SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT TELEPON SELULER MENGGUNAKAN METODE TOPSIS
PADA MARS PHONE CELL TASIKMALAYA Rian Ardianto
1), Asti Herliana
2)Program Studi Sistem Informasi Universitas BSI Bandung
,
[email protected]2)Abstrak
Adanya ide baru dalam strategi penjualan gadget sangat diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan segmentasi masyarakat tersebut dengan memberikan kemudahan dan keringanan secara persyaratan dan prosedur membeli handphone secara kredit. Dengan semakin mudahnya sistem jual beli secara kredit sehingga menarik perhatian masyarakat untuk lebih mudah lagi dalam memiliki telepon seluler dengan keringanan pembayaran yang diberikan secara diangsur. Untuk mencari debitur yang layak mendapatkan kredit telepon seluler maka dibuatlah pengambilan keputusan dengan menambahkan alternatif statis dengan nilai bobot setiap kriteria paling tinggi sehingga mendapatkan hasil akhir alternatif yang direkomendasikan.
Metode TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak euclidean untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal. Hasil dari sistem yang dibangun mampu memberikan rekomendasi peringkat berdasarkan bobot tertinggi. Dengan sistem ini dapat memberikan solusi bagi kreditur dalam memilih debitur yang layak untuk menerima kredit.
Kata Kunci: Kredit Telepon Seluler, TOPSIS, Sistem Pendukung Keputusan
Abstract
The existence of a new idea in the strategy of selling gadgets is very necessary to be able to meet needs of the segmentation of the community by providing convenience and relief in terms and procedures for buying mobile phones on credit. the increasingly easy system of buying and selling on credit so as to attract the attention of the public to be even easier in having a cell phone with the payment relief provided in installments. To find a debtor who deserves a cell phone credit, a decision is made by adding a static alternative with the highest weighting value of each criterion so as to obtain the recommended alternative end result. The TOPSIS method was a multi-criteria decision-making method using the principle that the chosen alternative had to have the shortest distance from the positive ideal solution and the farthest from the negative ideal solution from a geometric perspective by using euclidean distance to determine the relative proximity of an alternative to the optimal solution. The results of the system built were able to provide ranking recommendations based on the highest weights. this system could provide solutions for creditors in choosing debtors who were eligible to receive credit.
Key Words: Cell Phone Credit, TOPSIS, Decision Support System
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, telepon seluler bukan lagi merupakan kebutuhan sekunder. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa pengguna telepon seluler khususnya di Indonesia saat ini telah menyentuh angka 92 juta (KEMENPERIN, 2019) dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 255 juta berdasarkan sensus penduduk tahun 2010-
2019 (BPS, 2019). Dari data tersebut, menurut Dimitri Mahayana sekitar 5-10%
terindikasi sebagai pecandu telepon seluler (terbiasa menyentuh gadgetnya sekitar 100-200 kali dalam sehari) (Wijanarko, 2017).
Adapun penduduk yang memiliki gawai (gadget) mencapai 258.902.700 atau 97%
dari jumlah penduduk dan hanya 8.007.300 atau 3% yang tidak memiliki gawai (gadget). Data jumlah pemilik gawai
(gadget) tersebut 24.155.622 atau 9.33%
merupakan kamera, 55.301.617 atau 21.36% laptop/notebook dan 171.678.380 atau 66.31% telepon seluler berdasarkan data tahun 2016-2019 (BPS, 2019). Dari data tersebut dapat dilihat jumlah telepon seluler menempati urutan paling atas atau paling banyak digunakan. Jika dihitung berdasarkan rasio, kepemilikan telepon seluler terhadap jumlah penduduk indonesia jika satu keluarga terdiri dari 4 orang anggota, maka rasionya 1 keluarga memiliki 1 telepon seluler. Tingginya tingkat kepemilikan seluler, kian didukung oleh berkembangnya sistem transaksi jual beli perangkat ini. Sudah banyak beberapa perusahaan penjual handphone menyediakan fasilitas jual beli secara online namun kebanyakan hanya menjual secara cash atau tunai. Banyak bagian masyarakat yang berkebutuhan untuk memiliki handphone terutama berbasis smartphone belum terpenuhi dikarenakan harga yang mahal, adapun dengan mencicil namun menggunakan credit card. Adanya ide baru dalam strategi penjualan gadget sangat diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan segmentasi masyarakat tersebut dengan memberikan kemudahan dan keringanan secara persyaratan dan prosedur membeli handphone secara kredit. Dengan semakin mudahnya sistem jual beli secara kredit sehingga menarik perhatian masyarakat untuk lebih mudah lagi dalam memiliki telepon seluler dengan keringanan pembayaran yang diberikan secara diangsur.
Dengan semakin mudahnya transaksi kepemilikan handphone ini, terdapat beberapa permasalahan yang muncul, misalnya keterlambatan pembayaran dari waktu yang telah ditentukan sehingga berdampak kerugian kepada pihak perusahaan dan kepada pihak debitur (konsumen). Hal ini juga tentunya, sering menyebabkan ketidak harmonisan antara perusahaan dengan konsumen karena membuat perusahaan harus mengambil langkah untuk penagihan secara langsung dengan cara mendatangi alamat yang tercantum pada form identitas saat mengajukan dan melakukan konfirmasi oleh petugas. Apabila konsumen tidak dapat melunasi atau tidak dapat melakukan pembayaran dalam jangka waktu tertentu, hal tersebut jelas sangat merugikan perusahaan. Untuk mengatasi permasalahan yang timbul, maka pada
penelitian kali ini diusulkan sebuah metode TOPSIS (Technique for Others Reference bi Similarity to Ideal Sulution) sebagai solusi untuk pengambilan keputusan dengan menambahkan alternatif statis dengan nilai bobot setiap kriteria paling tinggi sehingga mendapatkan hasil akhir alternatif yang direkomendasikan layak menerima kredit telepon seluler.
Metode TOPSIS diusulkan berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu yang menunjukan bahwa dengan menggunakan metode ini dapat memberikan hasil yang terbaik. Seperti penelitian yang dilakukan Pada tahun 2015 oleh Bunga Annete Benning, Indah Fitri Astuti, dan Dyna Marisa Khairina.
Penelitian ini membahas mengenai sistem pendukung keputusan pembelian perangkat komputer. Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini adalah adanya beberapa barang yang tidak laku terjual sehingga barang tersebut menumpuk digudang dan juga mengalami kesulitan memenuhi permintaan pasar akibat kurangnya stok barang. Dengan permasalahan tersebut maka perlu dibuat suatu aplikasi dalam menentukan prioritas pembelian atau pemesanan barang sehingga dapat melakukan pembelian barang yang optimal.
Penelitian selanjutnya yang dijadikan acuan adalah penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 oleh Jepri Siregar tentang kelayakan terhadap nasabah yang akan melakukan kredit kepemilikan rumah (KPR), masalah pemberian kredit untuk penilaian data kreditur kepada pihak bank dengan jaminan rumah yang dibeli kemudian mengangsurnya setiap bulan dengan besar angsuran dan jangka waktu pembayaran sesuai dengan kesepakatan.
Solusi permasalahan dari penelitian ini adalah dengan cara membuat aplikasi sistem pendukung keputusan dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan persentasinya. Kriteria-kriteria tersebut adalah kartu tanda penduduk 15%, kartu keluarga 15%, NPWP 15%, rekening koran 15%, Slip gaji 20%, dan surat rekomendasi perusahaan 20%.
Pengambilan keputusan dengan menambahkan alternatif statis dengan nilai bobot setiap kriteria paling tinggi sehingga mendapatkan hasil akhir alternatif yang di rekomendasikan menerima KPR.
Berdasarkan pemaparan permasalahan dan usulan solusi permasalahan, maka pada penelitian kali ini akan dilakukan
penerapan metode TOPSIS terhadap sebuah sistem pendukung keputusan pemberian kredit telepon seluler.
1.2. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah, dihasilkan identifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Masih sulitnya menentukan calon debitur yang layak tanpa adanya dukungan sistem pendukung keputusan.
2. Belum adanya metode pendukung keputusan penentuan kelayakan kredit yang memadai khususnya untuk objek telepon seluler.
1.3. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang didapat dari hasil identifikasi permasalahan tersebut adalah:
1. Bagaimana membuat sistem pendukung keputusan yang bisa memberikan alternatif terbaik yang bisa menguntungkan kedua belah pihak debitur maupun kreditur.
2. Bagaimana menerapkan metode Technique For Other Reference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) sebagai alternatif pendukung keputusan multikriteria.
1.4. Maksud dan Tujuan
Maksud diambilnya permasalahan ini sebagai penulisan skripsi, yaitu:
1. Merancang program bisnis sistem pendukung keputusan (SPK) yang berguna untuk memberikan alternatif bagi calon debitur (konsumen)
2. Memberikan solusi untuk kreditur dalam memilihkan alternatif terbaik sebelum mengambil keputusan untuk melakukan kredit.
1.5. Metode Penilitian
Sebuah metode penelitian merupakan hal yang penting dalam sebuah sistem. Agar rancangan sistem menghasilkan sistem yang baik, maka penelitian yang dilakukan harus baik pula.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, fenomena, serta hubungan antara komponen yang diselidiki.
1.5.1. Teknik Pengumpulan Data A. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung dilapangan (observasi) guna mendukung dalam pembuatan sistem informasi pendukung keputusan, supaya data yang dihasilkan sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan. Pengamatan langsung ini bertujuan agar informasi yang didapatkan berasal dari dua sisi yang berbeda yaitu kreditur (pihak MARS Phone CELL yang memberikan kredit) dan debitur (calon konsumen yang akan melakukan kredit secara berjangka).
B. Wawancara
Dalam melakukan penelitian dan pengumpulan data, penulis menggunakan metode wawancara kepada beberapa narasumber secara langsung karena penulis yakin metode ini adalah teknik yang paling singkat untuk mendapatkan data.
Data yang nantinya dipakai akan lebih teliti dan lebih akurat kebenarannya.
C. Studi Pustaka
Metode ini dilakukan guna mendapatkan beberapa informasi di luar ruang lingkup tempat penelitian atau riset, tujuannya agar data-data yang dihasilkan menjadi lebih komplit dan maksimal.
Penulis mengumpulkan referensi-referensi baik yang bersifat online (internet) maupun offline yang dipelajari dari buku-buku terkait, jurnal dan dokumen-dokumen lain yang mendukung pembuatan skripsi ini.
1.5.2. Model Pengembangan Sistem Model SDLC (Software Development Life Cycle) air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensi linier (Sequential Liniar) atau alur hidup klasik (classic life cycle)”. Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan tahap pendukung (support). Metodologi yang digunakan terhadap sistem pendukung keputusan pemberian kredit telepon seluler pada MARS Phone CELL Tasikmalaya adalah waterfall yang mempunyai aktivitas- aktivitas sebagai berikut:
A. Analisa Kebutuhan Sistem
Penulis menganalisa data yang telah diperoleh untuk membuat sistem yang baru dengan tujuan memperoleh hasil yang baik. Pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami seperti apa yang dibutuhkan oleh
pihak kreditur (MARS Phone CELL).
Analisa yang penulis lakukan antara lain:
1. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh kreditur (MARS Phone CELL) pada saat menentukan nilai alternatif yang paling mendekati kriteria calon debitur (Konsumen) yang telah ditentukan.
2. Mengidentifikasi kebutuhan aplikasi sistem pendukung keputusan pihak kreditur (MARS Phone CELL) untuk calon debitur (Konsumen).
3. Mengidentifikasi informasi kriteria yang tepat untuk calon debitur (Konsumen) terhadap sebuah sistem pendukung keputusan pemberian kredit telepon seluler sebagai syarat yang ditentukan oleh pihak kreditur (MARS Phone CELL).
B. Desain
Proses desain akan
menterjemahkan syarat kebutuhan kesebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat pengkodean adalah:
1. Perancangan Basis Data
Merancang spesifikasi database yang dibutuhkan oleh sistem seperti menentukan jenis database yang sesuai atau memilih database yang memiliki tingkat kompatibilitas yang baik sehingga mempermudah dalam hal pemilihan bahasa pemograman yang sesuai. Dalam hal ini penulis menggunakan database MySQL dan PHPMyAdmin.
2. Perancangan fungsi pada aplikasi Berdasarkan kebutuhan pengguna di dalam sistem yang diambil dari aktivitas yang sedang berlangsung maka dibuatlah rancangan suatu aplikasi yang memiliki fungsi tertentu yang mampu memenuhi standar proses yang mungkin terjadi di dalam sistem dengan membuat sistem pendukung keputusan pemberian kredit telepon seluler berbasis web pada MARS Phone CELL Tasikmalaya dengan menggunakan metode Unified Modelling Language.
3. Perancangan Media Tatap Muka (Interface)
Merancang bentuk tampilan yang ramah (user friendly) dan mudah dalam
pemakaiannya dengan
mempertimbangkan nilai-nilai estetika dalam bentuk dan design dari interface program.
C. Code generation
Pada tahap ini mulai dibuatkan code generation sesuai dengan desain yang telah ada. Pembuatan code generation menggunakan bahasa pemrograman HTML, PHP dan Javascript.
D. Testing
Pada tahap ini dilakukan penerapan web sistem pendukung keputusan pemberian kredit telepon seluler tersebut dengan melakukan tes terlebih dahulu apakah web tersebut layak untuk digunakan dan dapat beroperasi sesuai dengan apa yang diharapkan. Proses pengujian yang dilakukan dengan menggunakan Black-Box Testing. Uji coba dilakukan kepada pihak kreditur (MARS Phone CELL) untuk penggunaan sistem pendukung keputusan pemberian kredit telepon seluler kepada calon debitur (Konsumen) diberikan panduan bagaimana cara melakukan pengolahan data kriteria- kriteria melalui web dan mempresentasikan hasil desain web.
E. Support
Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan ketika sudah digunakan oleh pihak kreditur (MARS Phone CELL).
Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga harus menambahkan beberapa alternatif kriteria-kriteria yang terbaru.
Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat menanggulangi proses perkembangan mulai dari analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.
1.6. Ruang Lingkup
Dalam penulisan laporan skripsi ini, pembahasan akan dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut:
1. Menggunakan platform web yaitu dengan menggunakan bahasa pemograman HTML dan PHP.
2. Aplikasi yang dibangun hanya sebagai alternatif pemecah masalah dalam menentukan keputusan bagi kreditur (MARS Phone CELL) dengan metode TOPSIS.
3. Variabel yang digunakan untuk menjadi dasar pertimbangan adalah Identity (Identitas lengkap debitur), Requirements (Persyaratan debitur),
Income (Penghasilan tetap), Capacity (Kemampuan membayar angsuran dan uang muka), dan Capital (Modal atau biaya dimuka yang diberikan).
4. Penentuan kriteria dibatasi hanya bagi para calon debitur (konsumen) untuk pemberian kredit telepon seluler saja.
2. Studi Pustaka
1. Sistem Pendukung Keputusan Menurut (Arfyanti & Purwanto, 2012) “Sistem penunjang keputusan merupakan salah satu produk
perangkat lunak yang
dikembangkan secara khusus untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan. Sesuai dengan namanya tujuan dari sistem ini adalah sebagai “information sources” atau second opinion yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau kebijakan tertentu, merupakan satu model yang fleksibel yang memungkinkan pribadi-pribadi atau kelompok- kelompok untuk membentuk gagasan-gagasan dan membatasi masalah dengan membuat asumsi mereka sendiri dan menghasilkan pemecahan yang diinginkan”.
Sedangkan Menurut (Suhari, Sukur,
& Eniyati, 2009) “Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model”.
2. Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan terdiri atas tiga komponen utama atau subsistem yaitu :
a. Subsistem data (data base), b. Subsistem model (model base), c. Subsistem dialog (user system
interface).
Hubungan antara ketiga komponen ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Sumber : (Suhari et al., 2009) Gambar II.1 Hubungan Komponen SPK
3. Komponen Utama Sistem Pendukung Keputusan
a. Subsistem Data (Data Subsystem) Subsistem data merupakan komponen SPK penyedia data bagi system.
Data dimaksud disimpan dalam suatu pangkalan data (data base) yang diorganisasikan oleh suatu system yang disebut dengan system manajemen pangkalan data (Data Base Manajement System/DBMS).
Pangkalan data dalam SPK berasal dari dua sumber yaitu sumber internal (dari dalam perusahaan) dan sumber eksternal (dari luar perusahaan).
Data eksternal ini sangat berguna bagi manajemen dalam mengambil keputusan tingkat strategis.
b. Subsistem Model (Model Subsystem) Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan.
Pengelola berbagai model disebut dengan pangkalan model (model base) model adalah suatu peniruan dari alam nyata, kendala yang sering kali dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang disusun ternyata tidak mampu mencerminkan seluruh variable alam nyata.
Sehingga keputusan yang diambil yang didasarkan pada model tersebut menjadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai
model pada system pangkalan model harus tetap dijaga fleksibilitasnya. Artinya harus ada fasilitas yang mampu membantu pengguna untuk
memodifikasi atau
menyempurnakan model, seiring dengan perkembangan pengetahuan. Hal ini yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan mengenai model yang dibuat.
c. Subsistem Dialog (User System Interface) Fasilitas yang mampu mengintegrasikan system terpasang dengan pengguna secara interaktif. Melalui system dialog inilah pemakai dapat berkomunikasi dengan system yang dirancang. Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
1). Bahasa Aksi (Action Language) Suatu perangkat lunak yang dapat digunakan
pengguna untuk
berkomunikasi dengan sistem. Komunikasi ini dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti, keyboard, joystick, atau keyfuncton lainnya.
2). Bahasa Tampilan (Display or Presentation Language) Suatu perangkat yang berfungsi sebagai saran untuk menampilkan sesuatu.
Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan tampilan ini diantaranya adalah printer, grafik monitor.
3). Bahasa Pengetahuan (Knowledge Base) Bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga system yang dirancang dapat berfungsi secara efektif.
4. Konsep Sistem Pendukung Keputusan
Menurut (Arfyanti & Purwanto, 2012) “Konsep Sistem Pendukung Keputusan pertama kali diungkapkan pada tahun 1970-an oleh Michael S.Cott Morton dengan
istilah Management Decision System”. Sistem tersebut adalah sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstuktur. Pada dasarnya sistem pendukung keputusan adalah sistem yang tidak bisa dipisahkan dari teknologi komputer hampir mustahil ketika sistem pendukung keputusan tidak melibatkan teknologi didalam proses pengambil keputusannya yaitu komputer, secara umum sistem pendukung keputusan berfungsi
untuk membantu dalam
pengambilan keputusan secara efektif dimana nantinya permasalahan yang dihadapi dapat dengan cepat mendapat solusinya.
Menurut Kendal dalam (Arfyanti &
Purwanto, 2012) menyatakan bahwa: “Decision Support System (DSS) atau sistem pendukung keputusan hampir sama dengan sistem informasi manajemen tradisional karena keduanya sama- sama tergantung pada basis data sebagai sumber data dimana DSS menekankan pada fungsi pendukung pembuatan keputusan diseluruh tahap-tahapnya, walaupun keputusan aktual masih tetap wewenang eksekutif sebagai pembuat keputusan”. Tujuan dari sistem pendukung keputusan adalah:
a. Membantu manajer dalam mengambil keputusan atas masalah semi terstuktur.
b. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukan dimaksudkan untuk menggantikan manajer.
c. Meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil manajer lebih dari pada perbaikan efesiensinya.
Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
d. Meningkatan produktivitas.
e. Membangun satu kelompok pengambilan keputusan, terutama
para pakar, yang harganya bisa mahal.
Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang berbeda-beda.
a. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.
b. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya perusahaan.
c. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
5. Pengertian Lembaga Keuangan Menurut (Dewianty, 2012) Lembaga Keuangan adalah “setiap perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan bidang keuangan. Kegiatan usaha lembaga keuangan dapat berupa penghimpunan dana dan atau penyaluran dana”. Sedangkan Lembaga Pembiayaan menurut (Dewianty, 2012) adalah “badan usaha diluar bank dan lembaga keuangan non bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan yang mencakup usaha sewa guna usaha, anjak piutang, usaha kartu kredit dan pembiayaan konsumen”.
6. Pengertian e-commerce
Menurut (Wong, 2010) electronic commerce adalah “pembelian, penjualan dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik.
Seperti radio, televisi dan jaringan komputer atau internet”. Jadi pengertian e-commerce adalah proses transaksi jual beli yang dilakukan melalui internet dimana website digunakan sebagai wadah untuk melakukan proses tersebut.
7. Pengertian Kredit
Menurut Thomas Sinungan dalam (Suhari et al., 2009) “Kredit berasal dari bahasa yunani
“credere” yang berarti kepercayaan (trust atau faith). Kepercayaan merupakan dasar utama dalam pemberian kredit bank kepada pihak peminjam)”. Sedangkan pengertian kredit menurut bab 1, pasal 12 Undang-Undang pokok perbankan
no. 7 tahun 1992, kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan. Dalam pemberian kredit terdapat dua pihak yang berkepentingan langsung, yaitu pihak yang berlebihan uang atau yang disebut pemberi kredit (kreditur) dan pihak yang membutuhkan uang atau disebut penerima kredit (debitur).
8. Metode TOPSIS
Menurut (Siregar, 2017) Mengemukakan bahwa “TOPSIS adalah salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan Hwang (1981).
TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean untuk menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal. Solusi ideal positif didefinisikan sebagai jumlah dari seluruh nilai terbaik yang dapat dicapai untuk setiap atribut, sedangkan solusi negatif-ideal terdiri dari seluruh nilai terburuk yang dicapai untuk setiap atribut. TOPSIS mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal negatif dengan mengambil kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif.
Berdasarkan perbandingan terhadap jarak relatifnya, susunan prioritas alternatif bisa dicapai. Metode ini banyak digunakan untuk menyelesaikan pengambilan keputusan secara praktis. Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan.
”Menurut (Benning, Astuti, &
Khairina, 2015) “TOPSIS (Technique For Others Reference
By Similarity To Ideal Solution) didasarkan pada konsep dimana alternatif terpilih yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif, namun juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif". Konsep ini banyak digunakan pada beberapa model MADM untuk menyelesaikan masalah keputusan secara praktis.
Hal ini disebabkan konsepnya sederhana dan mudah dipahami, komputasinya efisien, dan memiliki kemampuan untuk mengukur kinerja relatif dari alternatif-alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Secara umum, prosedur TOPSIS mengikuti langkah-langkah:
a. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi.
b. Membuat matriks keputusan yang ternormalisasi terbobot.
c. Menentukan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif.
d. Menentukan jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif.
e. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif.
TOPSIS membutuhkan rating kerja setiap alternatif Ai pada setiap kriteria Cj yang ternormalisasi :
Sumber : (Benning et al., 2015) Persamaan II.1 Rumus Matriks
Ternormalisasi
dengan i = 1, 2, ..., m; dan j = 1, 2, ..., n
dimana : rij = matriks ternormalisasi [i][j]
Xij = matriks keputusan [i][j]
Solusi ideal positif A+ dan solusi ideal negatif A- dapat ditentukan berdasarkan rating bobot ternormalisasi (yij) :
yij = wi.rij
Sumber : (Benning et al., 2015)
Persamaan II.2 Rating Bobot Ternormalisasi
dengan i = 1, 2, ..., m; dan j = 1, 2, ..., n
A+ = (y1+, y2+, ..., yn+);
A- = (y1-, y2-, ..., yn-);
dimana :
yj+ = max yij, jika j adalah atribut keuntungan
min yij, jika j adalah atribut biaya yj- = min yij, jika j adalah atribut keuntungan
max yij, jika j adalah atribut biaya Jarak antara nilai setiap alternatif dengan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negative :
Sumber : (Benning et al., 2015) Persamaan II.3 Rumus Jarak
Alternatif Solusi Ideal dimana : Di+ = jarak alternatif Ai dengan solusi ideal positif
Di- = jarak alternatif Ai dengan solusi ideal negatif
yi+ = solusi ideal positif[i]
yi- = solusi ideal positif[i]
yij = matriks normalisasi terbobot[i][j]
Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai :
Sumber : (Benning et al., 2015) Persamaan II.4 Rumus Nilai
Preferensi
dimana : Vi = kedekatan tiap alternatif terhadap solusi ideal Di+ = jarak alternatif Ai dengan solusi ideal positif
Di- = jarak alternatif Ai dengan solusi ideal negatif
Nilai Vi yang lebih besar menunjukkan bahwa alternatif Ai lebih dipilih.
3. Analisa Sistem Berjalan
3.1. Proses Bisnis Sistem
Prosedur pengajuan kredit telepon seluler ke MARS Phone CELL ada beberapa tahap yaitu:
1. Prosedur Pengajuan
Pada prosedur ini konsumen yang akan mengajukan kredit telepon seluler mengunjungi toko MARS Phone CELL, ada satu orang karyawan (marketing) yang ditempatkan khusus untuk melayani pendaftaran konsumen ditempat, pihak toko akan memberikan tabel daftar angsuran untuk di perlihatkan kepada konsumen. Bagi konsumen yang sudah cocok selanjutnya akan dimintai data-data pengisian formulir terlebih dahulu.
2. Prosedur Checking Data
Setelah data formulir masuk pihak karyawan (marketing) toko akan melakukan credit analys untuk melakukan studi kelayakan kredit bagi debitur. Biasanya credit analys melakukan wawancara dan meminta data-data yang diperlukan kepada debitur.
3. Prosedur Persetujuan
Setelah bagian credit analys melakukan cheking dan study kelayakan kredit selanjutnya debitur akan melakukan pembayaran kepada bagian kasir sejumlah harga telepon seluler.
Setelah itu telepon seluler akan disiapkan untuk segera diterima oleh debitur.
4. Prosedur Pembayaran Uang Muka (Down Payment)
Setelah harga telepon seluler dan jenis telepon seluler disepakati pihak debitur melakukan pembayaran DP untuk pertama kali ke bagian kasir MARS Phone CELL. Selanjutnya bagian kasir akan membuatkan data-data konsumen dan mengentri untuk data pembayararan kredit setiap bulannya.
5. Prosedur Pembayaran Cicilan Pada prosedur ini debitur akan diberikan buku angsuran kredit yang berisi no kontrak kredit sebagai identitas nomor pembayaran jika akan dibayar setiap bulannya. Debitur bisa membayar langsung ke bagian kasir.
6. Prosedur Pembuatan Laporan Pada tahap ini debitur yang telah melakukan pembayaran perbulan akan dicatat kedalam sistem sampai dengan akhir pembayaran. Apabila pembayaran
telah selesai pihak MARS Phone CELL akan menyerahkan Kartu Garansi kepada debitur dan selesai.
3.2. Activity Diagram Sistem Berjalan
Gambar III.2 Activity Diagram Sistem Berjalan
4. Rancangan Sistem dan Program Usulan
4.1. Use Case Diagram
Gambar IV.1 Use Case Diagram Halaman Admin
4.2. Activity Diagram
1. Activity Diagram Login Admin
Gambar IV.2 Activity Diagram Login Admin
2. Activity Diagram Mengelola Halaman Administrator
Gambar IV.3 Activity Diagram Kelola Administrator
3. Activity Diagram Mengelola Halaman Kriteria
Admin Sistem
Mem ilih m enu Kriteria
Manipulas i data Kriteria
Menam pilkan halam an kriteria Act Kelola Kriteria
[parameters]
Tam bah
Edit Hapus
Sim pan Perubahan
Gambar IV.4 Activity Diagram Halaman Kriteria
4. Activity Diagram Mengelola Halaman Alternatif
Admin Sistem
Memilih menu Alternatif
Manipulasi data Alternatif
Menampilkan halaman Alternatif Act Kelola Alternatif
[parameters]
Tambah
Edit Hapus
Simpan Perubahan
Gambar IV.5 Activity Diagram Halaman Alternatif
5. Activity Diagram Halaman Data Kredit
Gambar IV.6 Activity Diagram Halaman Data Kredit
6. Activity Diagram Melihat Hasil Perhitungan
Admin Sistem
Memilih menu perhitungan
Menampilkan hasil perhitungan Act Melihat Hasil
[parameters]
Gambar IV.7 Activity Diagram Halaman Hasil Perhitungan
7. Activity Diagram Melihat Laporan
Admin Sistem
Memilih menu Laporan
Menampilkan Form Laporan Act Melihat Laporan
[parameters]
cetak
Hardware
Melakukan Pencetakan Tidak
Ya
Gambar IV.8 Activity Diagram Melihat Laporan
4.3. Sequence Diagram
1. Sequence Diagram Login Admin
Gambar IV.9 Sequence Diagram Login Admin
2. Sequence Diagram Mengelola Halaman Administrator
Gambar IV.10 Sequence Diagram Kelola Administrator
3. Sequence Diagram Mengelola Halaman Kriteria
Gambar IV.11 Sequence Diagram Halaman Kriteria
4. Sequence Diagram Mengelola Halaman Alternatif
Gambar IV.12 Sequence Diagram Halaman Alternatif
5. Sequence Diagram Halaman Data Kredit
Gambar IV.13 Sequence Diagram Halaman Data Kredit
6. Sequence Diagram Melihat Hasil Perhitungan
Gambar IV.14 Sequence Diagram Halaman Hasil Perhitungan
7. Sequence Diagram Melihat Laporan
Gambar IV.15 Sequence Diagram Melihat Laporan
4.4. Class Diagram
Gambar IV.16 Class Diagram Halaman Admin
4.5. Entity Relationship Diagram (ERD)
Gambar IV.17 Entity Relationship Diagram
4.6. Logical Resource Structure (LRS)
Gambar IV.18 Logical Relationship Structure
4.7. Component Diagram
Xampp
Mysql
Web Browser
Gambar IV.19 Component Diagram 4.8. Deployment Diagram
Boostrap Mysql
Web Browser Xampp
Simple Aplication
Apache Server
Apilcation Database
Mysql Database
Client PC
Browser Web Server
Gambar IV.20 Deployment Diagram
4.9. User Interface 1. Halaman Login
Gambar IV.21 Interface Halaman Login 2. Halaman Beranda
Gambar IV.22 Interface Halaman Beranda
3. Halaman Tambah Kriteria
Gambar IV.23 Interface Halaman Tambah Kriteria
4. Halaman Kriteria
Gambar IV.24 Interface Halaman Kriteria
5. Halaman Data Kredit
Gambar IV.25 Interface Halaman Data Kredit
6. Halaman Input Alternatif
Gambar IV.26 Interface Halaman Input Alternatif
7. Halaman Data Alternatif
Gambar IV.27 Interface Halaman Alternatif
8. Halaman Input Penilaian
Gambar IV.28 Interface Halaman Input Nilai
9. Halaman Hasil a. Nilai Input
Gambar IV.29 Interface Halaman Nilai Alternatif
b. Nilai Matriks Ternormalisasi
Gambar IV.30 Interface Halaman Nilai Matriks Ternormalisasi c. Nilai Bobot Ternormalisasi
Gambar IV.31 Interface Halaman Nilai Bobot Ternormalisasi
d. Matriks Ideal Positif/Negatif (+/-)
e. Jarak Solusi Ideal Positif/Negatif (+/-)
Gambar IV.33 Interface Halaman Nilai Jarak Solusi Ideal
f. Nilai Preferensi
Gambar IV.34 Interface Halaman Nilai Preferensi
4.10. Bobot Nilai TOPSIS
Menentukan rangking kecocokan dari setiap alternatif (A1, A2, A3, A4, A5) pada setiap kriteria :
1 = Sangat Tidak Memenuhi 2 = Tidak Memenuhi
3 = Cukup Memenuhi 4 = Memenuhi 5 = Sangat Memenuhi
a. Kriteria 1 (Identity)
Identity ditentukan berdasarkan hasil input data debitur yang akan melakukan kredit. Hasil interview penulis dengan pihak terkait, identity ditentukan dengan bobot sebagai berikut:
Tabel IV.20 Bobot Nilai Identity
Keterangan Point
Sangat lengkap 5
Lengkap 4
Cukup lengkap 3
Tidak lengkap 2
Sangat tidak lengkap 1
b. Kriteria 2 (Requirement)
Requirement ditentukan oleh syarat melakukan kredit telepon seluler yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Tabel IV.21 Bobot Nilai Requirement Masa angsuran (Bulan) Point
Sangat memenuhi 5
Memenuhi 4
Cukup memenuhi 3
Tidak memenuhi 2
Sangat tidak memenuhi 1 c. Kriteria 3 (Income)
Income adalah nilai jaminan yang ditentukan yang diambil berdasarkan struk gaji atau surat izin usaha (SIU) bagi wirausahawan, point collateral juga didapatkan dari syarat-syarat adminsitrastif calon debitur.
Tabel IV.22 Bobot Nilai Income Syarat-syarat
administrasi Keterangan Point KTP, KK, Slip Gaji Sangat
lengkap
5 SIM, NPWP, Surat
Keterangan Penghasilan kerja
Lengkap 4
SIM, Buku Rekening Cukup
lengkap 3
KTP Tidak lengkap 2
Tidak Ada Sangat tidak
lengkap 1
d. Kriteria 4 (Capacity)
Capacity ditentukan oleh kesiapan membayarkan angsuran perbulan dengan tenggang waktu yang telah ditentukan.
Berikut adalah nilai capacity:
Tabel IV.23 Bobot Nilai Capacity
Angsuran/bulan Point
12 5
10 4
8 3
6 2
4 1
e. Kriteria 5 (Capital)
Capital ditentukan kesanggupan membayar uang muka sebagai modal awal.
Persentasi nilai capital dihitung berdasarkan uang muka terhadap harga telepon seluler.
Tabel IV.24 Bobot Nilai Capital
Kesanggupan membayar uang muka/DP Point
20% > 5
15-19 % 4
11-14% 3
6-10% 2
1-5 % 1
4.11. Perhitungan TOPSIS Tahapan dalam melakukan
perhitungan dengan menggunakan metode TOPSIS dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengkonversikan data analisa kedalam bentuk fuzzy. Tabel yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.25 Konversi Nilai Matriks
2. Menghitung matriks ternormalisasi.
rumus :
Untuk menentukan X3 sampai dengan X5 bisa dilakukan dengan perhitungan diatas. Sehingga matriks yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.26
Nilai Matriks Ternormalisasi
3. Menghitung matriks normalisasi terbobot. rumus :
Y ij = W i.rij
Untuk menentukan nilai Y3 sampai dengan Y5 bisa dilakukan dengan perhitungan diatas. Sehingga nilai yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
4. Menghitung matriks ideal positif dan matriks ideal negative. rumus :
A
+= max(Y
1+,Y
2+,…Yn
+) dan A- = max(Y
1-,Y
2-,…Yn
-)
5. Menghitung jarak solusi ideal positif dan solusi ideal negative. rumus :
6. Menghitung nilai preferensi untuk setiap alternatif. rumus :
7. Rangking nilai alternatif
8. Rangking nilai alternatif
5. Penutup
Dari hasil penelitian dilapangan yang dilakukan oleh penulis terkait studi kelayakan kredit telepon seluler yang dilakukan di salah satu perusahaan elektronik dan telekomunikasi (MARS Phone CELL) dapat diambil kesimpulan:
1. Sistem pendukung keputusan ini bisa dijadikan sebagai alternatif untuk menilai kelayakan konsumen yang akan melakukan kredit kepada perusahaan. Karena tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menentukan keputusan sehingga lebih efisien dan efektif.
2. Sistem pendukung keputusan dengan metode TOPSIS ini bisa diterapkan diperusahaan, selain simple dan user friendly dengan metode ini kriteria- kriteria yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menentukan kelayakan calon nasabah atau debitur
bisa di ubah, ditambahkan atau dihapus sesuai kebutuhan dilapangan.
3. Aplikasi sistem pendukung keputusan dengan metode TOPSIS ini bisa dijadikan pembanding dengan metode yang digunakan saat ini diperusahaan sehingga data yang dihasilkan bisa dijadikan tolak ukur antara satu keputusan dengan keputusan lainnya.
Untuk mendukung keberhasilan website sistem pendukung keputusan ini ada beberapa saran yang perlu diterapkan untuk kemajuan dan perbaikan pengembangan website ini supaya dikemudian hari bisa dimanfaatkan secara penuh dan optimal. Adapun saran-saran tersebut diantaranya:
1. Website sistem pendukung keputusan ini memilki tampilan yang bisa digunakan oleh user lain atau calon debitur sehingga bisa menghubungkan komunikasi dua arah antara pihak perusahaan dengan pihak calon debitur yang akan melakukan pengajuan kredit telepon seluler ini. Sehingga calon debitur yang akan mengajukan kredit bisa mengukur kemampuan financialnya.
2. Dibuatkannya katalog online untuk memudahkan calon debitur jika ingin melakukan kredit sehingga dengan adanya katalog bisa memberikan informasi harga telepon seluler saat ini.
3. Aplikasi dikembangkan melalui platform android. Melihat dari perkembangan teknologi telepon seluler yang sudah banyak menggunakan sistem operasi android.
4. Mengembangkan metode sistem pendukung keputusan untuk penentuan kelayakan seperti penggunaan metode Fuzzy, Analitycal Network Process, maupun metode serupa dengan yang lainnya.
Daftar Pustaka
Arfyanti, I., & Purwanto, E. (2012). KREDIT PINJAMAN PADA BANK RAKYAT INDONESIA UNIT SEGIRI
SAMARINDA DENGAN METODE Fuzzy MADM ( Multiple Attribute Decission Making )
MENGGUNAKAN SAW ( Simple Additive Weighting ),
2012(Semantik), 119–124.
Benning, B. A., Astuti, I. F., & Khairina, D.
M. (2015). KOMPUTER DENGAN METODE TOPSIS ( Studi Kasus : CV . Triad ), 10(2), 1–7.
BPS. (2019). Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Retrieved from https://www.bps.go.id/statictable/20 19/02/20/1267/penduduk-
indonesia-menurut-provinsi-1971- 1980-1995-2000-dan-2010.html
Dewianty, S. (2012). Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Ulum Banyuwangi, 2(1), 41–70.
Jogiyanto. (2012). Rekayasa Perangkat Lunak. Jogyakarta: CV. Andi Offset.
KEMENPERIN. (2019). Indonesia Ditargetkan Jadi Basis Produksi Indrustri Alat Telekomunikasi.
Retrieved from
https://kemenperin.go.id/artikel/181 67/Indonesia-Ditargetkan-Jadi- Basis-Produksi-Indrustri-Alat- Telekomunikasi
Kendal, K. d. (2006). Analisis dan Perancangan Sistem Edisi Lima Jilid 1. Jakarta: Gramedia.
Setiawan, D. (2016, September 1).
tribunjateng.com. Retrieved April 2, 2018, from tribunnews.com:
http://jateng.tribunnews.com/2016/0 9/01/data-terkini-jumlah-penduduk- indonesia-2579-juta-yang-wajib- ktp-1825-juta
Siregar, J. (2017). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KPR ( KREDIT PEMILIKAN RUMAH ) UNTUK NASABAH PEMOHON MENGGUNAKAN METODE TOPSIS, 16(3), 335–342.
Suhari, Y., Sukur, M., & Eniyati, S. (2009).
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT . BPR
ARTAMANUNGGAL ABADI, I(1), 59.
Wijanarko, J. (2017). Pengaruh Pemakaian Gadget dan Perilaku Anak,
terhadap kemampuan anak Taman Kanak-kanak Happy Holy Kids Jakarta, 2.
Wong. (2010). e-commerce Dalam Pengaruh Masyarakat Lokal, 10–
42.