Penelitian ini mengenai proses produksi siaran televisi yaitu program dokumenter berjudul “Merajut Asa” dengan episode yang diselidiki yaitu “Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat”. EFP merupakan jenis produksi jenis produksi lapangan yang digunakan dalam program “Merajut Asa” termasuk episode “Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat”, karena program “Merajut Asa” merupakan program berjenis dokumenter. Pada produksi lapangan jenis pertama ini, kru "Merajut Asa" melakukan liputan dengan menggunakan kamera video portabel jika tim pemberitaan inti hanya terdiri dari satu juru kamera dan.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai proses produksi yang tersaji di atas, maka pada episode “Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat”, tim program dokumenter “Merajut Asa” TRANS7 melakukan proses praproduksi secara terorganisir dan bekerjasama dalam pengolahannya, agar tujuan awal sesuai dengan pelaksanaan yang diharapkan. Merajut Harapan” dalam episode “Olahan Teh Hijau Asal Jawa Barat” terlihat melalui beberapa tahapan, mulai dari ide, penelitian, pitching (pemilihan tema), penganggaran, hingga persiapan produksi. Tahapan praproduksi dilakukan dalam program TRANS7 "Pakai Harapan" episode "Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat".
Riset
Ide merupakan tahap awal perancangan program, berdasarkan alasan dan tujuan dibuatnya program.
Pitching
Budgeting dan Request Alat
Survei
Rundown
Idea
Salah satu ide program Knitting Hope adalah Mas Rifky dan beberapa anggota tim baik EP, Produser dan lain-lain. “Kenapa dia membuat acara seperti “Menenun Harapan” karena tayangannya kurang menginspirasi, makanya dia membuat acara seperti Merasa (Menenun Harapan) neng… nah, Feeling juga bisa menjadi acara yang menginspirasi penontonnya. ." (Wawancara dengan Mba Putri Anggia Astuti pada Selasa, 30 Juni 2015). Seperti yang diungkapkan Associate Producer "Merajut Asa" di atas, ide tersebut lahir saat rapat redaksi yang dihadiri Mas Rifky Winbastian selaku produser, Esty Nuryaningsih sebagai Produser eksekutif dan beberapa orang.
Seperti pada program Knitting Hope, ide tidak selalu diwujudkan pada saat pra produksi, namun diwujudkan pada saat diperlukan evaluasi.
Riset
Ide ini lahir karena berdasarkan hasil rapat redaksi ternyata permasalahan program di televisi saat ini adalah kurangnya tayangan inspiratif untuk dikonsumsi masyarakat, dan “Pakaian Harapan” merupakan tayangan yang bisa dikembangkan. Pada program penelitian Merajut Harapan, sebelum membuka atau memilih topik, kru harus memiliki minimal 3 (tiga) hasil penelitian di suatu daerah, misalnya Jawa Tengah. Hasil penelitian dilakukan peneliti melalui observasi langsung pada hari Sabtu tanggal 23 Mei 2015, setelah meminta izin lisan melalui telepon untuk melakukan observasi penelitian, saat itu peneliti diminta untuk datang ke Bogor menyusul kru yang meliput episode kedua yang sedang bekerja di daerah tersebut.Jawa Barat, untuk ikut serta dalam liputan DLK (Dinas Luar Kota) Jawa Barat episode terakhir yaitu episode "Bulu Babi".
Awalnya episode yang ingin peneliti pelajari adalah episode “Landak Babi”, bukan episode “Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat”, namun ketika peneliti tiba di Bogor keesokan harinya untuk menuju Pulau Tidung, Yuri Pratama , seorang sumber daya bagi pengusaha dan peternak bulu babi, tiba-tiba membatalkan cakupan karena bulu babi tidak dipanen karena bioavailabilitasnya rendah.
Pitching
Pentingnya keputusan yang diambil oleh produser eksekutif dan produser menjadi salah satu tanggung jawab atas hasil pemberitaan nantinya. Sekalipun tim lapangan tiba-tiba harus mengganti bahan penutup, pabrikan dapat dihubungi melalui telepon dan tidak perlu melakukan pitching lagi.
Budgeting dan Request Alat
Pengajuan anggaran meliputi biaya operasional, akomodasi, biaya narsum, pemesanan tiket pesawat, kalau DLK jauh, kalau dekat seperti kemarin, green tea covernya hanya sewa mobil. Persyaratan tiket, hotel, akomodasi lainnya, biaya narsum, host, dan merchandise ditulis oleh pelapor dan diserahkan kepada PA (Asisten Produksi). Setelah diserahkan ke sekretariat bagian pemberitaan TRANS7 akan segera diproses setelah penyediaan tiket, hotel, mobil, driver otomatis diurus oleh sekretariat, sehingga reporter, juru kamera dan pembawa acara dapat segera berangkat setelah mengurus. pengelolaan tiket, hotel dan mobil yang dipesan dalam cakupan area.
“Ya… kami juga membayar, artinya kami memberikan semacam bantuan atau penghargaan dan juga cinderamata.” (Wawancara dengan Mba Putri Anggia Astuti pada Selasa 2 Juni 2015). Melalui hasil penelitian observasional terlihat bahwa anggaran yang dikeluarkan untuk peliputan episode “Olahan Teh Hijau Asal Jawa Barat” tidak jauh berbeda dengan anggaran yang dikeluarkan untuk peliputan episode sebelumnya. Hanya saja ada tambahan anggaran, karena seperti yang dijelaskan peneliti dalam penelitiannya, penemuan bahan teh hijau tersebut baru diketahui setelah 2 (dua) hari kru kebingungan dalam melakukan pencarian.
Tambahan anggaran tersebut untuk biaya hotel akibat kenaikan 2 (dua) hari dan biaya operasional lainnya. Laporkan hambatan tersebut secepatnya kepada PA untuk segera dibawa ke sekretariat untuk segera diproses secepatnya. Selain anggaran, perlengkapan tambahan seperti kamera dan laptop juga diminta melalui PA untuk segera diproses.
Hanya juru kamera yang dapat meminta peralatan dari cam.store dan tidak dapat diwakili oleh PA atau orang yang melakukan pekerjaan jalanan atau kerja lapangan. Kecuali situasi yang terjadi pada peliputan episode “Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat”, juru kamera memerlukan waktu lebih lama dan harus memperpanjang atau menambah waktu peminjaman kamera dan peralatan, hal tersebut dapat dilakukan oleh PA karena juru kamera tidak ada di kantor.
Survei
Di sini Arafa Tea Edu Café menampilkan produknya kepada anak-anak dan masyarakat yang ikut serta dalam pengembangan teh di kota Bandung. Arafa menampilkan produk olahannya tidak hanya di Dago Tea House, tapi juga di objek wisata Floating Market Lembang. Arafa merupakan kelompok petani teh yang diketuai oleh Ibu Ipah, mulai dari teh putih, teh hijau, teh hitam, teh olong dan teh lainnya.
Sesampainya di Bandung, kru langsung menuju Hotel Naripan Bandung untuk meliput Bu Ipah yang memberikan nasehat tentang pentingnya teh untuk dikonsumsi - sampul ini digunakan sebagai bahan baku tembak. Setelah meninggalkan Hotel Naripan Bandung, kru melanjutkan perjalanan menuju Dago Tea House untuk menyelidiki lokasi yang akan digunakan untuk syuting keesokan harinya. Setelah melakukan investigasi dan beberapa wawancara dengan narasumber, kru berangkat ke Hotel Mitra Bandung untuk beristirahat dan meninjau liputan.
Dago Pojok 89 AF, dan di Sumedang tepatnya di desa yang memproduksi makanan tradisional Jawa Barat buram atau yang dikenal dengan kerupuk beras dan kajian seadanya - hanya menggunakan rangkuman yang ada, jika lokasinya di luar imajinasi maka reporter memberikan ringkasan dadakan.
Rundown
Sinopsis yang dibuat diedit sesuai dengan sudut kamera yang diinginkan sutradara, mulai dari adegan pertama, hari pertama, dan gambar mana yang akan ditonjolkan. Rundown bukanlah sebuah naskah, melainkan hanya sebuah cerita, dibuat untuk mempermudah proses pembuatan film dan mempermudah pembuatan naskah.
Produksi Program Dokumenter “Merajut Asa” TRANS7 Episode
- Shooting
Dalam pembahasan mengenai produksi “Olahan Teh Hijau Asal Jawa Barat”, peneliti menggunakan sumber penelitian berupa observasi, dokumentasi dan wawancara. Untuk mengetahui lebih detail kegiatan apa saja yang dilakukan kru "Merajut Asa" TRANS7 dalam menjalankan produksi episode "Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat", kalian bisa menyaksikan prosesnya mulai dari mengarahkan panggung hingga pembawa acara hingga memulai syuting. . Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat", untuk mengambil momentum stock shooting liputan yang tidak bisa diulang atau diilustrasikan, maka proses produksi pada tahap awal episode "Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat" diawali dengan pengambilan gambar narasumber. orangnya, Ibu Ifah Syarifah di Hotel Naripan Bandung sedang melaksanakan konsultasi budidaya teh yang diadakan oleh Departemen Pertanian pada hari Selasa tanggal 26 Mei 2015 pukul 08:00 WIB.
Olahan teh hijau dari Jawa Barat,” Ibu Ifah mengetuai kelompok petani teh yang dibudidayakan banyak orang. Pada penembakan pertama yang dilakukan sesuai gambaran, terjadi penembakan di Arafa Tea Collection di Jl. Adegan ini merupakan adegan pembuka episode "Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat". Jadi pembukanya hanya terasa perbincangan di pagi hari sambil minum teh dari Arafa yaitu teh hijau.
Selanjutnya cuplikan dilanjutkan cara membuat bubuk teh hijau alami yang masih berupa daun kering. Adegan pengecatan daun teh hijau menjadi bubuk teh hijau (green tea) Sumber : Dokumentasi hasil penelitian 2015. Adegan ini merupakan salah satu rancangan rangkuman yang dibuat oleh seorang wartawan yang memaparkan manfaat teh hijau yang ternyata dapat digunakan sebagai kecantikan. perlakuan.
Ciwidey kali ini yang menjadi sorotan adalah lokasi yang akan digunakan kru “Merajut Asa” untuk syuting episode “Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat”. Rencana yang disusun besok merupakan gambaran awal munculnya ide-ide untuk membudidayakan petani dan menghasilkan teh hijau yang berkualitas, dan besok merupakan hari terakhir dalam liputan episode “Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat”. Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti, foto-foto yang diambil di pabrik opak juga dijadikan sebagai visual untuk menunjang materi pemberitaan pada episode “Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat”.
Inilah tujuan akhir tim reporter "Merajut Asa" dalam episode "Olahan Teh Hijau Jawa Barat", Galeri Seni Rumah Teh Dago - Kafe Arafa Edu.
Pasca Produksi Program Dokumenter “Merajut Asa” TRANS7 Episode
Setelah pengambilan gambar di lapangan, para kru kemudian mempersiapkan pekerjaan selanjutnya pada tahap proses produksi ini, yaitu tahap pasca produksi.
Capturing
Logging
Editing Pictures
Editing Sound
Final Cut
Preview
On Air
- Capturing
- Editing Pictures
- Final cut
- Preview
- On air
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada hari Jumat tanggal 29 Mei 2015, sebelum kembali ke Jakarta, prosedur ini dilakukan setelah tim selesai meliput episode “Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat”. Bersamaan dengan juru kamera yang merekam dan membuat kode waktu, reporter juga membuat naskah yang disesuaikan dengan gambar/suara yang direkam (di-dubbing) dalam liputan "Merajut Asa" episode "Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat ". Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti, maka cuplikan yang terekam dalam episode acara “Merajut Asa” “Olahan Teh Hijau Asal Jawa Barat” dimasukkan ke dalam folder cuplikan sebagai bahan.
Nantinya stok tersebut akan digabungkan menjadi satu dengan hasil syuting episode "Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat". Ditambah voice over atau pengisi suara yang dibawakan oleh asisten produksi "Merajut Asa" Annisa Dian Setiawati. Tim "Merajut Asa" juga boleh menyumbangkan data hasil penyuntingan, namun biasanya yang mempunyai kewenangan tersebut hanyalah produser, asst.
Acara dokumenter "Merajut Asa" TRANS7 episode "Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat" ditayangkan pada hari Jumat, 7 Agustus 2015 pukul 15.15 WIB. Pitching atau pemilihan tema yang dilakukan oleh kru “Merajut Asa” dilakukan seminggu sebelum peliputan untuk memastikan tema yang diinginkan dan apa yang dianggap menarik. Sutradara program "Merajut Asa" episode "Olahan Teh Hijau dari Jawa Barat" yang masuk kategori berita di TRANS7 ini dibawakan oleh reporter langsung, karena jalan cerita dan naskah sudah diperiksa oleh reporter.
Pengeditan satu episode "Merajut Harapan" setidaknya memakan waktu dua setengah hari jika tidak ada kendala. Dalam produksi acara “Merajut Asa” ketepatan waktu menjadi prioritas karena waktu syuting dibatasi waktu dan hari untuk mengejar jadwal tayang.