PENDAHULUAN
Identifiasi Masalah
Batasan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, maka masalah dapat dibatasi agar penelitian menjadi lebih efektif, terarah dan dapat dikaji.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Memberikan kontribusi ilmiah kepada akademisi yang melakukan penelitian lebih lanjut atau penelitian baru dalam pendidikan karakter.
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter menurut Burke hanyalah bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan bagian fundamental dari. Pendidikan karakter didefinisikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter yang baik pada diri peserta didik dengan cara mengamalkan dan mempelajari nilai-nilai moral serta mengambil keputusan yang beradab dalam hubungannya dengan orang lain dan dengan Tuhannya.
Lickona mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sengaja dirancang untuk meningkatkan karakter peserta didik. 31. Pendidikan karakter diartikan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan tindakan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, orang lain, lingkungan, dan kebangsaan, sehingga mereka menjadi manusia.camil. Penanaman nilai-nilai pada anggota baru sekolah akan efektif jika tidak hanya siswa, tetapi juga guru, kepala sekolah dan staf non-pengajar sekolah semua harus terlibat dalam pendidikan karakter.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah proses membimbing peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter mendalam. Lebih dari itu, model pendidikan karakter adalah konstruk pendidikan karakter yang dimaksudkan yang mencakup tujuan, metode, strategi, dan nilai-nilai yang dirancang sedemikian rupa. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional, pendidikan karakter juga dipahami sebagai program pendidikan (sekolah dan ekstrakurikuler), yang menata dan menyinergikan sumber daya moral dan disajikan dengan memperhatikan aspek psikologis untuk aspek pendidikan.
Pendidikan karakter juga bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai tradisional tertentu, nilai-nilai yang diterima secara umum sebagai dasar perilaku yang baik dan bertanggung jawab. Nilai-nilai tersebut juga digambarkan sebagai perilaku moral.34 Hingga saat ini, pembentukan karakter hanya terjadi pada jenjang pendidikan prasekolah atau madrasah (TK atau raudhatul athfal). Berdasarkan tujuan pembentukan karakter, Megawangi35 merumuskan sekurang-kurangnya sembilan pilar karakter yang akan ditanamkan, yaitu: (a) cinta kepada Allah dan segenap ciptaan-Nya (cinta kepada Allah, amanah, takwa, setia); (b) kemandirian dan tanggung jawab (akuntabilitas, keunggulan, kemandirian, disiplin, ketertiban); c) kejujuran atau kehandalan dan kehati-hatian (reliability, reliabilitas, kejujuran); (d) hormat dan santun (hormat, sopan santun, kepatuhan); (e) Murah hati, suka menolong dan gotong royong (cinta, kasih sayang, perhatian, empati, kemurahan hati, moderasi, kerja sama); (f) percaya diri, kreatif dan pekerja keras (percaya diri, ketegasan, kreativitas, akal, keberanian, tekad dan semangat); (g) kepemimpinan dan keadilan (justice, fairness, grace, leadership); (h) baik hati dan rendah hati (kebaikan, kebaikan, kerendahan hati, kesopanan); (i) Toleransi, perdamaian dan persatuan (toleransi, fleksibilitas, keramahan, persatuan).
Pada tataran konseptual, internalisasi pendidikan karakter dapat diwujudkan melalui perumusan visi, misi, tujuan dan program pesantren (renstra pesantren). Pada tataran kelembagaan, integrasi dapat diwujudkan melalui pembentukan budaya kelembagaan yang mencerminkan misi pendidikan karakter. Pada tataran operasional, desain kurikulum dan ekstrakurikuler harus dipadukan sedemikian rupa sehingga nilai-nilai fundamental agama mengenai pendidikan karakter dan kajian keilmuan/ilmiah terintegrasi secara koheren.
Penelitian Yang Relevan
Model Pendidikan Karakter di Pesantren (Studi Kasus di Pesantren Kontemporer Al-Syaikh Abdul Wahid Kota Baubau Sulawesi Tenggara). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Model pendidikan karakter yang menjadi acuan pelaksanaan pendidikan karakter di pondok pesantren Al-Syaikh Abdul Wahid l modern yaitu penerapan sistem pendidikan berasrama dengan pengawasan 24 jam, pembinaan manajemen dengan menegakkan kedisiplinan, mengenalkan siswa pada keikutsertaan dalam kegiatan di asrama siswa, menjamin pendidikan keteladanan berdasarkan keteladanan guru, memberi penghargaan dan menghukum. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah penelitian ini hanya ingin mengkaji model pendidikan karakter, tetapi penulis ingin mengkaji model pendidikan karakter untuk kemandirian siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Implementasi nilai-nilai karakter terhadap Tuhan yaitu karakter keimanan dan ketakwaan serta keikhlasan, karakter terhadap diri sendiri yaitu karakter disiplin dan sabar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah penelitian ini hanya ingin melihat implementasi pendidikan karakter, sedangkan penulis ingin mendalami model pendidikan karakter untuk kemandirian siswa.
Kerangka Berfikir
Analisis model pendidikan karakter di Pondok Pesantren Hidayatul Qamariah dalam Membangun Kemandirian Santriwati merupakan salah satu solusi untuk mengatasi dampak globalisasi saat ini yang membuat masyarakat Indonesia melupakan karakter bangsa.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Untuk bidang pendidikan atau pembinaan, tempat penelitian dapat berupa kelas, sekolah, lembaga pendidikan dalam satu wilayah.
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan penelitian secara cermat serta pencatatan secara sistematis 52 Yang dilakukan selama observasi adalah mengamati fenomena sosial pada kategori yang tepat, mengamati berkali-kali dan mencatat informasi yang diperoleh 53. Observasi dilakukan untuk membuat pengamatan langsung tentang model pendidikan karakter dan kemandirian santri putri di Pesantren Hidayatul Qamariah. Wawancara adalah percakapan yang ditujukan pada masalah tertentu dan merupakan proses penyelidikan lisan di mana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sebanyak-banyaknya atau sejelas-jelasnya bagi subjek penelitian. Untuk itu wawancara ini dilakukan secara langsung kepada beberapa informan yang berkaitan dengan masalah penelitian, wawancara ini dilakukan kepada guru, pimpinan pendidikan agama Islam. Dokumen bisa berupa tulisan, foto atau karya monumental seseorang. agenda dan sebagainya 56.
Pendokumentasian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menggunakannya untuk menyimpan data yang berkaitan dengan penelitian, semua data yang dikumpulkan dan disimpan dapat digunakan sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Dokumen ini digunakan untuk mencari data tentang hal-hal yang berupa nota, agenda, di Pondok Pesantren Hidayatul Qamariyah Kota Bengkulu.
Teknik Keabsahan Data
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah, melalui observasi, wawancara, dokumentasi dimana data dikumpulkan dari pihak sekolah, diperoleh data tentang model pendidikan karakter di Pondok Pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah. Namun dalam pendidikan karakter santri Pondok Pesantren Selefiyah Hidayatul Qomariyah, hal ini sudah dilakukan sejak awal dengan mendirikan madrasah, meskipun belum sedewasa sekarang. Hal ini diperkuat dengan data yang diperoleh dari siswa dan guru sebagai tenaga pengajar di Madrasah tersebut, yang memahami dan mengetahui sebagian implementasi pendidikan karakter di pondok pesantren Salafijah Hidayatul Qomariyah.
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa ada tiga nilai pendidikan karakter di Pondok Pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah yang berjalan dengan baik. 100% santri Pondok Pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah memeluk agama Islam, maka dalam pendidikan karakter islami seluruh santri Pondok Pesantren Hidayatul Qomariyah telah menerimanya. Dari penerapan atau penanaman pendidikan karakter kepada santri, berbagai cara atau metode digunakan untuk melaksanakan pendidikan karakter Islami bagi santri di Pondok Pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah.
Memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa atau cara-cara untuk membantu siswa memecahkan masalah melalui individu atau kelompok. dan penting bagi guru dalam mendidik karakter santri di Pondok Pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah. Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengajarkan pembentukan karakter Islam santri Pondok Pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah, yaitu: Saat memberikan arahan atau bimbingan, santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qomariyah saja tidak cukup.
Kemudian kondisi dan kegiatan yang ada di pondok pesantren Hidayatul Qomariyah yang berfungsi sebagai pendidikan karakter Islami bagi para santri adalah pondok pesantren memiliki dua jenjang pendidikan yaitu SMP dan SMA. Faktor penghambat tidak hanya itu saja, namun masih banyak lagi yang menjadi faktor penghambat dalam pendidikan karakter santri di Pondok Pesantren Hidayatul Qomariyah. Pendidikan karakter di pondok pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari keberadaan pondok pesantren hingga saat ini, menjadi solusi untuk meningkatkan karakter anak.
Pendidikan karakter yang diberikan di Pondok Pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah bertujuan untuk membentuk karakter atau sikap santri agar menjadi lebih baik dan terbiasa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan dalam pendidikan karakter di pondok pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah bukan mata pelajaran yang di khususkan atau bukan mata pelajaran tersendiri, melainkan semua mata pelajaran dan kegiatan dilakukan di pondok pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah. Model Pendidikan Karakter Santri di Pondok Pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah Model pendidikan karakter Islami merupakan program yang dirancang untuk membentuk karakter atau sikap santri muslim agar menjadi lebih baik dan terbiasa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter santri, model yang diterapkan di Pondok Pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah adalah: Pertama: Ahli, yaitu santri dapat menguasai berbagai bidang terutama dalam bidang agama. Faktor-Faktor Penghambat Pembentukan Karakter Peserta Didik Pondok Pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah Dalam proses pembentukan karakter Islami pasti ada faktor-faktor penghambat pembentukan dan penyampaian hasil yang diharapkan. Adapun faktor penghambat pembentukan karakter di pondok pesantren Salafiyah Hidayatul Qomariyah adalah sebagai berikut: a.