PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengertian masyarakat desa Kalirandu tentang hutang padi adalah penyerahan tanah milik dengan imbalan sejumlah uang dalam jangka waktu yang telah disepakati. Selain itu, dalam memenuhi utang dengan agunan sawah, sering dijumpai pemilik tanah menjaminkan sawahnya pada saat sawahnya sudah ditanami.
Pertanyaan Penelitian
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dalam hal ini peneliti akan melakukan penelitian tentang “Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktek Penjaminan (Agunan) Lahan Pertanian Pedi di Desa Kalirandu Kecamatan Seputih Agung”. Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menjadi acuan dasar bagi masyarakat dan peneliti dalam melakukan praktik penjaminan tanah tandus pertanian.
Penelitian Relevan
Terjadinya kreditur dengan jaminan lahan pertanian padi atas dasar urgensi kebutuhan finansial debitur. Utang dan piutang yang dijaminkan (agunan) untuk lahan pertanian padi di Desa Kalirandu telah memenuhi rukun dan syarat yang ada.
LANDASAN TEORI
Konsep Jaminan Collateral
- Pengertian Jaminan Collateral
- Dasar Hukum Jaminan Collateral
- Syarat Barang Sebagai Jaminan Collateral
Harga pembelian benih yang masih harus dibayar dan biaya panen yang belum dibayar dibayar dari hasil panen didahulukan kepada piutang kepada pemberi sewa, sedangkan harga pembelian alat yang belum dibayar adalah dari hasil penjualan alat. 34; peraturan ketenagakerjaan di perusahaan perkebunan”; jumlah yang harus dibayar oleh pemberi kerja pada saat pemutusan hubungan kerja berdasarkan Pasal 1603 s bis kepada pekerja; jumlah yang harus dibayar oleh pemberi kerja kepada keluarga pekerja karena kematian pekerja pekerja berdasarkan Pasal 13 (4) “Peraturan Ketenagakerjaan Pada Perusahaan Perkebunan”, apa dasarnya.
Fungsi Jaminan
Macam-Macam Jaminan
Properti yang dijaminkan, yaitu properti yang digadaikan, dapat mengikat secara hukum jika terjadi wanprestasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam pengertian lain, jaminan perseorangan dikatakan sebagai perjanjian antara debitur (kreditur) dengan pihak ketiga, yang menjamin terpenuhinya kewajiban debitur (debitur). Jaminan kebendaan adalah suatu perbuatan berupa jaminan dari kreditur kepada debitur, atau antara kreditur dengan pihak ketiga, untuk menjamin terlaksananya kewajiban debitur.
Jaminan kebendaan dapat diadakan antara kreditur dengan pihak ketiga yang menjamin terpenuhinya kewajiban debitur (debitur). Dalam jaminan kebendaan, kreditur berhak mendahulukan pemenuhan debiturnya mengenai pembagian hasil eksekusi benda-benda tersebut. Pemberian jaminan kebendaan selalu berusaha untuk memisahkan sebagian dari kekayaan seseorang, peminjam, dan menyediakannya untuk pemenuhan (pembayaran) kewajiban (utang).
Ketentuan Jaminan
Jaminan dalam Hukum Ekonomi Syariah
25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn, dijelaskan bahwa murtahin berhak menahan barang sampai semua hutang Rahn lunas. Pada prinsipnya marhuni (barang) tidak dapat digunakan oleh murtahin, kecuali jika izin diberikan oleh rahin tanpa mengurangi nilai marhuni, dan penggunaannya hanya sebagai pengganti biaya pemeliharaan. Pada prinsipnya Marhun tidak dapat digunakan oleh Murtahin kecuali atas izin Rahin, tidak mengurangi nilai Marhun, dan penggunaannya hanya sebagai pengganti biaya pemeliharaan dan pemeliharaan.
Selain dijelaskan dalam Fatwana Dewan Syariah Nasional Nomor: 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn, hal ini juga dijelaskan dalam Fatwana Dewan Syariah Nasional Nomor: 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas. Rahn Emas diperbolehkan berdasarkan prinsip Rahn (lihat Fatwa DSN Nomor 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn). Kedua: Fatwa ini berlaku sejak tanggal yang ditentukan, dengan syarat jika di kemudian hari ternyata kekeliruan, maka akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
Utang-Piutang
- Pengertian Utang-Piutang
- Rukun dan Syarat Utang-Piutang
Praktek Pengamanan Usahatani Padi Berdasarkan Hukum Ekonomi Syariah di Desa Kalirandu Kecamatan Seputih Agung, Ekonomi Syariah di Desa Kalirandu Kecamatan Seputih Agung. Saat ini di Desa Kalirandu, berbagai kalangan, terutama masyarakat tani, melakukan utang beragun sawah. Apalagi selama praktek agunan (agunan) untuk tanah pertanian padi, tidak pernah terjadi perselisihan antara debitur dan kreditur di desa Kalirandu.
Analisis Praktek Jaminan (Agunan) Lahan Pertanian Turquoise Berdasarkan Hukum Ekonomi Syariah di Desa Kalirandu Kecamatan Seputih Agung, Ekonomi Syariah di Desa Kalirandu Kecamatan Seputih Agung. Sedangkan praktik penjaminan tanah (jaminan) sawah pertanian di Desa Kalirandu Kecamatan Seputih Agung terjadi karena kebutuhan dana debitur yang mendesak. Praktek penjaminan (jaminan) tanah pertanian dengan pasir di Desa Kalirandu Kecamatan Seputih Agung terjadi karena kebutuhan dana debitur yang mendesak.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang dilakukan di lapangan atau pada suatu lokasi penelitian yaitu suatu tempat yang dipilih sebagai tempat untuk menyelidiki gejala-gejala objektif yang terjadi di lokasi tersebut 41 Sedangkan sifat penelitiannya adalah kualitatif yaitu prosedur penelitiannya Bidang. yang menghasilkan data deskriptif, yang berupa data tertulis atau lisan dari orang-orang dan penelitian yang diamati. Penelitian lapangan adalah penelitian yang mengumpulkan data di lapangan, seperti di komunitas dan organisasi sosial. Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti akan menggunakan jenis penelitian lapangan kualitatif dengan cara mengumpulkan data dari masyarakat mengenai Praktek Pengagunan Lahan Pertanian (Studi Kasus Desa Kalirandu Kecamatan Seputih Agung).
Sifat penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang mengungkapkan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek/objek penelitian saat ini berdasarkan fakta-fakta yang muncul atau sebagaimana adanya.42 Deskriptif dalam hal ini adalah metode digunakan untuk mendeskripsikan tinjauan hukum ekonomi Islam tentang praktik agunan atas tanah pertanian (studi kasus desa Kalirandu, kecamatan Seputih Agung).
Sumber Data
Sebagai kontributor utama informasi dari sumber data primer, peneliti juga melakukan wawancara dengan berbagai masyarakat yaitu Guntur, Sukadi, Kardi yang mengagunkan sawahnya sebagai jaminan hutang kepada Pak Adi, Pak Muslimin dan Pak Slamet sebagai kreditur. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen resmi, buku-buku yang berkaitan dengan obyek penelitian, hasil penelitian berupa laporan, tesis, tesis dan peraturan perundang-undangan. Sumber data sekunder diharapkan dapat mendukung peneliti dalam mengungkap data yang dibutuhkan untuk penelitian, menjadikan sumber data primer lebih lengkap.
Data sekunder yang peneliti gunakan berasal dari pustaka, gambar, dokumen dan sumber lainnya yang tentunya sangat berguna dalam pengumpulan data.
Teknik Pengumpulan Data
Desa Kalirandu merupakan salah satu dari 10 desa yang ada di Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Selanjutnya debitur mencari informasi tentang pihak yang akan menyerahkan utang dengan jaminan atas sawahnya. Akhirnya pihak yang berhutang menemukan pihak yang mau memberikan hutang sebagai jaminan sawah.
Terjadi pertemuan antara pihak debitur dan kreditur untuk pelaksanaan utang-utang berdasarkan agunan tanah pertanian aromatik. 67. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan debitur dan debitur dengan agunan (agunan) tanah berpasir. Dari uraian rukun dan syarat di atas dapat dianalisis bahwa dari segi rukun dan syarat tanah pertanian padi desa Kalirandu sudah memenuhi rukun dan syarat yang ada, karena rukun dan syarat sudah terpenuhi.
Teknik Analisa Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Desa Kalirandu Kecamatan Seputih
- Sejarah Berdirinya Desa Kalirandu
- Visi dan Misi Desa Kalirandu
- Letak Geografis Desa Kalirandu
- Keadaan Sosial
- Struktur Organisasi Pemerintahan Desa dan Data Profesi
Awalnya Desa Kalirandu hanya di huni oleh beberapa penduduk saja yaitu Umbul Panji penduduk asli, namun seiring perkembangannya semakin banyak orang yang datang dan bermukim di wilayah desa Kalirandu, sehingga pada tahun 1954 saat itu terdapat sekitar 200 KK dan 600 orang. Namun dengan keyakinan yang berbeda, masyarakat desa Kalirandu tidak terpecah belah dan selalu bergotong royong (membantu) dalam segala hal, termasuk dalam bidang ekonomi, mereka saling membantu dan bahu membahu untuk mencapai ekonomi kerakyatan yang sejahtera. Tidak hanya dalam muamalah, masyarakat desa Kalirandu juga saling membantu bahkan dalam bidang kesehatan, keamanan, gotong royong dan bantuan kepada yang membutuhkan dan selalu bersilaturahmi satu sama lain.
Tidak hanya memiliki kepercayaan yang beragam, namun dari segi suku bangsa, masyarakat desa Kalirandu juga memiliki beberapa suku bangsa, seperti suku Jawa, Lampung, Sunda, dan lain sebagainya. Masyarakat desa Kalirandu memiliki berbagai macam pekerjaan yang mereka jalani setiap harinya, mulai dari PNS hingga wiraswasta, dan tidak sedikit juga yang memiliki pekerjaan sebagai peternak dan petani. Praktek agunan tanah pertanian menurut hukum ekonomi syariah di Desa Kalirandu Kecamatan Seputih Agung.
Praktik Jaminan (Collateral) Tanah Sawah Pertanian Menurut
Kepala desa dipaksa untuk mengetahui hutang dan pinjaman sebagai saksi yang kuat oleh oknum penguasa desa mengenai hutang dan pinjaman untuk agunan ladang-ladang dataran pertanian. Oleh karena itu, penduduk hanya menyerahkan ladang-ladang dengan dataran pertanian untuk digarap atas dasar unsur kepercayaan antara debitur dan kreditur. Kemudian warga yang akan berutang memutuskan untuk menjaminkan lahan pertaniannya guna memenuhi kebutuhan finansial.
66 Wawancara dengan Bapak Kardi selaku pemilik kacang dataran tinggi sebagai debitur, pada tanggal 20-11-2019. Dan jika debitur tidak dapat melunasi utangnya, maka tanah tersebut akan dijual kepada pihak debitur.69. Analisis Praktek Agunan Lahan Sawah Berpasir Berdasarkan Hukum Ekonomi Syariah di Desa Kalirandu Kecamatan Seputih Agung.
Analisis Praktik Jaminan (Collateral)Tanah Sawah Pertanian
Hal ini disambut baik oleh kreditur yang rela melepaskan utangnya karena faktor bunga dan kebutuhan lahan pertanian yang akan diusahakan untuk menghasilkan beras guna memenuhi kebutuhannya. Dalam praktek penjaminan jaminan atas sawah pertanian, sebagian besar penduduk dapat melunasi utangnya dengan kreditur, kemudian kreditur akan mengembalikan sawah yang dijaminkan oleh debitur tanpa mengurangi jumlah utangnya. Selain itu, ada juga warga yang tidak bisa mengembalikannya, sehingga sawahnya harus dijual dengan harga standar sawah di Desa Kalirandu.
Artinya dalam praktek kreditur memanfaatkan sepenuhnya sawah-sawah yang dijadikan jaminan atas dasar piutang sebagai jaminan sawah pertanian. Dalam penyelesaiannya, sebagian besar penduduk dapat mengembalikan utang kepada kreditur, kemudian kreditur akan mengembalikan sawah yang dijamin debitur tanpa pengurangan. Selain itu, ada juga warga yang tidak bisa mengembalikannya, sehingga sawahnya harus dijual dengan harga standar sawah di desa Kalirandu.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan Pasal 1131 KUH Perdata, “segala barang bergerak dan tidak bergerak milik debitur, baik yang ada maupun yang akan datang, menjadi jaminan atas perjanjian perseorangan debitur”, sehingga segala harta kekayaan yang dimiliki debitur menurut undang-undang dengan sendirinya menjadi jaminan. untuk perjanjian pribadi debitur. Artinya, pada saat mengamankan sawah pertanian, kreditur memanfaatkan sepenuhnya sawah yang dijadikan agunan atas dasar utang atau kredit.
Saran
Analisis Hukum Penyerahan Sertifikat Rumah atau Tanah Sebagai Jaminan Dalam Perjanjian Pinjam Meminjam Masyarakat di Kecamatan Bandar Simalungun.