• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - IAIN Repository"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dijelaskan bahwa pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan koordinasi penghimpunan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Mengenai pendistribusian zakat, Pasal 25 Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat menyatakan bahwa zakat harus disalurkan kepada mustahiq sesuai dengan syariat Islam.

Pertanyaan Penelitian

Ia berpendapat bahwa lebih utama membayar zakat langsung kepada mustahik (yang berhak menerima zakat) daripada melalui Badan Amil Zakat.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat hal tersebut dalam penelitian yang berjudul: “Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Zakat (Studi Kasus Di Kelurahan Surabaya Ilir Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah)”. A.

Penelitian Relevan

Penelitian Risnawati berjudul: “Manajemen Pengelolaan Zakat Masjid Amina Taqwa Desa Wua-Wua Kota Kendari”. 18 Risnawati, “Pengelolaan Pengelolaan Zakat Masjid Amin Taqwa Desa Wua-Wua Kota Kendari”, dalam http://digilib.iainkendari.ac.id/1184/, diakses 25 Agustus 2019.

LANDASAN TEORI

Persepsi

  • Pengertian Persepsi
  • Jenis-jenis Persepsi
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Pemerintah Indonesia telah membuat beberapa regulasi mengenai Zakat, yaitu dengan mengesahkan UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan telah direvisi dengan UU No. 23 Tahun 2011. Dalam Pasal 19 UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat disebutkan disebutkan bahwa LAZ wajib melaporkan secara berkala kepada BAZNAS tentang pelaksanaan pemungutan, pendistribusian, dan penggunaan zakat yang telah diaudit. Munculnya UU No. 38 Tahun 1999 dan UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat menjadi bukti kuatnya regulasi hukum positif terkait zakat di Indonesia.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan zakat di Desa Watu Toa Kecamatan Marioriwawo berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, serta hasil keputusan Dewan Amil Kabupaten Soppeng Nasional. Badan Amil Zakat (BAZNAS) bersama Kepala Badan Amil Zakat Kecamatan (BAZCAM) yaitu pengumpulan dan pendistribusian zakat dilakukan oleh unit penghimpun zakat (UPZ).

Zakat

  • Pengertian Zakat
  • Dasar Hukum Zakat
  • Macam-Macam Zakat
  • Syarat Wajib Zakat
  • Mustahiq Zakat

Berdasarkan huraian di atas, dapatlah difahami bahawa zakat ialah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT daripada mereka yang mampu untuk diberikan kepada seseorang atau pihak yang berhak menerimanya. Sama ada zakat itu dikeluarkan sendiri atau oleh orang yang menanggung nafkah/fitrahnya atau oleh orang lain. 38. Pertama, zakat harta tak alih (harta lahir) yang nampak umum, seperti binatang: tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan benda logam.

Zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan pada bulan Ramadhan sedangkan zakat mal adalah zakat harta yang dapat berupa hewan ternak, hasil pertanian, hasil perkebunan, emas dan perak, harta perdagangan, hasil tambang dan barang temuan. Artinya: Sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang yang membutuhkan, orang-orang fakir, para pengurus zakat, para dakwah yang yakin hatinya, untuk (membebaskan) hamba, orang yang terlilit hutang, untuk jalan Allah dan untuk orang-orang yang bertakwa. jalan, sebagai ketetapan yang diperintahkan oleh Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Fakir adalah orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan primer (sehari-hari) karena tidak dapat dilihat (bisnis).

Amilin adalah orang yang ditunjuk oleh imam atau naibnya untuk melaksanakan tugas mengumpulkan, mengumpulkan, memelihara, mencatat, dan membagikan zakat. Gharimin adalah orang yang terlilit hutang dan tidak mampu membayar, yang hutangnya bukan karena maksiat. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa golongan orang yang berhak menerima zakat adalah fakir, fakir, amilin, mualaf, riqab, gharimin, fii sabilillah dan ibnu sabil.

Pengelolaan Zakat

  • Perencanaan
  • Pengorganisasian
  • Pelaksanaan
  • Pengawasan

Baznas Provinsi dan Baznas Kabupaten/Kota telah dibentuk dalam rangka pelaksanaan pengelolaan zakat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Dalam undang-undang nomor 23 tahun 2011, pasal 25 wajib menyalurkan zakat di antara mustahiq sesuai dengan hukum Islam. Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan penghimpunan, pendistribusian, dan penggunaan zakat.

Sedangkan pengertian zakat menurut undang-undang di atas adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan hukum yang dimiliki oleh seorang muslim sesuai dengan ketentuan agama, diberikan kepada yang berhak. Menentukan bentuk organisasi atau kelembagaan zakat sesuai dengan tingkat kebutuhan yang ingin dicapai dalam pengelolaan zakat. Setelah dilakukan identifikasi, orang-orang tersebut dilengkapi dengan data khusus, agar teridentifikasi secara tertib dan teratur, sebagai bahan pembuatan program kerja dalam pengelolaan zakat.

Membentuk amil atau pengelola zakat dengan mengangkat orang-orang yang memiliki komitmen, kompetensi, pola pikir dan keahlian untuk melaksanakan pengelolaan zakat. Pengelolaan dan penyelenggaraan zakat di Indonesia diatur berdasarkan UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dengan Surat Keputusan Menteri Agama No. 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 dan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/291 Tahun 2000 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Zakat. Dalam Bab III UU No. 38 Tahun 1999 menyebutkan bahwa organisasi pengelola zakat terdiri dari dua jenis, yaitu lembaga amil zakat (Pasal 6) dan lembaga amil zakat (Pasal 7).64 Selain itu, Bab VII tentang sanksi juga menyebutkan bahwa diancam penjara bagi setiap pengurus zakat yang , karena kelalaiannya, lalai mencatat atau salah mencatat zakat, infak, sedekah, hadiah, wasiat, warisan, dan remisi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, 12, dan 11 undang-undang ini. maksimal tiga bulan.

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data

Penelitian deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengelolaan zakat di Kelurahan Surabaya Ilir Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. Pada tahun 2011-2012 Kota Surabaya Ilir dipimpin oleh Pj. Lurah yaitu Bpk. Wijayadi Sutono, BA. Persepsi Masyarakat Kelurahan Surabaya Ilir Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah Terhadap Pengelolaan Zakat Kabupaten Lampung Tengah Terhadap Pengelolaan Zakat.

Pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada pengelolaan zakat di Desa Surabaya Ilir Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah. Selain itu lembaga amil zakat di kelurahan surabaya ilir merupakan lembaga yang memiliki tingkat kepercayaan yang baik sehingga membuat beliau ingin berzakat melalui lembaga amil zakat tersebut. Terkait minat warga kampung surabaya ilir, meskipun pandangan masyarakat terhadap lembaga amil zakat sangat baik, namun minat masyarakat dalam mengelola zakat di lembaga amil zakat kampung surabaya ilir masih kurang.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pengelolaan zakat pada lembaga amil zakat di Desa Surabaya Ilir Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah sudah baik. Hal ini disebabkan kurangnya animo masyarakat untuk berzakat melalui lembaga amil zakat di Kelurahan Surabaya Ilir. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Desa Surabaya Ilir Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Desa Surabaya Ilir Kecamatan Bandar

  • Sejarah Singkat Desa Surabaya Ilir
  • Kondisi Wilayah Desa Surabaya Ilir
  • Struktur Organisasi Desa Surabaya Ilir
  • Denah Lokasi Desa Surabaya Ilir

Kampung Surabaya Ilir awalnya merupakan kampung adat yang didiami oleh marga Unyi Surabaya Ilir yang dipimpin oleh seorang tokoh adat. Pada tahun 1972-1979, jabatan tersebut dijabat oleh Pj. Kepala Desa yaitu Bapak Bustam RPM yang wilayahnya berada di bawah yurisdiksi Seputih Surabaya saat itu. Pada tahun 1979 diadakan pemilihan kepala desa secara langsung untuk pertama kalinya dan dihasilkan seorang kepala desa terpilih yaitu Bpk. Komari AS.

Pada masa kepala desa Bpk. Komari As, Kelurahan Surabaya Ilir dibagi menjadi 6 kampung persiapan pada tahun 1987, antara lain: Subang Jaya, Beringin Jaya, Cempaka Putih, Sidodadi, Sumber Agung dan Takdorpe. Pada tahun 1997, diadakan pemilihan kepala desa yang ketiga lagi, dan Mr. Jahidi terpilih sebagai kepala desa. Dan pada tahun 2007, Kota Surabaya Ilir mengadakan Pemilihan Lurah Keempat dan terpilih sebagai Lurah yaitu Bapak. Henry Jaya.

Tahun 2012 kelurahan surabaya ilir mengadakan pemilihan kepala desa kelima dan terpilih sebagai kepala desa adalah bapak usman 2012-2018 tahun 2018 desa surabaya ilir mengadakan pemilihan kepala desa keenam dan terpilih sebagai kepala desa adalah Pak Usman. Penduduk desa Surabaya Ilir terdiri dari berbagai suku, agama dan ras, sehingga keragaman tersebut merupakan modal besar dalam memajukan dan melaksanakan pembangunan di segala bidang.

Persepsi Masyarakat Desa Surabaya Ilir Kecamatan Bandar

Menurut masyarakat, peran lembaga amil zakat di Kelurahan Surabaya Ilir cukup penting, seperti yang dituturkan oleh Bapak. Rohayan, sebagai muzakki yang membayar zakat melalui lembaga amil zakat, mengatakan bahwa lembaga amil zakat mampu mengelola zakat yang ada secara efektif dan efisien. Dalam hal ini lembaga amil zakat di Kelurahan Surabaya Ilir berperan sebagai lembaga yang tanggap untuk mengantisipasi permasalahan tersebut dengan memberikan bantuan kepada masyarakat yang berhak menerima zakat. Sosialisasi dilakukan dengan memberikan pemahaman dan manfaat membayar zakat melalui lembaga amil zakat desa. 97.

Adapun kendala yang dihadapi oleh lembaga amil zakat di desa surabaya ilir menurut bapak. Kholil, terdapat beberapa kendala pengelolaan zakat yang belum berjalan maksimal, antara lain terkait sarana dan prasarana seperti ruang pribadi yang kurang memadai. Selain itu, menurut Bapak Solikhin, masih ada kekhawatiran di masyarakat bahwa zakat yang mereka bayarkan kepada lembaga amil zakat tidak sampai kepada mereka yang berhak menerimanya. Untuk mengatasi hal tersebut, menurut Bpk. Kholil, amil zakat tidak berhenti memberikan sosialisasi tentang manfaat zakat melalui lembaga amil zakat.

Seperti yang dituturkan oleh Pak Rahman sebagai salah satu anggota masyarakat mengatakan bahwa beliau tidak tertarik membayar zakat di lembaga amil zakat di Kelurahan Ilir Surabaya karena ingin membantu orang lain secara langsung. Namun pendapat muzakki baik, minat masyarakat untuk berzakat melalui lembaga amil zakat masih kurang. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang tidak rutin mengikuti pengajian atau yasinan sehingga mereka mengetahui sikap amil zakat yang biasa disosialisasikan dalam kegiatan tersebut.

Analisis

Masyarakat beranggapan bahwa dengan membayar zakat secara langsung, muzakki merasa puas dan merasa dihargai oleh masyarakat sekitar, selain itu juga merasa aman karena yakin zakatnya telah diterima langsung oleh mustahiq. Hal ini dikarenakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi adalah minat, sehingga persepsi masyarakat terhadap pengelolaan pengelolaan zakat termasuk dalam persepsi negatif, dikarenakan kurangnya informasi yang diterima masyarakat tentang lembaga amil zakat di Kelurahan Surabaya Ilir memiliki . Sangat wajar dan sangat manusiawi, dimana anda ingin memberikan langsung kepada orang lain hasil kerja keras anda dengan tangan anda sendiri.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa persepsi warga Kelurahan Surabaya Ilir tentang pengelolaan zakat pada lembaga amil zakat Kelurahan Surabaya Ilir termasuk ke dalam persepsi negatif. Hal ini sangat wajar dan sangat manusiawi, dimana anda ingin memberikan hasil kerja keras anda kepada orang lain dengan tangan anda sendiri, secara langsung. Maka seluruh masyarakat Kelurahan Surabaya Ilir ramai-ramai memberikan zakat kepada lembaga amil zakat dengan tujuan agar pendistribusian zakat dapat tersalurkan secara merata kepada mustahiq yang membutuhkan.

Kepada lembaga amil zakat di Kelurahan Ilir Surabaya agar lebih giat lagi mensosialisasikan program-program lembaga amil zakat agar semua masyarakat mengetahuinya, tidak hanya dalam acara-acara keagamaan tetapi juga dalam acara-acara lainnya. Manajemen Pengelolaan Zakat di Desa Watu Toa Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Soppeng, di http://repositori.uin-alauddin.ac.id/1104/. Pengurusan Pengurusan Zakat Masjid Amin Taqwa Kelurahan Wua-Wua Kota Kendari dalam http://digilib.iainkendari.ac.id/1184/.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Pasal 1 ayat (13) Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, yang dimaksud dengan prinsip syari’ah adalah aturan-aturan perjanjian yang

128 Lihat Pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawian. 129 Lihat Pasal 7 ayat 1 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahas Atas Undang- Undang Nomor