• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Anugerah Sahvitri .H Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syariah Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung dalam tesis berjudul “Analisis Pembiayaan KPR Syariah Bagi Nasabah Berpenghasilan Rendah (Studi Pada Perbankan BRISyaraih KC Kedaton Bandar Lampung) “, 2018. Riset yang dilakukan Anugerah Sahvitri .H menyoroti pembiayaan gadai syariah untuk nasabah berpenghasilan rendah. Riset yang dilakukan Putri Setianti Huzaimah menyoroti perbandingan akad murabahah dan akad Istishna dalam pembiayaan gadai.

LANDASAN TEORI

Pengertian Pembiayaan

Pendanaan atau pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain untuk mendukung suatu investasi yang direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun oleh suatu lembaga. Kata pembiayaan yang berarti amanah berarti lembaga pembiayaan seperti shahibul mal mempercayakan seseorang untuk menjalankan amanah yang diberikan. Yang dimaksud dengan pembiayaan konsumen dengan demikian adalah suatu bentuk pembiayaan yang disediakan untuk tujuan selain komersial dan umumnya bersifat individual.

Pembiayaan Murabahah

  • Pengertian Akad Murabahah
  • Dasar Hukum Murabahah
  • Murabahah Bil Wakalah

Al-Quran tidak pernah secara spesifik menyebutkan masalah murabahah, namun dalil bolehnya jual beli murabahah dapat dipahami dari keumuman dalil boleh jual beli. Berdasarkan hal tersebut maka dasar hukum jual beli murabahah diperbolehkan berdasarkan ayat-ayat jual beli.10 Diantara ayat tersebut adalah: Dalam sistem jual beli ini, lembaga keuangan Islam mewakili nasabah untuk mencari barang yang akan dibeli. dengan pembiayaannya.14 Dengan demikian, akad pertama adalah akad wakalah setelah berakhirnya akad wakalah yang ditandai dengan .

Praktik Pembiayaan Murabahah dalam Perbankan

Sesuai dengan ketentuan Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 04/DSN-MUI/IV/2000 pasal 1 ayat 9: “jika bank ingin mewakili nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, jual murabahah dan akad jual beli harus dilaksanakan setelah barang-barang itu pada prinsipnya menjadi milik bank.” Pembayaran ditangguhkan, dalam hal ini pembeli hanya membayar uang muka yang besar dan nominalnya ditentukan dan disepakati oleh nasabah dan lembaga keuangan. Bank sebagai penjual dapat mewakili nasabah untuk membeli barang dari produsen untuk dijual kembali kepada nasabah tersebut.

Akad, Uang Muka dan Iuran Perbulan dalam Murabahah

  • Akad dalam Murabahah
  • Uang Muka dalam Murabahah
  • Iuran Perbulan Murabahah

Hal-hal yang perlu diperjelas antara lain: hakikat pembiayaan murabahah sebagai bentuk jual beli antara bank dengan nasabah, definisi dan terminologi, syarat dan tata cara pelaksanaannya. Dalam prakteknya, terdapat ketentuan dalam lembaga keuangan syariah ini, dimana lembaga tersebut dapat mewajibkan nasabah untuk membayar uang muka (advance payment). Tidak semua kegiatan usaha lembaga keuangan tampak menggunakan sistem jual beli al-'urbun, hanya kegiatan pembiayaan konsumen yang menggunakan sistem jual beli al-'urbun.

Di kalangan para ahli hukum, jual beli al-urbun merupakan akad yang diperdebatkan sah atau tidaknya, dengan kata lain bertentangan dengan hukum Islam. Kebanyakan ahli fikih mengatakan bahwa jual beli 'urbun' itu haram dan haram jual belinya. Kebanyakan ulama mengatakan bahwa jual beli ini adalah jual beli yang batal, hal ini merujuk pada sabda Nabi Muhammad SAW, yaitu: “Bahwa Nabi Muhammad SAW telah mengharamkan jual beli di muka (ba’i al-’urban)”.

Hadits ini jelas melarang jual beli urbun, dengan sabda Rasulullah SAW menggunakan lafadz nahyi (larangan), oleh karena itu jumhur fuqaha melarang jual beli urbun berdasarkan hadits ini. Imam Ahmad mengutuk hadits dha'if (lemah) yang diriwayatkan dalam masalah jual beli dengan sistem uang muka. Sementara itu, dewasa ini jual beli dengan bantuan sistem uang muka telah menjadi dasar perikatan dalam hubungan bisnis yang digunakan sebagai perjanjian untuk mengganti kerugian pihak lain akibat risiko menunggu dan tidak menjalankan bisnis.

Ansuran yang dilarang dalam jual beli adalah kerana jika tidak ada pembelian, ansuran tersebut hangus dan menjadi hak milik penjual sehingga fuqaha mengkategorikannya sebagai harta pemakan palsu, gharar.

Pembiayaan KPR Syariah dengan Akad Selain Murabahah

  • KPR Syariah Menggunakan Skim Istishna’
  • KPR Syariah Menggunakan Skim IMBT

Mengenai skema murabahah, harga atau keuntungan dan cicilan dalam KPR Syariah harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:27. Bank memesan rumah kepada pengembang yang kriterianya telah ditentukan sebelumnya oleh klien. Rumah yang dimaksud adalah rumah yang belum ada dan pembangunannya baru dimulai setelah ada perintah dari bank.

Bank kemudian menjual rumah tersebut kepada nasabah dengan cara dicicil, namun penyerahan dilakukan pada akhir periode pembayaran. Skema transaksi lain yang dapat digunakan untuk membiayai kepemilikan rumah adalah skema Ijarah Muntakiya Bi Tamlik (IMBT). Meskipun pada prinsipnya tidak ada pengalihan harta (hanya penggunaan rumah), bank dapat menjual atau menghibahkan rumah yang disewa kepada nasabah pada akhir masa sewa.

Model transaksi semacam ini dalam perbankan syariah dikenal dengan ijarah Rompiiya bi tamlik (akad sewa yang diikuti atau diakhiri dengan perpindahan kepemilikan). Ijarah Muntakiya Bi Tamlik (IMBT) adalah gabungan antara sewa menyewa (ijarah) dan jual beli atau hibah di akhir masa sewa. Dalam Ijarah Muntakiya Bi Tamlik, perpindahan kepemilikan terjadi dengan salah satu dari dua cara berikut: 33.

Berdasarkan pola Ijarah Munlik Title Transfer (IMBT), pembiayaan gadai oleh bank syariah menggunakan pola lain yaitu transaksi ijarah dengan kesepakatan antara bank dengan nasabah bahwa bank akan mengalokasikan rumah (yang dibiayai dengan gadai). pada akhir sewa kepada pelanggan.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Sifat Penelitian
  • Sumber Data
    • Sumber Data Primer
    • Sumber Data Sekunder
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Wawancara
    • Dokumentasi
  • Teknis Analisis Data

Dalam hal ini peneliti langsung mengajukan pertanyaan kepada Pimpinan Cabang BRISyariah KCP Sribhawono dan AO (Account Officer) BRISyariah KCP Sribhawono. Akad Wakalah adalah akad penyerahan kekuasaan oleh Bank BRISyariah kepada nasabah, dalam hal ini Bank BRISyariah KCP Sribhawono mewakili nasabah untuk membeli rumah dari penjual/pengembang (developer) rumah. Nasabah mengajukan permohonan fasilitas kepemilikan rumah ke bank BRISyariah KCP Sribhawono dan memenuhi persyaratan yang ditentukan pihak bank.

Setelah akad jual beli rumah tercapai, Bank BRISyariah KCP Sribhawono memberikan kuasa kepada nasabah melalui akad wakalah (pemberian kuasa) untuk membeli rumah dari penjual/developer rumah. Nasabah sebagai perwakilan bank BRISyariah KCP Sribhwono membeli rumah dari penjual/developer rumah. Penjual rumah menyerahkan rumah tersebut kepada Bank BRISyariah KCP Sribhawono setelah terjadi transaksi penjualan.

Jaminan merupakan unsur penting dalam pembiayaan, karena layak atau tidaknya nasabah menerima pembiayaan, salah satunya adalah jaminan. Diketahui bahwa pembiayaan pemilikan rumah sistem murabahah BRISyariah KCP Sribhwaono memiliki tiga aspek penting, yaitu akad, uang muka dan kontribusi bulanan (cicilan). Sedangkan penerapan sistem murabahah dalam pembiayaan pemilik rumah (KPR) yang bertujuan untuk membangun rumah tidak sesuai dengan rukun akad karena tidak adanya kejelasan mengenai total harga jual rumah yang disebabkan oleh perhitungan yang dilakukan oleh bank BRISyariah KCP Sribhawono hanya berdasarkan RAB yang disampaikan nasabah.

BRISyariah Bank KCP Sribhawono diharapkan terus berinovasi dalam produk pembiayaan Home Ownership (HFO) agar lebih menarik, kompetitif, sesuai kebutuhan masyarakat, namun tetap sesuai dengan prinsip Syariah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada Produk Kepemilikan

Pengajuan pendanaan oleh calon klien dengan melengkapi dokumentasi/persyaratan yang dipersyaratkan dan melengkapi formulir aplikasi pendanaan. Setelah keaslian dokumen dikonfirmasi, AO (Account Officer) akan mewawancarai atau mewawancarai calon nasabah. BI Checking dapat digunakan bank untuk mengidentifikasi secara jelas calon nasabahnya, baik kualitas pembiayaan calon nasabahnya.

Penilaian pembiayaan dilakukan untuk mengetahui apakah calon nasabah memenuhi persyaratan bank untuk mendapatkan pembiayaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif untuk mengetahui dan mengevaluasi latar belakang calon pelanggan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan 5C. Memastikan penghasilan bulanan klien pada slip gaji/laporan penghasilan calon klien dengan konfirmasi dari HRD/.

Calon klien membayar upah melalui transfer bank, jumlah yang ditransfer ke rekening bank harus sama dengan slip gaji. Investigasi dan verifikasi dilakukan oleh bank untuk memeriksa BI Check calon nasabah yang telah diterbitkan oleh Bank Indonesia. Bank akan menggunakan informasi ini untuk mempertimbangkan apakah calon nasabah memenuhi syarat untuk pembiayaan atau tidak.

Setiap permohonan MUP harus ditandatangani oleh seorang akuntan untuk mendapat persetujuan dari Komite Keuangan, yang tujuannya adalah untuk menentukan apakah pembiayaan calon klien disetujui atau ditolak.

Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada Produk

Analisis Implementasi Pembiayaan Murabahah Produk Kepemilikan Rumah (KPR) di Cabang Bank Rakyat Indonesia. Salah satu perbedaan antara akad murabahah dan istisha dalam pembiayaan pemilikan rumah adalah subjek pembiayaannya. Pada pembiayaan pemilikan rumah dengan akad istishna rumah yang dibiayai belum ada, sedangkan dengan akad murabahah rumah yang dibiayai sudah ada.

Penerapan sistem murabahah untuk pembiayaan pemilikan rumah (KPR) yang bertujuan untuk membiayai pembelian properti (rumah baru, rumah bekas, ruko) dan renovasi rumah berdasarkan prinsip syariah. 25Helmi Haris, "Pembiayaan Kepemilikan Rumah (Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syariah)" dalam Jurnal Ekonomi Islam La_Riba, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), vol. Untuk pembiayaan pemilikan rumah (KPR) BRISyariah KCP Sribhwono menetapkan minimal uang muka rumah dengan ukuran <70 m2 sebesar 20% dari harga rumah, untuk tipe ukuran >70 m2 dari minimal 30% dari harga rumah rumah rumah, sedangkan tidak ada uang muka untuk pembangunan dan renovasi rumah.

Penitipan tersebut diatur dalam akad asli, sehingga semua proses yang terjadi dalam penyaluran pembiayaan properti BRISyariah KCP Sribhwono disepakati terlebih dahulu antara klien dengan pihak bank, sehingga jelas dan transparan sehingga klien tidak merasa kurang beruntung. Pelaksanaan pembiayaan murabahah untuk produk KPR BRISyariah KCP Sribhwaono memiliki tiga aspek utama yaitu akad, uang muka dan kontribusi bulanan (cicilan). Penerapan sistem pembiayaan pemilikan rumah (KPR) murabahah yang bertujuan untuk membiayai pembelian real estate (rumah baru, rumah bekas, properti retail) dan renovasi rumah berdasarkan prinsip syariah.

Biaya bulanan nasabah untuk Pembiayaan Kepemilikan Rumah (HFO) adalah tetap di awal kontrak, sehingga pembayaran bulanan tidak berubah (tetap).

PENUTUP

Saran

Bank BRISyariah harus meningkatkan transparansi dan ketekunan dalam memberikan penjelasan kepada nasabah tentang produk perbankan syariah dan manfaatnya agar dapat menarik minat nasabah untuk menggunakan produk perbankan syariah. Analisis Pembiayaan KPR Syariah Bagi Nasabah Berpenghasilan Rendah (Studi Pada Bank BRISyaraih KC Bandar Lampung Kedaton)". Jurusan Khusus Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Putri Setianti Huzaimah, “Studi Banding Penggunaan Akad Istishna dan Murabahah dalam Pembiayaan CPR di Bank Tabungan Negara KCP Syariah Ciputat”, Skripsi Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah , Jakarta .

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar fiqih siswa kelas IV Madrasah Ibtida’iyah Wali Songo