• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Peringatan Dini dan Rencana Evakuasi Inklusif Desa Tegalarum

N/A
N/A
sancaya institute

Academic year: 2024

Membagikan "Sistem Peringatan Dini dan Rencana Evakuasi Inklusif Desa Tegalarum"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Peringatan Dini Inklusif dan Rencana Evakuasi Inklusif Desa Tegalarum

A. Rancangan Sistem Peringatan Dini 1. Karakter ancaman Banjir bandang

Tabel 1. Karakteristik ancaman Banjar bandang Jenis ancaman : Banjir bandang

Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten : Banyuwangi Provinsi : Jawa Timur

KARAKTER KETERANGAN

Asal/Penyebab - Terhambatnya aliran sungai oleh material & pohon yang tumbang - Curah hujan yang tinggi di daerah hulu

- Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut

- Penebangan hutan secara liar, illegal logging - Tanah longsor di hulu (Jambewangi, dst) - Peanggaran sistem penebangan

- Penebangan hutan yang berlebihan - Suara gemuruh

- Mendung tebal di wilayah utara - Meningkatnya debit air tiba-tiba - Air yang keruh

Faktor Perusak - Arus yang sangat deras

- Material; kayu, lumpur, dst yang terbawa - Longsor tebingan sungai/sempadan Sela Waktu - Hanya beberapa jam

- ± 1 jam Kecepatan Hadir - Sangat cepat Periode - Musim penghujan

- Desember, Januari sd Maret Frekuensi - Jarang terjadi

Durasi - 2 sd 3 jam

Posisi - Wilayah sepanjang bantaran sungai Setail Intensitas - 25 rumah dan balai desa

- Dusun tegalyasan - Jembatan dan DAM

- Wilayah sepanjang bantaran sungai

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

(2)

2. Karakter ancaman Banjir

Tabel 2. Karakteristik ancaman Banjir Jenis ancaman : Banjir

Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten : Banyuwangi Provinsi : Jawa Timur

KARAKTER KETERANGAN

Asal/Penyebab - Banyaknya penebangan hutan

- Curah hujan yang tinggi Hujan 2 hari 2 malam berturut-turut - Pembuangan sampah sembarangan

- Kurangnya tata kelola sistem drainase dan banyaknya pendangkalan saluran air

Tanda Peringatan - Meningkatnya debit air

- Mendung tebal di wilayah utara - Suara gemuruh

- Tiba-tiba banyak sampah yang terbawa aliran - Hujan deras selama 2 sd 4 jam

Faktor Perusak - Membawa material, batuan kecil & besar, pepohonan, hewan - Lonsor tebingan sungai & sempadan

Sela Waktu - Hitungan menit

- Kalau dari hulu mendung tebal ± 2 sd 3 jam - Melihat ketinggian air ± 15 menit

Kecepatan Hadir - Deras dan cepat Periode - Musim penghujan

- Desember

- Januari, Februari sd Maret

Frekuensi - Diantara bulan Desember, Januari sd Maret Durasi - 1 sd 24 jam, tergantung curah hujan

Posisi - Sepanjang aliran sungai

- Dampak terbesar di hulu sungai

Intensitas - Risiko sedang sd tinggi terjadi longsor di sepanjang tebingan sungai

- Rawan longsor sempadan sungai ± 25 rumah

- Rawan terendam banjir ± 25 rumah termasuk balai desa

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

(3)

3. Rancangan sistem peringatan dini terhadap bahaya Banjir Tabel 3. Sistem peringatan dini terhadap Banjir Jenis ancaman : Banjir

Desa/Kec : Tegalarum/Sempu Kabupaten : Banyuwangi Provinsi : Jawa Timur

Pemantauan dan peringatan bahaya Sumber peringatan

bahaya - Perkiraan cuaca setempat dari BMKG, BPBD

- Penjaga pintu air/Bendungan (Mbangket & Damsari) Bentuk peringatan

bahaya

- Ketinggian air di pintu air - Siaga I, Siaga II, Siaga III - Kecepatan arus air Cara pemantauan

bahaya - Pengamatan ke lokasi

- Melihat Situasi dan kondisi serta tanda-tanda alam Cara penyampaian

peringatan bahaya

- Melalui whatsap - Melalui HT

- Oleh petugas pemantau dari tim peringatan dini ke koordinator tim siaga & kepala desa

Cara memastikan kebenaran peringatan

- Petugas pemantau dari Tim peringatan dini melakukan crosscheck ke penjaga pintu air

- Konfirmasi ke kordinator tim siaga bencana desa - Konfirmasi ke kepala desa

Penyebarluasan peringatan bahaya Penyampai

peringatan - Petugas peringatan dini - RT/RW

Sasaran peringatan - Masyarakat di wilayah rawan, terutama kelompok rentan; ibu hamil, baita, disabilitas, lansia dan kelompok rentan lainnya

Cara penyampaian peringatan

- Melalui grup whatsap - Melalui HT

- Melalui pengeras suara

- Menggunakan kentongan (dengan kode tertentu)

- Penyampaian langsung kepada kelompok rentan & disabilitas

Bentuk peringatan

- Status sungai; Siaga I, Siaga II dan Siaga III - Seluruh masyarakat diminta tidak panik

- Seluruh masyarakat di daerah rawan untuk melakukan tindakan kesiapsiagaan sesuai status sungai

- Memprioritaskan kelompok rentan Respon/tindakan terhadap peringatan

Tindakan RT/RW - Memberi arahan berdasar status sungai pada warga masing-masing - Memprioritaskan pada warga/kelompok rentan

Tindakan masyarakat

- Mematuhi arahan petugas dan perangkat desa sesuai status siaga - Mematuhi untuk melakukan evakuasi apabila status dinyatakan

untuk melakukan evakuasi (siaga III) - Memprioritaskan kelompok rentan

Sumber: Kajian Partisipatif desa Tegalarum 2023

(4)

B. Peta Rawan dan Jalur Evakuasi

Peta ancaman Banjir desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi

Sumber: Kajian Partisipatif desa Tegalarum 2023

(5)

Peta jalur evakuasi dan lokasi aman desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi

Sumber: Kajian Partisipatif desa Tegalarum 2023

(6)

Tim Kesehatan, Tim Posko, Tim Logistik Tim Pendidikan

Masyarakat di daerah rawan banjir Desa Tegalarum

Tim Peringatan dini

Pengak tifan

HP, HT, Langsung

Tim Evakuasi

HP, HT, Langsung Pengak

tifan

C. Rencana Evakuasi 1. Sistem Komunikasi

Prosedur Standar Operasional (SOP) komunikasi Peringatan Dini

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

Petugas Pemantau dari Tim Peringatan

dini

TITIK & LOKASI RAWAN

Kepala Desa Tegalarum

Ketua RW/ RT

Pengeras suara masjid,

mushola 1. LINMAS

2. Karang Taruna 3. Babinsa

Bhanbinkamtibmas 4. Ormas /relawan

(Banser 5. POLMAS

Kentongan, Megaphone,

langsung

Takmir Masjid

HP & HT langsung

Info resmi:

-Peringatan dini BMKG, -Peringatan dini BPBD

Koordinator Tim Siaga

Langsung

Penjaga pintu air/

Bendungan - Mbangket - Damsari

HP & HT

(7)

Penjelasan Standar Komunikasi 1) Komunikasi dengan menggunakan alat:

a. HP melalui Whatsapp (Grup Destana) yang melaporkan dan memotret situasi.

b. HT dengan frekuensi 457,625 dan 462.325 yang merupakan jalur komunikasi khusus yang berhubungan dengan kesiapsiagaan dari tim siaga.

c. Pengeras Suara yang ada di Masjid dan Musholla untuk menyampaikan informasi status kesiapsiagaan dan peringatan dini

d. Kentongan yang berada di pos kamling dan lokasi rawan di setiap RT untuk menyampaikan peringatan dini serta status kesiapsiagaan

e. Bahasa isyarat untuk penyadang disabilitas tuna rungu.

2) Peringatan Dini:

a. Peringatan Dini disampaikan kepada warga setelah ditetapkan dari status NORMAL menjadi SIAGA I dikomunikasikan melalui alat alat komunikasi (HP &

HT). Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga b. Status SIAGA I ke SIAGA II diinformasikan dan disiarkan dengan menggunakan

pengeras suara (masjid dan musholla) dan dikomunikasikan melalui alat komunikasi (HT dan HP). Apabila listrik padam, maka informasi status SIAGA disiarkan melalui kentongan dengan kode titir.

SIAGA I : o…oooo...o....oooo dan SIAGA II : oo…oo…oo..oo.

Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga c. Status SIAGA II ke SIAGA III dikomunikasikan lewat alat komunikasi (HP dan HT).

Status ini kemudian ditandakan/disampaikan dengan pengeras suara (masjid &

mushola) dengan menyampaikan secara jelas perintah untuk evakuasi dan menjauh dari lokasi rawan. Informasi disampaikan juga melalui kentongan (antisipasi listrik mati) dengan kode titir; SIAGA III -> Evakuasi ; oooooooooooo.

Penetapan status oleh Kepala desa atas rekomendasi Koordinator Tim Siaga.

3) Status BAHAYA/ANCAMAN:

a. Normal: Musim Kemarau & masuk awal musim penghujan. Aktivitas lokasi lokasi rawan berdasarkan pengamatan masih normal. Pengamatan berkala bisa dilakukan untuk mengontrol kondisi titik titik rawan. Tim peringatan dini berkoordinasi dengan RT/RW di pemukiman terdekat terkait perkembangan situasi. Apabila diperlukan, bisa dilakukan simulasi kesiapsiagaan.

b. SIAGA I: Awal Musim Penghujan, Intensitas Hujan rendah. Informasi peringatan dini memasuki musim cuaca ekstrim oleh BMKG atau dari BPBD.

Pengamatan di lokasi-lokasi rawan terutama melihat sekilas kondisi lokasi-lokasi rawan serta pantauan cuaca. Pengecekan juga dilakukan oleh warga di lokasi rawan berkoordinasi dengan petugas peringatan dini. Pada tingkat ini Petugas peringatan dini bisa mulai berkoordinasi tim siaga, RT dan Takmir Masjid agar bersiap-siap untuk memantau dan menyampaikan status saat ini dan

kemungkinan perubahan status. Saat prediksi penghujan akan datang datang, masyarakat di lokasi rawan disiagakan dengan menyampaikan status ‘SIAGA I’ , baik melaui ‘pengeras suara’ maupun kentongan kode ‘SIAGA I.

(8)

c. SIAGA II; Awal Musim Penghujan, frekuensi dan ntensitas Hujan sudah mulai tinggi. Informasi peringatan dini mingguan/harian cuaca oleh BMKG atau dari BPBD. Pengamatan di lokasi-lokasi rawan terutama melihat kemungkinan adanya perubahan intensitas hujan. Petugas peringatan dini memantau titik titik rawan, berkoordinasi dengan RT dan Takmir Masjid agar bersiap-siap untuk memantau dan menyampaikan status saat ini dan kemungkinan perubahan status. Masyarakat di lokasi rawan disiagakan dengan menyampaikan status SIAGA II , baik melaui ‘pengeras suara’ maupun kentongan ‘kode SIAGA II’.

d. SIAGA III; Mulai turun hujan dengan intensitas tinggi serta durasi lama.

Informasi peringatan dini akan datangnya hujan dengan intensitas tinggi oleh BMKG atau dari BPBD. Pengamatan untuk melihat kemungkinan terjadi banjir dengan melihat tanda-tanda yang ada di titik titik rawan. Pada kondisi ini skenario evakuasi dilakukan. Warga, ternak, barang berharga, serta dokumen penting yang ada di lokasi rawan segera dievakuasi dengan memberi peringatan status SIAGA III melalui pengeras suara (masjid dan mushola) serta bunyi kenthongan.

2. Identifikasi Penduduk dan Ternak yang dievakuasi

Tabel 4. identitikasi penduduk dan ternak yang dievakuasi

RT/RW /Dusun

Jumlah (jiwa) KK

Jumlah jiwa (jiwa)

Laki- laki (jiwa)

Perem puan (jiwa)

Balita

(jiwa) Lansia (jiwa)

hamil Ibu (jiwa)

Disabi litas (jiwa)

Ternak Sapi &

kambing (ekor) RT 03

/RW 05 /Dusun Tegalyasan

4 16 8 8 - 3 - 1 -

RT 03 /RW 04 /Dusun Tegalyasan

4 11 5 6 2 1 - - -

RT / RW/

Dusun

Darungan - - - -

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

(9)

3. Fasilitas untuk evakuasi

Tabel 5. Ketersediaan fasilitas untuk evakuasi Lokasi

evakuasi Mobil

pick up Truk HT Speaker

masjid Mega

phone Hand

phone Kento

ngan Tandu Masjid

Raudlotul Huda

2 unit Terse-

dia Terse-

dia Terse-

dia Terse-

dia Terse-

dia Terse-

dia -

RT 03/

RW 04 - Terse-

dia Terse-

dia Terse-

dia Terse-

dia Terse-

dia Terse-

dia -

RT 03/

RW 04 Terse-

dia Terse-

dia Terse-

dia Terse-

dia Terse-

dia Terse- dia

Sumber: Kajian Partisipatif Desa Tegalarum 2023

4. Identifiksi Kapasitas/daya dukung untuk evakuasi

Tabel 6. Ketersediaan tempat untuk evakuasi

Lokasi evakuasi

Daya

Tampung Daya Dukung

Kapa

sitas Jumlah

orang Sum

ber air Listrik MCK Tempat

ibadah Tempat Tidur

Layanan kese hatan

Layanan pendi dikan

Masjid Raudlotul Huda

± 300 300

orang Terse-

dia - PDAM - Sumur - Irigasi

unit 8 Terse-

dia Terse-

dia Bidan

desa Ada guru RT 03/

RW 04 - -

RT 03/

RW 04

Referensi

Dokumen terkait

nikmat dan rahmat- NYA kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “ Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Penentuan Jalur Evakuasi Bencana Banjir.. Luapan Sungai

Kapasitas komponen-komponen evakuasi KRB Gunung Merapi pada keseluruhan sektor, sistem peringatan dini persentase kapasitas 49%, titik kumpul persentase kapasitas

Hasil dari penelitian ini adalah telah dibangun sebuah sistem prototipe pendeteksi banjir peringatan dini menggunakan Arduino dan PHP yang memudahkan pengguna

Dalam mewujudkan efektivitas sistem peringatan dini bencana banjir dalam rangka mitigasi bencana banjir di Kota Manado, edeukasi menjadi sangat penting untuk

Sistem peringatan dini efektif memerlukan adanya pusat peringatan dini yang terpercaya, rutin melakukan pemantauan ancaman, dan pada saat yang tepat mampu mengambil

pertukaran informasi peringatan dini tsunami dan prosedur evakuasi kepada masyarakat. Saran untuk Pembangunan Kapasitas Lokal dan Sosialisasi. Pembangunan Kapasitas Lokal

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat terkait pelatihan pembuatan sistem peringatan banjir berbasis arduino dengan tujuan untuk

Berisi profil risiko bencana wilayah Desa Tegalarum Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi, serta sistem peringatan dini dan rencana