• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - IAIN Repository"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Materi Sejarah Kebudayaan Islam termasuk materi yang sulit dipahami sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. Banyak ditemukan siswa yang kurang berminat mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam sehingga respon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan guru kurang baik. Proses pembelajaran yang digunakan guru kurang proaktif dan cenderung membosankan, sehingga berbagi informasi hanya satu arah.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Apakah penggunaan metode kolaborasi Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di VII MT Riyadlatul “Ulum Bumiharjo Batanghari Lampung?”.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Yang Relevan

Penelitian pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kolaboratif Think Pair Share ini dilakukan oleh Ari Prastika (0951505), mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro bertajuk. Penggunaan Model Pembelajaran Kolaboratif Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran IPS Siswa VII. kelas SMP Negeri 8 Metro Barat tahun pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dimana hasil akhir penelitian yang dilakukan oleh Ari Prastica menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas belajar dengan menggunakan metode Think Pair Share pada siswa kelas VII SMP Negri 8 Metro Barat.

Selanjutnya peneliti melakukan review terhadap penelitian Turisno, NPM 1181495 Prodi PGMI dengan judul penelitian Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi (card sort) di Kelas IV Madrasah Al-Qur'an Mata Pelajaran Hadits. Berdasarkan penelitian Turisno dikatakan bahwa penggunaan strategi sortir kartu dapat meningkatkan hasil belajar al-qur an hadits di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Sumberrajo Lampung Timur tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian Turisno relevan dengan penelitian ini karena sama-sama menggunakan strategi untuk meningkatkan hasil belajar Al-Qur'an Hadits.

Hasil penelitian ini peneliti gunakan untuk mengkaji penerapan metode Think Pair Share Type untuk meningkatkan hasil belajar sejarah kebudayaan Islam siswa kelas VII MTs Riyadlatul Ulum tahun ajaran 2019/2020. Turisno, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi (tipe kartu) Al-Qur'an Mata Pelajaran Hadits Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Sumberrejo Lampung Timur Skripsi Tahun Pelajaran Jurusan Tarbiyah, Stain, Metro 2015.

Hasil Belajar

  • Pengertian Hasil Belajar
  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
  • Sejarah Kebudayaan Islam

Faktor pembelajaran in-line yang mempengaruhi hasil belajar terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, misalnya kondisi jasmani dan rohani. Sejarah merupakan mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan, sikap dan nilai tentang proses perubahan dan perkembangan dari masa lalu hingga masa kini10.

Melalui pelajaran sejarah, siswa mampu mengembangkan keterampilan berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan dan perubahan masyarakat guna menemukan jati diri. Dengan mempelajari sejarah, siswa akan mampu menganalisis peristiwa yang terjadi di masa lampau dan yang akan datang. Sejarah dimaknai oleh Gottschalk tidak lebih dari catatan peristiwa masa lalu manusia dengan segala aspeknya.

Kisah Ibnu Khaldun dipahami tidak hanya sebagai peristiwa masa lalu, tetapi juga sebagai penalaran kritis untuk menemukan kebenaran suatu peristiwa di masa lalu. Dalam konteks pendidikan, sejarah kebudayaan Islam merupakan kajian terhadap catatan peristiwa di masa lalu tentang karya, perasaan dan kreasi masyarakat Islam pada masa itu, untuk kemudian memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. kehidupan.

Metode Koperatif Learning Tipe TPS

  • Pengertian Metode Kooperatif Think Phair Share
  • Kelebihan Koperatif Learning TPS
  • Langkah-Langkah Metode Koperatife TPS

Pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas terstruktur 15. Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling membantu belajar. Kelompok ini terdiri dari siswa dengan hasil belajar tinggi, sedang dan rendah, laki-laki dan perempuan.

Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa akan mengembangkan keterampilan dalam berhubungan dengan manusia yang akan sangat berguna untuk kehidupan di luar sekolah. Sebelum guru mengajukan pertanyaan atau masalah, terlebih dahulu guru menjelaskan pokok-pokok materi yang akan disampaikan kepada siswa.

Guru meminta siswa untuk berkelompok dengan siswa lain untuk mendiskusikan pertanyaan atau masalah yang mereka temui. Kemudian langkah selanjutnya guru meminta setiap siswa untuk berpasangan, mendiskusikan hasil pemikirannya dengan masing-masing kelompok secara berpasangan.

Hipotesis Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian pada semester gasal di MTs Riyadlatul Ulum mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu belajar 2 jam (2 x 40 menit) untuk setiap pertemuan.

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

Pada penelitian tindakan kelas akan berlangsung dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam (2 x 40 menit) untuk setiap pertemuan yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. . . Pada fase ini, peneliti dan pendidik secara kolaboratif mempersiapkan proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan metode pembelajaran kolaboratif Think Pair Shere (TPS). Pendidik mengajukan pertanyaan atau masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan siswa diminta menggunakan waktu beberapa menit untuk memikirkan solusi dari masalah atau jawaban tersebut.

Guru meminta siswa untuk mengelompokkan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh dengan tujuan untuk menyatukan jawaban atau pendapat. Guru meminta setiap anggota kelompok untuk berbagi dengan seluruh kelas apa yang mereka diskusikan dan membuat laporan tertulis dan kemudian mengadakan kuis individu. Tahapan ini dilakukan dengan mengamati, yang meliputi: mengenali, mencatat dan mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan penelitian selama jam pelajaran.

Hasil tersebut digunakan untuk perbaikan pelaksanaan pada siklus berikutnya yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan temuan hambatan yang terjadi pada proses pembelajaran siklus I dilakukan perbaikan dan pengembangan. Untuk membuktikan adanya perubahan pada siklus II dan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II maka dilaksanakan.

Teknik Pengumpulan data

Untuk membuktikan adanya perubahan pada siklus II dan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus II maka dilaksanakan. evaluasi. satu. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang diamati atau dijadikan sumber data penelitian. Observasi ini dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu partisipasi pasif, partisipasi sedang, observasi terbuka dan terselubung, observasi lengkap.

Saat mengumpulkan data, peneliti dengan jujur ​​menyatakan kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian. Berdasarkan penelitian ini, penulis menggunakan observasi partisipan pasif, jadi dalam hal ini peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati tetapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Interview atau Wawancara adalah proses tanya jawab yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. A.

Metode wawancara yang akan penulis gunakan adalah metode wawancara terstruktur karena dalam hal ini penulis telah menyiapkan rangkaian pertanyaan yang akan diajukan sehingga pewawancara sepenuhnya menguasai jalannya wawancara. Wawancara dilakukan kepada para pendidik untuk menggali informasi guna memperoleh data terkait aspek pembelajaran sejarah kebudayaan Islam kelas VII MTs Riyadlatul Ulum. Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data yang diperlukan melalui foto atau catatan tertulis.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai sekolah dan kelas subjek tindakan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru, buku atau mata pelajaran, sejarah dan kondisi sekolah, dan jumlah guru dan staf, serta jumlah siswa.

Instrumen Penelitian

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah lembar checklist atau lembar observasi kegiatan siswa dan soal tes, soal tes uraian, dan lembar checklist atau lembar observasi kegiatan mengajar dalam pelaksanaan pembelajaran Tink Pair Share (TPS). Menurut Suharsimi Arikunto, “kisi-kisi adalah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dan hal-hal yang disebutkan dalam kolom”.36 Kisi-kisi instrumen menunjukkan hubungan antara variabel yang diteliti dengan instrumen yang digunakan. 2 Dokumentasi Untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan, jumlah guru dan pegawai, jumlah siswa, riwayat lokasi, rencana lokasi, dan data sarana dan prasarana sekolah.

Peneliti akan diobservasi oleh seorang guru sejarah kebudayaan Islam sebagai partisipan dalam penelitian tindakan kelas ini. Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan mengenai jumlah guru dan staf, jumlah siswa, sejarah berdirinya, denah lokasi, dan data sarana dan prasarana yang mendukung. belajar di MTs Riyadlatul Ulum.

Teknik Analisis Data

  • Indikator Keberhasilan

Kegiatan pembelajaran siswa pada pertemuan pertama diamati dengan menggunakan formulir observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Aktivitas belajar siswa pada sesi 2 diamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Aktivitas belajar siswa pada sesi 1 diamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.

Kegiatan pembelajaran siswa dengan menggunakan model kolaborasi Think Pair Share (TPS) pada I. dan II. siklus, dapat dilihat dari tabel berikut. Berdasarkan tabel tersebut, untuk gambaran yang lebih jelas, perbandingan kegiatan belajar siswa pada I. dan II. siklus ditunjukkan pada gambar berikut. Secara visual terlihat bahwa aktivitas belajar siswa meningkat dari I. menjadi II.

Hasil penelitian terhadap aktivitas belajar siswa yang diperoleh pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut. Dilihat dari analisis ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II. Hasil belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif Think Pair Share (TPS) dapat ditingkatkan.

Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa siklus II yang mencapai KKM sebesar 78,94%. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa siklus II mencapai 78,942% yang telah tuntas hasil belajarnya. Pembelajaran dengan menggunakan model kolaboratif Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pendidik diharapkan dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ketika melaksanakan pendidikan agama Islam di kelas, karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat membantu pendidik meningkatkan hasil belajar siswa.

HASIL PENEITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Profil MTs Riyadlatul Ulum Batanghari

Gambar

Tabel 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Time Budget Pressure, Fee Audit dan Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit.. E-Proceeding of