PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Keaslian Penelitian
Perbedaan Penelitian
H1 : Terdapat hubungan Indeks Massa Tubuh dengan tekanan darah pada anggota Prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo. H0 : Tidak terdapat hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan tekanan darah pada anggota Prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo. Pada bab ini peneliti akan memaparkan hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada anggota Prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun Jawa Timur.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Indeks Massa Tubuh
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) apabila tidak terdeteksi sejak dini dan mendapat pengobatan yang memadai, akan menyebabkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke). Penelitian ini menganalisis hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah pada anggota prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo. Sedangkan pengukuran dilakukan untuk mengukur tinggi badan, berat badan dan tekanan darah anggota prolan di wilayah kerja Puskesmas Simo Kabupaten Madiun.
Pada bab ini disajikan hasil dan pembahasan pengumpulan data observasi responden mengenai hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah pada Anggota Prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun Jawa Timur yang berjumlah 67 responden. Hal ini bertujuan untuk mengetahui IMT dan tekanan darah serta menganalisis hubungan IMT dengan tekanan darah pada anggota prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun Jawa Timur. Berdasarkan tabel 5.11 hasil penelitian menunjukkan rata-rata tekanan darah 37 responden (55,2%) menderita hipertensi.
BMI kategori kurus mempunyai tekanan darah normal sebanyak 66,7%, sedangkan BMI kategori kurus mempunyai hipertensi sebanyak 33,3%. Berdasarkan hasil uji statistik Spearman Rank diperoleh ρ= 0,000< α = 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah di Puskesmas Simo, Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun Jawa Timur sedangkan nilai koefisien korelasinya sebesar 0,652 yang diartikan bahwa kuatnya hubungan antar variabel berada pada tingkat yang signifikan. Dapat menambahkan variabel lain yang mungkin mempengaruhi indeks massa tubuh dan tekanan darah.
Faktor yang Mempengaruhi Indeks Massa Tubuh
Cara Memantau Indeks Massa Tubuh
Klasifikasi Indeks Massa Tubuh
Tekanan Darah
- Definisi Hipertensi
- Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi
- Patofisiologi Hipertensi
- Etiologi Hipertensi
- Klasifikasi Hipertensi
- Penatalaksanaan Hipertensi
Bahaya hipertensi yang tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi berbahaya seperti penyakit jantung koroner, stroke, ginjal, dan gangguan penglihatan. Secara umum, laki-laki lebih sering menderita hipertensi dibandingkan perempuan, dengan rasio tekanan darah sistolik yang meningkat sekitar 2,29%. Produksi hormon estrogen menurun saat menopause, wanita kehilangan efek menguntungkannya, sehingga tekanan darah meningkat (Herbert B, Anggie & Casey, 2012).
Menurut Davidson, jika kedua orang tua menderita hipertensi, sekitar 45% akan menularkannya kepada anaknya, dan jika salah satu orang tua menderita hipertensi, sekitar 30% akan menularkannya kepada anaknya (Anna P, 2010). Gangguan kepribadian sementara dapat terjadi pada orang yang menghadapi situasi stres. Orang yang suka mengonsumsi alkohol dalam kadar tinggi akan memiliki tekanan darah yang cepat berubah dan cenderung naik tinggi.
Hal ini mempengaruhi vasokonstriksi dan meningkatkan resistensi perifer total sehingga menyebabkan tekanan darah. Curah jantung Peningkatan curah jantung dapat terjadi melalui dua cara, yaitu peningkatan volume cairan dan rangsangan saraf yang mempengaruhi kontraktilitas jantung. Pada hipertensi persisten terjadi peningkatan resistensi perifer, sedangkan curah jantung normal atau menurun (Kaplan NM, 2010).
Faktor yang berasal dari endotel yang bersifat vasokonstriksi seperti endotel, tromboks A2 dan prostaglandin H2 (Kaplan NM, 2010).
Prolanis
- Definisi Prolanis
- Tujuan Prolanis
- Sasaran Prolanis
- Bentuk Pelaksanaan/ Aktivitas Prolanis
- Langkah-langkah Pelaksanaan Prolanis
Prolanis merupakan sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terpadu yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup optimal dengan biaya kesehatan yang efektif dan efisien. pelayanan (BPJS Kesehatan, 2014). Mendorong peserta dengan penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan indikasi 75% peserta terdaftar yang mengunjungi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama mempunyai hasil “baik” pada pemeriksaan penunjang khusus DM tipe II dan hipertensi sesuai Pedoman Klinik terkait, sehingga mencegah terjadinya penyakit kronis. munculnya komplikasi penyakit. Sasaran Pronalis sendiri adalah seluruh peserta BPJS dengan penyakit kronis (Diabetes Mellitus tipe II dan Hipertensi).
Penanggung jawab program ini adalah Kantor Cabang BPJS Kesehatan, Bagian Pelayanan Primer (BPJS Kesehatan, 2014). Hal ini dilakukan dengan cara konsultasi kesehatan antara peserta Prolanis dengan tim medis, jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta dan Pengelola Fasilitas Kesehatan. Pelatihan Klub Berisiko Tinggi (Prolanis Club) merupakan kegiatan peningkatan pengetahuan kesehatan dalam upaya penyembuhan penyakit dan mencegah kambuhnya penyakit serta meningkatkan derajat kesehatan peserta Prolanis.
Kegiatan memotivasi peserta untuk melakukan kunjungan rutin ke pimpinan institusi kesehatan melalui pengingat jadwal konsultasi manajemen institusi kesehatan. Tujuannya adalah untuk memberikan pengingat jadwal konsultasi peserta kepada setiap pengelola fasilitas kesehatan. Home Visiting merupakan kegiatan pengabdian yang mengunjungi rumah peserta Prolanis untuk memberikan informasi/edukasi mengenai kesehatan diri dan.
Memverifikasi kelayakan data diagnostik dengan formulir ketersediaan yang disediakan oleh calon peserta Prolanis.
Kerangka Konseptual
30 Gambar 3.1 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi indeks massa tubuh, antara lain: usia, jenis kelamin, genetika, pola makan dan aktivitas fisik. Indeks massa tubuh kemudian dikategorikan menjadi: kurus, normal dan gemuk (obesitas) yang berhubungan dengan tekanan darah, tekanan darah dikategorikan menjadi: normal, hipertensi, hipertensi stadium 1, hipertensi stadium 2 dan hipertensi stadium 3 Hipertensi dipengaruhi oleh dua faktor. yaitu yang pertama adalah faktor-faktor yang dapat dikendalikan yang meliputi: obesitas, konsumsi garam, stres, merokok, konsumsi alkohol, kebiasaan minum kopi.
Sedangkan faktor lainnya merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan, meliputi: suku, genetik, umur dan jenis kelamin.
Hipotesis
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
- Populasi Peneltian
- Sampel Peneltian
- Kriteria Sampel
Populasi adalah suatu bidang generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai ciri dan sifat tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Prolanis Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo yang berjumlah 80 orang. Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan memilih proporsi populasi yang dapat mewakili kriteria populasi (Nursalam, 2013).
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus di atas, maka jumlah sampel yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah 67 responden. Penetapan kriteria pengambilan sampel sangat membantu peneliti mengurangi bias pada hasil penelitian, apalagi jika ditemukan variabel kontrol mempunyai dampak terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria inklusi merupakan ciri-ciri umum subjek penelitian dari suatu populasi sasaran yang dijangkau dan akan diteliti.
Teknik Sampling
Peneliti kemudian menentukan berdasarkan pertimbangannya sendiri, sehingga teknik purposive sampling didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti itu sendiri (Notoatmodjo, 2012). Anggota prolan yang diuji di wilayah kerja Puskesmas Simo, Kecamatan Balerejo, mencapai 67 orang. Populasi.
Kerangka Kerja Penelitian
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
- Identifikasi Variabel
- Definisi Operasional Variabel
Tekanan yang terjadi pada dinding arteri adalah angka yang lebih tinggi pada saat jantung berkontraksi (sistolik) dan angka yang lebih rendah pada saat jantung berkontraksi.
Instrumen Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Waktu Penelitian
Prosedur Pengumpulan Data
- Pengumpulan Data
- Pengolahan Data
Memberikan penjelasan mengenai tujuan dan prosedur penelitian kepada anggota Prolanis jika bersedia menandatangani informed consent sebagai responden. Setelah seluruh data telah diedit atau diedit, selanjutnya dilakukan pengkodean yaitu mengubah data yang berupa kalimat atau huruf menjadi data numerik atau numerik. Apabila seluruh data dari masing-masing sumber data atau responden telah dimasukkan, sebaiknya dilakukan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, penghilangan, dan lain-lain, dan perlu dilakukan perbaikan atau perbaikan.
Analisa Data
- Analisis Univariat
- Analisis Bivariat
Sedangkan data khusus meliputi BMI, klasifikasi kategori BMI, tekanan darah, klasifikasi kategori tekanan darah dan hubungan BMI dengan tekanan darah. Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojo, 2012). Nilai korelasi yang diperoleh dari penelitian adalah nilai korelasi sampel, yaitu nilai taksiran koefisien korelasi populasi yang disimbolkan dengan ρ (Ghozali, 2009).
Etika Penelitian
Data umum yang diidentifikasi dari responden antara lain jenis kelamin, umur, pekerjaan, suku, tinggi badan dan berat badan di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun Jawa Timur. Kemudian IMT kategori normal mempunyai tekanan darah normal sebanyak 78,1%, sedangkan BMI kategori normal mempunyai hipertensi sebanyak 21,9% dan BMI kategori obesitas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 67 responden di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun Jawa Timur diyakini bahwa BMI dapat menjadi indikator atau menggambarkan kadar lemak dalam tubuh seseorang.
Tekanan darah adalah tekanan terhadap dinding arteri ketika darah dipompa dari jantung ke jaringan. Kemudian BMI pada kategori normal mempunyai tekanan darah normal sebanyak 78,1%, sedangkan BMI pada kategori normal mempunyai hipertensi sebanyak 21,9% dan BMI pada kategori obesitas mempunyai tekanan darah normal sebanyak 9,4%, sedangkan BMI pada kategori obesitas kategori menderita hipertensi sebanyak 90,6% dari total 100%. Memberikan informasi dan wawasan kepada responden agar dapat mengatur pola hidup sehat sehingga tekanan darah dapat terkontrol.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Data umum
- Data Khusus
Berdasarkan Tabel 5.3 hasil survei menunjukkan mayoritas responden adalah petani yaitu sebanyak 39 responden (58,2%).
Pembahasan
Kita tahu bahwa hipertensi dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu BMI yang termasuk dalam kategori gemuk (obesitas), pengukuran BMI dapat digunakan untuk mengetahui obesitas. Dari total 67 responden, terdapat 3 responden (4,5%) yang mempunyai hasil BMI dalam kategori kurus, 32 responden mempunyai BMI dalam kategori normal (47,8%) dan 32 responden (47,8%) mempunyai BMI dalam kategori obesitas. kategori. Yogiantoro, M 2009, 'Hipertensi esensial dalam buku ajar penyakit dalam', Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam, Jilid 1, hh.
Setelah memperoleh informasi yang cukup dan mengetahui manfaat penelitian yang berjudul “Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Hipertensi pada anggota prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo”, artinya dengan menandatangani atau membubuhkan sidik jari pada surat persetujuan ini, saya menyatakan kesediaan saya menjadi tergugat, dengan catatan apabila sewaktu-waktu saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun, saya berhak membatalkan perjanjian ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Data hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi Puskesmas untuk menyempurnakan program prolanis sehingga mampu memberikan program pemeriksaan kontrol rutin. Hasil penelitian dapat dijadikan tambahan pengetahuan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya pendidikan kesehatan. Anjum, H 2010, “Hubungan hipertensi dengan indeks massa tubuh dan usia pada penduduk pria dan wanita Peshwar”, J Ayub M Coll, Abbottabad, Pakistan.
Bambang, Hartono 2011, Hipertensi The Silent Killer, Perhimpunan Hipertensi Indonesia, Http://Www.Inash.Or.Id/Upload/News_Pdf/News_DR._Dr s._Bambang_Hartono,_SE26.Pdf), dilihat 12 Juni 2017. Wang 2012, Asupan buah dan sayuran dan risiko hipertensi pada wanita paruh baya dan lebih tua, American Journal Hypertension, USA.