• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro Lampung

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro Lampung"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hal ini sesuai dengan prinsip amwal yang termaktub dalam Pasal 19 butir (c) Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah yang menyatakan “kepemilikan penuh tidak dapat dihapuskan, tetapi dapat dialihkan”. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mendalami lebih lanjut tesis yang berjudul “Pemanfaatan Ahli Waris Mafqud Dalam Perspektif Hukum Ekonomi Islam”.

Pertanyaan Penelitian

Persoalannya berkaitan dengan perselisihan harta pusaka di Indonesia, di mana salah seorang ahli waris atau ahli waris hilang tanpa diketahui keberadaannya, atau biasa disebut ahli waris mafqud. Walau bagaimanapun, jika kehilangan atau ketidakhadirannya telah ditentukan oleh hakim, harta pusaka yang merupakan sebahagian daripadanya boleh dipindahkan kepada ahli waris lain yang sedia ada.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Penelitian berjudul “Menentukan Status Hukum Mafkud dari Perspektif Imam Mafkud”, oleh Harry Kurniawan. 9 Harry Kurniawan, “Menentukan Status Hukum Mafkud Dari Perspektif Imam Mafkud”, dalam Al-Murshalah, Aceh: STAI Tapaktuan, vol.

Metode Penelitian

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian ini adalah sama-sama merupakan penelitian kepustakaan dan membahas ahli waris mafqud. Penelitian ini akan mengkaji permasalahan tersebut dengan melihat norma, perundang-undangan dan literatur terkait pemanfaatan harta peninggalan mafqud dari perspektif hukum ekonomi syariah.

HARTA

Pengertian Harta

Berdasarkan pengertian tersebut, harta kekayaan meliputi segala sesuatu yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari (duniawi), seperti uang, tanah, kendaraan, rumah, perhiasan, perabot rumah tangga, hasil perkebunan, hasil perikanan laut dan pakaian, yang termasuk dalam kategori al - amwal

Asas Pemilikan Harta

Asas individual adalah bahwa setiap ahli waris mempunyai hak (individual) atas pekerjaan yang menjadi miliknya, tanpa terikat dengan ahli waris lainnya (sebagaimana halnya ahli waris kolektif dalam ketentuan yang lazim). Artinya, perpindahan harta dari seseorang yang meninggal dunia kepada ahli warisnya terjadi secara otomatis atas perintah Allah tanpa tergantung kepada ahli waris atau ahli waris.

Kedudukan dan Fungsi Harta Dalam Islam

Hukum Waris Islam menetapkan bahwa peralihan harta melalui pewarisan terjadi setelah kematian orang yang memiliki harta tersebut. Tetapi materi menjadi cara untuk mewujudkan kebutuhan dan manfaat yang tidak cukup bagi seseorang, yaitu melayani seseorang untuk hal-hal materi yang tidak bertentangan dengan kebaikan umum, tanpa melakukan ketidakadilan dan ekses. hidup memiliki tempatnya dalam Islam. Artinya: “Harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal yang kekal dan saleh lebih baik.

Maksudnya: “Orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang mereka nafkahkan itu dengan menyebut-nyebut pemberian itu dan dengan tidak menyakiti (perasaan penerima), mereka mendapat pahala dari Allah. Al-Hibah, iaitu kepada memberikan sesuatu kepada orang lain untuk dimiliki tanpa mengharapkan pampasan (sebagai balasan) Wasiat ialah pemberian seseorang kepada orang lain yang dibuat semasa hidup dan diberikan selepas kematian pewasiat.

Bukan orang baik yang menitipkan masalah dunia ke akhirat dan yang menitipkan masalah akhirat untuk. Namun perlu diketahui bahwa hal tersebut harus didasarkan pada putusan Allah SWT, bukan putusan hakim, karena tidak selamanya mereka adalah orang-orang yang adil.

Cara Perolehan Harta

Ihya al-mawat pada mulanya adalah tanah yang belum dimiliki atau dimiliki oleh siapapun, melainkan telah ditinggalkan karena terlantar dan terabaikan.

Sifat Pemilikan

Ini adalah aset-aset yang memiliki kesamaan dalam satuannya, dalam arti sebagian dapat berdiri di tempat lain tanpa ada perbedaan untuk dinilai. Istihlak haqiqi adalah suatu benda yang menjadi harta yang hakekatnya jelas (jelas) sekali habis. Sedangkan istihlak secara harfiah adalah harta yang nilainya habis ketika digunakan, namun substansinya tetap ada.

Ia adalah harta yang boleh digunakan berulang kali, yang bermaksud bahawa kewujudan benda itu tidak habis atau dimusnahkan dalam satu kegunaan, seperti taman, katil, pakaian, kasut, dll. Harta yang dimiliki oleh dua orang yang tidak berkaitan dengan hak bukan pemilik, seperti dua orang berkongsi pemilikan sesebuah kilang, maka kilang tersebut hendaklah diuruskan bersama. Ia adalah harta yang tidak menyebabkan sebarang kerugian atau kerosakan apabila harta itu dibahagikan, contohnya beras, jagung, tepung dan sebagainya.

Ini adalah harta yang menyebabkan kerugian atau kerosakan dalam pembahagian harta, seperti cermin mata, baju, mesin, dll. Harta bukan perseorangan ialah harta yang tidak boleh dimiliki oleh seseorang individu mengikut syarak seperti sungai, jalan dan lain-lain.

AHLI WARIS MAFQUD

Pengertian Ahli Waris Mafqud

Selain itu, ada yang mentafsirkan Mafqud sebagai seorang yang tidak mempunyai khabar berita, dan tidak diketahui sama ada masih hidup atau sudah mati. Mafqud ialah orang yang meninggalkan kampung halamannya dalam tempoh yang agak lama, keadaannya tidak diketahui, baik tentang tempat tinggalnya mahupun tentang hidup dan matinya. Wahbah al-Zuhailiy (1985) dalam kitabnya Al-Fiqhul Islaamiy wa Adillatuhu mengatakan bahawa Al-Mafqūd ditakrifkan sebagai orang yang telah lama menghilang dari tempat asalnya sehingga terputus-putus berita mengenainya dan tidak diketahui keberadaannya. , dan tidak dapat diketahui sama ada dia hidup atau mati.

Seseorang yang keadaannya tidak diketahui sama ada dia hidup atau mati tidak bergantung kepada mengetahui di mana dia tinggal atau tidak. Jika tempat tinggalnya diketahui tetapi tidak diketahui sama ada masih hidup atau tidak, maka seseorang itu juga bercakap tentang mafqud (orang yang hilang). Mafqud (orang hilang) ialah orang yang pergi dan tidak didengari, tidak diketahui keberadaannya dan tidak diketahui sama ada masih hidup atau mati, manakala hakim menentukan kematiannya.

Mafqud (orang hilang) ialah orang yang telah tiada dan tiada khabar berita tentangnya, tidak diketahui keberadaannya dan tidak diketahui sama ada masih hidup atau mati, manakala hakim menentukan kematiannya. Seseorang yang telah lama menghilang dari negaranya dan tidak diketahui keberadaannya sama ada masih hidup atau sudah meninggal dunia.

Macam-macam Mafqud

Status Ahli Waris Mafqud

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa ahli waris yang dinyatakan hilang terbagi menjadi beberapa jenis. Penyebab pertama sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu syarat pewarisan bagi orang yang mewariskannya adalah “nyawa ahli waris pada saat meninggalnya ahli waris”, meskipun nyawa mafqud masih diragukan. Penyebab kedua, pemberian warisan yang disertai dengan kemungkinan kematiannya, menimbulkan kerugian (kerugian) bagi ahli waris lainnya.

Bahaya itu mestilah berlandaskan prinsip Islam "Satu-satunya cara untuk mengelakkan bahaya kepada waris lain ialah dengan mempertimbangkan kematian mafqud", apabila tidak diketahui secara pasti sama ada masih hidup atau mati, tidak mungkin memutuskan mafqud tidak boleh mewarisi kerana ada kemungkinan dia masih hidup atau sebaliknya, tidak boleh diputuskan mafqud boleh mewarisi kerana ada kemungkinan dia meninggal dunia. Apabila menentukan status waris mafkud (sama ada masih hidup atau tidak), fuqaha melihatnya dari sudut positif, iaitu dengan anggapan bahawa orang yang hilang itu masih hidup sehingga dapat dibuktikan dengan bukti bahawa dia sudah mati. Namun, jika dia mati atas dasar bukti yang boleh dipercayai atau disabitkan kesalahan oleh hakim, bahagian yang diperolehnya dikembalikan kepada waris.21 Ketidakupayaan untuk menentukan status waris mafqud, iaitu sehingga status orang yang hilang itu jelas. diketahui, sama ada dia masih hidup atau telah meninggal dunia.

Pasal di atas menjelaskan bahwa penentuan ada tidaknya ahli waris atas harta peninggalannya diserahkan kepada Pengadilan Agama. Namun, jika di kemudian hari ternyata ada ahli waris yang datang, maka harta tersebut harus diserahkan kepada ahli waris.

Ketentuan Lama Masa Hilang

Ahli waris mafqud dinisbahkan kepada orang yang keluar dari rumah dan tidak diberitahu tentang berita mereka. 9 Wanda Nani, "Hak Mewarisi Warisan Pewaris Yang Statusnya Diragukan Di Bawah Hukum Islam," dalam Lex Privatum: Thesis Arts, Vol. Harta pusaka yang menjadi sebahagian ahli waris mafqud boleh berupa harta alih atau harta tak alih.

13 Wanda Nani, "Hak Mewarisi Pewaris Yang Statusnya Diragukan di bawah Undang-undang Islam," dalam Lex Privatum, Vol. Sekiranya waris mafqud masih hidup, dia berhak ke atas semua hartanya. Tidak menghalang di sini bermaksud tidak menutup kemungkinan ahli waris mafqud mempunyai pertalian dengannya dalam harta pusaka.

14 Sariani, et al., Penyelesaian waris bagi waris Mafqud menurut Undang-undang Waris Islam”, dalam Jurnal Hukum Pactum, Jilid (c) dalam artikel 19 menjelaskan bahawa harta pusaka yang menjadi sebahagian daripada status waris mafqud adalah hak kekalnya. .Ini bermakna selagi waris mafqud belum ditemui dan keputusan hakim telah dibuat, waris-waris lain dibenarkan mendapat manfaat daripada harta pusaka yang merupakan hak mafqud.

Hak mewaris warisan ahli waris yang statusnya dipertanyakan menurut hukum Islam, dalam Lex Privatum: Artikel Tesis.

PEMANFAATAN HARTA AHLI WARIS MAFQUD

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

4 Wanda Nani, “Hak Mewarisi Ahli Waris dari Ahli Waris yang Statusnya Diragukan Menurut Hukum Islam”, dalam Lex Privatum: Artikel Disertasi, Vol. Apabila hakim telah mengambil keputusan bahwa orang yang hilang itu masih hidup atau telah meninggal dunia, maka sanak saudaranya atau ahli waris lainnya harus mengikuti keputusan yang telah dibuat itu. Adapun harta warisan yang menjadi haknya, menurut Muhammad Jawad Mughniyah dapat diwariskan kepada ahli waris lain yang berhak dan sah.

Maksud pernyataan ahli waris yang hilang memakai tudung menurut pengkaji ialah orang yang hilang itu menghalang orang yang bersamanya daripada mendapat harta pusaka. Jadi untuk menjangkakan itu, harta yang sepatutnya menjadi miliknya disimpan dan waris lain tidak dibenarkan mengambil atau menggunakannya sehinggalah yang hilang itu siap. Adapun maksud kehilangan waris tidak berhijab, menurut pengkaji, orang hilang (waris mafqud) tidak menghalang orang yang bersamanya mendapat harta pusaka.

Jika ternyata kewujudan ahli waris mafqud sudah diketahui telah meninggal dunia atau hakim telah memutuskan, maka harta pusaka yang merupakan sebahagian daripadanya boleh dibahagikan kepada ahli waris lain yang berhak. Namun, disebabkan pemilik hak tidak diketahui kewujudannya dan keadaannya, maka harta pusaka yang menjadi haknya boleh dipindah milik kepada waris lain. Namun penggunaannya tidak disertai kawalan dan membuat pemindahan hak milik ke atas harta mafqud waris.

Tidak adanya penguasaan penuh dan pengalihan hak milik dilakukan sebagai antisipasi jika suatu saat ternyata ahli waris mafqud kembali, maka harta yang menjadi hak atas saham tersebut harus dikembalikan. Jika ahli waris yang mafqud tidak jelas keberadaannya, sedangkan ahli waris yang lain menginginkan pembagian harta warisan, maka pembagian dibagikan sampai kepastiannya jelas. Jika ternyata ahli waris mafqud diketahui ada yang meninggal dunia atau hakim telah memutuskan, maka harta peninggalan yang menjadi bagiannya itu diberikan sebagai bagiannya dan dipergunakan oleh ahli waris lain yang berhak.

Gambar

FOTO DOKUMENTASI UJIAN SKRIPSI

Referensi

Dokumen terkait

Bitcoin ditinjau dari perspektif hukum Islam jika dari penerbitan mata uang atau beredarnya mata uang dalam suatu negara bukan merupakan otoritas negara ulil amri dan bitcoin termasuk