• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Makna Simbolis Upacara Tradisi Tepuk Tepung Tawar Pernikahan Desa Pangkil Kabupaten Bintan”.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "“Makna Simbolis Upacara Tradisi Tepuk Tepung Tawar Pernikahan Desa Pangkil Kabupaten Bintan”."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

Sara Muda Riana. 2022. “Makna Simbolis Upacara Tradisi Tepuk Tepung Tawar Pernikahan Desa Pangkil Kabupaten Bintan”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I: Assist. Prof. Ahada Wahyusari, M.Pd. Pembimbing II: Assist. Prof. Dr. Dody Irawan, M.Pd., M.Hum.

Kata Kunci: Makna Simbolis, Upacara Tradisi Tepuk Tepung Tawar Pernikahan Desa Pangkil, Semiotika.

Pada penelitian ini, peneliti mengkaji tentang makna simbolis dalam upacara tradisi tepuk tepung tawar pada Desa Pangkil Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan memakai teori Charles Sanders Pierce. Data dalam penelitian ini adalah berupa makna simbolis upacara tradisi tepuk tepung tawar pernikahan Desa Pangkil. Sumber data penelitian adalah masyarakat Pangkil yang mempunyai pengetahuan tentang upacara tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce. Hasil penelitian ini, yaitu: 1) Beras kunyit melambangkan kesejahteraan, yang dimaksud kesejahteraan dalam berumah tangga. 2) Beras bersih melambangkan kebersihan, yang dimaksud adalah untuk membersihkan diri agar terhindar dari hal-hal buruk. 3) Daun pandan melambangkan keharuman, yang dimaksud merupakan keharmonisan dalam berumah tangga 4) Inai melambangkan ikatan pasangan pengantin. 5) Wadah tembaga Kekuasaan.Adapun Makna Simbolis yang terkandung dalam upacara tradisi tepuk tepuk tawar bermakna memohon doa restu dan doa keselamatan sehingga terhindar dari marabahaya.

(2)

viii ABSTRACT

Sara Muda Riana. 2022. "The Symbolic Meaning of the Traditional Flour Patting Ceremony in Pangkil Village, Bintan Regency”. Thesis. Department of Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Teacher Training and Education, Raja Ali Haji Maritime University. Supervisor I: Assist.

Prof. Ahada Wahyusari, M.Pd. Supervisor II: Assist. Prof. Dr. Dody Irawan, M.Pd., M.Hum.

Keywords: Symbolic Meaning, Traditional Flour Patting Ceremony in Pangkil Village, Semiotics.

In this study, the researcher examines the symbolic meaning in the traditional flour patting ceremony in Pangkil Village, Teluk Bintan District, Bintan Regency. This research uses descriptive qualitative research method using the theory of Charles Sanders Pierce. The data in this study is in the form of the symbolic meaning of the traditional flour patting ceremony in Pangkil Village. The source of research data is the Pangkil community who has knowledge about the ceremony. This study uses the semiotic analysis of Charles Sanders Pierce. The results of this study, namely: 1) Turmeric rice symbolizes prosperity, which means prosperity in the household. 2) Clean rice symbolizes cleanliness, which is meant to clean oneself to avoid bad things. 3) Pandan leaves symbolize fragrance, which means harmony in the household 4) Henna symbolizes the bond of the bridal couple. 5) Power copper case. The symbolic meaning contained in the traditional clapping ceremony means asking for blessings and prayers for safety so as to avoid harm.

Referensi

Dokumen terkait

Vast range of mechanisms mediate hormetic responses 400 different hormetic dose response relationships at the level of receptor and cell signaling pathways.19,20 Hormetic-like biphasic