SISTEM REPRODUKSI MANUSIA
HUMAN REPRODUCTION
Haifa Azizzah,
S.Pd.
Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi adalah sistem yang menghasilkan
gamet jantan atau betina agar makhluk hidup dapat
menghasilkan keturunan berikutnya melalui fertilisasi.
Struktur Sel Sperma
●
Akrosom (kepala),mengandung enzim hialuronidase, protease dan antifertizilin, berfungsi untuk menembus mantel ovum.
●
Nukleus,mengandung materi genetik haploid (n).
●
Leher,mengandung mitokondria yang menghasilkan energi untuk pergerakan sel.
●
Ekor, alat gerak sel spermauntuk berenang.
Hormon Kelamin Pria
1. Follicle Stimulating Hormone (FSH), berfungsi merangsang perkembangan tubulus seminiferus dan sel sertoli untuk menghasilkan ABP (protein pengikat androgen) yang memicu pembentukan sperma.
2. Luteinizing Hormone (LH), berfungsi menstimulasi sel Leydig menghasilkan testosteron.
3. Gonadotropin, berfungsi merangsang hormone LH dan FSH
4. Testosteron (androgen), dihasilkan sel Leydig, berfungsi memunculkan ciri-ciri kelamin sekunder pria, mengatur spermatogenesis dan spermiasi.
5. Estrogen, dihasilkan sel sertoli, berfungsi merangsang spermiasi.
THE FEMALE REPRODUCTIVE SYSTEM
Tonjolan kecil di atas labium yang mengandung jaringan erektil seperti penis
Selaput yang melindungi vagina dan mengandung banyak pembuluh darah
KLITORIS
Bantalan lemak tempat tumbuhnya rambut pubis
MONS PUBIS
01.
03.
02.
04.
HYMEN (SELAPUT DARA) LABIUM MAYOR & MINOR
Lipatan besar yang di dalamnya terdapat lipatan kecil, yang melindungi vagina.
PEMBENTUKAN OVUM
● Oogenesis adalah proses pembentukan ovum (gamet betina) oleh ovarium.
● Tahap oogenesis :
• Progesteron, saat wanita mengalami ovulasi atau sedang berada di masa subur, hormon progesteron akan membantu mempersiapkan lapisan dalam rahim yang disebut endometrium untuk menerima sel telur yang telah dibuahi oleh sperma. Selama kehamilan, kadar hormon progesteron dalam tubuh tetap tinggi. Hal ini mencegah tubuh menghasilkan sel telur baru dan mempersiapkan tubuh untuk memproduksi ASI. Bila tidak terjadi pembuahan, kadar hormon progesteron dalam tubuh akan turun dan memicu menstruasi.
• Estrogen, membantu perkembangan dan perubahan tubuh saat pubertas, termasuk perkembangan fungsi organ seksual, dan memastikan proses ovulasi dalam siklus menstruasi bulanan.
• Luteinizing Hormone (LH), membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan ovulasi. Kadar hormon LH pada wanita akan meningkat saat menstruasi dan setelah menopause. Kadar LH yang terlalu tinggi pada tubuh wanita dapat mengakibatkan masalah reproduksi.
Hormon Kelamin Perempuan
• Follicle Stimulating Hormone (FSH), mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur di ovarium. Kadar hormon FSH yang rendah menandakan bahwa wanita tidak mengalami ovulasi, adanya gangguan pada kelenjar hipofisis, atau bisa juga menandakan kehamilan. Sebaliknya, hormon FSH yang tinggi dapat menandakan wanita memasuki masa menopause, adanya tumor di kelenjar hipofisis, atau gejala dari sindrom Turner.
• Testosteron, mengatur libido atau gairah seksual dan menjaga kesehatan vagina, payudara, dan kesuburan. Kadar hormon testosteron yang terdapat pada tubuh wanita memang tidak sebanyak pada pria, namun hormon ini tetap memiliki fungsi yang penting bagi kesehatan wanita.
• Oksitosin, diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak ini umumnya akan meningkat selama kehamilan, khususnya ketika menjelang persalinan. Ketika kadar hormon meningkat, rahim akan terangsang untuk berkontraksi dan mempersiapkan proses persalinan. Setelah melahirkan, oksitosin akan merangsang kelenjar payudara untuk menghasilkan ASI.
Masa Pubertas
Menstruasi
Menstruasi terjadi saat sistem reproduksi wanita sudah dapat berfungsi secara optimal dan merupakan salah satu pertanda dari masa pubertas. Setiap bulan, tubuh akan menebalkan dinding rahim untuk mempersiapkan diri untuk kehamilan. Apabila tidak ada sel telur yang dibuahi, maka dinding rahim akan meluruh dan keluar dalam bentuk darah melalui vagina, inilah yg disebut dengan menstruasi (haid).
Saat haid, wanita akan mengalami pendarahan dari vagina selama
3-8 hari. Siklus menstruasi normal umumnya adalah 28 hari, tetapi bisa
berbeda-beda bagi setiap wanita antara 21-40 hari.
FERTILISASI
Sperma bertemu dengan ovum dalam oviduk dan menembus mantel ovum.
a. Sperma mengenali ovum akibat senyawa fertizilin.
b. Sperma dapat menembus korona radiata karena
mempunyai enzim
hialuronidase.
c. Sperma dapat menembus zona pelusida karena mempunyai enzim protease.
Terjadi peleburan inti sperma (n) dan ovum
(n) menjadi zigot (2n).
Fertilisasi adalah proses bertemunya sel sperma dengan sel ovum sehingga membentuk zigot.
Mekanisme fertilisasi:
Korona radiata mengubah
ovum yang telah dibuahi agar tak dapat dimasuki
sperma lain.
01 02 03
Kemungkinan jenis kelamin anak:
Ovum Sperma Jenis kelamin
X X perempuan
X Y laki-laki
Jumlah laki-laki lebih sedikit daripada jumlah perempuan karena perbedaan kualitas sperma X dan kualitas sperma Y.
1. Sperma X bergerak lambat, namun dapat bertahan hidup dalam waktu lama.
2. Sperma Y bergerak cepat, namun tidak dapat bertahan hidup dalam waktu lama.
Kemungkinan jumlah anak yang dikandung
Kemungkinan Keterangan
Tunggal 1 ovum dibuahi 1 sperma Kembar identik/
monozigot (jenis kelamin sama, mirip)
1 ovum dibuah 1 sperma, lalu membelah
menjadi dua Kembar dizigot (jenis
kelamin sama/ beda, tidak mirip)
2 ovum berbeda dibuahi 2 sperma berbeda