SINOPSIS TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH : Muhammad Rudianto
P101 21 147
DEPARTEMEN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TADULAKO
PALU 2024
SINOPSIS I
Nama : Muhammad Rudianto
Stambuk : P101 21 147
Peminatan : Kesehatan Lingkungan Pembiming I : Kiki Sanjaya, S.KM., M.KL Pembimbing II : Pitriani, S.KM., M.Kes
A. Judul
Analisis Cross-Section Sanitasi Lingkungan Terhadap Insiden Diare Pada Balita di Kelurahan Krembangan Selatan.
B. Lokasi
Kelurahan Krembangan Selatan, Kota Surabaya.
C. Latar Belakang
Lingkungan mempunyai andil yang paling bersar terhadap status kesehatan yang disusul oleh perilaku. Kesehatan lingkungan adalah kondisi atau keadaan lingkungan optimum yang berpengaruh positif terhadap perwujudan status kesehatan optimum. Sanitasi lingkungan merupakan faktor perting yang harus diperhatikan, terutama sarana air bersih, ketersediaan jamban, pengelolaan air limbah, pembuangan sampah, dan pencemaran tanah (Ayuningtyas et al., 2020).
Pada musim penghujan angka kejadian diare akan lebih meningkat dari musim biasa hal ini di karenakan, saat musim hujan dan banjir mengakibatkan virus atau bakteri pembawa diare tersebar. Kebiasaan masyarakat yang kurang menjaga kebersihan, khususnya mencuci tangan setelah membuang air dan sebelum makan. Hal ini membuat masyarakat lebih besar terserang diare (Rimbawati dan Surahman, 2019).
Angka kejadian diare sampai saat ini masih merupakan salah satu merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian. Hampir seluruh daerah geografis dunia dan semua kelompok di serang diare, tetapi penyakit berat dengan kematian tinggi terutama didapatkan pada bayi dan anak balita (Rimbawati dan Surahman, 2019).
Penyakit diare merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan yang menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Menurut WHO dan UNICEF, terjadi sekitar 2 milyar kasus diare dan 1,9 juta anak balita meninggal karena diare di seluruh dunia setiap tahun.
Dari semua kematian tersebut, 78% terjadi di negara berkembang, terutama di wilayah Afrika dan Asia Tenggara. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyebutkan prevalensi diare untuk semua kelompok umur sebesar 8 % dan angka prevalensi untuk balita sebesar 12,3 %, sementara pada bayi, prevalensi diare sebesar 10,6%. Sementara pada Sample Registration System tahun 2018,
diare tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian pada neonatus sebesar 7% dan pada bayi usia 28 hari sebesar 6%. Data dari Komdat Kesmas periode Januari - November 2021, diare menyebabkan kematian pada postneonatal sebesar 14%. Data terbaru dari hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2020, prevalensi diare di berada ada pada angka 9,8%. Diare sangat erat kaitannya dengan terjadinya kasus stunting. Kejadian diare berulang pada bayi dan balita dapat menyebabkan stunting. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2020, Penyakit infeksi khususnya diare menjadi penyumbang kematian pada kelompok anak usia 29 hari - 11 bulan. Sama seperti tahun sebelumnya, pada tahun 2020, diare masih menjadi masalah utama yang meyebabkan 14,5%
kematian. Pada kelompok anak balita (12 – 59 balita), kematian akibat diare sebesar 4,55%
(KEMENES P2PM, 2023).
Berdasaran uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan terkait sanitasi lingkungan masyarakat dengan kejadian penyakit diare pada balita di Kelurahan Krembangan Selatan.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan (penyediaan air bersih, pengelolaan limbah padat, dan pengelolaan limbah cair) dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Krembangan Selatan.
E. Metode Penelitian
Secara garis besar metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptif corelation yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan, atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. Penelitian ini menggunakan design penelitian cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat.
DAFTAR PUSTAKA
Ayuningtyas, R.D., Budiyono, B., Dewanti, N.A.Y., 2020. Gambaran Sanitasi Lingkungan di Puskesmas Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2016-2018. MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA 19, 170–176. https://doi.org/10.14710/mkmi.19.2.170-176
KEMENES P2PM, 2023. Laporan Kinerja 2022.
Rimbawati, Y., Surahman, A., 2019. HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA . Jurnal Aisyiyah Medika 4, 189–198.
SINOPSIS II
Nama : Muhammad Rudianto
Stambuk : P101 21 147
Peminatan : Kesehatan Lingkungan Pembiming I : Kiki Sanjaya, S.KM., M.KL Pembimbing II : Pitriani, S.KM., M.Kes
A. Judul
Analisis Cross-Section Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Terhadap Insiden ISPA di Kelurahan Krembangan Selatan.
B. Lokasi
Kelurahan Krembangan Selatan, Kota Surabaya.
C. Latar Belakang
Open Defecation Free (ODF) yaitu suatu keadaan ketika setiap individu dalam kelompok tidak melakukan kebiasaan buang air besar sembarangan. Hal ini tentu saja dapat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit berbasis lingkungan sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan dorongan untuk merubah kebiasaan masyarakat. Masyarakat harus 100%
memiliki akses jamban sehat agar terciptanya Desa/Kelurahan Open Defecation Free (ODF). Yang dimaksud dengan Desa/Kelurahan Open Defecation Free (ODF) adalah Desa/kelurahan yang 100% masyarakatnya sudah melakukan kebiasaan buang air besar di jamban sehat, yaitu mencapai perubahan perilaku pilar satu dari lima pilar STBM yaitu stop buang air besar sembarangan.
D. Tujuan Penelitian E. Metode Penelitian
SINOPSIS III
Nama : Muhammad Rudianto
Stambuk : P101 21 147
Peminatan : Kesehatan Lingkungan Pembiming I : Kiki Sanjaya, S.KM., M.KL Pembimbing II : Pitriani, S.KM., M.Kes
A. Judul
Analisis Cross-Section Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Terhadap Risiko Kejadian Stunting Pada Balita di PUSKESMAS Krembangan Selatan.
B. Lokasi
Kelurahan Krembangan Selatan, Kota Surabaya.
C. Latar Belakang
Open Defecation Free (ODF) yaitu suatu keadaan ketika setiap individu dalam kelompok tidak melakukan kebiasaan buang air besar sembarangan. Hal ini tentu saja dapat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit berbasis lingkungan sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan dorongan untuk merubah kebiasaan masyarakat. Masyarakat harus 100%
memiliki akses jamban sehat agar terciptanya Desa/Kelurahan Open Defecation Free (ODF). Yang dimaksud dengan Desa/Kelurahan Open Defecation Free (ODF) adalah Desa/kelurahan yang 100% masyarakatnya sudah melakukan kebiasaan buang air besar di jamban sehat, yaitu mencapai perubahan perilaku pilar satu dari lima pilar STBM yaitu stop buang air besar sembarangan.
D. Tujuan Penelitian E. Metode Penelitian