Mata Kuliah
Ekonomi Syariah
Oleh : Ami Nullah Marlis Tanjung,S.E,Sy.M.E.
Mata Kuliah
Ekonomi Syariah
Oleh : Ami Nullah Marlis Tanjung,S.E,Sy.M.E.
Sistem Ekonomi Islam
Sistem ekonomi Islam adalah Tatanan pemenuhan kebutuhan hidup manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran yang didasari pada ajaran-ajaran Islam dalam Al-Qur'an dan assunnah yang dikembangkan oleh pemikiran manusia.
Menurut Umar Chapra
Ekonomi Islam ialah ilmu pengetahuan da aplikasi atas anjuran atau aturan syariah yang mencegak ketidak adilan alam memperoleh sumber daya material sehingga tercipta kepuasan manusia dan memungkinkan mereka menjalankan perintah Allah.
Ekonomi Islam telah lama hadir didunia ini seperti yang telah di contohkan oleh Rasulullah SAW sewaktu berdagang, terbukti selama rasulullah berdagang tidak pernah pengalami kerugian, merugikan pihak lain dan hasil dagangan beliau selalu berkah. Ini di sebabkan beliau mempraktekkan Ekonomi berdasarkan tuntunan Al-quran dan Al-Hadist. Tetapi umat islam sendiri lebih memilih untuk beralih kepada sistem ekonomi Liberal, dimana pihak yang memiliki banyak modal semakin kaya, yang sedikit modal semakin terpuruk, dan menimbulkan kesenjangan ekonomi yang tinggi antara si kaya dan si miskin, uang hanya berputar di beberapa golongan saja, sementara golongan lain hanya numpang lewat. Keadaan ekonomi seperti ini, mendorong umat islam untuk sadar dan kembali kepada sistem ekonomi yang telah lama di tinggalkanya.
Perbedaan Sudut Pandang tentang Ekonomi Islam
Islam adalah agama yang toleransi bagi umatnya, kita sebagai umat dibebaskan dalam memilih mazhab yang kita pandang sebagai dasar hukum dalam islam, asalkan masih dalam konteks syahadat dan sholawat yang masih sama.
a. Mazhab Iqtishaduna b. Mazhab Mainstream
c. Mazhab Alternatif-Kritis
a. Mazhab Iqtishaduna
Mazhab ini berpandangan bahwa Ilmu ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan islam. Adanya perbedaan dalam pandangan mengenai ekonomi (Kelangkaan), dengan alasan Allah menciptakan bumi, langit dan segala isinya adalah untuk manusia. Masalah muncul karena distribusi yang tidak merata dan ketidak adilan.
Para tokoh Mazhab ini adalah :
Muhammad As-Sadr, Abbas Mirakhor dll.
Mazhab Mainstream
Mazhab ini berpandangan bahwa masalah ekonomi muncul karena sumberdaya yang terbatas yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tanpa batas, pandangan ini tidak jauh berbeda dengan pandangan konvensional.
Bedanya, dalam konvensional ditentukan oleh pilihan dan skala prioritas berdasarkan hawa nafsu, tetapi dalam mazhab ini, pilihan dalam memutuskan dipandu oleh Al-quran dan Al-hadist.
Mazhab Alternatif - Kritis
Mazhab ini berpendapat bahwa analisis kritis bukan saja dilakukan terhadap sosialis dan kapitalis, tetapi juga terhadap ekonomi islam, islam pasti benar tetapi ekonomi islam belum tentu benar, karna ekonomi islam hasil tafsiran manusia dari Al-quran dan hadist.
Tokoh mazhab ini ialah :
Timur juran, jomo, muhammad Arif dll.
Rancang Bangun Ekonomi Islam
Kerangka Bisnis Syariah
Harta/Modal Harus Berputar (QS : Al-Hasyr 59 : 7) :
- Menghindari Sentralisasi modal pada segelintir orang - Mengembangkan yayasan yayasan kemanusiaan
dengan orientasi kemasyarakatan
- Menguatkan ikatan persaudaraan dan kemasyarakatan
“Menurut Islam, harta pada hakikatnya adalah milik Allah SWT yang dititipkan pada manusia, maka ketika seseorang memperoleh harta maupun bagaimana cara memperolehnya harus sesuai dengan ketentuan Allah SWT, jadi esensinya seseorang memperoleh harta harus digunakan sesuai yang diperintahkan Allah SWT”
“Ekonomi Islam tidak mengajarkan bagaimana cara pengembangan suatu harta tetapi mengajarkan bagaimana tentang pengembangan kepemilikan harta, ini di maksudkan agar pengembangan kepemilikan harta tidak berputar di satu golongan saja, tapi harus bekembang ke semua golongan umat, agar tidak terjadi ketimpangan sosial antara golongan kaya dan miskin.”
Yang harus diingat tentang Harta
Hukum Muamalah
Hukum Muamalah :
“ Hukum asal menetapkan syarat dalam muamalah adalah Halal dan diperbolehkan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
ISLAM
SYARIAH TAUHID
AQIDAH
IBADAH MUAMALAH
BUDAYA SIASAT
EKONOMI
BANK BMT ASURANSI
Organisasi Bisnis Dalam Islam
QS 02 : 275
“Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan Riba”.
IDENTIFIKASI TRANSAKSI YG DILARANG
P E N
Y E B A B
Haram Zatnya: li dzatihi
Haram Selain Zatnya
Tidak Sah
Tadlis
Ihtikar
Bai Najasy
Gharar Riba
Tidak didasarkan prinsip kerelaan (ridha); asymetric information
Rekayasa Pasar (Supply)
Melanggar
prinsip An Taraddin Minkum
Melanggar prinsip La
Tazhlimuna wa la tuzhlamun
Rekayasa Pasar (demand)
Uncomplete Information;
uncertainty to both party
Fadl Nasiah Jahiliah
Rukun tdk terpenuhi
Ta’aluq Two In One
RIBA
Apa itu Riba ?
- Secara etimologi : Yarbu/ arba’a artinya tambahan, kelebihan.
- Secara Terminologi : tambahan yang dibebankan/di persyaratkan kepada orang lain saat transaksi pinjam meminjam baik itu uang, bahan makanan dll.
Arti gampang riba :
Kita gak lakuin apapun tetapi kita mendapatkan aliran keuntungan dari proses pinjam meminjam ataupun transaksi keuangan
Pengertian RIBA
RIBA
FADL
NASIAH
JAHILIAH
Riba krn pertukaran barang sejenis yg tdk memenuhi kriteria sama kualitas,
kuantitas dan wkt penyerahan
Riba krn hutang piutang yg
menentukan persyaratan pada pelunasannya (tambahan
pembayaran).
Hutang yg dibayar melebihi pokoknya krn peminjam tdk mampu mengembalikan tepat waktu.
PERJANJIAN LAMA
Kitab Eksodus (Keluaran) 22: 25
“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang umatku, orang yang miskin diantaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia, janganlah engkau bebankan bunga terhadapnya.”
Kitab Deuteronomy (Ulangan) 23: 19
“Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat
dibungakan.”
Kitab Levicitus (Imamat) 35: 7
“Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba darinya,
melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu bisa hidup diantaramu. Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kau berikan dengan meminta riba.”
Lukas 6: 35
“Cintailah musuhmu… dan janganlah meminjamkan kepada mereka dengan berharap untuk mendapatkan sesuatu (yang lebih)”
PERJANJIAN BARU
“Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah jasamu? Orang- orang berdosapun meminjamkan kepada orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. Tetapi kasihilah musuhmu dan
berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak
mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Tuhan Yang Maha Tinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterimakasih dan terhadap orang-orang jahat” (Lukas 6:34-35
AL
MUSYARAKAH AL
MUSYARAKAH Pengertian :
MUSYARAKAH (SYIRKAH, mencampur) adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu kegiatan usaha tertentu; masing-masing pihak memberikan kontribusi dana sesuai dengan porsi yang disepakati.
Sementara keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang mungkin timbul akan dibagi secara proporsional atau sesuai dengan kesepakatan bersama.
Rukun Musyarakah
AKAD AQIDANI (Cakap
Mengelola Harta)
Objek Aqad Rukun Musyarakah
Jenis Musyarakah Jenis Musyarakah
MUSYARAKAH KEPEMILIKAN (SYIRKAH AL MILK) Jenis Musyarakah ini timbul karena faktor warisan, wasiat atau kondisi lainnya yang mengakibatkan terjadinya kepemilikan terhadap suatu assets oleh dua orang atau lebih. Keuntungan yang diperoleh dari pengoperasian assets tersebut kemudian dibagi bersama berdasarkan kesepakatan.
MUSYARAKAH AKAD (SYIRKAH AL ‘UQUD) Merupakan hasil suatu kesepakatan dari dua orang atau lebih untuk mengadakan kerjasama usaha. Masing-masing memberikan kontribusi modal dan sepakat untuk berbagi keuntungan maupun kerugian.
MUSYARAKAH AKAD (SYIRKAH AL ‘UQUD)
Musyarakah Akad terbagi atas :
SYIRKAH AL INAN
SYIRKAH MUFAWADHAH SYIRKAH A’MAL
SYIRKAH WUJUH
1. SYIRKAH AL INAN
1. SYIRKAH AL INAN
Merupakan akad kerjasama antara dua orang atau lebih, masing- masing memberikan kontribusi dana dan berpartisipasi dalam kerja.
Porsi dana dan bobot partisipasi dalam kerja tidak harus sama, bahkan dimungkinkan hanya salah seorang yang aktif mengelola usaha yang ditunjuk oleh partner lainnya.
Sementara keuntungan atau kerugian yang timbul dibagi menurut kesepakatan bersama.
2. SYIRKAH
MUFAWADHAH 2. SYIRKAH
MUFAWADHAH
Merupakan akad kerjasama antara dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing partner saling menanggung satu sama lain dalam hak dan kewajiban.
Tidak diperkenankan salah seorang memasukkan modal yang lebih besar dan memperoleh keuntungan yang lebih besar pula dibandingkan dengan partner lainnya.
Keuntungan maupun kerugian yang diperoleh harus dibagi secara sama.
3. SYIRKAH A’MAL 3. SYIRKAH A’MAL
Merupakan kesepakatan kerjasama antara dua orang atau lebih yang memiliki profesi dan keahlian tertentu, untuk menerima serta melaksanakan suatu pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari hasil yang diperoleh.
4. SYIRKAH WUJUH
4. SYIRKAH WUJUH
Syirkah ini terbentuk antara dua orang atau lebih, tanpa setoran modal. Modal yang digunakan hanyalah nama baik yang dimiliki, terutama karena kepribadian dan kejujuran masing- masing dalam berniaga.
Dengan memiliki reputasi seperti itu, mereka dapat membeli barang-barang tertentu dengan pembayaran tangguh dan menjualnya kembali secara tunai.
Keuntungan yang diperoleh akan dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama.
Bila untung, pembagian berdasarkan kesepakatan
nisbah.
SY IR KA H
atau
MU SY AR AK AH
$ X $ X
Syirkah Mufawada
h
Syirkah Inan
$ X $ Y
Syirka h Wujuh
Syirkah
‘Abdan
Syirkah Mudharaba
h
$ Abdan
$ wujuh
Natural Uncertainty Contract / NUC
Prinsip
Musyarakah : Prinsip
Musyarakah :
1. Proyek atau kegiatan usaha yang akan dikerjakan feasible dan tidak bertentangan dengan syariah.
2. Pihak-pihak yang turut dalam kerjasama memasukkan dana musyarakah, dengan ketentuan :
Dapat berupa uang tunai atau assets yang likuid.
Dana yang terhimpun bukan lagi milik perorangan, tetapi menjadi dana usaha.
3. Pengelola usaha dapat merupakan pemilik modal atau orang yang ditunjuk oleh pemilik modal.
4. Pemilik modal dapat melakukan intervensi atas kebijakan usaha.
5. Bagi hasil (nisbah) didasarkan atas porsi kontribusi modal atau sesuai dengan kesepakatan bersama.
Proyek/Usaha
Laba
Rugi
Akad Musyarakah
PARTNER-2 PARTNER-1
60% Modal 40% Modal
Keahlian Keahlian
60% 40%
50% 50%
MUSYARAKAH
Yang Berakad Obyek Akad RUKUN
A K A D B E R A K H I R
Ijab Qobul
BENTUK-BENTUK SYIRKAH
SYIRKAH MUFAWADAH 1. Syarat Harus
Sama
2. Jumlah Modal 3. Hak
4. Kewajiban 5. Keuntungan 6. Tanggung
Jawab SYIRKAH
INAN
1. Syarat Modal Tunai
2. Bukan Barang
Mengundurkan Diri
Wafat
Modal Hilang
Modal Hilang
Modal Tak Sama
SYIRKAH ABDAN 1. Syarat 2. Ada Untung 3. Pembagian Jelas 4. Pembagian
diambil dari laba SYIRKAH AL-
WUJUH 1. Syarat Modal
Tunai
2. Bukan Barang
Mudharabah
Secara Etimologi :
- Asal kata Dharaba = memukul berjalan Yang berarti seseorang yang memukul kakinya untuk menjalankan usaha
- Asal kata qiradh/muqaradah = memotong,memakai
Yang berarti pemilik modal memotong sebagian dari hartanya untuk diberikan kepada pelaksana usaha guna diperdagangkan.
Alur Akad Mudharabah
Mudharabah
Shohibul Maal (Pemilik Harta/Modal)
Mudharib (Pengelola Usaha)
Laba/Rugi Usaha
1. Sepakat untuk berakad
2. SM & M sepakat membuka suatu bisnis
3. Keuntungan dibagi sesuai nisbah yang ditentukan diawal akad
Rukun Akad Mudharabah
Mudharabah
Kedua belah pihak
Modal Usaha
Ijab Kabul
Nisbah Keuntungan
Jenis – Jenis Mudharabah
Mudharabah Mutlaqah
Merupakan akad yang memberikan kebebasan kepada pengelola dana untuk mengalokasikan uang miliknya.
Jenis – Jenis Mudharabah
Mudharabah Muqayyadah
Merupakan akad yang membatasi Mudharib (pengelola dana ) untuk mengalokasikan dana milik Shahibul Maal (Pemilik dana/Modal), biasanya Shahibul Maal menentukan jenis usaha pada saat akad.
Jenis – Jenis Mudharabah
Mudharabah Musytarakah
Merupakan akad di mana Shahibul Mall dan Mudharib sama sama mengeluarkan porsi modal masing –masing, Shahibul Maal hanya memberikan modal miliknya sedangkan Mudharib selain memberikan modal miliknya, juga sebagai pelaksana suatu usaha tersebut.
Pembatalan Akad Mudharabah
Batalnya Akad Mudharabah Bencana Alam
Salah satu pihak meninggal Dunia
Usaha Bangkrut
Modal Habis Usaha tidak sesuai
kesepakatan Akad
Pembagian Keuntungan Usaha
“Kalau usaha yang dijalankan menghasilkan keuntungan, maka keuntungan yang didapat kemudian dibagi berdasarkan Kesepakatan Nisbah masing -masing pihak pada awal akad.”
Contoh :
Keuntungan Usaha Rp 10 Juta
Kesepakatan nisbah saat awal akad:
- Nisbah Shahibul Maal 70%, maka Rp 10 Juta x 70%.
- Nisbah Mudharib 30%, maka Rp 10 Juta x 30%
Usaha Akad Mudharabah Merugi
“Apabila usaha yang dijalankan oleh Mudharib tersebut gagal, maka kerugian ditanggung oleh pemilik modal.”
Apabila lolos dari kriteria :
1.Usaha merugi bukan dikarenakan Mudharib lalai dalam menjalankan usahanya.
2.Mudharib berencana dan sengaja menghancurkan usaha tersebut.