategy Sustainable Business Success. An Analysis of 20 selected British Companies. Leeds Metropolitan University Journal, 10 (2).
Sari, RA. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Nominal Volume ,1 (1),124-140.
Sekaran, Uma. (2011). Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Sembiring, Edy Rismanda. (2005). Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi VIII.
Tsoutsoura, Margarita. (2004). Corporate Social Responsibility and Financial Performance. Haas School of Business University of California at Berkeley.
Waddock, Sandra., & Graves, Samuel B. (1997). The Corporate Social Performance Financial Performance Link. Strategic Management Journal, 18, 303.
Wahyuandari, Wenni. (2015). Pengaruh Tingkat Profitabilitas Perusahaan Terhadap Pengungkapan CSR Perusahaan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Tulungagung, Tulungagung.
Wicaksono, Gandi Sukmajati. (2012). Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar Dalam Jakarta Islamic Index. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Depok.
Zanirah, D. N. (2015). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Malang.