• Tidak ada hasil yang ditemukan

Audit Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif

N/A
N/A
Devania M

Academic year: 2024

Membagikan "Audit Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Devania Keysha Maharani NIM : 142210256

Kelas : EA-A

Audit Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang: Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif

A. Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Piutang Usaha Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan da penagihan adalah mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar. Ada 5 kelas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan yaitu : 1. Penjualan ( tunai dan kredit )

2. Penerimaan Kas

3. Retur dan Pengurangan Penjualan 4. Penghapusan Piutang Tak Tertagih 5. Estimasi Beban Piutang Tak Tertagih

Untuk setiap transaksi kecuali penjualan tunai, dimasukkan dalam salah satu dari dua akun neraca yaitu akun piutang usaha dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.

B. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Dan Dokumen Serta Catatan Terkait Ada 8 fungsi bisnis untuk siklus penjualan atau penagihan yaitu : 1. Pemrosesan Pesanan Pelanggan

a. Pesanan Pelanggan : Penerimaan pesanan pelanggan sering kali diikuti dengan pembuatan pesanan penjualan. Pesanan Pelanggan adalah permintaan akan barang dagang yang diajukan oleh pelanggan. Pesanan tersebut dapat diterima melalui surat, telepon, formular yang dikirimkan kepada pelanggan.

b. Pesanan Penjualan : Adalah dokumen untuk mengomunikasikan deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh pelanggan.

2. Pemberian Kredit

Indikasi diberikannya persetujuan kredit atas pesanan penjualan sering kali berfungsi sebagai persetujuan untuk mengirimkan barang.

(2)

3. Pengiriman Barang

Fungsi yang penting ini merupakan titik awal siklus dimana perusahaan akan menyerahkan asset, Dokumen yang digunakan yaitu dokumen pengiriman, salah satu jenis dokumen pengiriman adalah Bill of Landing yang merupakan kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pengiriman barang antara pembawa dan penjual. Bill of Landing sering dikirimkan secara elektronik.

4. Penagihan Pelanggan dan Pencatatan Penjualan Aspek yang paling penting dari penagihan yaitu :

- Semua pengiriman telah ditagih ( kelengkapan – completeness)

- Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali (keterjadian – occurrence)

- Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat (keakuratan – accuracy) Dalam sebagian system penagihan pelanggan mencakup menyiapkan beberapa salinan faktur penjualan dan memperbaharui secara simultan file transaksi penjualan, file induk piutang usaha, dan file induk buku besar umum untuk penjualan serta piutang usaha. Informasi ini akan digunakan untuk membuat jurnal penjualan dan, Bersama dengan penerimaan kas serta kredit rupa-rupa, memungkinkan dibuatnya neraca saldo piutang usaha.

- Faktur Penjualan : dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan data yang relevan lainnya.

- File Transaksi Penjualan : merupakan file yang dihasilkan computer yang mencantumkan semua transaksi penjualan yang diproses oleh system akuntansi selama suatu periode.

- Jurnal Penjualan atau Listing : merupakan listing atau laporan yang dibuat dari file transaksi penjualan yang biasanya mencantumkan nama pelanggan, tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun.

- File Induk Piutang Usaha : merupakan file computer yang digunakan untuk mencatat penjualan individual, penerimaan kas, serta retur dan pengurangan penjualan bagi setiap pelanggan dan untuk mempertahankan saldo akun pelanggan.

- Neraca Saldo Piutang Usaha : Laporan yang menunjukkan jumlah piutang dari setiap pelanggan pada setiap titik waktu

(3)

- Laporan Bulanan : Dokumen yang dikirimkan melalui surat elektronik yang menunjukkan saldo awal piutang usaha, jumlah dan tanggal setiap penjualan, pembayaran kas yang diterima, memo kredit, dan saldo akhir jatuh tempo.

5. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas

Pemrosesan dan pencatatan penerimaan kas meliputi penerimaan, penyetoran, dan pencatatan kas yang mencakup uang tunai, cek, dan transfer dana elektronik.

Semua penerimaan kas harus didepositokan ke bank dan dicatat dalam file transaksi penerimaan kas, lalu file ini digunakan untuk membuat jurnal penerimaan kas dan memperbaharui file induk piutang usaha dan buku besar umum. Dokumen yang dipakai yaitu :

- Remittance Advice : Dokumen yang dikirimkan kepada pelangan dan biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas.

- Prelisting Penerimaan Kas : merupakan daftar yang disusun ketika kas diterima oleh seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat penjualan, piutang usaha, atau kas, dan yang tidak memiliki akses ke catatan akuntansi.

- File Transaksi Penerimaan Kas : File yang dihasilkan komputer yang mencantumkan semua transaksi penerimaan kas yang diproses oleh system akuntansi selama satu periode.

- Jurnal penerimaan kas atau listing : Laporan yang berasal dari file transaksi penerimaan kas dan mencantumkan semua transaksi selama suatu periode 6. Pemrosesan dan Pencatatan Retur dan Pengurangan Penjualan

Jika terjadi kesalahan dalam barang penjualan biasanya pembeli mengajukan retur, yang mana dokumen untuk retur adalah :

- Memo Kredit : adalah dokumen yang mengindikasikan pengurangan jumlah dari pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga

- Jurnal Retur dan Pengurangan Penjualan : jurnal yang digunakan untuk mencatat retur dan pengurangan penjualan

7. Penghapusan Piutang Usaha Tak Tertagih

Biasanya hal ini terjadi karena pelanggan mengalami kebangkrutan atau penagihan piutangnya diserahkan kepada agen penagihan. Dokumen yang digunakan adalah

(4)

- Formulir Otorisasi Piutang Tak Tertagih : Dokumen yang digunakan dalam lingkungan internal untuk menunjukkan otoritas menghapus suatu piutang usaha sebagai tak tertagih

8. Penyediaan Piutang Tak Tertagih

Karena perusahaan diperkirakan tidak dapat menagih 100% penjualannya, prinsip akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat beban piutang tak tertagih sebesar jumlah yang diperkirakan tidak dapat tertagih, catatan yang digunakan adalah jurnal umum.

C. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Atas Transaksi Penjualan

1. Memahami Pengendalian Internal – Penjualan

Dengan menggunakan salah satu pendekatan umum untuk penjualan, auditor mempelajari bagan arus klien, menyiapkan kuesioner tentang pengendalian internal dan melaksanakan pengujian penjualan walkthrough.

2. Menilai Resiko Pengendalian yang Direncanakan – Penjualan Terdapat empat Langkah penting dalam pengendalian ini yaitu :

- Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendalian.

- Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya bagi penjualan

- Auditor mengaitkannya dengan tujuan

- Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan Langkah ini sangat baik karena mempengaruhi keputusan yang akan diambil auditor baik mengenai pengujian pengendalian maupun pengujian substantif.

Pengendalian dapat dilakukan dengan :

- Pemisahan Tugas yang Memadai, untuk mencegah penipuan atau kecurangan - Otorisasi yang tepat, tiga ttik kunci yang auditor periksa:

(1). Kredit harus diotorisasi dengan tepat sebelum penjualan dilakukan (2). Barang harus dikirim hanya setelah otorisasi yang tepat diberikan

(3). Harga, termasuk syarat dasar, ongkos angkut, dan diskon, harus di otorisasi.

- Dokumen dan Catatan yang Memadai,

(5)

- Dokumen yang telah dipranomori, agar dapat diperhitungkan secara periodic jika ada dokumen yang hilang

- Laporan Bulanan, Pengiriman laporan ini akan mengundang respon para pelanggan jika saldo dinyatakan tidak benar

- Prosedur Verifikasi Internal, Program computer atau personil yang independent harus mengecek bahwa pemrosesan dan pencatatan transaksi penjualan memenuhi setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

3. Menentukan Luas Pengujian Pengendalian

Luas pengujian pengendalian dalam audit publik auditor harus melaksanakan pengujian yang ekstensif pada pengendalian kunci dan mengevaluasi dampak kelemahannya pada laporan keuangan, Jika nonpublik, tergantung pada keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi risiko pengendalian. Auditor juga mempertimbangkan kenaikan biaya pengujian pengendalian dibandingkan dengan penurunan pengujian substantif.

4. Merancang Pengujian Pengendalian untuk Penjualan

Satu atau lebih pengujian pengendalian harus dirancang untuk memverifikasi keefektifannya. Sebagai contoh, jika pengendalian internal adalah untuk menandatangani pesanan pelanggan setelah kreditnya disetujui, pengujian pengendalian adalah untuk memeriksa apakah pesanan pelanggan telah ditanda tangani dengan benar.

Contoh lain yaitu, pengujian pengendalian tujuan kelengkapan, akuntansi untuk urutan dokumen pengiriman dan penelusuran masing masing ke salinan faktur penjualan serta pencatatan dalam jurnal penjualan menyediakan bukti tentang kelengkapan.

Contoh yang terakhir yaitu, pengujian pengendalian yang dilaksanakan dengan computer, auditor dapat menguji apakah kredit telah diotorisasi secara tepat oleh computer dengan berupaya melakukan transaksi yang melampaui batas kredit, jika pengendalian bekerja efektif pesanan penjualan yang diusulkan itu ditolak.

Keterjadian penjualan juga dapat diuji dengan berupaya memasukkan nomor pelanggan yang tidak ada, yang segera ditolak oleh komputer. Pengendalian kunci ini akan mengurangi kemungkinan penjualan fiktif.

5. Merancang Pengujian Substantif Atas Transaksi Penjualan

(6)

Menentukan prosedur pengujian substantif atas transaksi penjualan yang tepat relative sulit karena sangat bervariasi tergantung ada situasinya. Prosedur audit pengujian substantif atas transaksi yang hanya dilakukan jika ada situasi tertentu yang memerlukan perhatian audit khusus yaitu :

- Mencatat Penjualan yang Terjadi : auditor memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi :

(1). Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan

(2). Penjualan dicatat lebih dari satu kali

(3). Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.

Pengujian substantif atas transaksi yang sesuai untuk menguji tujuan keterjadian tergantung pada apakah auditor yakin bahwa salah saji mungkin akan terjadi. Karena itu, sifat dari pengujian tergantung pada sifat salah saji yang potensial sebagai berikut:

1. Penjualan dicatat sementara pengiriman tidak pernah dilakukan

Auditor dapat memvouching ayat jurnal tertentu dalam jurnal penjualan ke salinan pengiriman dan dokumen pendukung lainnya yang terkait untuk memastikan bahwa penjualan benar-benar terjadi. Jika auditor merasa khawatir dengan kemungkinan adanya salinan dokumen pengiriman fiktif, dia harus menelusuri jumlahnya ke catatan persediaan perpetual untuk menguji apakah persediaan telah berkurang.

2. Penjualan dicatat lebih dari satu kali

Dapat ditentukan dengan mereview secara numeris daftar transaksi penjualan yang dicatat, auditor juga dapat menguji pembatalan dokumen pengiriman yang tepat.

3. Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif

Untuk menguji apakah ada pelanggan fiktif, auditor dapat menelusuri informasi tentang pelanggan pada faktur penjualan ke file induk pelanggan (penjualan pura-pura / sham sales). Cara lain yaitu dengan menelusuri kredit dalam file infuk piutang usaha

4. Transaksi penjualan yang ada telah dicatat

(7)

Dapat menelusuri dokumen pengiriman tertentu dalam file yang ada di departemen pengiriman ke salinan faktur penjualan dan jurnal penjualan yang terkait atau menelusuri secara numerik.

5. Arah Pengujian

Auditor harus merancang prosedur audit untuk tujuan keterjadian dan kelengkapan contohnya menelusuri transaksi yang dihilangkan (tujuan kelengkapan), dan memilih sampel nomor faktur dari jurnal dan memvouchingnya ke salinan faktur penjualan (tujuan keterjadian).

6. Penjualan Dicatat dengan Akurat

Pencatatan akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan : o Mengirimkan jumlah barang yang dipesan

o Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim

o Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi Biasanya auditor melakukan pengujian substantif atas transaksi pada setiap unit untuk memastikan bahwa masing-masing dari ketiga aspek tersebut telah dilakukan dengan benar dengan menghitung kembali informasi dalam catatan akuntansi dan membandingkan informasi pada dokumen yang berbeda.

7. Transaksi Penjualan Dimasukkan dengan Benar dalam File Induk dan Diikhtisarkan dengan Benar

Auditor melakukan beberapa uji keakuratan klerikal, seperti memfooting jurnal dan menelusuri total serta rinciannya ke buku besar umum dan file induk untuk mengecek apakah ada kesalahan atau kecucrangan ketika memproses transaksi penjualan.

8. Penjualan yang Dicatat Diklasifikasikan dengan Benar

Auditor sering kali menguji klasifikasi penjualan yang tepat sebagai bagian dari pengujian keakuratan. Mereka memeriksa dokumen pendukung untuk menentukan klasifikasi yang tepat atas transaksi tertentu dan membandingkannya dengan akun actual di mana hal itu akan dibebankan.

9. Penjualan Dicatat Pada Tanggal yang Benar

Ketika auditor melakukan proses substantif atas transaksi untuk keakuratan, mereka sering kali membandingkan pada tanggal bill of lading tertentu atau dokumen pengiriman lainnya dengan tanggal pada salinan faktur penjualan terkait, jurnal penjualan, dan file induk piutang usaha.

(8)

D. Ikhtisar Metodologi Penjualan

1. Tujuan Audit yang Berkaitan dengan Transaksi

Walaupun pengendalian internal tertentu memenuhi lebih dari satu tujuan, auditor harus mempertimbangkan setiap tujuan secara terpisah untuk memfasilitasi penilaian risiko pengendalian yang lebih baik.

2. Pengendalian Kunci yang Ada

Manajemen merancacng pengendalian internal atas penjualan untuk mencapai enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi. Jika pengendalian yang diperlukan untuk memenuhi salah satu tujuan tidak memadai, kemungkinan akan terjadi salah saji terkait tujuan tersebut tanpa memandang pengendalian untuk tujuan lainnya.

3. Defisiensi

Defisiensi yang diidentifikasi oleh auditor mengindikasikan tidak adanya pengendalian yang efektif

4. Pengujian Substantif atas Transaksi

Pengujian ini membantu auditor untuk menentukan apakah ada salah saji moneter dalam transaksi penjualan. Dalam mengkonversi program audit format perancangan menjadi audit program format kinerja, prosedur itu akan digabungkan. Ini akan mencapai hal hal berikut :

o Mengeliminasi prosedur duplikat

o Memastikan bahwa ketika dokumen tertentu diperiksa, semua prosedur yang akan dilakukan terhadap dokumen tersebut telah dilakukan pada saat itu

o Memungkinkan auditor untuk melakukan prosedur dengan cara yang paling efektif.

E. Retur Dan Penjualan

Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan yaitu : 1. Materialitas

(9)

Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga auditor dapat mengabaikannya.

2. Penekanan Pada Tujuan Keterjadian

Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada pengujian transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur dan pengurangan penjualan fiktif.

F. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Penerimaan Kas

1. Menentukan Apakah Kas yang Diterima Telah Dicatat

Menelusuri dari remittance advice atau prelisting penerimaan kas yang telah dipranomori ke jurnal penerimaan kas dan catatan pembantu piutang usaha sebagai pengujian substantif atas pencatatan kas actual yang diterima merupakan praktik yang normal. Pengujian ini hanya akan efektif jika pita register kas atau beberapa prelisting lainnya disiapkanpada saat kas diterima.

2. Penyiapan Bukti Penerimaan Kas

Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas, Dalam pengujian ini total penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas selama suatu periode tertentu akan direkonsiliasi dengan deposito atau setoran actual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama.

3. Pengujian untuk Mengungkapkan Lapping Piutang Usaha

Lapping Piutang Usaha adalah penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada (Penggelapan). Penggelapan ini dapat dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah, dan tanggal yang ditujukan pada remittance advice dengan ayat jurnal penerimaan kas dan salinan slip setoran terkait.

G. Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih

(10)

Pengendalian yang penting untuk mencegah kekhawatiran auditor seperti penggelapan dengan menghapus piutang yang sudah ditagih adalah otorisasi yang tepa tatas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang ditunjuk hanya setelah melalui penyelidikan menyeluruh mengenai alasan pelanggan tidak mampu membayar.

Auditor hanya memeriksa persetujuan oleh orang yang tepat, menyangkut sampel piutang yang dihapus biasanya auditor harus memeriksa korespondensi dalam file klien yang menyatakan ketidaktertagihannya. Setelah auditor menyimpulkan bahwa penghapusan piutang oleh ayat jural umum sudah benar, pos tertentu harus ditelusuri ke file induk piutang usaha untuk menguji apakah penghapusan telah dicatat dengan benar.

H. Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun Dan Penyajian Serta Pengungkapan Ada 2 bentuk pengendalian tambahan yaitu :

1. Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodic untuk review dan tindak lanjut oleh personil manajemen yang tepat

2. Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin lagi untuk ditagih.

I. Pengaruh Hasil Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian substantif atas rincian saldo. Bagian audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.

Lebih lanjut jika pengujian tidak memuaskan, auditor harus melakukan pengujian substantif tambahan atas penjualan, retur, dan pengurangan penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas. Auditor perusahaan public juga harus mempertimbangkan dampak hasil pengujian yang tidak memuaskan terhadap audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi , auditor harus menganalisis tiap pengecualian, baik dalam audit perusahaan

(11)

public maupun non public untuk menentukan penyebab dan implikasi dari pengecualian itu terhadap penilaian risiko pengendalian yang mungkin mempengaruhi risiko deteksi yang didukung dan pengujian substantif terkait yang tersisa.

Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah terhadap konfirmasi piutang usaha, jenis konfirmasi, ukuran sampel, dan penetapan waktu pengujian.

Referensi

Dokumen terkait

Pilih beberapa transaksi yang tercatat dalam akun penjualan dan periksa apakah faktur penjualan telah diterbitkan dan penjualan telah dicatat pada akun pelanggan dalam buku

©2008 Prentice Hall Business Publishing, Auditing 12/e, Arens/Beasley/Elder 14 - 6 Sales Transaction Accounts Sales Accounts receivable Business Functions Processing customer

transaksi penjualan kredit ,jika order dari customer telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa ,untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang

Catatan yang digunakan dalam transaksi retur penjualan adalah : jurnal umum, buku pembantu piutang, buku pembantu sediaan, dan buku besar.. Aktivitas Pengendalian dalam Sistem

 Piutang nonusaha : timbul dari transaksi selain penjualan barang atau jasa kepada pihak luar, misalnya piutang kepada karyawan, oiutang penjualan karyawan, piutang klaim

Piutang usaha harus disajikan dalam neraca sebesar jumlah yang diprkirakan dapat ditanggih dari debitur dari tanggal neraca2. Piutang usaha disajikan di neraca dalam jumlah

Dokumen-dokumen dalam penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan: faktur penjualan, arsip transaksi penjualan, jurnal atau daftar penjualan, arsip utama akun piutang dagang,

• Kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan jumlah akhirnya akan masuk ke salah satu dari rekening piutang atau cadangan piutang yang tak tertagih (diasumsikan