• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI GANTI KERUGIAN ATAS PELANGGARAN MEREK DALAM PENYELESAIAN SENGKETA MEREK DAGANG PS GLOW DAN MS GLOW

N/A
N/A
yohanes pribadi

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI GANTI KERUGIAN ATAS PELANGGARAN MEREK DALAM PENYELESAIAN SENGKETA MEREK DAGANG PS GLOW DAN MS GLOW"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Merek dagang adalah suatu merek yang digunakan untuk membedakan barang sejenis yang diperdagangkan oleh seseorang, beberapa atau badan hukum lainnya. Peningkatan perdagangan global ini menyadarkan para pelaku usaha akan kepastian dan perlindungan hukum terhadap merek yang mereka ciptakan. Sistem registrasi konstitutif (first to file system) mengatur bahwa registrasi merupakan bentuk perlindungan hukum yang menciptakan kepastian hukum.

Sistem Pendaftaran Deklaratif (first-in-use system) merupakan suatu sistem perlindungan yang tidak memerlukan pendaftaran (Voluntary Registration) HKI untuk memperoleh perlindungan hukum, karena walaupun tidak didaftarkan, perlindungan hukum bagi pencipta/pemilik/inventor pertama dijamin oleh undang-undang.4. Perlindungan hukum terhadap merek bertujuan agar pelaku usaha dapat menjalankan usahanya dengan tenang. Hal ini menunjukkan bahwa jika merek tersebut segera didaftarkan maka merek serupa dapat dihindari.

Jadi apabila seseorang menggunakan merek sejenis tanpa izin sehingga menimbulkan kerugian usaha, maka ia dapat mengajukan gugatan sesuai ketentuan yang berlaku. Berdasarkan Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016, setiap merek terdaftar diberikan perlindungan hukum selama 10 tahun sejak tanggal penerimaannya. Perlindungan hak kekayaan intelektual di Indonesia terus berkembang, namun kenyataannya, penyimpangan merek semakin meningkat.

Free riding adalah suatu tindakan dimana pelanggar melakukan perjanjian merek suatu barang dan jasa dengan tujuan free riding untuk mendapatkan keuntungan. Tindakan pengalihan ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pemilik asli merek tersebut.5 Seperti menurunnya omzet penjualan dan klaim dari konsumen yang merasa tertipu karena kualitas produk tidak sesuai dengan merek aslinya. Hal ini menunjukkan perlunya pelaku usaha mendaftarkan mereknya ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) guna mendapatkan perlindungan hukum atas mereknya.

Yunial L, Sri Handayani, Perlindungan Hukum Pemegang Merek Asing di Era Perdagangan Bebas di Indonesia, Jurnal Simbur Cahaya, Vol. Tidak merasa dirugikan, PS Glow mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Surabaya yang mengabulkan sebagian gugatan penggugat, penggugat mempunyai hak eksklusif untuk menggunakan merek dagang PS Glow yang terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual; Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk barang atau jasa Kelas 3 (Kosmetik). Penyelesaian permasalahan merek adalah dengan mengajukan tuntutan ganti rugi terhadap pelaku pelanggaran merek sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu.

Namun undang-undang merek tidak mengatur secara jelas mengenai penghitungan kerugian dan penetapan ganti rugi akibat pelanggaran merek.9 Sesuai dengan ketentuan pasal ini dan kasus yang telah dibahas, maka akan menjadi pembahasan yang menarik mengenai ganti rugi dalam penyelesaiannya. perselisihan merek dagang PS Glow dan MS Glow. Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan analisa yang lebih mendalam yang hasilnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul KOMPENSASI PELANGGARAN MEREK DAGANG DALAM PENYELESAIAN SENGKETA MEREK PS GLOW DAN MS GLOW (Analisis Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya nomor 2/Pdt.Sus-HKI/Merek/2022/Pn.Niaga.Sby).

Rumusan Masalah

Putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya nomor 2/Pdt.Sus/Hki/Merek/2022/Pn.Niaga.Sby.

Tujuan dan Kegunaan

Manfaat Penelitian

  • Manfaat Teoritis
  • Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang perlindungan hukum pemilik merek terdaftar untuk mencegah adanya merek yang pada pokoknya atau keseluruhannya mempunyai persamaan dengan merek lainnya. Hasil penelitian ini dapat memberikan pertimbangan bagi para pengusaha untuk tidak sembarangan menciptakan merek dengan meniru prinsip atau keseluruhan merek lain yang terdaftar, sehingga terhindar dari permasalahan persamaan antar merek. Hasil penelitian ini dapat menjadi motivasi dalam membentuk suatu undang-undang yang benar-benar dijadikan sebagai peraturan pelaksanaan yang mengatur tentang syarat-syarat pelaksanaan pendaftaran hak kekayaan intelektual, sehingga nantinya dapat terjadi perjanjian dalam pendaftaran suatu merek dengan merek lain. akan dihindari. untuk memberikan perlindungan hukum yang relevan terhadap kekayaan intelektual yang telah didaftarkan terlebih dahulu.

Ruang Lingkup Penelitian

Pertimbangan hukum hakim dalam menentukan ganti rugi atas penyelesaian sengketa merek PS Glow dan MS Glow dalam Putusan Nomor 2/Pdt.Sus/Hki/Merek/2022/Pn.Niaga.Sby. Penetapan besaran ganti rugi atas pelanggaran merek dalam penyelesaian sengketa merek PS Glow dan MS Glow dalam Putusan Nomor 2/Pdt.Sus/Hki/Merek/2022/Pn.Niaga.Sby.

Kerangka Teori

  • Teori Kepastian Hukum
  • Teori Pertimbangan Hukum Hakim
  • Teori Perlindungan Hukum Kekayaan Intelektual

Menurut Sudikno Mertukusumo, kepastian hukum merupakan jaminan bahwa hukum harus diterapkan dengan baik. Kepastian hukum memerlukan upaya pengaturan hukum dalam peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh pihak-pihak yang berwenang dan berwenang, sehingga peraturan tersebut mempunyai aspek. Teori kepastian hukum ini digunakan untuk mengetahui tentang kepastian hukum dalam memperoleh pemegang hak merek mengenai pelanggaran merek dengan menganalisis putusan hakim dalam kasus PS Glow dan MS Glow dan kepastian hukum tersebut diperoleh dalam PS Glow, jelas menunjukkan bahwa terdapat adalah kejelasan hak dan kewajiban kedua belah pihak yang terlibat.

Pertimbangan hukum merupakan cara atau cara yang digunakan hakim dalam mengambil keputusan berdasarkan kekuasaan kehakiman dan harus mengikuti asas hukum. Teori ini didasarkan pada landasan filosofis yang berkaitan dengan mempertimbangkan pokok perkara dan kemudian menemukan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terkait yang menjadi dasar hukum pengambilan keputusan dan pertimbangan hakim. Dalam penulisan ini, pertimbangan hukum hakim yang digunakan dalam penetapan ganti rugi dalam penyelesaian sengketa merek dagang PS Glow dan MS Glow berdasarkan putusan no. 2/Pdt.Sus/Hki/Merek/2022/Pn.Niaga.Sby, sesuai teori yang dijelaskan disini. menerapkan teori keseimbangan yaitu adanya keseimbangan antara syarat-syarat yang ditetapkan undang-undang dengan kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan atau kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan.

Perlindungan hukum terhadap hak kekayaan intelektual (HAKI) merupakan salah satu hak dasar yang dilindungi oleh produk hukum di berbagai negara. Perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual pada hakikatnya merupakan wujud dari betapa pentingnya nilai Hak Kekayaan Intelektual itu sendiri. Jadi, perlindungan Hak Kekayaan Intelektual mempunyai tujuan tertentu, yaitu melindungi seseorang sebagai pemilik sah HKI dari tindakan/tindakan orang lain yang dapat merugikan pemegang HKI.15.

15 Sulasi Rongiyati, Perlindungan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Produk Ekonomi Kreatif, Jurnal Hukum, Vol. Teori dasar mengenai perlindungan hukum terhadap hak kekayaan intelektual salah satunya seperti yang dikemukakan oleh Robert M. Penerapan perlindungan hukum ini pada setiap negara berbeda-beda, tentunya karena sistem hukum, politik, budaya dan landasan filosofis yang berbeda-beda pada setiap negara. . Negara.

Perlindungan hukum terhadap HKI yang melanggar hak merek PS Glow dan MS Glow tentu saja terkait dengan teori restitusi, yaitu penemu atau pencipta atau perancang yang telah menghabiskan waktu, uang, dan tenaga untuk menghasilkan karya intelektualnya pada suatu kesempatan atau yang lain diberikan untuk mendapatkan kembali apa yang dia belanjakan. Tentu saja brand PS Glow dan MS Glow membutuhkan banyak waktu untuk bisa mencapai posisinya sekarang. Dengan disepakatinya merek dagang, PS Glow dan MS Glow pun berpeluang mendapatkan kembali hak merek dagangnya.

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Metode Pendekatan Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
  • Sumber Bahan Hukum
  • Metode Analisis Bahan Hukum
  • Metode Penarikan Kesimpulan

Penelitian hukum normatif adalah penelitian tentang sistematika hukum yang bertujuan untuk mengkaji penerapan kaidah atau norma dalam hukum positif dan untuk mengetahui makna atau landasan dalam peraturan perundang-undangan formil seperti undang-undang. Pendekatan legislasi dilakukan dengan menganalisis seluruh peraturan perundang-undangan terkait pendidikan anak usia dini serta permasalahan hukum yang dilakukan dan diteliti18. Pendekatan ini dilakukan dengan menganalisis persoalan-persoalan yang berkaitan dengan perkara yang bersangkutan, yang kemudian dijadikan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap19.

Penelitian ini menggunakan pengumpulan data atau bahan dengan menggunakan teknik penelitian kepustakaan yaitu suatu teknik mengumpulkan data mengenai bahan-bahan hukum dengan cara menganalisis buku-buku, literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang berkaitan dengan permasalahan hukum dalam penelitian ini. Bahan hukum primer merupakan sumber informasi utama yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan mengenai permasalahan hukum selama penelitian. 20 Bahan hukum primer mempunyai definisi yang jelas dan dibingkai dalam aturan-aturan yang berlaku. Selain undang-undang, bahan hukum utama dalam penulisan ini adalah putusan Mahkamah Agung nomor 2/Pdt.Sus/Hki/Merek/2022/Pn.Niaga.Sby.

Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, seperti rancangan undang-undang, hasil penelitian atau pendapat para ahli hukum.21 Bahan hukum sekunder dalam penelitian ini berupa buku-buku yang ditulis oleh mahasiswa S1 serta majalah dan makalah yang berkaitan dengan ganti kerugian. ganti rugi. dalam penyelesaian pelanggaran merek dagang. Bahan Hukum Tersier merupakan kumpulan karya yang memberikan penjelasan singkat mengenai Bahan Hukum Primer dan Bahan Hukum Sekunder yang. Dalam penelitian ini analisis data dan pembahasannya dilakukan secara kualitatif, menyeluruh dan menyeluruh guna menghasilkan produk penelitian hukum normatif yang sempurna.

7. Penerapan Bentuk Ganti Rugi Menurut KUHPerdata, Nomos: Jurnal Penelitian Hukum. Heriyanto, Doni, Inayah S.H., M.H, 2017, Perlindungan Hukum Hak Merek (Studi Kasus Sambal Merek Khusus “SS” dalam Pengajuan Sengketa) Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Harapan, Irna Nurhayati, 2017, Tinjauan Hukum Ganti Kerugian Perdata Atas Pelanggaran Merek di Indonesia, Skripsi, Universitas Gadjah Mada.

2, Perlindungan Hukum Pemilik Merek Asing di Era Perdagangan Bebas di Indonesia, Jurnal Simbur Cahaya. Mastur, 2008, “Merek Kolektif Sebagai Alternatif Perlindungan Merek Bersama Untuk Mengurangi Tingkat Persaingan Usaha (Studi Pada Genteng Merek Sokka Kabupaten Kebumen), Tesis Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang, Semarang. Ni Made R.P., I Nyoman P.B. , Desak Gde D.A., 2021, Vol.3 No.3, Pelanggaran hukum hak merek terkait persaingan usaha tidak sehat di Indonesia, Jurnal Analogi Hukum.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tentang Kekayaan Intelektual

Tinjauan Umum Tentang Ganti Kerugian

PEMBAHASAN

Petimbangan Hukum Hakim Dalam Menentukan Ganti Kerugian Atas

Penentuan Besaran Jumlah Ganti Kerugian Atas Pelanggaran Merek Dalam

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

ZiZa disputed that its defective application was a nullity, since it notified the Department of ZiZa’s intention to convert its unused old-order right to a new-order prospecting right

Kurva Cadsvs t untuk penentuan waktu kontak optimum Berdasarkan kurva Cads terhadap t untuk penentuan waktu kontak optimum, dapat dilihat bahwa lamanya waktu kontak pada proses