• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simulasi Penyediaan Air Bersih dengan EPANET 2.0

N/A
N/A
364@Marsa Alfiyya Nahda

Academic year: 2024

Membagikan " Simulasi Penyediaan Air Bersih dengan EPANET 2.0"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/362430037

SIMULASI PENYEDIAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0

Book · August 2022

CITATIONS

0

READS

3,700

1 author:

Benny Syahputra

Universitas Islam Sultan Agung 32PUBLICATIONS   26CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Benny Syahputra on 03 August 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

(2)

SIMULASI

PENYEDIAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0

Benny Syahputra

(3)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

1 Benny Syahputra ST., M.Si

BAB 1

MENGENAL EPANET

A. GAMBARAN UMUM EPANET

EPANET adalah program komputer yang menggambarkan simulasi hidrolis dan kecenderungan kualitas air yang mengalir di dalam jaringan pipa. Jaringan itu sendiri terdiri dari Pipa, Node (titik koneksi pipa), pompa, katub, dan tangki air atau reservoir. EPANET menjajaki aliran air di tiap pipa, kondisi tekanan air di tiap titik dan kondisi konsentrasi bahan kimia yang mengalir di dalam pipa selama dalam periode pengaliran. Sebagai tambahan, usia air (water age) dan pelacakan sumber dapat juga disimulasikan.

EPANET di design sebagai alat untuk mencapai dan mewujudkan pemahaman tentang pergerakan dan nasib kandungan air minum dalam jaringan distribusi. Juga dapat digunakan untuk berbagai analisa berbagai aplikasi jaringan distribusi.

Sebagai contoh untuk pembuatan design, kalibrasi model hidrolis, analisa sisa khlor, dan analisa pelanggan. EPANET dapat membantu dalam memanage strategi untuk merealisasikan qualitas air dalam suatu system. Semua itu mencakup :

 Alternatif penggunaan sumber dalam berbagai sumber dalam satu sistem

 Alternatif pemompaan dlm penjadwalan pengisian/pengosongan tangki.

 Penggunaan treatment, misal khlorinasi pada tangki penyimpan

 Pen-target-an pembersihan pipa dan penggantiannya.

Dijalankan dalam lingkungan windows, EPANET dapat terintegrasi untuk melakukan editing dalam pemasukan data, running simulasi dan melihat hasil running dalam berbagai bentuk (format), Sudah pula termasuk kode-kode yang berwarna pada peta, tabel data-data, grafik, serta citra kontur.

B. KEMAMPUAN MODEL HIDROLIS

Fasilitas yang lengkap serta pemodelan hidrolis yang akurat adalah salah satu langkah yang efektif dalam membuat model tentang pengaliran serta kualitas air.

EPANET adalah alat bantu analisis hidrolis yang didalamnya terkandung kemampuan seperti :

 Kemampuan analisa yang tidak terbatas pada penempatan jaringan

 Perhitungan harga kekasaran pipa menggunakan persamaan Hazen- Williams, Darcy Weisbach, atau Chezy-Manning

 Temasuk juga minor head losses untuk bend, fitting, dsb

 Pemodelan terhadap kecepatan pompa yang konstant maupun variable

 Menghitung energi pompa dan biaya (cost)

 Pemodelan terhadap variasi tipe dari valve termasuk shitoff, check, pressure regulating, dan flow control valve

 Tesedia tangki penyimpan dengan berbagai bentuk (seperti diameter yang bervariasi terhadap tingginya)

(4)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

2 Benny Syahputra ST., M.Si

 Memungkinkan dimasukkannya kategori kebutuhan (demand) gkita pada node, masing-masing dengan pola tersendiri yang bergantung pada variasi waktu.

 Model pressure yang bergantung pada pengeluaran aliran dari emitter (Sprinkler head)

 Dapat dioperasikan dengan system dasar pada tangki sederhana atau kontrol waktu, dan pada kontrol waktu yang lebih kompleks

C. KEMAMPUAN MODEL KUALITAS AIR

Sebagai tambahan dalam pemodelan hidrolis, EPANET menyediakan kemampian pemodelan kualitas air, yaitu :

 Model pergerakan materi tracer non reaktif pada jaringan, sepanjang waktu

 Model pergerakan dan nasib dari materi reaktif yang tumbuh (missal hasil desinfeksi) atau yang meluruh (missal sisa khlor) terhadap waktu.

 Model umur air yang mengalir pada jaringan

 Melacak persentasi aliran dari node yang akan dicapai dari node lainnya sepanjang waktu

 Model reaksi baik pada aliran olahan dan pada dinding pipa

 Menggunakan orde ke-n untuk model reaksi pada aliran olahan

 Menggunakan orde nol atau pertama untuk model reaksi pada dinding pipa

 Menghitung batas transfer massa untuk menghitung reaksi pada dinding pipa

 Menyediakan reaksi pertumbuhan atau peluruhan untuk memproses keterbatasan konsentrasi

 Menghitung koefisien laju reaksi global yang dapat dimodifikasi berdasarkan pipa-pipa

 Menyediakan koefisien laju reaksi dinding dalam kaitannya dengan kekasaran pipa

 Menyediakan input massa pada variasi waktu konsentrasi pada semua lokasi di jaringan

 Pemodelan tangki penyimpanan berupa complete mixing, plug flow atau dua kompartemen reaktor.

Dengan tersedianya fasilitas tersebut, EPANET dapat melakukan kajian fenomena kualitas air seperti:

 Mencampur air dari sumber yang berbeda

 “Usia air” dalam sistem

 Kehilangan Sisa Chlor

 Pertumbuhan desinfektan

 Melacak Kontaminan

(5)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

3 Benny Syahputra ST., M.Si D. MENGENAL TOOLBAR DAN FUNGSINYA

Membuka proyek baru (File>>New) Membuka eksisting proyek (File>>Open) Menyimpan proyek saat itu (File>>Save) Mencetak pada window aktif (File>Print)

Menyalin pilihan kedalam clipboard atau file (Edit>>Copy To) Menghilangkan item yang terpilih

Menemukan item yang spesifik dalam peta (View>>Find) Menjalankan Simulasi (Project>>Run Analysis)

MenJalankan visual query pada peta (View>>Query)

Membuat grafik tampilan baru dari hasil analisis (Report>>Graph) Membuat tabel baru dari hasil analisis (Report>>Table)

Memodifikasi pilihan dari yang sat itu aktif (View>>Options atau Report>>Options)

Memilih objek pada peta (Edit>>Select Object) Memilih point vertex link (Edit>>Select Vertex) Memilih area pada peta (Edit>>Select Region) Menggeser peta (View>>Pan)

Memperbesar peta (View>>Zoom in) Memperkecil peta (View>>Zoom Out)

Menampilkan full Extent (View>>Full Extent) Menambah Junction pada Peta

Menambah reservoar pada peta Menambah Tangki pada peta Menambah Pipa pada peta Menambah pompa pada peta Menambah katup pada peta Menambah label pada peta

(6)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

4 Benny Syahputra ST., M.Si

BAB 2

MEMBUAT JARINGAN PIPA

A. PENDAHULUAN

Jaringan perpipaan merupakan suatu rangkaian pipa yang saling terhubung satu sama lain secara hidrolis, sehingga apabila di satu pipa mengalami perubahan debit aliran maka akan terjadi penyebaran pengaruh ke pipa-pipa lain.

Perubahan ini bisa dideteksi dari segi perubahan tekanan yang ada pada pipa. B. TUJUAN

Merencanakan Jaringan Pipa sederhana dengan penambahan fasilitas tangki dan pompa

C. TAHAPAN PERENCANAAN

Tahapan Perencanaan membuat jaringan pipa sederhana dengan menggunakan Epanet ini dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Mengisi dimensi : Klik View >> Dimensions

2. Mengisi Nama Proyek yang akan dikerjakan : Klik Project >> Summary

(7)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

5 Benny Syahputra ST., M.Si 3. Mengisi data defaults : Klik Project >> Defaults

4. Buatlah gambar jaringan pipa sederhana, dengan cara klik gambar Add Junction terlebih dahulu.

5. Buatlah titik-titik dengan pola berikut :

Add Junction

Add Reservoir Add Tank

(8)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

6 Benny Syahputra ST., M.Si 6. Hubungkan titik-titk di atas dengan cara klik gambar Add Pipe, sehingga

membentuk gambar berikut :

7. Tambahkan fasilitas Pompa pada Jaringan Tersebut

8. Buatlah kurva pompa terlebih dahulu, dengan cara klik Data (di samping kanan) >> Curves >> Klik Add ( )

Add Pipe

Add Pump

(9)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

7 Benny Syahputra ST., M.Si 9. Setelah itu akan muncul tampilan Curve Editor. Selanjutnya isilah Curve

Editor dengan data seperti pada gambar di bawah. Selanjutnya klik OK

10. Kemudian klik Data (di samping kanan) >> Pumps >> Klik Edit ( ) 11. Isilah Pump Curve tersebut dengan nilai 1 (sesuai dengan nama Curve ID

yang kita buat)

Curve ID

(10)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

8 Benny Syahputra ST., M.Si 12. Setelah itu, jalankan (Running) pekerjaan ini dengan klik pada toolbar Run

13. Pekerjaan ini dikatakan berjalan baik (sukses), apabila muncul laporan “Run was successful

Serta ditkitai dengan munculnya gambar air yang mengalir dari kran yang terletak di bagian bawah ( ). Dengan demikian selesailah sudah pekerjaan membuat jaringan pipa. Gampang bukan ?.

Run

(11)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

9 Benny Syahputra ST., M.Si

BAB 3

KEHILANGAN SISA CHLOR

A. PENDAHULUAN

Chlorine atau klorin merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses khlorinasi. Sudah umum diketahui bahwa khlorinasi adalah proses utama dalam penghilangan kuman penyakit pada air PDAM, air bersih atau air minum yang akan kita gunakan. Sebenarnya proses khlorinasi tersebut sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit terutama bila kita menggunakan air PDAM.

Tetapi dibalik kefektifannya itu klorin juga bisa berbahaya bagi kesehatan kita, sehingga perlu diatur keberadaanya, jangan sampai berlebihan dan jangan pula kekurangan

B. TUJUAN

Mengatur sisa chlorine yang ada di dalam pipa, sehingga air yang dikonsumsi relatif lebih aman.

C. TAHAPAN PERENCANAAN

Tahapan Perencanaan membuat model chlorine dengan menggunakan Epanet ini dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk membuat model Chlorine, caranya klik Data (di samping kanan) >>

Options >> Quality >> Klik Edit ( )

2. Kemudian muncul jendela berikut, ketiklah “Chlorine” pada baris Parameter

(12)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

10 Benny Syahputra ST., M.Si 3. Kemudian isi data Hidrolika dengan cara klik Data (di samping kanan) >>

Options >> Hydraulics >> Klik Edit ( )

4. Kemudian isi data Reaksi dengan cara klik Data (di samping kanan) >>

Options >> Reactions >> Klik Edit ( )

(13)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

11 Benny Syahputra ST., M.Si 5. Selanjutnya isi data waktu (time) dengan cara klik Data (di samping kanan)

>> Options >> Times >> Klik Edit ( )

6. Selanjutnya isi data Energy dengan cara klik Data (di samping kanan) >>

Options >> Energy >> Klik Edit ( )

7. Kemudian buatlah pola kebutuhan air (demand pattern) dengan cara klik Data (di samping kanan) >> Pattern >> Klik Add ( )

(14)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

12 Benny Syahputra ST., M.Si 8. Isilah pattern editor seperti gambar di bawah ini, kemudian masukkan kepada salah satu junction (node) yang kita inginkan, dimana tempat tersebut digunakan airnya oleh masyarakat dengan pola pemakaian seperti pada gambar di bawah

9. Setelah itu masukkan data initial quality sebesar = 1 pada reservoir. Klik Data (di samping kanan) >> Reservoirs >> Klik Edit ( )

(15)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

13 Benny Syahputra ST., M.Si 10. Juga masukkan data initial quality sebesar = 1 pada tangki. Klik Data (di

samping kanan) >> Tanks >> Klik Edit ( )

11. Setelah itu, jalankan (Running) pekerjaan ini dengan klik pada toolbar Run

12. Pekerjaan ini dikatakan berjalan baik (sukses), apabila muncul laporan “Run was successful

Serta ditkitai dengan munculnya gambar air yang mengalir dari kran yang terletak di bagian bawah ( ).

Run

(16)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

14 Benny Syahputra ST., M.Si 13. Untuk menampilkan model chlorine, klik Map (di samping kanan) >> Nodes

>> Chlorine >> dan Klik forward ( ).

14. Simulasi Model chlorine ini dikatakan berhasil, apabila ditkitai dengan adanya animasi warna pada reservoir, tangki dan junction (node) seperti pada gambar di bawah. Perubahan warna pada masing-masing reservoir, tangki dan junction menunjukkan adanya perubahan chlorine pada jam-jam tertentu

15. Dengan demikian selesailah sudah pekerjaan membuat model chlorine pada jaringan pipa. Gampang bukan ?.

forward

(17)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

15 Benny Syahputra ST., M.Si

BAB 4

WAKTU TINGGAL (DWELLING TIME) CHLORINE

A. PENDAHULUAN

Waktu tinggal (dwelling time) chlorine adalah lamanya chlorine berada di dalam jaringan pipa sampai air yang berada di dalam jaringan pipa tersebut dikonsumsi oleh Konsumen. Mengetahui waktu tinggal chlorine di dalam jaringan ini akan memberikan keuntungan untuk mengambil tindakan selanjutnya, apakah akan dilakukan penambahan chlorine ataukah tidak. Waktu tinggal sangat berkaitan dengan sisa chlor yang dibahas pada bab 2 di atas, karena seiring dengan berjalannya waktu kandungan chlorine yang ada di dalam pipa pastilah berkurang. Kandungan chlorine yang ada di dalam jaringan pipa tentulah akan berbeda antara pipa yang satu dengan yang lainnya, dengan demikian maka perlu kita untuk mengetahui seberapa lama chlorine tersebut bertahan di dalam jaringan pipa serta seberapa lama chlorine tersebut bisa memberikan pengaruh terhadap kualitas air.

B. TUJUAN

Mengetahui seberapa lama kandungan chlorine yang ada di dalam pipa dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas air.

C. TAHAPAN PERENCANAAN

Tahapan Perencanaan untuk mengetahui waktu tinggal (dwelling time) chlorine dengan menggunakan Epanet ini dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Klik Data (di samping kanan) >> Options >> Quality >> Klik Edit ( )

2. Kemudian klik Age pada baris parameter.

(18)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

16 Benny Syahputra ST., M.Si 3. Setelah itu, jalankan (Running) pekerjaan ini dengan klik pada toolbar Run

4. Untuk menampilkan lamanya waktu tinggal (age) chlorine, klik Map (di

samping kanan) >> Nodes >> Age >> dan Klik forward ( ). Maka akan muncul animasi seperti di bawah

5. Dengan demikian selesailah sudah pekerjaan waktu tinggal (dwelling time) chlorine pada jaringan pipa. Gampang bukan ?.

Catatan : Dengan cara yang sama seperti di atas dapat juga digunakan untuk mengetahui usia air (water age) di dalam jaringan pipa.

Run

(19)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

17 Benny Syahputra ST., M.Si

BAB 5

PELACAKAN (TRACE) SUMBER AIR BAKU PADA JARINGAN PIPA / MELACAK KONTAMINAN

A. PENDAHULUAN

Di dalam jaringan pipa, sumber air baku yang digunakan bisa jadi lebih dari satu, sehingga air yang mengalir di dalam jaringan pipa adalah bersumber dari berbagai jenis sumber air baku, misalnya berasal dari deep well (sumur dalam), waduk, sungai, ataupun dari air mata air. Mengingat banyaknya sumber air baku yang mengalir di dalam jaringan pipa, maka perlu ada pelacakan jenis sumber air baku mana yang paling mendominasi di dalam jaringan pipa tersebut, sehingga akhirnya pencemaran yang terjadi di dalam jaringan pipapun dapat terdeteksi.

B. TUJUAN

Mengetahui jenis sumber air baku mana yang paling mendominasi serta dapat mengetahui sumber pencemaran yang terjadi di dalam jaringan pipa.

C. TAHAPAN PERENCANAAN

Tahapan Perencanaan untuk pelacakan (trace) sumber air baku dengan menggunakan Epanet ini dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Buatlah nama label seperti sungai, danau dan tangki seperti gambar di bawah, serta tambahkan sumber air baku lain pada jaringan pipa

2. Isilah ID pada masing-masing Reservoir dan Tangki dengan nama seperti gambar di atas, yaitu Sungai, Danau, dan Tangki dengan cara Klik Data (di samping kanan) >> Reservoirs >> Sungai >> Klik Edit ( )

Begitu juga dengan Danau dan Tangki dibuat dengan cara yang sama

Sumber air baku baru

(20)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

18 Benny Syahputra ST., M.Si 3. Buatlah kurva pompa yang kedua (kurva pompa pertama sudah dibuat pada

Bab 1), dengan cara klik Data (di samping kanan) >> Curves >> Klik Add ( )

4. Setelah itu akan muncul tampilan Curve Editor. Selanjutnya isilah Curve Editor dengan data seperti pada gambar di bawah. Selanjutnya klik OK

5. Kemudian klik Data (di samping kanan) >> Pumps >> Klik Edit ( ) 6. Isilah Pump Curve tersebut dengan nilai 2 (sesuai dengan nama Curve ID

yang kita buat)

(21)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

19 Benny Syahputra ST., M.Si 7. Klik Data (di samping kanan) >> Options >> Quality >> Klik Edit ( )

8. Kemudian klik Trace pada baris parameter, serta ketik Danau pada baris Trace Node

9. Setelah itu, jalankan (Running) pekerjaan ini dengan klik pada toolbar Run Curve ID

Run

(22)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

20 Benny Syahputra ST., M.Si 10. Untuk menampilkan Pelacakan (Trace) Sumber air baku secara animasi,

maka klik Map (di samping kanan) >> Nodes >> Trace Danau >> dan Klik forward ( ).

11. Dengan demikian selesailah sudah pekerjaan mencari pelacakan (trace) sumber air baku pada jaringan pipa. Gampang bukan ?.

(23)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

21 Benny Syahputra ST., M.Si

BAB 6

PELACAKAN (TRACE) FLUORIDE PADA JARINGAN PIPA

A. PENDAHULUAN

Air minum dapat mengandung fluoride alami atau mungkin fluoride yang ditambahkan sebagai bahan pelindung untuk gigi oleh perusahaan air minum.

Namun, kehadirannya bukan tanpa kontroversi, karena di beberapa daerah, kadar fluoride alami dalam air mungkin sudah di atas ambang batas yang dianggap aman oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Kimiawan Malairajan Singanan dari the Presidency College di Chennai menekankan bahwa pedoman WHO menunjukkan tingkat yang aman dari fluoride adalah 1,5 miligram per liter.

B. TUJUAN

Mengetahui kandungan fluoride yang ada di dalam jaringan pipa selama 55 jam C. TAHAPAN PERENCANAAN

Tahapan Perencanaan untuk pelacakan (trace) fluoride dengan menggunakan Epanet ini dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Buatlah jaringan pipa seperti berikut di bawah :

(24)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

22 Benny Syahputra ST., M.Si 1. Kemudian untuk menampilkan fluoride, klik Data (di samping kanan) >>

Options >> Quality >> Klik Edit ( )

2. Kemudian muncul jendela berikut, ketiklah “Fluoride” pada baris Parameter

3. Kemudian isi data Hidrolika dengan cara klik Data (di samping kanan) >>

Options >> Hydraulics >> Klik Edit ( )

(25)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

23 Benny Syahputra ST., M.Si 4. Kemudian isi data Reaksi dengan cara klik Data (di samping kanan) >>

Options >> Reactions >> Klik Edit ( )

5. Selanjutnya isi data waktu (time) dengan cara klik Data (di samping kanan)

>> Options >> Times >> Klik Edit ( )

6. Selanjutnya isi data Energy dengan cara klik Data (di samping kanan) >>

Options >> Energy >> Klik Edit ( )

(26)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

24 Benny Syahputra ST., M.Si 7. Kemudian buatlah pola kebutuhan air (demand pattern) dengan cara klik

Data (di samping kanan) >> Pattern >> Klik Add ( )

8. Isilah pattern editor seperti gambar di bawah ini, kemudian masukkan kepada salah satu junction (node) yaitu pada pump station

9. Masukkan data initial quality sebesar = 1 pada tangki. Klik Data (di samping kanan) >> Tanks >> Klik Edit ( )

(27)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

25 Benny Syahputra ST., M.Si 10. Setelah itu, jalankan (Running) pekerjaan ini dengan klik pada toolbar Run

11. Pekerjaan ini dikatakan berjalan baik (sukses), apabila muncul laporan “Run was successful

Serta ditkitai dengan munculnya gambar air yang mengalir dari kran yang terletak di bagian bawah ( ).

Run

(28)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

26 Benny Syahputra ST., M.Si 12. Untuk menampilkan hasil pelacakan fluoride secara animasi, maka klik Map

(di samping kanan) >> Nodes >> Fluoride >> dan Klik forward ( ).

13. Simulasi model pelacakan fluoride ini dikatakan berhasil, apabila ditkitai dengan adanya animasi warna pada reservoir, tangki dan junction (node) seperti pada gambar di bawah. Perubahan warna pada masing-masing reservoir, tangki dan junction menunjukkan adanya perubahan fluoride pada jam-jam tertentu

14. Dengan demikian selesailah sudah pekerjaan membuat model pelacakan fluoride pada jaringan pipa. Gampang bukan ?.

forward

(29)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

27 Benny Syahputra ST., M.Si

BAB 7

MENAMPILKAN KONTUR PADA JARINGAN PIPA

A. PENDAHULUAN

Garis kontur (Contour Plot) adalah garis khayal di lapangan yang menghubungkan titik dengan ketinggian yang sama atau garis kontur adalah garis kontinyu di atas peta yang memperlihatkan titik-titik di atas peta dengan ketinggian yang sama. Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis tinggi horizontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap tinggi tertentu. Garis kontur disajikan di atas peta untuk memperlihatkan naik turunnya keadaan permukaan tanah. Aplikasi lebih lanjut dari garis kontur adalah untuk memberikan informasi slope (kemiringan tanah rata-rata), irisan profil memanjang atau melintang permukaan tanah terhadap jalur proyek (bangunan) dan perhitungan galian serta timbunan (cut and fill) permukaan tanah asli terhadap ketinggian vertikal garis atau bangunan. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka untuk garis kontur ini juga akan mengalami pengecilan sesuai skala peta.

Namun garis kontur hakekatnya tidak hanya menghubungkan titik dengan ketinggian (elevasi) yang sama, tetapi dalam Epanet ini dapat juga digunakan untuk menghubungkan nilai-nilai yang sama pada suatu parameter seperti Base Demand, Initial Quality, Demand, Head, Pressure, Fluoride, Chlorine, Trace (pelacakan) sumber air baku, Water age (usia air) dan lain-lain.

B. TUJUAN

Mengetahui daerah-daerah yang mempunyai parameter yang sama pada suatu jaringan perpipaan,

C. TAHAPAN PERENCANAAN

Tahapan perencanaan untuk menampilkan garis kontur (contour plot) dengan menggunakan Epanet ini dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Klik pada toolbar Graph

2. Setelah itu, klik pada Contour Plot >> Paramater >> OK Graph

(30)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

28 Benny Syahputra ST., M.Si 3. Di bawah ini adalah beberapa contoh hasil kontur untuk Elevation, Base

Demand, Pressure, dan Chlorine.

4. Dengan demikian selesailah sudah pekerjaan menampilkan kontur pada jaringan pipa. Gampang bukan ?.

(31)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

29 Benny Syahputra ST., M.Si

BAB 8

MEMBUAT JARINGAN PIPA DENGAN BACKGROUD PETA

A. PENDAHULUAN

EPANET dapat menampilkan latar belakang peta dibelakang jaringan pipa. Latar belakang dapat berupa peta jalan, peta utilitas, peta topografi, daerah rencana pengembangan, atau gambar lainnya yang berguna. Sebagai contoh, menggunakan peta jalan akan mempermudah proses penambahan pipa pada jaringan langsung pada posisi yang diinginkan. Latar belakang haruslah berupa Windows enhance metafile atau bitmap yang dibuat diluar EPANET. Hal yang penting, gambat tersebut tidak dapat di edit, meskipun perubahan dapat dilakukan seperti pembesaran atau penggeseran. Untuk alasan tersebut format metafiles akan bekerja lebih baik daripada bitmaps dalam hal tidak akan kehilangan resolusi ketika diskala-kan. Beberapa CAD dan GIS program memiliki kemampuan untuk men-save gambar dan peta dalam format metafiles.

B. TUJUAN

Membuat jaringan pipa dengan latar belakang peta agar lebih mudah dalam perencanaan

C. TAHAPAN PERENCANAAN

Tahapan perencanaan untuk membuat jaringan pipa dengan insert peta dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Peta harus memiliki skala.

2. Background gambar peta harus berekstensi *.bmp, *.wmf, atau *.emf.

3. Buka proyek baru di EPANET . Atur opsi Auto -Length ke On, caranya klik Project >> Default >> Properties >> Auto Length On, atau Kita bisa klik kanan di pojok kiri bawah).

Auto Length On

Klik kanan

(32)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

30 Benny Syahputra ST., M.Si 4. Tambahkan gambar latar belakang peta yang kita inginkan (Klik View >>

Backdrop >> Load) .

5. Perbesar skala peta, dan tempatkan 2 node pada jarak yang terpisah menggunakan skala. Kemudian, hubungkan node dengan pipa, dan periksalah panjang pipa tersebut.

6. Jika panjang pipa yang ditentukan oleh fungsi Auto-Length Epanet tidak sesuai dengan panjang peta lakukan langkah-langkah berikut .

7. Tentukan penskalaan ulang faktor yang diperlukan sebagai panjang pipa yang diharapkan dari skala peta dibagi dengan panjang yang dihasilkan dari Auto -Length. Sebagai contoh, jika kita menempatkan 2 node tepat 1 mil terpisah menggunakan skala peta, dan selanjutnya panjang pipa adalah 638 ft, maka peta perlu diskala ulang menjadi (1 mill = 5280 ft), berarti faktor rescaling adalah 5280 ft/638 ft = 8.28.

8. Kemudian peta harus diskala ulang, caranya klik View >> Dimensions..

default x dan y koordinat untuk pojok kiri bawah harus ( 0, 0 ) dan sudut kanan atas harus (10000, 10000). Kalikan kedua koordinat sudut kanan atas dengan faktor rescaling kita. Dalam contoh dari atas, koordinat baru akan (82800, 82800). Juga, pergi ke depan dan mengatur unit peta tepat di bawah pada pop - up.

9. Cobalah periksa pada pipa lainnya di sepanjang skala peta dan pastikan bahwa Auto -Length telah berfungsi dengan benar.

Dikali dengan

8,28

(33)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

31 Benny Syahputra ST., M.Si

BAB 10

MEMBUAT ZONASI DENGAN EPANET CALIBRATOR

.

A. KOMPONEN

Epanet Calibrator memiliki beberapa komponen tambahan yang tercantum dalam gambar berikut :

1. Information mode : Ketika tombol ini ditekan kita dapat memasukkan data yang diamati.

2. Create Group : Gunakan tombol ini untuk menambahkan grup baru.

3. Remote Calibration : Kirim file INP dengan data kalibrasi ke server kami dan siap untuk dikalibrasi

4. Setup : Konfigurasi server dan otentikasi parameter.

5. Desktop Calibration : Kalibrasi file Epanet di PC kita sendiri.

6. Validation Button : Klik tombol ini untuk memverifikasi jika kita membuat group dengan benar.

7. Browse groups : Mengatur grup kita dalam pilihan ini.

8. Select region : tombol ini bawaan asli dari Epanet. Digunakan untuk memilih daerah untuk melaksanakan banyak tindakan sekaligus.

(34)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

32 Benny Syahputra ST., M.Si B. MEMBUAT GRUP

Langkah pertama untuk menjalankan proses kalibrasi Kita adalah membuat grup.

Grup yang dibuat haruslah daerah dengan kondisi fisik yang sama karakteristiknya.

Misalnya, jika pipa jaringan kita memiliki dua bahan, PVC dan besi, kita dapat membuat dua kelompok.

Untuk membuat grup, klik Select Region dan klik mengelilingi daerah yang akan dibuat grup. Klik kanan untuk menyelesaikan dan menutup pemilihan. Setelah membuat pilihan, klik di tombol Create Group. Kita dapat menghapus grup dengan cara mengklik di tombol Browse pada kelompok Resan Tab.

Select Region

Resan

(35)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

33 Benny Syahputra ST., M.Si Catatan: Kita harus memasukkan semua pipa di jaringan dalam beberapa grup

sebelum memulai proses kalibrasi.

Jika ada pipa yang sama terdapat lebih dari satu grup, maka Epanet Calibrator akan menganggapnya sebagai bagian dari grup pertama yang dibuat.

C. MEMASUKKAN DATA YANG DIAMATI

Untuk memasukkan data yang diamati, tekan tombol informasi (information mode).

Kita akan dapat memasukkan data. Klik dua kali pada node atau pipa. Masukkan data yang diamati (Pressure (mH20) untuk node atau flow (L/s) untuk pipa). Kita juga dapat memuat data dari CSV (Comma separated values). Format file adalah jam, nilai. Satu per baris. mis:

Dalam contoh ini, kita akan memuat nilai 20 untuk satu jam pertama, 22,5 sampai jam ke 2 dan 15.22 untuk jam ke 24 hingga sampai node tertentu. Nilai-nilai lain tidak tersedia untuk contoh ini.

Biarkan kolom kosong jika kita tidak memiliki informasi untuk waktu tertentu. Klik di tombol Save untuk melanjutkan.

1,20 2,22.5 24,15.22

Catatan: Atur Jumlah Durasi simulasi untuk 24 jam dengan klik Data >>

Options >> Times.

(36)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

34 Benny Syahputra ST., M.Si D. KALIBRASI

Setelah memasukkan data yang kita amati dan sudah membuat grup, selanjutnya kita dapat memulai proses kalibrasi.

Klik di tombol Desktop Calibration. Sebuah Jendela akan terbuka dengan beberapa parameter algoritma genetika.

Catatan: Jangan gunakan file yang berekstensi *.NET. tetapi ekspor Jaringan pipa yang kita buat menjadi berekstensi *.INP sebelum melanjutkannya.

(37)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

35 Benny Syahputra ST., M.Si

Initial population : Jumlah ini akan tergantung dari ukuran jaringan.

Mutation probability : kemungkinan menghasilkan nilai acak untuk meningkatkan optimasi

Crossover probability : probabilitas kromosom yang dipilih masih hidup untuk generasi berikutnya

Generations : jumlah iterasi.

Klik Tombol OK untuk memulai. Ketika jendela kalibrasi menutup, ia akan membuat file baru yang disebut calibrated.inp di direktori yang sama pada jaringan yang disimpan. Kemudian cobalah membuka file baru yang sudah dikalibrasi tersebut.

Software Epanet Calibrator ini dibuat oleh Resan Team dan dapat didownload secara gratis versi terakhir di situs resmi :

http://www.resan.ufms.br/resantools/desktop.zip. Apabila ada suatu pertanyaan dapat dikirimkan via email ke [email protected].

(38)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

36 Benny Syahputra ST., M.Si

BAB 11

MENGGABUNGKAN EPANET DAN DATA PEMETAAN DARI INTERNET DENGAN EPANET- Z

Penggunaan file dengan latar belakang peta secara online ini membuat kemampuan baru untuk penampilan EPANET. Namun, bagaimana cara membuat file tersebut?

seberapa besar gambar ini bisa dibuat? apakah sudah merujuk secara geografis?

Bagaimana dengan penggunaan foto udara atau citra satelit sebagai latar belakangnya?

Apa yang akan anda katakan, jika anda diberitahu bahwa anda bisa mengakses gambar satelit untuk seluruh dunia dan menggunakannya sebagai latar belakang untuk EPANE, hanya dengan mengklik sebuah tombol?. Itu tidak lain adalah EPANET-Z.

EPANET 2.00.12 telah dimodifikasi dan re-dikompilasi untuk menampilkan peta secara online atau citra sebagai backgroundnya.

EPANET-Z = EPANET + Peta online (Yahoo Maps, Google Maps, Virtual Earth),

Pada peluncuran pertama software ini hanya menampilkan peta online ketika satuan peta adalah derajat. Sedangkan satuan meter dan feet tidak mendukung. Software ini kompatibel dengan versi resmi.

EPANET-Z dibuat oleh Zonum Solutions, dan dapat di download secara gratis pada alamat web : http://www.zonums.com, tetapi karena adanya beberapa alasan

(39)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

37 Benny Syahputra ST., M.Si link download di Zonum Solutions untuk EPANET-Z rusak. Anda dapat mendownloadnya dari web lain :

http://www.water-simulation.com/wsp/2008/12/25/epanet-z/

Program ini tidak perlu diinstal, hanya membuka unzipped dan menjalankannya.

Epanet-Z.zip berisi file executable (Epanet-Z.exe), epanet2.dll dan salah satu contoh file yaitu EpanetZ_example.net.

Kontrol baru yang ditambahkan pada Epanet-Z adalah :

Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) untuk EPANET-Z adalah tentang Sistem Koordinatnya. Sumber peta di EPANET-Z adalah menggunakan koordinat geografis (lintang / bujur) di World Geodetic System 1984 (WGS84) datum.

(40)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

38 Benny Syahputra ST., M.Si Jika anda ingin menggunakan EPANET * File INP. yang menggunakan koordinat UTM, anda dapat menggunakan layanan EpaGeo online yang disediakan oleh Zonum Solutions. Dalam hal ini, silahkan pilih opsi "UTM ke Decimal Degrees".

Berikut ini adalah beberapa contoh jaringan pipa dengan latar belakang peta dari Yahoo Maps, Google Earth, atau dari Virtual Earth

(41)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

39 Benny Syahputra ST., M.Si

BAB 10 LATIHAN SOAL

A. PENDAHULUAN

Pada bab ini Praktikan diharuskan memperbanyak melakukan latihan B. TUJUAN

Agar praktikan lebih banyak mengetahui permasalahan-permasalahan seputar jaringan distribusi air

C. TAHAPAN PERENCANAAN

Tahapan perencanaan untuk Latihan aplikasi dengan menggunakan Epanet ini dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Buatlah jaringan perpipaan seperti di bawah ini . Asumsikan bahwa Kita perlu menghitung diameter masing-masing pipa, aliran dan kecepatan dalam setiap pipa, dan tekanan di setiap node, seperti dalam jaringan yang ditunjukkan pada gambar di bawah.

Sebuah tangki berdiameter 50 kaki (feet) terletak di kota untuk memasok air minum bagi masyarakat kecil. Tangki tersebut tingginya 20 ft dan terletak 400 ft di atas kota. Tangki memasok air dengan aliran konstan 4 cfs selama satu hari. Semua node dalam jaringan terletak di ketinggian 0 ft. Semua pipa memiliki koefisien kekasaran C = 100. Gunakan rumus Hazen-Williams selama perhitungan Kita. Minor losses diabaikan.

Tabel: menunjukkan panjang dan diameter masing-masing pipa.

Kebutuhan air (water demand) di setiap node adalah konstan sepanjang hari.

Gambar di bawah ini menunjukkan kebutuhan (demand) air yang ada di setiap node.

(42)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

40 Benny Syahputra ST., M.Si 2. Data Defaults yang harus diisi sebagai berikut :

3. Data pola kebutuhan air (demand pattern) adalah sebagai berikut :

SELAMAT MENGERJAKAN

(43)

PRAKTIKUM KOMPUTER : SIMULASI PENYEDIAAN AIR BERSIH DENGAN EPANET 2.0 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG (UNISSULA)

41 Benny Syahputra ST., M.Si TUGAS BESAR

Buatlah jaringan distribusi pipa yang berada pada daerah kalian masing- masing dengan background peta yang berasal dari Google Earth, yahoo maps, virtual maps, atau lainnya.

Kebutuhan air (water demand) di setiap node adalah fluktuasi sepanjang hari tergantung daerah kalian masing-masing, dan kebutuhan (demand) airnya yang ada di setiap node berbeda-beda tergantung dari jumlah penduduk serta fasilitas kota yang ada

Rancanglah jaringan distribusi air serta hitunglah diameter masing-masing pipa, aliran dan kecepatan dalam setiap pipa, dan tekanan di setiap node, pada daerah kalian masing-masing, serta tambahkan sesuatu yang kalian anggap penting.

CATATAN : Nilai terbaik adalah yang paling dalam analisisnya serta paling banyak cakupan bahasannya.

View publication stats

Gambar

Gambar  di  bawah  ini    menunjukkan  kebutuhan  (demand)  air  yang  ada  di  setiap node

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Kebutuhan Air Bersih di Perumahan Jember Permai II Desa Sukorejo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember Menggunakan Software Epanet 2.0 ; Riski Satriya Rawa

Simulasi kondisi tidak permanen (time dependent/extended period simulation) akan menganalisa kondisi hidraulika semua komponen sistem jaringan distribusi air bersih pada

Dalam mendesain sistim jaringan air bersih digunakan software Epanet 2.0 di mana dari program tersebut didapat diameter untuk pipa yaitu 6” yang menghubungkan dari

Simulasi hidrolis yang dilakukan dengan software Epanet 2.0 terhadap jaringan perpipaan air bersih menunjukan simulasi pertama dan kedua jaringan untuk Kelurahan Tenukiik dan Fatubenao

PENERBIT: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 711 Gambar 10 Peta Jaringan Air Bersih Desa Wringinanom sebelum pemasangan Valve Sumber: Aplikasi Epanet 2.2 Gambar 11 Peta Jaringan Air

2 Dari hasil simulasi Epanet 2.0 terhadap jaringan distribusi air di Desa Laroonaha telah memenuhi syarat H-W 2Hasil evaluasi perhitungan manualjaringan distribusi sistem penyediaan

Dokumen ini membahas tentang percobaan penjernihan air untuk keperluan penyediaan air

Analisis jaringan pipa distribusi air bersih di Kelurahan Harapan Baru, Kota Samarinda menggunakan perangkat lunak EPANET