• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - IAIN Repository"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Berdasarkan permasalahan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah “Bagaimana review RUU Ekonomi Syariah Terhadap Jual Beli Melalui Vending Machine?”. Skripsi Nur Farida tahun 2004 berjudul: “Studi Komparatif Pendapat Imam Hanafi dan Imam Syafi’I tentang Order Jual Beli dan Relevansinya dengan Perdagangan di Indonesia.” Penjelasan pesanan jual beli menurut pandangan mazhab Syafi'i dan mazhab Hanafi sama-sama mensyaratkan atau memahami ketentuan seperti barang, harus jelas, sifat dan sifatnya. Risalah Salman al-Farisi tentang: “Pendapat Imam Syafi'I dan Imam Malik tentang Jual Beli Sperma Hewan” menjelaskan jual beli sperma hewan menurut pendapat Imam Syafi'I dilarang dan termasuk dalam perdagangan rusak, sedangkan risalah Imam Malik jual beli sperma hewan dilarang, jika tidak mendapat jaminan dan jelas maka boleh.

Berdasarkan permasalahan yang mereka angkat, terlihat jelas bahwa apa yang ditulis oleh Nur Farida dan Salman al-Farisi berbeda fokus kajiannya dengan apa yang menjadi fokus kajian penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada kompilasi hukum ekonomi syariah tentang jual beli melalui mesin penjual otomatis. Berdasarkan penelitian yang relevan di atas, meskipun telah ada penelitian tentang jual beli yang telah dilakukan sebelumnya, namun penelitian tentang jual beli dalam penelitian ini merupakan duplikasi atau pengulangan dari penelitian sebelumnya karena aspek-aspek yang menjadi fokus kajian sudah jelas. berbeda.

8Nur Farida, “Studi perbandingan antara pendapat Imam Hanafi dan Imam Syafi'i tentang perintah jual beli dan kepentingannya bagi perdagangan di Indonesia”, (Skripsi-IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2004), 10. 9Salman Al Farisi, “Pendapat Syafi'idan Imam Imam Malik tentang Jual Beli Mani Hewan”, (Skripsi-IAIN Sunan Ampel, Surabaya 2009), 99.

Metode Penelitian

Berangkat dari teori jual beli melalui mesin penjual dari kompilasi hukum ekonomi syari'ah, hingga mengulas praktek jual beli. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada berbagai bentuk jual beli yang perlu diperhatikan. Selain itu, kesepakatan sangat penting dalam keputusan transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan pembeli.

Penunjukan dianggap memenuhi persyaratan khusus barang yang diperjualbelikan apabila barang tersebut berada di tempat jual beli. Salah satu unsur jual beli yang sangat penting dalam transaksi jual beli adalah mufakat. Praktik transaksi jual beli yang dilakukan oleh masyarakat di suatu daerah juga diperhitungkan.

Jika melihat syarat dan rukun jual beli mu'athah hampir sama dengan praktek transaksi jual beli melalui vending machine. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jual beli vending machine adalah jual beli yang sah dan sesuai dengan Hukum Ekonomi Syariah.

LANDASAN TEORI

Pengertian Jual Beli

Hubungan dengan jual beli adalah mengenai hak pembeli untuk menerima, menerima atau menuntut barang yang dibayar dan kewajiban penjual untuk menyerahkan, memberi dan memenuhi barang yang dibeli. Hendi Suhendi berkata jual beli ialah "perjanjian untuk menukar barang atau barang yang bernilai secara sukarela antara kedua-dua pihak, satu menerima barangan dan satu lagi menerimanya mengikut perjanjian atau terma yang diluluskan dan dipersetujui." 4. Maksudnya ialah jual beli adalah proses pertukaran barang secara sukarela yang dilakukan oleh penjual dan pembeli, yang dalam pelaksanaannya sesuai dengan hukum syarak dan ada kesepakatan.

Jual beli menurut KUH Perdata dan Hukum Acara Perdata juga disebutkan dalam bab kelima tentang jual beli pasal 1457 “jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana satu pihak berjanji untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak lain untuk membayar harga yang dijanjikan".5 . Oleh karena itu jual beli adalah perjanjian pengikatan atas suatu kebendaan yang dilakukan oleh dua pihak, yang satu sebagai penerima barang dan yang lain sebagai pihak yang menyerahkan barang. Menurut ulama Hanafiah sebagaimana dikutip oleh Rahmat Syafe'i mengatakan bahwa jual beli adalah “pertukaran harta (barang) dengan harta dengan cara yang khusus (dibolehkan)”.6 Menurut Imam Hanafi, bahwa jual beli adalah tukar menukar harta atau barang dengan cara

Berdasarkan pendapat ulama Hanafi, dapat disimpulkan bahwa jual beli adalah suatu proses pertukaran sesuatu dengan cara yang diperbolehkan menurut syariat Islam, yang didalamnya terkandung penyerahan barang atas dasar persetujuan bersama tanpa ada tujuan untuk itu. memberi. Jual beli yang dimaksud adalah suatu proses pelaksanaan yang dikatakan terjadi pada saat barang yang diperjualbelikan diterima dan dibayar secara sukarela.

Dasar Hukum Jual Beli

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa jual beli adalah suatu kegiatan dimana seorang penjual menyerahkan barangnya kepada seorang pembeli setelah keduanya menyepakati barang tersebut, setelah itu pembeli menyerahkan sejumlah uang untuk ditukar dengan barang yang dibelinya. telah diterima, yang penyerahannya dilakukan oleh kedua belah pihak atas dasar kerelaan yang sama. Pada ayat sebelumnya di atas, Allah menggambarkan keadaan orang yang mengambil harta dengan cara riba lalu memakan hartanya, yaitu seperti orang yang kerasukan setan. Keadaan seperti itu tidak lain karena mereka menyamakan hukum riba dengan jual beli yang jelas-jelas telah dihalalkan oleh Allah SWT.

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling menikmati harta kekayaan dengan cara yang batil, kecuali dalam jual beli yang dilakukan dengan sukarela..” tidak disetujui dengan syara' (kebohongan) kecuali untuk perdagangan yang di dalamnya ada unsur penolakan satu sama lain. Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa selain jual beli harus memenuhi rukun dan syarat yang akan penulis uraikan pada subbab berikutnya, ada juga anjuran syarat lain yang tidak tampak (internal).

Oleh karena itu, dalam melakukan transaksi jual beli diperlukan persetujuan dan akseptasi agar wasiat yang semula dilestarikan menjadi jelas. B. Pekerjaan mana yang terbaik? pekerjaan manusia dengan tangannya dan setiap transaksi yang bersih. Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits di atas menimbulkan pertanyaan dari para sahabat yang menanyakan pekerjaan apa yang paling baik.

Keabsahan ijma' adalah para ulama ijma' dari berbagai mazhab telah menyepakati bahwa hal itu akan disyariatkan dengan undang-undang dan jual beli akan sah. Selain itu, dalam konteks Indonesia juga terdapat legitimasi dari Kompilasi Hukum Ekonomi Islam (KHES) pasal 56-115.16.

Rukun dan Syarat Jual-Beli

Berdasarkan penilaian di atas dapat disimpulkan bahwa rukun jual beli harus memenuhi empat rukun yaitu terdiri dari penjual, pembeli, ijab dan qabul serta barang yang diperjualbelikan. Sedangkan syarat jual beli ada empat macam, yaitu syarat terpenuhinya akad (syurut al-in'iqad), syarat selesainya jual beli (syurut al-nafadz), syarat sahnya (syurut al -sihhah) dan syarat-syarat yang mengikat (syurut al-luzum). Adanya syarat tersebut bertujuan untuk menjamin bahwa jual beli yang telah selesai akan membawa kebaikan bagi kedua belah pihak dan tidak ada yang dirugikan.

- Pihak dalam kontrak penjualan adalah penjual, pembeli dan pihak lain yang berpartisipasi dalam kontrak. Obyek jual beli terdiri dari barang berwujud dan tidak berwujud, barang bergerak dan tidak bergerak, serta terdaftar dan tidak terdaftar. Ketika terjadi perubahan kontrak penjualan karena adanya perubahan harga, maka kontrak terakhir yang berlaku.

Persetujuan berakhir jika salah satu pihak menunjukkan ketidakbenaran dalam menyatakan persetujuan dan kesepakatan, baik dalam kata maupun perbuatan, sehingga tidak ada lagi alasan untuk melanjutkan jual beli. Berdasarkan penjelasan kompilasi hukum ekonomi syariah, transaksi jual beli harus memenuhi unsur jual beli, antara pembeli dan penjual harus ada kesepakatan yaitu ijab dan qabul antara pihak satu pertemuan, sehingga transaksi jual beli adalah sah. Kedua belah pihak yang melaksanakan akad jual beli harus benar-benar senang dan rela.

Orang yang boleh membuat akad jual beli ialah orang yang memenuhi empat kriteria: merdeka, baligh, berakal budi dan rasyid (untuk membelanjakan hartanya). Oleh itu, setiap penjual dan pembeli boleh menerima barangan kepunyaan mereka serta menghantar barangan yang mereka jual atau wang bayaran. Apabila sistemnya begitu, maka secara asasnya jual beli ini adalah jual beli salam36.

Sah tidaknya transaksi jual beli tergantung pada terpenuhi atau tidaknya rukun dan syarat yang berlaku dalam jual beli tersebut. Dari penjelasan di atas, jelaslah bahwa menurut penulis Pilar dan Syarat Dagang harus ada penjual, pembeli, barang yang diperjualbelikan, dan isi akad. Jika salah satu rukun dan syarat tersebut tidak ada, maka hukum jual beli batal.

Macam-macam Jual Beli

Vending machine tidak membutuhkan operator untuk menjual barang, kita bisa memilih sendiri barang yang kita inginkan. Selanjutnya mengenai kesepakatan proses jual beli dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah juga disebutkan dalam pasal 59 bahwa : Jika kita perhatikan transaksi jual beli melalui vending machine, dapat dipahami bahwa objek yang diperjualbelikan memenuhi persyaratan obyek dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah.

Intinya ialah, bagaimana dan bagaimana pun pembelian dan penjualan dilakukan, semuanya memerlukan faedah untuk dijana.

Diagram  alir  vending  machine  dapat  dilihat  seperti  gambar  berikut  ini:
Diagram alir vending machine dapat dilihat seperti gambar berikut ini:

Gambar

Diagram  alir  vending  machine  dapat  dilihat  seperti  gambar  berikut  ini:

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Ulama Syafi‟i, Maliki dan Hambali, selama akad hiwalah sudah berlaku tetap, kerana persyaratan yang ditetapkan sudah terpenuhi, maka akad hiwalah tidak dapat