• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI AAH TUSGIMA AGBI.pdf - IAIN Repository - IAIN Metro

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI AAH TUSGIMA AGBI.pdf - IAIN Repository - IAIN Metro"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berbeda dengan hukum waris adat Lampung Pepadun dan hukum waris Islam, terdapat perbedaan mencolok mengenai ahli waris. Secara umum terdapat perbedaan ahli waris antara hukum waris adat Lampung Pepadun dengan hukum waris Islam. Namun ahli waris dalam adat Lampung Pepadun yang mengakui anak laki-laki tertua sebagai ahli waris bukanlah pewaris tunggal, melainkan hanya penanggung jawab harta.

Pertanyaan Penelitian

25 Habib Ismail, “Hak Waris Anak Sulung Dalam Hukum Adat Lampung Pepadun Perspektif Gender (Studi di Kabupaten Tegineneng Pesawaran)”, dalam Alhijrriyah, Vol. Anak laki-laki dalam adat Lampung Pepadun tidak hanya dibekali nilai budaya, tetapi juga nilai ekonomi. Hak waris anak sulung dalam hukum adat Pepadun Lampung Kajian Perspektif Gender di Tegineneng Kabupaten Pesawaran”, dalam Alhijrriyah.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Kedua, terkait dengan tesis Muhammad Sholihin yang berjudul “Tinjauan Hukum Waris Islam Terhadap Penghentian Warisan Anak Menunggu Tubang di Adat Semendo (Studi Kasus di Desa Sukaraja Kecamatan Waytenong Kabupaten Lampung Barat)”. 10 Skripsi ini membahas tentang harta warisan yang diberikan kepada putri sulung, yang dapat disebut dengan istilah menunggu tubang. Ketiga, tesis Ahmad Khoiri berjudul “Penggunaan Metode Al-Urf Dalam Tradisi Pembagian Warisan (Studi Kasus di Desa Tasik Agung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang)”. Kemudian ada permintaan dari saudara laki-laki Muhammad Sholihin yaitu pembagian harta warisan yang jatuh kepada putri sulung.

LANDASAN TEORI

Hukum Kewarisan Adat

  • Pengertian Hukum Waris Adat
  • Hukum Waris Adat Lampung Pepadun
  • Filosofi Hukum Waris Adat Lampung Pepadun

Artinya: “Seorang laki-laki berhak mendapat bagian dalam harta peninggalan orang tua dan kerabatnya, bagi perempuan juga berhak mendapat bagian dalam harta peninggalan ibu dan bapaknya baik yang sedikit maupun yang banyak menurut bagian yang telah ditentukan. ". Dalam ayat ini, Allah dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa baik laki-laki maupun perempuan mendapatkan pembagian atau pewarisan harta, baik laki-laki maupun perempuan adalah ahli waris.6 Konstitusi hukum waris Islam menegaskan bahwa hukum waris adalah hukum yang mengatur pemindahan harta. hak. ahli waris, ditentukan siapa ahli warisnya dan berapa bagian masing-masing.

Hukum Kewarisan Islam

  • Pengertian Hukum Kewarisan Islam
  • Dasar Hukum Kewarisan Islam
  • Rukun dan Syarat Kewarisan
  • Sebab-sebab Mendapatkan dan Penghalang Kewarisan
  • Asas-Asas Hukum Kewarisan

Pemberian warisan kepada anak laki-laki tertua tidak serta merta berarti mengabaikan hak-hak ahli waris. Mohibbin, Abdul Wahid, Hukum Waris Islam sebagai Pembaharuan Hukum Positif di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafik, 2011), 5. Menurut Hazairin dalam bukunya Hukum Waris Bilateral Menurut Al-Qur'an dan Hadits, fiqh merupakan produk pemikiran manusia yang dapat melahirkan suatu norma berdasarkan al-Qur'an dan hadits.31.

Hukum waris adalah hukum yang mengatur peralihan hak milik atas harta peninggalan ahli waris, menentukan siapa yang berhak menjadi ahli waris dan berapa bagian masing-masing. Hukum waris Islam atau dikenal dengan hukum waris Islam memiliki ciri tersendiri dibandingkan dengan sistem hukum Islam lainnya, misalnya hukum perdata atau hukum adat. Hukum waris adalah seperangkat aturan hukum yang menentukan siapa ahli waris atau badan hukum mana yang berhak mewarisi harta warisan, kedudukan masing-masing ahli waris dan perolehan masing-masing secara adil dan sempurna.

Hukum Waris Islam yang bersangkutan adalah seperangkat ketentuan yang mengatur tentang cara pemindahan hak orang yang telah meninggal kepada orang yang masih hidup, dan ketentuan itu didasarkan pada wahyu Ilahi yang terkandung dalam Al-Qur'an dan Al-Qur'an. interpretasi yang diberikan. setelah Nabi Muhammad SAW disebut faraidh dalam bahasa Arab. Sementara itu, definisi hukum waris Islam dalam Pasal 171(a) Kompendium Hukum Islam (KHI) menyatakan bahwa hukum yang mengatur tentang hak memiliki harta warisan (tirkah) bersifat menentukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa hukum waris Islam adalah hukum yang mengatur peralihan hak dan kewajiban atas segala sesuatu, baik harta maupun benda yang diwariskan oleh seorang ahli waris, kepada ahli waris yang berhak atasnya.

Prinsip Ijbari yang terkandung dalam hukum waris Islam mengandung pengertian bahwa peralihan harta dari orang yang telah meninggal kepada ahli warisnya secara otomatis menurut ketetapan Allah tanpa bergantung pada kehendak ahli waris atau ahli waris. ahli waris tidak perlu meminta hak karena segala sesuatu yang sebesar harta warisan mutlak merupakan pembagian Allah. Hukum waris Islam mengandung pengertian bahwa harta warisan yang diperoleh ahli waris melalui dua arah (kedua belah pihak), artinya harta warisan dalam hukum waris Islam dapat dibagi-bagi antara ahli waris untuk dimiliki secara perseorangan.

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

Dalam hal ini, dengan menganalisis fakta-fakta tersebut dengan teori hukum Islam, peneliti menjelaskan apa filosofi hukum waris adat Lampung Pepadun. Tujuannya adalah untuk menemukan berbagai informasi terkait filosofi hukum waris adat Pepapun Lampung dalam perspektif hukum Islam di Kabupaten Baradatu. Selain itu, pada masyarakat Lampung yang mayoritas menganut agama Islam, masyarakat asli Lampung khususnya adat Pepadun menganut nilai-nilai hukum adat.

Diwariskan menurut adat Pepadun Lampung, inilah orang tertua yang memiliki harta secara utuh untuk menjaganya tetap aman. Pemanfaatan pusaka dalam adat Pepadun Lampung adalah untuk memudahkan masyarakat adat tanpa harus menghilangkan nilai-nilai agama.” 97. Sebagian besar masyarakat Lampung menganut agama Islam, tetapi penduduk asli Lampung khususnya adat Pepadun menganut nilai-nilai tersebut. hukum umum.

Mirip dengan Islam tradisional Lampung, Pepadun mengistimewakan kedudukan anak laki-laki dalam segala hal, termasuk harta warisan. Di mana anak laki-laki mendapat lebih banyak dari anak perempuan dalam Islam, Pepadun Lampung juga merupakan warisan bersama. Masyarakat adat Lampung Pepadun menganut sistem patrilineage, dimana penduduk asli lebih mengutamakan anak laki-laki daripada anak perempuan dalam pewarisan.

Penduduk asli Lampung Pepadun mayoritas beragama Islam, meskipun masih memegang teguh hukum adatnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum

  • Sejarah dan Budaya Baradatu
  • Penduduk Asli
  • Ekonomi
  • Pendidikan

Baradatu pada dasarnya berstatus negara (semacam desa di masa lalu) yang berada di bawah kekuasaan Blambangan Umpu. Negeri Baradatu membawahi kota-kota seperti Gunung Labuhan, Banjar Masin, Tiuh Balak, Gunung Katun dan Cugah. Pola pertama, Transmigran Umum (TU) yang sebagian besar bermukim di kota-kota sebelah barat Jalan Lintas Tengah.

Namun di kawasan Taman Asri terdapat kantong-kantong penduduk yang berasal dari Surabaya atau Bojonegoro, sehingga mereka lebih suka menyebut dirinya "Surabaya" atau "Bojonegoro". Karena Gunung Labuhan berada di pertigaan Jalan Lintas Sumatera Tengah, serta Kabupaten Baradatu. Banyak orang dari suku Lampung tinggal di desa adat Baradatu Kenegerian di desa Gunung Labuhan, Cugah, Tiiuh Balak dan Banjar Masin.

Masyarakat adat Pepadun banyak bermukim di pedalaman Lampung, seperti Lampung Utara, Lampung Tengah, Lampung Timur, Menggala dan Way Kanan. Sedangkan masyarakat marjinal banyak yang tinggal di pesisir atau pesisir, seperti Pesisir Barat, Tanggamus, Lampung Barat dan sebagian Lampung Selatan. Baradatu memiliki pasar Inpres di Desa Tiuh Balak, pasar pagi dengan terminal kecil dan tempat retribusi (TPR) di Desa Tiuh Balak Pasar, Ibu Kota Baradatu (dalam bahasa Lampung 'Tiuh' berarti 'Desa' dan 'Balak' berarti ' Besar').

Selain sebagai pusat pertanian kabupaten, Baradatu juga dikenal sebagai pusat pendidikan di kawasan Way Kanan.

Filosofi Hukum Waris Adat Lampung Pepadun

Harta pusaka adat Lampung Pepadun dikuasai sepenuhnya oleh anak laki-laki tertua dari garis keturunan bapak dalam kedudukannya sebagai punybalan, dengan kewajiban melindungi dan memelihara hak untuk tetap dipakai bersama. Ditinjau dari sistem Pepadun Lampung yang lazim, dalam pelaksanaan pembagian harta warisan lebih mengutamakan keturunan dengan sistem patrilineal, yaitu anak laki-laki yang dipusatkan dianggap lebih tinggi kedudukannya, dan lebih banyak pula hak yang diperoleh. Ia menjelaskan filosofi pewarisan adat Lampung Pepadun yaitu “masyarakat patriilial lebih menghargai mereka yang berasal dari garis keturunan laki-laki, tidak ada ketentuan khusus dalam hukum waris adat Pepadun, misalnya 2:1, tetapi karena anak laki-laki ditempatkan sebagai (tegak).) artinya , siapa yang akan memelihara dan meninggikan kedua orang tuanya baik dari garis ayah, maka biasanya anak laki-laki yang mendapat warisan lebih banyak.

Peninggalan hukum adat Lampung secara tidak langsung bersinggungan dengan Islam bahwa laki-laki mendapat 2 bagian dan perempuan 1 bagian", namun itu wajar karena jika laki-laki berkeluarga, maka laki-laki memiliki beban yang harus ditanggung. Kemudian, misalnya, perempuan mendapat dua bagian. sedangkan laki-laki mendapatkan satu bagian meskipun hasilnya sama jika dijumlahkan, namun hal tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai hukum agama Islam serta hukum waris adat Lampung, khususnya adat Lampung Pepadun. pewarisan Lampung Pepadun, baik ia anak pertama, anak kedua, atau anak laki-laki satu-satunya atau saudara laki-laki dan perempuannya yang lain adalah perempuan, ia tetap merupakan perwakilan dari garis keturunan ayahnya yang membawa nama, adat istiadat, harta benda, pekerjaan, pewarisan sifat , dan seterusnya.

Hukum waris adat Lampung Pepadun melintasi ajaran Islam, dalam beberapa hal hal ini cocok karena kedudukan laki-laki dalam Al-Qur'an jelas dinyatakan sebagai penopang, sebagai penopang perempuan. Dijelaskannya filosofi di balik pusaka adat Lampung Pepadun yaitu “warisan adat Lampung yang jatuh ke anak laki-laki tertua karena anak laki-laki diartikan sebagai pemimpin, wali yang akan meneruskan kelangsungan hidup keluarganya. Harta yang ditinggalkan ahli waris semuanya bukan milik ahli waris yaitu anak laki-laki yang sulung, tetapi harta itu hanyalah pengalihan hak dan kewajiban kepada ahli waris.

Sedangkan yang perempuan menyembelih satu ekor kambing saja, sama saja dengan yang laki-laki mendapatkan harta lebih banyak.

Analisis

Warisan yang ditinggalkan adalah milik bersama, tetapi pemegang kekuasaan dan tanggung jawab beralih kepada anak laki-laki sebagai pengganti ayah untuk melanjutkan kelangsungan hidup keluarganya dan menjadi pemimpin. Setelah melihat sekilas sistem pembagian warisan di adta Lampung Pepadun yang menggunakan sistem patrilineal. Hukum Islam mengatur dua hubungan, yaitu hubungan manusia dengan Allah (ibadah) dan hubungan manusia dengan sesamanya (muamalah).

98 Syarifuddin Basyar, Penetapan Nilai Adat Terhadap Religiusitas Masyarakat (Kajian Adat dalam Kebudayaan Lampung), (Bandar Lampung: IAIN Raden Intan Lampung, 2014), 88. Oleh karena itu, masyarakat Lampung sulit memiliki pluralisme hukum antar umat Islam. hukum dan hukum adat dihindari, bahkan pluralisme ini pada umumnya diasumsikan. Dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat adat cenderung Islami, hal ini menandakan bahwa agama yang dianut oleh penduduknya telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya tradisional Lampung itu sendiri.

Berdasarkan asas-asas dasar tersebut, dalam filsafat hukum adat hukum waris di Lampung Pepadun perspektif hukum Islam di Kabupaten Baradatu, dalam pembagian harta warisan yang dialihkan kepada anak laki-laki tertua diperbolehkan, namun dijelaskan kepada ahli waris dalam pengurusan harta sisa yang menjadi tanggung jawabnya sendiri dan hak atas keluarga besarnya karena harta sisa itu bersifat kolektif. Konsepsi Hukum Islam tentang Pewarisan dan Analisis Kontekstualisasi Hukum Adat pada Masyarakat Bugis, di Al Ahkam. Revisi Hukum Islam Penghentian Warisan Bagi Anak Menunggu Tubang Studi Kasus Adat Semendo Desa Sukaraja Kec.

Nilai-nilai Islam dalam falsafah hidup masyarakat Lampung, dalam Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Gambar

FOTO DOKUMENTASI

Referensi

Dokumen terkait

Lc., M.Ag selaku Ketua Program Studi Hukum Keluarga Islam IAIN Kudus yang telah memberikan persetujuan mengenai penulisan skripsi.. Abdurrohman Kasdi,