Kisah Teladan Khalifah
Utsman Bin Affan
SKI Kelas 5 MI
Mengenal Utsman bin Affan R.A.
Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abil ’Ash bin Umaiyah. Ia dikenal dengan sebutan Abu Abdullah, lahir pada
tahun 573 M di Makkah pada waktu Rasulullah berumur lima tahun.
Ayahnya bernama Affan dan ibunya bernama Arwa. Beliau merupakan salah satu keturunan dari keluarga besar Bani
Umayyah suku Quraisyi. Sejak kecil, ia dikenal dengan kecerdasan, kejujuran, kesantunan dan keshalehannya sehingga Rasulullah
mengaguminya.
Mengenal Utsman bin Affan R.A.
Utsman bin Affan masuk Islam pada usia 34 tahun. Sahabat Utsman bin Affan adalah
pedagang yang kaya raya.
Beliau terkenal sangat dermawan menginfakkan hartanya demi kepentingan
Islam. Pada saat Rasulullah Saw akan melakukan perang Tabuk, sahabat Utsman mendermakan 950 ekor unta, 59 ekor kuda, dan seribu dinar untuk
keperluan pasukan Islam.
Sahabat Utsman mewakafkan sumur rumah yang dibeli dari orang Yahudi dengan harga dua puluh ribu dirham untuk keperluan air bagi kaum muslimin.
Mengenal Utsman bin Affan R.A.
Sahabat Utsman bin Affan termasuk salah seorang Assabiqun al- Awwalun (orang-orang yang pertama masuk Islam). Beliau juga ikut dalam setiap peperangan dengan Rasulullah Saw, kecuali perang Badar.
Sahabat Utsman juga dikenal sebagai salah satu penulis wahyu yang mempunyai keistimewaan menguasai ilmu bahasa Arab zaman jahiliah, di antaranya ilmu keturunan, perumpamaan-
perumpamaan, dan berita-berita peperangan. Ia juga memiliki ilmu untuk menentukan waktu perjalanan dagang di kalangan
masyarakat Arab waktu itu.
Mengenal Utsman bin Affan R.A.
Sahabat Utsman bin Affan r.a.
memiliki sifat santun dan lemah lembut. Sebagai orang kaya raya, sahabat Utsman tidak sombong dan justru banyak memberikan hartanya untuk dakwah Rasulullah Saw. Inilah sikap dermawan yang lahir dari
kelembutan hatinya. Sahabat Utsman terkenal dengan tutur katanya yang santun dan pandai berdiplomasi berdasarkan
kebenaran. Bukan diplomasi dengan
basa basi atau kebohongan.
Mengenal Utsman bin Affan R.A.
Beliau sangat akrab dengan Rasulullah Saw. Karena kedekatannya inilah Rasulullah Saw menikahkan putrinya yang bernama
Sayyidah Ruqaiyah dengan sahabat Utsman. Setelah Ruqaiyah meninggal pada waktu perang Badar, kemudian Rasulullah Saw menikahkan sahabat Utsman bin Affan dengan puterinya yang kedua yaitu Sayyidah Ummi Kultsum. Oleh karena itu, sahabat Utsman terkenal dengan julukan Dzun Nurain yang berarti orang yang mempunyai dua cahaya.
Sahabat Utsman meninggal pada tahun 35 hijriah. Beliau
meninggal dunia saat sedang membaca al-Qur’an dalam usia 82 tahun.
Utsman bin Affan R.A. Menjadi Khalifah (23 – 35 H/644-656 M)
Khalifah Umar bin Khattab menyarankan agar khalifah berikutnya adalah salah satu dari enam sahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah Saw. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin ’Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash dan
Abdurrahman bin ’Auf. Dewan pemilihan khalifah yang
beranggotakan enam sahabat ini disebut ahlul halli wal aqdi.
Dari keenam sahabat pilihan khalifah Umar di atas, maka sahabat Utsman yang terpilih menjadi khalifah yang menggantikan khalifah Umar bin Khattab. Khalifah Utsman dipilih menjadi khalifah pada saat berusia 70 tahun.
Kebijakan Khalifah
Utsman bin Affan R.A.
Kebijakan Khalifah Utsman bin Affan R.A.
Khalifah Utsman memerintah dengan penuh kelembutan dan santun. Ia merupakan khalifah terlama di antara empat khalifah khulafaur rasyidin, yakni menjabat selama dua belas (12) tahun.
Prestasi khalifah Utsman bin Affan di antaranya adalah:
1. Menumpas Pemberontakan di Daerah Khalifah Utsman mengirim pasukan untuk menumpas kedua pemberontakan di
Khurasan dan kota Iskandariah. Pasukan yang dikirim khalifah berhasil menumpas kedua pemberontakan tersebut. Dengan kemenangan ini daerah Khurasan dan
Iskandariah berhasil dikuasai kembali oleh pemerintahan Islam. Kedua daerah
tersebut kembali aman tentram di bawah panji–panji Islam.
Kebijakan Khalifah Utsman bin Affan R.A.
2. Menghadapi Pertentangan Bangsa Romawi
Pasukan Romawi yang dipimpin kaisar Constantin dan pasukan Islam dipimpin oleh Abdullah Ibnu Abi Sarah, Gubernur Mesir.
Peperangan ini terjadi di laut tengah dekat Kota Iskandariah pada tahun 31 Hijriah. Peperangan ini melibatkan banyak kapal perang sehingga perang ini dinamakan perang Dzatis Sawari
(peperangan tiang kapal). Pasukan Islam hanya berjumlah 200 kapal, sedangkan pasukan musuh berjumlah 1000 kapal. Namun pasukan Islam berhasil membuat pasukan Romawi kocar kacir.
Kebijakan Khalifah Utsman bin Affan R.A.
3. Membukukan Mushaf Al-Qur’an
Khalifah Utsman membuat keputusan untuk menyeragamkan bacaan al-Qur’an dalam satu mushaf. Akhirnya beliau membentuk tim penulisan al-Qur’an yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit yang menghasilkan mushaf standar (mushaf yang dijadikan acuan)
yang disebut mushaf Usmani. Terdapat 6 buah mushaf. Satu untuk khalifah Utsman yang lain dikirim ke Makkah, Madinah,
Basrah, Kufah dan Syam/Syria. Mushaf al- Qur’an yang ditulis pada masa khalifah Usman yang sekarang banyak menjadi rujukan kaum Muslimin seluruh dunia hingga saat ini.
NILAI KETELADANAN
KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN
NILAI KETELADANAN KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN
1. Kerendahan hatinya (tawadhu’)
Sikap tawadhu’nya kepada paman Nabi
Muhammad Saw. Al-Abbas Ra. Khalifah Utsman Bin Affan turun dari kendaraannya apabila ia
melewatinya. Ia melakukannya hingga Al-Abbas tidak terlihat. Hal ini demi menghargai dan
menghormati paman Nabi Muhammad Saw.
2. Dermawan
Kedermawan Utsman bin Affan merupakan sifat asli
yang melekat dalam dirinya. Ia telah
menggunakan harta bendanya untuk melayani agama Allah. Membeli Sumur Ruma, membiayai perluasan Masjid Nabawi pada masa Rasulullah Saw masih hidup, dan memerdekakan satu budak setiap jumat sehingga jumlah budak yang
dimerdekakannya sebanyak 2400 budak.
NILAI KETELADANAN KHALIFAH UTSMAN BIN AFFAN
3. Pemaaf
Setiap manusia tidak bisa lepas dari kesalahan baik yang disengaja maupun tidak sengaja. Karenanya, apabila semua manusia, termasuk peserta didik
madrasah melakukan kesalahan segera minta maaf.
Khalifah Utsman bin Affan memberikan keteladan untuk menjadi orang yang pemaaf.
4. Ahli ibadah
Tujuan manusia diciptakan Allah Swt. adalah untuk beribadah kepada-Nya, termasuk Jin. Setinggi
apapun kedudukannya, sekaya apapun orangnya, sepintar
apapun manusianya, sesibuk apapun pekerjaannya semuanya harus beribadah kepada Allah Swt. Hal ini dicontohkan khalifah Utsman bin Affan, beliau
sebagai
pemimpin yang juga ahli ibadah.