• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - IAIN Repository - IAIN Metro"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Hal ini disebabkan belum adanya keseragaman keberagaman bentuk dan sistem hukum waris di Indonesia. Sistem derajat, yaitu ahli waris yang derajatnya lebih dekat dengan ahli warisnya, termasuk ahli waris yang derajatnya lebih jauh.3. Larangan tersebut tertuang dalam ketentuan umum Pasal 171 huruf (b) dan huruf (c) yang mengharuskan ahli waris dan ahli waris harus satu agama, yaitu Islam.

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Menyebarkan warisan agama yang berbeda merupakan praktik nyata yang banyak dilakukan masyarakat. Oleh karena itu pembagian harta warisan dilakukan jika didasarkan pada perjanjian wasiat wajib bagi ahli waris non-Muslim. Perspektif Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Pendistribusian Warisan Beda Keyakinan di Desa Sido Mukti Kab.

Penelitian Relevan

LANDASAN TEORI

Hukum Ekonomi Syari‟ah

  • Pengertian Hukum Ekonomi Syariah
  • Tujuan Hukum Ekonomi Syariah
  • Prinsip Hukum Ekonomi Syariah

Ekonomi Islam yang merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam mempunyai ciri dan nilai yang menitik beratkan pada amar’ ma’ruf nahi munkar yang artinya mengerjakan yang benar dan meninggalkan yang haram. Hukum Ekonomi Syariah yang berarti Hukum Ekonomi Islam yang diambil dari sistem ekonomi Islam yang ada di masyarakat yang merupakan implementasi Fiqih dalam bidang perekonomian. Tujuan hukum ekonomi syariah dilihat dari sudut pandangnya, yaitu mempunyai ciri dan nilai yang menitikberatkan pada amar ma'ruf nahi munkar yang artinya berbuat yang benar dan meninggalkan yang haram.

Pengalihan Harta dalam Islam

  • Waris
  • Hibah
  • Wasiat

Asas wajib hukum pewarisan Islam amat ketara dalam erti kata ahli waris mestilah (tidak boleh) menerima pemindahan harta ahli waris kepada dirinya mengikut jumlah yang ditentukan oleh Allah. Jumlah ahli waris yang sah di sisi undang-undang menerima harta pusaka tidak kira sama ada waris nasabiyah atau sababiyah adalah seramai 17 orang yang mana 10 orang lelaki dan 7 orang perempuan. Ulama tafsir, hadis dan fiqh sepakat bahawa perbezaan agama antara ahli waris dan ahli waris menjadi penghalang kepada perolehan harta pusaka.

39 Maimun, Pembagian hak waris bagi ahli waris yang berbeda agama melalui pengikatan wasiat dalam perspektif hukum waris Islam, Karya, hal.6. Hibah pada hakekatnya adalah hibah yang tidak ada hubungannya dengan warisan, kecuali jika nampaknya hibah itu akan mempengaruhi kepentingan dan hak ahli waris. Namun dalam perkembangannya berdasarkan beberapa yurisprudensi Mahkamah Agung, ternyata wasiat wajib juga diberikan kepada ahli waris non-Muslim.

Pada tingkat banding, Mahkamah Agung Agama Jakarta memutuskan bahwa ahli waris non-Islam (anak perempuan) berhak mendapat warisan wajib, yaitu 3/4 bagian dari ahli waris anak perempuan. Mahkamah Agung mengubah jumlah harta yang diperoleh anak kandung non-Muslim dari 3/4 menjadi bagian yang sama yang diperoleh ahli waris anak perempuan. Dalam hal ini Mahkamah Agung memutuskan bahwa ahli waris non-Muslim (sebagai ahli waris pengganti) berhak mewariskan harta warisan berdasarkan wasiat yang wajib, yang bagiannya sama dengan bagian ahli waris Muslim lainnya64.

Pada keputusan pertama, wasiat wajib diambil dari harta warisan ahli waris, sedangkan pada keputusan kedua, wasiat wajib bagi ahli waris non-Muslim diambil dari warisan. Di kalangan fuqaha, istilah wasiat wajib atau al-wasiyyah al-wajibah diartikan sebagai wasiat yang diperuntukkan bagi ahli waris atau sanak saudara yang tidak menerima sebagian harta warisan atau sanak saudara yang tidak menerima sebagian harta warisan dari ‘orang yang meninggal dunia’. akibat kendala syara'. . Oleh karena itu ayat ini berlaku bagi walidain dan aqrabin yang tidak menjadi ahli waris atau tidak menerima bagian warisan.

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

Pembagian warisan adalah pemberian yang diberikan kepada ahli waris dengan harta waris. Masyarakat desa Gedung Aji membagi harta warisan berdasarkan pembagian dengan salah satu ahli waris yang berbeda agama/non-Muslim. Sebab melihat dari konteks pembagian warisan yang diberikan kepada non muslim, karena tidak diperbolehkan menurut ketentuan hukum Islam dan KHI.

Selain itu pembagian harta warisan dari Ibu Suparti kepada Ibu Suparni sebagai ahli waris non muslim tidak diperbolehkan, melainkan karena Ibu Suparti menggunakan asas keadilan dalam pembagian harta warisan tersebut. Ikhtiyati/kehati-hatian; pembagian harta warisan dari ibu Suparti didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang telah ditentukan sebelum harta warisan itu dibagikan kepada anak-anaknya. Berdasarkan asas tersebut, pembagian harta warisan yang boleh diberikan pada prinsipnya memberikan batasan terhadap harta waris non-Muslim, karena ahli waris non-Muslim tidak menerima warisan.

Pembagian warisan non muslim dalam hal ini harus menggunakan akad hibah dalam pemberiannya, begitulah konteksnya. Selain itu, pembagian warisan dapat menimbulkan mafsadan jika warisan tersebut tidak diberikan, tidak terkecuali penerima non-Muslim. Meski begitu, pembagian harta warisan tidak diperbolehkan karena telah dihalangi untuk diberikan.

Hak ini berkaitan dengan ketentuan pembagian harta warisan bahwa pembagian harta didasarkan atas perekonomian yang seimbang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Profil Desa Sido Mukti

  • Sejarah Desa Sido Mukti
  • Demografi Kampung
  • Keadaan Sosial Desa
  • Sarana dan Prasarana Desa

Namun tidak butuh waktu lama untuk pulih dan terkendali kembali, setelah masyarakat mulai memperhatikan dan mengetahui arti sebenarnya dari reformasi, pembangunan mulai berjalan normal, gotong royong mulai ada, pendidikan pun stabil terutama di tahun 2016. Desa Sido Mukti. Pada tahun 2006/2007, Kecamatan Penawar Tama dimekarkan menjadi 3 yaitu Penawartama, Gedung Aji Baru dan Rawa Pitu, dengan desa Sido Mukti dimasukkan ke dalam Kecamatan Gedung Aji Baru. Sejalan dengan program pemerintah untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada warganya, maka pada tahun 2009 wilayah Desa Sido Mukti Luas dimekarkan/disebar menjadi 3 (tiga) desa yaitu : Desa Sido Mukti.

Umumnya lahan Desa Sido Mukti merupakan lahan perkebunan yang ditanami karet, kelapa sawit dan sebagian singkong, sehingga masyarakat Desa Sido Mukti rata-rata berprofesi sebagai petani/pekebun dan buruh tani. Selain itu mata pencaharian sebagian masyarakat Desa Sido Mukti adalah pedagang, Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai swasta, buruh perkebunan kelapa sawit, buruh pabrik kelapa sawit dan lain-lain. Akhirnya dengan adanya perubahan nama dari Kampung menjadi Kampung, maka kampung tersebut menjadi H1 SP2 susunan Desa Sido Mukti. 85.

Iklim di Desa Sido Mukti sama seperti desa lainnya di Indonesia, yaitu iklim kering dan iklim hujan. Hal ini berdampak langsung terhadap pola tanam dan lahan pertanian di Desa Sido Mukti Kec. Gedung Aji Baru Kab.

Karena Desa Sido Mukti merupakan desa agraris, maka sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani, rinciannya sebagai berikut:89.

Pembagian Harta Waris Beda Agama

Pembagian harta warisan yang diberikan istri Bu Suparti pada waktu itu hanya berisi perjanjian bahwa itu adalah bagian dari harta warisan itu bagi saudara sesuai dengan ketentuan berdasarkan asas keadilan. Namun Ibu Sumarni sebagai ahli waris dalam hal ini seorang non-Muslim menerima tanah berdasarkan akad warisan dan warisan yang diterima oleh Ibu Sumarni berupa rumah.94 Namun dalam hal ini yang dimaksud dengan pembagian harta warisan adalah rumah. warisan non-Muslim. Namun saat ini pembagian warisan non-Muslim di Indonesia merupakan praktik hukum yang menentang pembagian warisan kepada non-Muslim, yaitu wasiat wajib.

Pembagian harta warisan oleh Ny. Suparti dalam ketentuan hukum Islam kurang tepat, karena ketentuan dalam hukum Islam pembagian harta warisan ditentukan berdasarkan besaran yang ditentukan menurut hukum Islam. Ikhtiyari/sukarela; pembagian harta warisan mendiang ayah Reso yang diberikan ibu Suparti kepada anak-anaknya berdasarkan asas kesediaan dan tidak ada paksaan atau tekanan dalam pembagian harta warisan tersebut. Dapat diandalkan/menepati janji; akad waris yang diberikan ibu Suparti merupakan pembagian sesuai dengan amanah almarhum bapak Reso untuk memberikan harta warisan berdasarkan asas keadilan terhadap anak-anaknya.

Transparansi; pembagian harta warisan yang dilakukan oleh ibu Suparti merupakan pembagian harta warisan secara transparan agar ahli waris mengetahui pembagian harta warisan sesuai dengan ketentuan masing-masing ahli waris. Itikad baik; pembagian harta warisan dilakukan atas dasar asas itikad baik yang Ny. Suparti sebagai orang tua memberikan warisan kepada anak-anaknya untuk kepentingan dan kesejahteraan ekonomi keluarga masing-masing ahli waris. Pembagian harta warisan yang dilakukan membawa manfaat dibandingkan dengan kerugian yang diterima oleh ahli waris, walaupun ahli waris non-Muslim harus berdasarkan perjanjian pembagian, namun pada dasarnya warisan kepada non-Muslim termasuk dalam pembagian warisan berdasarkan prinsip. keadilan.

Dari ketentuan tersebut, pembagian warisan yang berbeda agama dapat diberikan berdasarkan akad hibah, dan pembagian warisan tersebut berdasarkan asas akad dari Pasal 21 KHES dan memberikan manfaat kepada ahli waris. .

Perspektif Hukum Ekonomi Syariah tentang Pembagian

Prinsip maslahah pemberian warisan beda agama di desa SidoMukti memberikan manfaat bagi para ahli waris karena dengan adanya pembagian harta maka perekonomian para ahli waris sangat terbantu, dengan harta tersebut mereka dapat mengembangkan usaha pertanian yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tanpa adanya pembagian harta tersebut, keluarga mereka merasakan kesulitan keuangan karena pada dasarnya mereka memperoleh penghasilan dari aspek faktor pertanian dan warisan yang mereka terima berupa pertanian. Asas kesediaan semua pihak, asas ini merupakan asas yang sudah tertanam dalam konteks kekeluargaan dari ahli waris dan ahli waris, masing-masing pihak merasa saling rela atau saling puas untuk memberi dan menerima bagiannya masing-masing yang ditentukan berdasarkan asas silaturahmi.

Oleh karena itu, pembagian warisan tidak didasarkan pada unsur-unsur pemaksaan dan penipuan, atau pada suatu kegiatan yang menimbulkan kerugian bagi pihak yang mewariskan dan pihak yang menerima warisan. Pembagian warisan beda agama seperti yang telah dijelaskan peneliti di atas, bahwa dalam pembagian warisan beda agama digunakan asas keadilan, asas keadilan yang dibuktikan dengan pembagian harta yang adil dan merata. sesuai dengan porsinya. dari masing-masing pihak. Prinsip toleransi yang diberikan oleh pemberi warisan dan masing-masing pihak penerima warisan memberikan ruang penerimaan bagi non-Muslim untuk tetap menerima hak-haknya sebagai anak setelah menerima warisan.

Atas dasar ini maka tujuan hukum ekonomi syariah didasarkan pada ekonomi kehendaknya, dimana pembagian warisan berdasarkan ekonomi kekayaan mempunyai ruang di dalamnya karena adanya pembagian. Namun Islam tetap memberikan celah atau jalan keluar untuk memberikan harta tersebut kepadanya dengan ketentuan akad hibah, yang memperbolehkan ahli waris non-Muslim untuk menerima warisan tersebut, meskipun hal itu terhalang. Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis mengusulkan beberapa saran sebagai berikut: Ketentuan hukum waris beda agama perlu ditinjau kembali melalui peraturan hukum atau yurisprudensi.

Pembagian hak waris kepada ahli waris yang berbeda agama melalui wasiat wajib dalam kaitannya dengan hukum waris Islam.

PENUTUP

Kesimpulan

Namun berdasarkan fikih dan/atau adat (urf') dan dilindungi secara ketat sesuai syariat Islam dalam ayat 59 Surat An-Nisa, dapat dipahami bahwa pewarisan beda agama dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut;

Saran

  • Daftar Nama Kepala Kampung Desa Sido Mukti
  • Jumlah Penduduk
  • Tingkat Pendidikan Desa Sido Mukti
  • Mata Pencarian Penduduk Desa Sido Mukti
  • Pola Penggunaan Tanah Desa Sido Mukti
  • Sarana dan Prasarana Desa yang Dimiliki Desa Sido Mukti

Gambar

Foto 1. Wawancara dengan Ibu Sumarni
Foto 2. Wawancara dengan Ibu Sumarti

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pendayagunaan infak atas santri dalam perspektif ekonomi Islam di pondok pesantren Darul A’mal 16 B Kota Metro