• Tidak ada hasil yang ditemukan

tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan jual beli

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "tinjauan hukum islam terhadap pelaksanaan jual beli"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam jual beli harus memperhatikan landasan yang kuat dalam Al-Quran dan Hadits. Jual beli tembakau yang terjadi di Desa Lekor, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah, petani juga sangat mengharapkan keuntungan.

Rumusan Masalah

Kegiatan jual beli dengan perubahan harga sepihak oleh pembeli di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah bahwa kegiatan jual beli ini menyebabkan lemahnya pertanian masyarakat, kelemahan masyarakat untuk kembali menanam tembakau akibat ulah pengepul. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengkajinya melalui penelitian yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Pelaksanaan Jual Beli Tembakau Dengan Perubahan Harga Sepihak (Studi Kasus Desa Lekor Kecamatan Janapria)”.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Permasalahan yang timbul di kalangan petani tembakau masyarakat Desa Lekor Kecamatan Janapria merupakan suatu hal yang sudah dianggap kebiasaan oleh pengepul karena keegoisan pengepul yang merasa bahwa hal tersebut merupakan hal yang lumrah bagi petani dan pengepul. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menambah pemahaman terhadap ilmu yang telah dipelajari, mengetahui bagaimana penerapan teori dalam praktek jual beli tembakau dengan perubahan harga sepihak di Desa Lekor Kecamatan Janaparia Kabupaten Lombok Tengah , dan diharapkan dapat menambah referensi penelitian selanjutnya yang memiliki objek kajian yang sama.

Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian

Telaah Pustaka

Namun, tidak ada yang secara khusus membahas jual beli tembakau dengan perubahan harga sepihak. Fakhatul Bariroh dengan judul “Review Hukum Islam Jual Beli Tembakau Dengan Perubahan Harga Sepihak (Studi Kasus Di Desa Sugihmenak Kecamatan Responsibilityharjo Kabupaten Grogoban)”.

Kerangka Teori

Dalam hukum Islam, transaksi jual beli diperbolehkan atau dibenarkan oleh agama sepanjang memenuhi syarat-syarat yang diperlukan. Jadi tidak semua akad jual beli itu haram menurut anggapan sebagian orang berdasarkan ayat ini. Artinya, pada saat mengadakan perjanjian jual beli, harga barang yang disepakati antara penjual dan pembeli harus jelas jumlahnya dan disepakati atas dasar kesepakatan bersama.

Jual Beli menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) Berdasarkan Pasal 20 ayat 2 KHES menegaskan bahwa bai'. Yang dimaksud dengan obyek jual beli disini adalah obyek yang menjadi sebab terjadinya perjanjian jual beli. Akad jual beli adalah semua yang menunjukkan kehendak kedua belah pihak.

Apabila terjadi perubahan akad jual beli karena adanya perubahan harga, maka akad terakhir dinyatakan sah.

Metode Penelitian

Yang terdiri dari hasil wawancara langsung dengan narasumber baik dari pihak-pihak dalam usaha jual beli tembakau pengumpul, petani (penjual), yang menurut peneliti dapat memberikan informasi yang relevan terkait dengan tema penelitian yang diangkat oleh peneliti. 2) Data sekunder. Data sekunder adalah data yang berasal dari data primer yang selanjutnya diolah menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, bagan, gambar dan sebagainya. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung fenomena atau fakta yang telah terjadi.

Pengamatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran nyata tentang suatu kejadian atau peristiwa untuk menjawab pertanyaan penelitian terkait dengan praktik jual beli tembakau dengan perubahan harga sepihak di Desa Lekor Kecamatan Janapria. Dalam kegiatan reduksi data yaitu proses pemilihan, penyederhanaan fokus, pemisahan, klarifikasi dan transformasi data mentah berupa catatan tertulis dan lisan yang telah terkumpul di lapangan selama proses penelitian. Dengan tujuan agar data yang terkumpul dapat dikuasai peneliti sebagai bentuk dasar untuk menarik kesimpulan sesuai kebutuhan.

Selanjutnya data dimaksudkan untuk verifikasi atau sebagai pembanding antara data yang ditemukan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

Sistematika Pembahasan

Penyajian data adalah kegiatan merangkai kumpulan informasi, sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif berupa catatan lapangan, matriks, grafik dan lain-lain. Dalam hal ini peneliti menggunakan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang diperoleh dari sumber lain dan membandingkan kesesuaiannya dengan referensi yang ada.

Data dan temuan yang dimaksud adalah semua data yang diperoleh di lokasi penelitian mengenai pelaksanaan jual beli tembakau dengan perubahan harga sepihak oleh pembeli di Desa Lekor Kecamatan Janapria Kabupaten Lombok Tengah.

GAMBARAN UMUM DESA DAN KEGIATAN JUAL BELI

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Sejarah Desa
  • Kondisi Geografis
  • Potensi Ekonomi Masyarakat
  • Potensi Bisnis Tembakau di Desa Lekor Kecamatan Janapria
  • Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Faktor/penyebab Terjadinya Jual Beli Tembakau dengan

Tinjauan Hukum IslamTerhadap Perubahan Harga Secara

ANALISIS PRAKTIK PELAKSANAAN JUAL BELI

Analisis Praktik Pelaksanaan Jual Beli Tembakau

Pada bab II di atas peneliti menjelaskan praktik jual beli dengan perubahan harga sepihak yang dilakukan oleh pengepul, kemudian pada bab III peneliti menganalisis hasil observasi dan wawancara terkait praktik jual beli tembakau dengan perubahan harga sepihak. . Di Desa Lekor ditemukan beberapa orang yang mengalami hal yang sama menjual tembakau, tetapi pada akhirnya atau pembayaran uang yang diberikan dengan jumlah yang kecil tidak sesuai dengan yang telah disepakati. dari awal. Dalam kegiatan jual beli tembakau dengan perubahan harga sepihak yang dilakukan di Desa Lekor Kecamatan Janapria merupakan kegiatan yang merugikan salah satu pihak yaitu petani. Dalam kegiatan ini petani sebenarnya berharap agar jual beli berjalan lancar, masing-masing pihak mendapatkan keuntungan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

Mencermati permasalahan yang muncul dalam praktek jual beli dengan perubahan harga sepihak yang dilakukan oleh pengepul dalam jual beli tembakau memang sangat egois, karena petani terkesan tidak berdaya menghadapi perilaku pengepul atas potongan harga yang mereka lakukan. Sedangkan dalam Islam diatur sedemikian rinci agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan dalam suatu kerjasama atau transaksi jual beli. Jika menggunakan akad ini, kemungkinan petani tidak akan kecewa dengan perubahan harga sepihak pembeli.

Analisis Faktor/Penyebab Jual Beli Tembakau Dengan Perubahan Harga Secara Sepihak Di Desa Lekor Kecamatan Janapria.

Analisis Faktor/penyebab Terjadinya Jual Beli

Berdasarkan hasil analisis faktor/penyebab terjadinya jual beli tembakau dengan perubahan harga sepihak oleh pengepul, tembakau yang dibeli basah di sawah dengan kualitas daun tinggi, lebar, tebal dan jumlah daun baik, namun jika proses petik ke kiln kurang baik sesuai aturan tembakau akan rusak apalagi pada saat di oven suhu api pada saat menguning pemasakan batang harus pas , karena ini adalah kuncinya. Dan dalam jual beli tembakau, biaya produksi tembakau akibat pemanenan yang tidak terkendali, terutama biaya ekspor akan meningkat, sehingga bagian produksi yang paling sulit membutuhkan banyak tenaga kerja. konsumsi meningkat, pembayaran tembakau dialihkan di jalan tengah dan mengalami kerugian. Kajian hukum Islam terhadap jual beli tembakau dengan perubahan harga sepihak di Desa Lekor Kecamatan

Analisis Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Perubahan harga sepihak oleh pengepul saat jual beli tembakau di Desa Lekor Kecamatan Janapria. Dalam kegiatan jual beli tembakau dengan perubahan harga secara sepihak oleh pengepul dalam hal objek yaitu barang yaitu tembakau yang diperdagangkan setelah dianalisa memenuhi syarat dan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Namun jika jual beli tembakau tidak sesuai dengan kesepakatan, terjadi perubahan harga sepihak oleh pengepul, maka jual beli tersebut tidak diperbolehkan karena mengandung unsur gharar yang menimbulkan kerugian.

Itulah penyebab terjadinya perubahan harga sepihak oleh pembeli saat jual beli tembakau di Desa Lekor Kecamatan Janapria. Menurut syariat Islam, praktik jual beli tembakau dengan perubahan harga sepihak yang dilakukan oleh pengepul tidak sesuai dengan ketentuan syariat Islam karena terdapat unsur ketidakjelasan dalam pembayarannya. Perubahan harga sepihak yang terjadi, pengusaha yang membeli dan menjual melakukannya atas kehendak bebasnya sendiri tanpa paksaan dari siapapun.

Mohammad Alim Mutaqin, “Kajian Hukum Islam Tentang Perubahan Harga Secara Sepihak Oleh Pembeli Studi Kasus Jual Beli Tembakau Di Desa Sukorejo Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grogoban, Skripsi, FS UIN Walisongo, Semarang, 2015.

PENUTUP

Kesimpulan

Proses pelaksanaan jual beli tembakau dengan perubahan harga sepihak di Desa Lekor Kecamatan Janapria dilakukan dengan cara para pengepul datang langsung ke ladang untuk melihat tembakau yang hendak dibeli kemudian ke rumah petani untuk menentukan dan menyepakati harga agar tidak diragukan lagi kondisi barangnya. Tembakau tersebut dijual basah di ladang dan pembayaran dilakukan kepada petani setelah tembakau yang sudah jadi dijual ke gudang. Dalam pembelian ini, pengepul tidak membayar lunas kepada petani, karena menurut mereka tembakau yang dibeli dari petani setelah dibuka tidak baik menurut pandangan mereka, sehingga harga jual di gudang otomatis berkurang, yaitu tidak Bagus.

Faktor/penyebab terjadinya jual beli tembakau dengan perubahan harga sepihak oleh pembeli di Desa Lekor Kecamatan Janapria adalah kualitas tembakau yang kurang baik sehingga menyebabkan kerugian pada pengepul, sehingga hasil tembakau diharapkan dapat membayar petani secara penuh, bukan? tidak ada, tidak ada biaya produksi dari panen hingga siap dikirim ke gudang yang tidak terkontrol yang menghabiskan banyak biaya. Transaksi jual beli tidak sah, karena para kolektor tidak sepenuhnya atau sempurna memenuhi kewajibannya, yaitu tidak memberikan hak petani, dalam hal ini uang, dengan sempurna. Dalam Islam jual beli dengan perubahan harga adalah sepihak jika dilakukan sesuai dengan rukun dan syarat seperti harga yang dibayar sesuai dengan kesepakatan maka sah.

Akan tetapi, jika harga (uang) pembayaran itu diubah secara sepihak tidak sesuai dengan kesepakatan yang ditentukan dalam Islam sebagaimana

Saran

Ade Sholahudin, “Inkonsistensi harga sepihak dalam jual beli sayuran di desa Batursari Sirampog, Tesis, FS UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, 2021. Alfin Naf’ah Fitriyani, “Tinjauan hukum Islam terhadap perubahan harga sepihak di jual beli ikan segar di pelelangan ikan Desa Banyubiru Kabupaten Jembrana Provinsi Bali, Skripsi, FS IAIN Jember, 2016. Listiana, Eka Tyas, “Kajian Hukum Islam Perubahan Harga Sepihak Studi Kasus Jual dan Jual Beli Daging Sapi antara Pemasok dan Pedagang Eceran di Desa Tanduk Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.

Miftahul Jannah, "Bestemmelse af salgs- og købsprisen for kakao i Mekar Jaya Village, Bandar Sribarwono District, East Lampung Regency, Perspective of Compilation of Syari'ah Economic Law, Thesis, FS IAIN Metro, 2020. Muhammad Azani, "Implementering af Salgs- og købstransaktioner i kompilering af Sharia Economic Law (KHES) ) Tampan District, Pekanbaru, Vol.03, nr. 1, august 2011. Penti Vidiantika, "Review of the Compilation of Sharia Economic Law Against Buying and Selling Fruits with the Sack Systemcasestudier i Pulung Market, Pulung District, Ponorogo Regency, afhandling, FS IAIN Ponorogo, Ponorogo, 2021.

Putri Dwi Rahayu, “Revisi syariat Islam terhadap kebiasaan mengubah harga secara sepihak dalam jual beli sayuran Studi kasus di Desa Pedagang Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik, Skripsi, FS UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2018.

Gambar    1:  Wawancara  bersama  Pak  Awan  selaku  pengepul  (Pembeli  Tembakau)
Gambar 1: Wawancara bersama Pak Awan selaku pengepul (Pembeli Tembakau)

Gambar

Gambar    1:  Wawancara  bersama  Pak  Awan  selaku  pengepul  (Pembeli  Tembakau)
Gambar 2: Wawancara bersama Pak Rizal selaku Pengepul (pembeli)
Gambar 3: Wawancara bersama  Ibu Sukarep selaku penjual (petani)
Gambar 4: Wawancara bersama Ibu Aton selaku penjual (petani)

Referensi

Dokumen terkait

BAB II : Kerangka Teori, yang memuat kajian teori terkait judul yakni Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap Praktik Jual Beli Mebel (Studi di Rika Mebel Desa